Anda di halaman 1dari 18

Karakteristik Lumpur

Tinja Indonesia

Survei di 4 kota sebagai bagian dari


Kemitraan Operator Air Pendukung ADB

Gambaran Umum
Mengapa harus menganalisis karakteristik

lumpur tinja?
Empat kota di SWOP
Metode survei
Penggolongan Lumpur Tinja
Analisis operasi dan kinerja IPLT
Tantangan dan Kesimpulan

Mengapa Menganalisis?
Sistem Sanitasi Setempat digunakan oleh

83% penduduk, tetapi data khusus


Indonesia terbatas;
Beberapa IPLT tidak beroperasi dengan baik dan ada
rencana membangun IPLT baru;
Memilih jenis dan ukuran dari sistem pengolahan
yang sesuai;
Memahami dan memperbaiki
operasi dan kinerja.

Kota-kota SWOP ADB


Bogor

Jakarta

Melakukan sedot tinja dan mengelola IPLT,


dan IPLT (Tegal Gundil). Sekitar 4 sedot memindahkan tanggung jawab dari DK ke
tinja swasta tetapi tidak membuang ke PDPAL.
IPLT.
Ada >70 truk DK, >70 truk swasta (yang
Rata-rata pembuangan: 3 rumah/hari membuang ke IPLT) dan 4 truk PDPAL.
IPLT: Biodigestor, reaktor baffle,
IPLT di Pulo Gebang (2 sistem) dan di Duri
kolam. Dirancang untuk 7-10 truk/hari. Kosambi. Pulo Gebang sistem baru operasi
Beroperasi sejak tahun 2013.
baik.
Rendahnya pasokan menyebabkan
Pembuangan ke Pulo Gebang Okt 2014: 34
penyumbatan.
truk/hari
Pengelolaan UPT pada sedot (4 truk)

Kota-kota SWOP ADB


Solo/Surakarta
PDAM mengelola IPLT dan melakukan
sedot (1 truk).
Sekitar 7 sedot tinja swasta,
membuang ke IPLT.
1-4 truk/hari ke IPLT (46 pada bulan
Nov 2014), hampir semuanya truck
swasta.
IPLT tidak beroperasi >10 tahun, akses
sulit karena akses harus melalui TPA.

Makassar
UPT bertanggung jawab atas IPLT dan

sedot (8 truk, menguras 2-3rumah/rit).


2 sedot tinja swasta (5 truk), membuang
ke IPLT;
Pembuangan: 1-2 truk swasta dan 1-3
truk UPT per hari;
IPLT Nipa Nipa saat ini sedang
diperbaiki, penyesuaian operasional
dengan sistem baru.

Metode Survei
1.Menemui pejabat yang berwenang, mengumpulkan informasi

dan mengatur pengambilan sampel;


2.Survei rumah tangga dan operator truk (lokasi, usia, jenis
tangki, frekuensi pengurasan, % lumpur, air yang
ditambahkan)
3.Sampel diambil dari 5 truk per kota (target sedot dari tangki
di rumah tangga pada jam terakhir).
4.Sampel dari setiap tahap operasi IPLT.
5.Mengirimkan sampel ke laboratorium lokal dan nasional.
6.Menganalisis hasilnya dibandingkan dengan data
Internasional.

Sampel Tips
Siapkan botol sampel (botol yang bersih dan

kering dengan bukaan lebar, dengan label);


Periksa parameter yang laboratorium uji, volume sampel yang
diperlukan dan jam buka;
Peralatan pengambilan sampel:
o Peralatan keselamatan (kaca mata, sarung tangan, masker wajah)
o Ember besar (sampel dari truk) dan wadah untuk kolam yang dalam
o Air untuk mencuci wadah pengambilan sampel dan botol sampel;
Simpan sampel dengan es untuk pengangkutan (harus dipertahankan
pada suhu 4C) dan sampai di laboratorium dalam waktu < 4jam.

Karakteristik Lumpur Tinja


18 truk membuang sampel dari 4 kota;
Survei latar belakang pada karakteristik lumpur rumah

tangga dan kolam buangan;


Ulangi pengujian di laboratorium lokal dan
Laboratorium Teknik & Parasitologi Universitas
Indonesia (total 27 analisis);
Biologis: BOD, COD
Fisik: TS, TSS, VS, SVI
Lainnya: pH, Amonia, Fosfat, Total

Coliform, Telur Helminth

Hasil: Keakuratan
Ulangi pengujian antara laboratorium:

Perbedaan hasil 6-194%, <10% dapat diterima;


Ulangi uji di laboratorium UI: Perbedaan 12-96%.
Total Padatan Tersuspensi (TSS) analisis di lumpur tinja tidak
mudah dan hasil memiliki banyak variasi. Tapi Total Residu (TS) lebih
mudah dan juga variasi.
Hasil dari laboratorium lokal sering di luar standar parameter.
Hanya beberapa laboratorium dapat analisis semua parameter.
Hasilnya memberikan kisaran di sekitar parameter standar.
Tetapi metode analitis memerlukan cek lebih untuk mengurangi
perbedaan ulangi uji.

Hasil: Parameter Padat


Total Padatan (TS) dapat diterima tetapi rendah.
Total Padatan Tersuspensi (TSS) sangat rendah. Analisis lumpur

tinja tidak mudah, mungkin TS parameter lebih sesuai.


Padatan Volatil (VS) hanya UI Depok yang bisas menganalisis. Hasil
diterima dan sebagian stabilisasi terjadi.
Indeks Volume Lumpur (SVI) hasilnya tidak akurat karena TSS
rendah. Tapi volume pengendapan yang ditetapkan menunjukkan
sebagian besar memiliki endapan yang baik.
Parameter Data Internasional Khusus
N

TS mg/L
TSS mg/L
VS % TS
SVI mL/g

5,000-71,000
5.000-52.000 (250 ww)
45-83%
24-80

17 (>3800)
15 (>250)
9
2

* Hasil berdasarkan data yang diterima. Total sampel = 27, hasil


tidak dipakai jika secara signifikan di luar kisaran internasional.

Hasil Indonesia*
Kisaran
Nilai Tengah

3,820-43,894
274-11,383
56-84%
47-58

15,052
2,664
73%
52

Stdev

14,322
3,767
8.6%
8

Hasil: Biologis
Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) hasil rendah. Beberapa

stabilisasi telah terjadi (3 bulan-14tahun sebelum sedot)


Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) hasil rendah mungkin
karena pengangkutan (>2 jam dan kondisi hangat) atau kurang
pengalaman dengan analisis lumpur tinja.
Rasio COD/BOD jauh lebih rendah dari pada yang diperkirakan
untuk lumpur tinja, lebih seperti air limbah.
Parameter

COD mg/L
BOD5 mg/L
COD:BOD

Data Internasional
Khusus

1,200-83,000
600-2,600
6-9

24
23
23

* Hasil berdasarkan data yang diterima.

Hasil Indonesia*
Kisaran
Nilai Tengah

549-17,875
215-3,500
1.3-2.9

3,284
1,009
2.0

Stdev

4,434
934
0.53

Hasil: Lainnya
pH netral, diharapkan untuk rumah tangga dan tidak ada greywater

Amonia (NH4-N) rendah, mungkin karena tidak ada greywater


Fosfat (PO4) hasil berbeda-beda tetapi dalam kisaran Internasional
Total Coliform berbeda-beda, sulit dianalisis dalam cuaca panas
Telur Helminth berbeda-beda, sebagian memiliki nilai tinggi.

Sulit untuk membandingkan dengan hasil internasional (satuan).


Parameter

Data Internasional Khusus


N

pH
N-NH4
PO4
Total Coliform
Telur Helminth

6-7.7
150-1230
69-186*
0,6-9 juta
16-91/gTS, 16-50/gFS

* Hasil berdasarkan data yang diterima.

29
16
14
17
6

Hasil Indonesia*
Kisaran
Nilai Tengah

Sama
96-398
37-277
4000-39 juta
0-200/gFS

7.4
200
153
8 juta
37/gFS

Stdev

0.38
93
83
15 juta
800

Hasil: Rangkuman
Lumpur Kekuatan Rendah jika dibandingkan dengan standar

internasional. Tetapi seperti yang diperkirakan untuk lumpur yang


disimpan rata-rata 6 tahun.
2,5-6 kali lebih rendah dari pada Petunjuk Teknis Tata Cara
Perencanaan IPLT Sistem Kolam Indonesia
Parameter

BOD mg/L
COD mg/L
COD:BOD
NH4-N mg/L
TS mg/L
TSS mg/L
TVS mg/L
Jml Telur
Helminth/L

Kekuatan
Tinggi (Toilet
umum)

Kekuatan
Rendah
(Septic tank)

20,000-50,000
2:1-5:1
2,000-5,000
>35,000

<10,000
5:1-9:1
<1000
<30,000

20,000-60,000

<4,000

Penemuan Indonesia
Nilai
(Kisaran)
Tengah
1,009
215-3,500
3,284
549-17,875
2.0
1.3-2.9
200
96-398
15,052
3,820-43,894
2,664
264-11,383
9,869
2,220-33,096
37
0-200 Telur
Ascaris

Pedoman
Desain
Indonesia
5,000

40,000
15,000
25,000

Operasi IPLT
Ada pembuangan ke IPLT di Surakarta dan Makassar, tetapi tidak

beroperasi seperti yang direncanakan untuk mempermudah analisis.


Analisa dari Bogor: Buangan dari digester, saluran masuk
reaktor bafel, saluran masuk alas pengeringan, saluran keluar dan
lumpur kering.
Analisa dari Jakarta (Sistem baru di Pulo Gebang): Tangki aerasi
1 & 2, kolam klorinasi & maturasi, lumpur kering. (Tidak ada
buangan dari IPLT yang dianalisis)
Gambar desain yang terbatas menyulitkan untuk mengetahui desain
operasi dan pemeriksaan kinerja.

Hasil: Performa IPLT


TS

40000

Bogor (Local) 20000


Bogor (UI)
Jakarta (UI)
15000
Int. Min
Int. Max
10000

20000

5000

80000
60000

0
mg/L

Ave. Inflow System 1

System 2

System 3

Outlet

VS

100%

0
mg/L Ave. Inflow System 1

1000

80%

COD
Bogor (Local)
Bogor (UI)
Jakarta (UI)
Int. Min
Int. Max (83000)

System 2

System 3

Outlet

TSS
Bogor (Local)
Bogor (UI)

800

Jakarta (UI)
60%

600

40%

Bogor (UI)
Jakarta (UI)
Int. Min
Int. Max

20%
mg/L
0%

Ave. Inflow System 1

System 2

System 3

Outlet

400
200

0
mg/L Ave. Inflow System 1

System 2

System 3

Outlet

Rangkuman Operasi IPLT


Bogor
Pembuangan rendah/sistem

Jakarta

Tidak ada gambar desain di


terlalu besar menyebabkan
lokasi, operator kesulitas untuk
halangan.
menjelaskan proses.
Digester baru saja tidak
Tidak ada aliran keluar meskipun
terblokir secara manual dan
banyak pembuangan.
pembilasan dengan air dari
IPLT lama lebih banyak
sungai.
digunakan karena lebih dekat (di
Padatan volatil tidak berkurang
depan) & pembuangan gravitasi.
di digester.
Kualitas kolam pembuangan akhir
Hanya 1 dari 4 baffle reactor dan
di atas parameter yang ditetapkan
1-2 sludge drying beds operasi.
Lumpur kering kontaminasi
Lumpur kering mengandung
helminth rendah, kemungkinan
banyak kontaminasi Helminth.
dapat dipakai ulang.

Tantangan
Tidak banyak truk membuang tinja setiap hari dan buruknya

pengolahan.
Hasil pengulangan uji sampel tidak konsisten.
Banyak hasil yang berada di luar parameter standar
internasional.
Mungkin metode analiltis tidak sesuai untuk analisis
lumpur tinja. Bila memungkinkan pakai metode
otomatis/peralatan modern.
Terbatasnya kemampuan laboratorium untuk menganalisis semua
parameter dan transportasi sulit. Sehingga perlu meningkatkan
keterampilan laboratorium lokal.

Kesimpulan
Lumpur Kekuatan Rendah jika dibandingkan dengan standar

internasional, tetapi diperkirakan untuk 6 tahun disimpan.


Karakteristik influen 2,5-6 kali lebih rendah dari pada
Petunjuk Teknis. Mungkin dikaji ulang untuk kondisi lokal.
Pengolahan: Hasil menunjukkan lumpur tinja pemisahan dengan
baik dan penguraian tambahan dapat meningkatkan pengolahan.
Lumpur kering: Kontaminasi rendah pada sampel Jakarta, tetapi
tinggi pada sampel Bogor. Karena variabilitas, dianjurkan untuk
menganalisis potensi risiko sebelum digunakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai