Anda di halaman 1dari 54

STANDAR V

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

EVALUASIPENINGKATAN MUTU
INSTALASI BEDAH SENTRAL
TAHUN 2002
I. EVALUASI PRESTASI KERJA STAF
a. emua staf Skamar operasi setiap bulan dinilai oleh Kepala IBS dengan beberapa
penilaian mecakup : loyalitas, kerja sama, tanggung jawab, prakarsa, prestasi
kerja dan hubungan dnegan pasien.
Masing-masing staf mendapat duplikasi penilaian.
b. Semua staf dengan penilaian tersebut menunjukkan nilai rata-rata : cukup baik
c. Selama tahun 2002 tidak ada staf IBS yang melakukan pelanggaran disiplin kerja
II. MENYELIDIKI UTILISASI KAMAR OPERASI
a. Membuat data dan analisa rata-rata penggunaan kamar operasi (data terlampir)
b. Semua kamar operasi digunakan sebagaimana mestinya.
III. EVALUASI KELUHAN PASIEN
a. Sudah disediakan kotak saran bagi pasien yang memberi saran dan kritik pada
pelayanan Instalasi Bedah Sentral
b. Semua surat yang masuk dibahas dalam rapat peningkatan mutu IBS
c. Selama tahun 2002 , jumlah surat yang masuk : 34 surat yang berisi tentang :
Kepuasan pasien atas pelayanan di Instalasi Bedah Sentral
Saran dan kritik yang membangun yang sudah dibahas di rapat pertemuan
IBS, seperti :
- Ruang tunggu pasien yang kurang luas
- Lama dalam menunggu pre operasi
- Pemberian motivasi pasien pre operasi
IV. DOKUMENTASI KEGIATAN PELAYANAN
a. Semua kegiatan pelayanan yang ada di IBS dicatat dalam buku laporan kegiatan
b. Kegiatan yang tercatat mencakup kegiatan pembedahan , anestesi pertemuan/rapat
koordinasi, diklat dan inventarisasi.
V. KECELAKAAN / KEGAGALAN
Selama pelayanan bedah pada tahun 2002 , tidak ada kecelakaan / kegagalan yang ada
yang meliputi :
a. Kecelakaan yang terjadi pada pasien operasi
b. Kegagalan dalam tindakan operasi
c. Kecelakaan yang terjadi pada team operasi
VI. MENGIKUTI PERTEMUAN / RAPAT KOORDINASI
a. Pertemuan rutin kepala instalasi , kepala ruang , kepala bidang bersama Kepala
BPRSUD Kebumen setiap hari Selasa.
b. Pertemuan rutin kepala ruang dengan kepala bidang perawatan , setiap hari Rabu.
c. Pertemuan rutin supervise tiap minggu II dan IV pada hari Kamis, diikuti oleh
supervisor.
d. Pertemuan rutin Komite Medik (anggota komite Medik) setiap hari Rabu oleh staf
medis.

e. Pertemuan rutin IBS sebulan sekali, diikuti oleh semua petugas IBS.
f. Pertemuan diklat intern IBS sebulan sekali
g. Pertemuan rutin peningkatan mutu IBS.
Kebumen,
Kepala Instalasi Bedah
Sentral

PROSEDUR TETAP BILA KETIDAK SESUAIAN PERHITUNGAN


KASA DAN ATAU INSTRUMEN
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan

Peralatan
Prosedur Kerja

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

Tanggal
Sesuai ketentuan yang mengatur bila tidak ada kesesuaian
penghitungan kasa atau instrument dalam pelaksanaan
tindakan pembedahan.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
1. Setiap penderita yang datang di IGD memperoleh
pelayanan perawatan dan tindakan medis.
2. Penderita mendapatkan kepuasan , keselamatan dan
kesembuhan.
1. Tim penanggung operasi mengadakan penghitungan
kembali jumlah kasa dan instrument
2. Bila tetap tidak ada kesesuaian kasa atau instrument
maka tim operasi memutuskan untuk membuka
kembali tindakan operasinya.
Ruang IBS

PROSEDUR TETAP PERLINDUNGAN DARI PENULARAN


PENYAKIT INFEKSIUS
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan

Tanggal

Tanggal
Melindungi petugas dan pasien dalam tindakan
pembedahan dari penyakit infeksius (missal : Hepatitis)
1. Untuk melindungi pasien dari penyakit infeksius
(hepatitis)
2. Untuk meningkatkan mutu peayanan bedah di IBS
3. Mencegah terjadinya kecelakaan / kegagalan
pembedahan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

1. Pemeriksaan HBSAG pada pasien yang diduga


kecenderungan hepatitis
2. Semua instrument bedah dan linen setelah dipakai
operasi harus direndam bayklin (larutan 10% / 15/30
ml ) sesuai prosedur yang ada.
3. Jadual pasien operasi HBSAG positip menempati
urutan terakhir kecuali emergency.
4. Pasien dengan HBSAG positif dikonsulkan pada
dokter penyakit dalam untuk mendapat pengobatan.
5. Setelah operasi pasien dengan HBSAG positif , kamar
operasi tidak dipakai operasi, sebelum dilakukan
sterilisasi ruangan.
Instalasi Bedah Sentral

PROSEDUR TETAP FUNGSI PERAN KAMAR OPERASI


DALAM KEADAAN DARURAT
NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian

Tanggal
Sebagaia langkah untuk menanggulangi bila ada tindakan
yang perlu segera ditangani antara lain :
1. Bila ada kecelakaan missal
2. Bila ada tindakan emergency
1. Untuk mengkoordinasi petugas bila ada tindakan
darurat
2. Untuk kelancaran tindakan darurat
3. Meningkatkan mutu pelayanan

Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

1. Pemberitahuan dari IGD , bahwa ada peristiwa


kecelakaan missal yang memerlukan tindakan
pembedahan
2. Bila kejadian di luar jam kerja maka petugas supervise
menghubungi driver untuk menjemput petugas jaga
cyto IBS.
3. Bila pasien memerlukan tindakan pembedahan
jumlahnya banyak (lebih dari 3 pasien) maka semua
petugas IBS dihadirkan untuk mempercepat pelayanan
tindakan.
IBS, IGD

KEBIJAKAN TENTANG CATATAN KESALAHAN / KEGAGALAN


DAN MEKANISME PENYELESAIAN
NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
KEBIJAKAN

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

Tanggal

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Tanggal

Pengertian

Catatan tentang kecelakaan / kegagalan di ruang operasi


Misalnya :
Kecelakaan : kena pisau, keserum
listrik , jatuh
Kegagalan : kegagalan operasi ,
kegagalan anestesi

Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan

Unit Kerja Terkait

1. Dicatat dalam buku laporan kegiatan


2. Memberikan informasi tentang kegagalan tersebut
kepada pihak keluarga
3. Diberikan keringanan biaya kepada pihak
keluarga.
Semua Petugas IBS (dokter yang merawat , perawat
dan non perawat)

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

KEBIJAKAN PEMERIKSAAN IDENTITAS PASIEN


NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

TGL BERLAKU

Disiapkan Oleh

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
KEBIJAKAN

Tanggal

Pengertian
Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan

Unit Kerja Terkait

Tanggal
Pemeriksaan identitas pasien yang perlu diketahui adalah
identitas pasien sewaktu tiba di kamar operasi
Untuk melaksanakan pemeriksaan identitas pasien
supaya tidak ada kekeliruan
Untuk memastikan informasi lokasi pembedahan
Untuk
mengecek
persetujuan
operasi
/
infenconsent.
Semua pasien yang tiba di kamar operasi dilakukan
pemeriksaan identitas pasien yang meliputi antara
lain:
1. Nama
2. Umur
3. Alamat
4. Diagnosis
5. Dokter yang merawat
6. Dokter / Perawat anestesi
1. Keluarga pasien/pasien
2. Operator
3. Dokter / perawat anestesi
4. Perawat

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

PROSEDUR TETAP PENAMBAHAN PASIEN OPERASI


NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan
Peralatan

Tanggal
Penambahan pasien operasi adalah penambahan jumlah
pasien yang akan dilakukan pembedahan di IBS
1. Untuk meningkatkan pelayanan
2. Untuk kepuasan pelanggan

Prosedur Kerja

Unit Kerja Terkait

1. Penderita sudah mendapat persetujuan dari


operastor dan di anestesi
2. Persyaratan pre operasi di ruangan sudah
lengkap
3. Kamar operasi pada saat itu masih mampu
4. Ruang yang terkait mendaftarkan ke IBS
1. Poliklinik terkait (THT, Obsyn, Bedah Umum ,
Bedah Orthopedi)
2. Ruang rawat terkait
3. IGD dan ICU

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

EVALUASI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


TETAP INSTALASI BEDAH SENTRAL
BP RSUD KAB.KEBUMEN

I.
TUJUAN
Untuk penyempurnaan kebijakan dan prosedur tetap yang ada dan pembuatan
kebijakan dan prosedur tetap yang belum ada.
II.
HASIL EVALUASI
1. Dengan adanya perubahan format prosedur tetap yang diberlakukan di BPRSUD
Kebumen , maka prosedur tetap yang ada di IBS perlu adanyapenyesuaian
2. Struktur Organisasi IBS juga mengalami perubahan , yaitu adanya perubahan
struktur organisasi rumah sakit di mana Ka.IBS dibawah Kasubid.Pelayanan
Medis II.
3. Untuk pelayanan operasi emergency / cyto yang sebelumnya dilaksanakan di IBS
dipindah ke kamar operasi IGD.

III.
TINDAK LANJUT
1. Revisi penyempurnaan kebijakan dan prosedur tetap yang sudah ada disesuaikan
dengan format yang disepakati di BPRSUD Kebumen.
2. Pembuatan kebijakan dan rpsedur tetap yang belum ada.

Kebumen
Ka. Instalasi Bedah Sentral
BPRSUD Kab.Kebumen

..

PROSEDUR TETAP PROGRAM TINDAKAN


PEMBEDAHAN ELEKTIF DI IBS
NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

Badan
Pengelolaan

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian

Tanggal
Tindakan pembedahan elektif di IBS merupakan tindakan
operasi yang dilaksanakan di IBS
1. Untuk kelancaran tindakan pembedahan
2. Untuk
meningkatkan
pelayanan
pembedahan
3. Untuk kepuasan pelanggan

Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

1. Program untuk pasien elektif dicatat di masingmasing poliklinik dan ditulis di papan tulis disertai
dengan lama operasi.
2. Penderita masuk ke bangsal bedah sehari sebelum
tindakan pembedahan dengan diserta pemeriksaan
persiapan pre operatif lengkap.
3. Petugas ruangan harus sudah mendaftarkan
program operasi sehari sebelum tindakan
pembedahan, paling lambat pkl. 13.00 WIB
4. Penderita sudah dinyatakan layak operasi oleh
dokter yang bersangkutan (operator dan dokter
anestesi)
5. Program operasi disusun oleh petugas IBS
6. Program yang diajukan dari ruangan tidak
semuanya dapat diterima sesuai dengan
kemampuan IBS
7. Program penderita elektif dilaksanakan setiap
hari , kecuali hari Jumat.

Unit Kerja Terkait

1. Poliklinik terkait (THT, Obgyn, Bedah


Umum, Bedah Orthopedi)
2. Ruang rawat terkait
3. IGD dan ICU

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai
KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI IBS
NO DOKUMEN
NO REVISI
HALAMAN
TGL BERLAKU
Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
KEBIJAKAN

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan

Peralatan

Tanggal
Semuatindakan yang dilakukan untuk mengendalikan
terjadinya infeksi nosokomial.
Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
1. Petugas IBS/pasien memakai baju khusus
operasi
2. Memperhatikan batas septic, asetik dan
sterilisasi ruangan
3. Memperhatikan prinsip steril dalam
melaksnakan tindakan pembedahan
4. Membedakan cara pembuangan sampah
infeksi dan non infeksi
5. Melakukan kebersihan ruangan secara
berkala
6. Membersihkan alat-alat secara rutin
7. Menyeterilkan alat-alat operasi sesuai
prosedur
8. Penyimpanan alat steril dengan prosedur
prinsip aseptic
9. Mencegah terjadinya kontaminasi

Prosedur Kerja
Unit Kerja Terkait

1. Semua dokter dan perawat IBS


2. Semua perawat dan dokter di ruang terkait.

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

PENGGUNAAN OBAT HABIS PAKAI


INSTALASI BEDAH SENTRAL BPRSUD KAB.KEBUMEN
Nama
Diagnosa
Alamat
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

:
:
:

Umur
RM
Ruang
NAMA OBAT

ALKOHOL
SOFLON
JARUM OP
PISAU OP
KASSA
PLESTER
HANSKUN
JELLY
PEMBALUT
PERHIDROL
CHROMIC 4/0
CHROMIC 3/0
CHROMIC 2/0
CHROMIC 0
CHROMIC 1
CHROMIC 2
CHROMIC 3
CUT GUT 3/0
CUT GUT 2/0
CUT GUT 0
CUT GUT 1
CUT GUT 2
SIDE 4/0
SIDE 3/0
SIDE 2/0
SIDE 1

JUMLAH
PEMAKAIAN

:
:
:
KETERANGAN

27.
28.
29.
30.

SIDE 2
SIDE 3
Kebumen,
Perawat
(.)

IPSRS
PERMASALAHAN
RUANG

TANGGAL

KELUAHAN :

BARANG
PELAPOR

()
NIP:
TERIMA TGL:

HASIL PERIKSA:

NOMOR :
DISPOSISI :

KEPALA IPSRS

()
NIP:
PROSES PEKERJAAN :
MATERIAL :

TEKNISI/TUKANG :

(..)
RUANG

(..)
1. Arsip Ruangan
2. Arsip IPSRS

PROSEDUR TETAP PERMINTAAN PEMELIHARAAN /


PERBAIKAN SARANA
NO DOKUMEN
NO REVISI
HALAMAN
TGL BERLAKU
Disiapkan Oleh

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP
Pengertian

Tujuan

Tanggal

Tanggal
Permintaan pemeliharaan / perbaikan sarana yang
dimaksud adalah ruangan/User meminta kepada petugas
teknik untuk melaksnakan pemeliharaan / perbaikan alat
yang sedang diguankan atau setelah diguankan terjadi
kerusakan.
Agar alat dalam kondisi baik dan siap pakai.

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Prosedur

Pemeliharaan / perbaikan alat dilaksnakan bila terjadi


kerusakan atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
1. Petugas / User melaporkan permaslahan /
kerusakan kepada IPSRS melalui telephon ,
mendatangi.
2. Petugas/user mengisi blanko permaslahan
3. Petugas teknik IPSRS mendatangi ruangan dengan
membawa peralatan
4. Petugas teknik melakukan pemeliharaan /
perbaikan
5. Petugas teknis mengisi blangko permintaan /
perbaikan
6. Bila perbaikan / pemeliharaan dapat diselesaikan
langsung alat diserahkan ke user.
7. Bila terjadi kegagalan karena kebutuhan sparepart
benitahukan ke user, alat dibawa ke IPSRS untuk
ditindak lanjuti.
8. Petugas teknik melaporkan permasalahan kepada
Ka.IPSRS
Ruang rawat inap dan rawat jalan , ruang tindakan.

Unit Terkait

NO. DOKUMEN

PROSEDUR TETAP PENGENDALIAN LOGISTIK


NO. REVISI
HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka. Instalasi/Ka.Sub.Bid:

dr.H. Suprayitno
NIP. 140 217 525

Tanggal

Badan Pengelolaan

Tanggal

RSUD Kab.
Kebumen

PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan

Untuk kesiapan selalu tentang alat-alat dan obat-obatan demi kelancaran


tindakan

Ruang Lingkup/Petugas
Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

A. Alat Tenun

Untuk alat

tenun operasi set persediaan barangnya

berjumlah 3x rata-rata operasi / hari

Untuk alat tenun yang digunakan petugas , persediaan


barangnya berjumlah 3x rata-rata yang diguankan tiap
hari.

B. Alat Habis Pakai/Obat-obatan

Persediaannya selalu siap di IBS

IBS

secara

rutin

meminta

obat-obatan

tersebut

setiap/minggu 1 kali untuk memenuhi kebutuhannya,


kecuali dalam keadaan darurat.
C. Alat Instrumen dan Alat Penunjnag Medis

Untuk alat instrument persediaan alatnya adalah berjumlah,


jumlah rata-rata operasi/hari + satu set

Untuk alat penunjang yang lainnya yang diperlukan


kebutuhan.

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-

Alur

Formulir

Daftar Dipakai

NO. DOKUMEN
Disiapkan Oleh

NO. REVISI

HALAMAN

TGL BERLAKU
Ditetapkan Oleh

Ka. Instalasi/Ka.Sub.Bid:

dr.H. Suprayitno
NIP. 140 217 525

Tanggal

Tanggal

Badan Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen

PROSEDUR
TETAP
Pengertian

Yang dimaksud pengambilan perbekalan farmasi dari gudang ke bagian


pelayanan (distribusi) Instalasi Bedah Sentral adalah mengambil obat dari
gudang untuk kebutuhan pelayanan perbaikan farmasi di Instalasi Bedah
Sentral.

Tujuan

1. Untuk memperlancar pelayanan perbekalan


farmasi di Instalasi Bedah Sentral
2. Agar tertib administrasi dalam pengeluaran
perbekalan farmasi dari gudang

Ruang Lingkup/Petugas
Kebijakan

1. Dalam rangka pengawasan dan pengendalian perbekalan farmasi maka


diperlukan kedisiplinan dalam administrasi keluarannya perbekalan
farmasi dari gudang.
2. Pengambilan perbekalan farmasi ke gudang dikeluarkan dua kali

Prosedur Kerja

dalam seminggu kecuali cito.


1. Petugas pelayanan membuat pesanan / order kepada bagian gudang
sesuai dengan persediaan perbekalan farmasi yang telah menipis atau
tunggal sedikit.
2. Petugas gudang mengambil perbekalan farmasi sesuai dengan

pesanan.
3. Petugas gudang mencatat jumlah perbekalan farmasi yang keluar pada
kartu gantung dan kartu stock gudang.
4. Petugas gudang tiap akhir bulan menutup kartu gantung dan kartu
Unit Kerja Terkait
Lampiran
-

Alur

Formulir

Daftar Dipakai

stock gudang sehingga sisa akhir bulan diketahui.


Instalasi Farmasi Komponen A

Kebumen,

Nomor
Lampiran
Perihal

: .
: 1 Bendel
: Usulan Alat Medis

Kepada Yth :
Kepala BPRSUD Kab.Kebumen
diKEBUMEN

Dengan hormat,
Menindak lanjuti surat usulan pengadaan peralatan medis dari SMF
Bedah Notertanggal, maka dengan ini
kami mengusulkan untuk dapat disediakan alat medis sebagai berikut :
1. Instrumen Bedah Orthopedi
1 set
2. Mesin Anasthesi
2 buah
3. Counter
2 buah
4. Suction
3 buah
Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Komite Medis BPRSUD Kebumen

.
NIP:

Kebumen,
Nomor
Lampiran
Perihal

: .
: 1 Bendel
: Usulan Alat Medis

Kepada Yth :
Ketua Komite Medis BPRSUD
Kab.Kebumen
di-

KEBUMEN

Dengan hormat,
Bersama dengan ini kami sampaikan hasil rapat SMF Bedah pada
tanggal yang membahas tentang optimalisasi pelayanan
di Instalasi Bedah Sentral sbb:
1.
2.
3.
4.
5.

Instrumen Bedah belum mencukupi


Mesin Anasthesi masih kurang
Suction hanya 2 buah
Counter 3 buah, 1 buah dalam kondisi rusak
Notulen rapat terlampir

Oleh sebab itu mohon kiranya instrument /alat-alat tersebut diatas untuk
diuslkan kepada Kepala BPRSUD Kebumen.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaiakan terima kasih.

SMF Bedah BPRSUD Kebumen

.
NIP:
Tembusan kepada yth :
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis

NOTULEN RAPAT SMF BEDAH

Hari / tgl
Waktu
Tempat
Pimp.Rapat
Peserta
Tema

:
:
:
:
: Manager IBS, Dokter SMF bedah , Ka.Bid.Penunjnag Medis.
Ka.subid.Pelayanan Medis II, Pengadaan barang, IPSRS,
Ka/wa.Ka.Ruang IBS, dihadiri oleh Kepala BPRSUD Kebumen.
: Optimalisasi IBS

I.
PEMBUKAAN
Dibuka oleh Kepal SMF Bedah : dr.Mugiharto, Sp.THT

1.
2.

3.

4.
5.

II.
AGENDA RAPAT
Dipimpin oleh :
Volume pekerjaan IBS meningkat tajam mulai bulan Januari 2003 , rata-rata
operasi 15 persen / hari
Terbatasnya fasilitas/alat di IBS yang dapat mengganggu kelancaran program
operasi.
AC yang kurang berfungsi
Mesin anestesi yang kurang
Instrumen bedah yang belum mencukupi
Suction yang hanya 2 buah
Counter 3 buah dan 1 rusak
4 kamar operasi
Kurangnya SDM khususnya perawat.
Jumlah perawat IBS hanya 8 orang, dikurangi yang dinas sore , malam dan
libur.
Dinas pagi hanya 5-6 perawat.
Masih adanya prosedur tetap yang masih tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya (melupakan prosedur)
Peran Manajer IBS dan Pengatur Program Operasi.
III.

PEMBAHASAN
Kurangnya SDM perawat IBS (8 orang), perlu penambahan
tenaga perawat.
Usulan :
Perawat IBS ditambah : 3 orang
Pelatihan perawat di ruangan (mengantisipasi kekurangan perawat IBS)

Perlunya penambahan fasilitas / alat


Usulan :
- Penambahan fasilitas /alat :
AC
: 3 buah
Mesin Anestesi
: 2 buah
Counter
: 2 buah
Instrumen Orthopedi
: 1 set
Suction
: 3 buah
Kamar Operasi
Semua prosedur yanga da harus dipatuhi dan dilaksanakan , bila
perlu revisi (ditinjau kembali)
Prosedur yang belum ada harap dibuat oleh masing-masing operator:
Klasifikasi urutan pasien operasi
Klasifikasi pasien operasi cyto dan elektif

Manager IBS : ..selalau memantau pelaksanaan


program IBS
Pengaturan program operasi oelh kepala ruang IBS :
Penjadwalan operasi ditulis di papan program IBS
IBS membutuhkan tenaga ATEM : 1 orang

IV.
PENUTUP
Rapat ditutup oleh kepala SMF Bedah

Ka. Instalasi

Notulen

..

Mengetahui
Ketua SMF Bedah

DAFTAR HADIR
Acara
:
Hari/Tanggal :
Tempat:
NO

NAMA

INSTALASI/UNIT

TANDA TANGAN

Resume :

Kebumen,
Nomor
Lampiran
Perihal

: .
: 1 Bendel
: Usulan Alat Medis

Kepada Yth :
Ketua Komite Medis BPRSUD
Kab.Kebumen
diKEBUMEN

Dengan hormat,
Bersama dengan ini kami sampaikan hasil rapat SMF Bedah pada
tanggal yang membahas tentang optimalisasi pelayanan
di Instalasi Bedah Sentral sbb:
1.
2.
3.
4.
5.

Instrumen Bedah belum mencukupi


Mesin Anasthesi masih kurang
Suction hanya 2 buah
Counter 3 buah, 1 buah dalam kondisi rusak
Notulen rapat terlampir

Oleh sebab itu mohon kiranya instrument /alat-alat tersebut diatas untuk
diuslkan kepada Kepala BPRSUD Kebumen.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaiakan terima kasih.

SMF Bedah BPRSUD Kebumen

.
NIP:
Tembusan kepada yth :
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis
PROSEDUR TETAP PERMINTAAN
PEMELIHARAAN/PERBAIKAN SARANA
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian

Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Permintaan
pemeliharaan/perbaikan
sarana
yang
dimaksud adalah ruangan/user meminta kepada petugas
teknik untuk melaksnakan pemeliharaan/perbaikan alay
yang sedang digunakan atau setelah digunakan terjadi
kerusakan.
Agara alat dalam kondisi baik dan siap pakai
Pemeliharaan/perbaikan alat dialksnakan bila terjadi
kerusakan atau sewaktu-waktu bila diperlukan
1. Petugas
/
user
melaporkan
permasalahan/kerusakan kepada IPSRS melelui
telepon, mendatangi
2. Petugas /user mengisi blanko permasalahan

3. Petugas teknik IPSRS mendatangi ruangan dengan


membawa peralatan
4. Petugas teknik melakukan pemeliharaan /
perbaikan
5. Petugas teknik mengisi blanko permintaan
perbaikan
6. Bila perbaikan/pemeliharaan dapat diselesaikan
lengsung alat diserahkan ke user.
7. Bila terjadi kegagalan karena kebutuhan sparepart
beritahukan ke user, alat dibawa ke IPSRS untuk
ditindak lanjuti.
8. Petugas teknik melaporkan permasalahan kepada
Ka. IPSRS.
Ruang rawat inap dan rawat jalan , ruang tindakan

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

PROSEDUR TETAP PELAYANAN PERSIAPAN PRA ANESTESI


NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP
Pengertian

Tanggal

Tanggal
Pelayanan persiapan pra anestesi adalah pelayanan yang

Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

diberikan kepada pasien sebelum dilakukan anestesi.


1. Memenuhi standar kelayakan anestesi
2. Meningkatkan
kebersihan
suatu
tindakan
pembedahan.
3. Memperkecil jumlah kegagalan suatu tindakan
pembedahan.
Dilakukan 1 (satu) hari seblum dilakukan pembedahan
1. Mempersiapkan mental dan fisik pasien secara
optimal
2. Merencanakan dan memilih teknik serta obat-obat
anestesi yang sesuai dengan keadaan fisik dan
kehendak pasien.
3. Menentukan klasifikasi yang sesuai agar dapat
diperkirakan prognosis secara umum.
A. Persiapan fisik dan mental pasien
Anamnese
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan elektokardigrafi (EKG)
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
B. Menentukan prognosis
Berdasarkan status fisik pasien pada pra
anestesi diklasifikasikan dalam 5 kelompok:
ASA I
: Pasien dalam keadaan sehat yang
memerlukan tindakan pembedahan
ASA II
: Pasien dengan kelainan sistemik
ringan yang tidak berkaitan dengan penyakit
bedah yang akan operasi
ASA III
: Pasien dengan gangguan atau
penyakit
sistemik
.diakibat
kan karena berbagai penyebab.
ASA IV
: Pasien dengan kelainan
sistemik berat yang secara langsung
mengancam kehidupannya.
ASA V : Pasien tak diharapkan hidup setelah
24 jam walaupun dioperasi atau tidak.
C. Persiapan pada hari operasi
1. Pembersihan dan pengosongan saluran cerna.
Puasa untuk pasien dewasa : 6-8 jam
Puasa untuk pasien bayi/anak : 3-5 jam
2. Gigi palsu atau protese dan bahan kosmetik harus
ditanggalkan
3. Kandung kemih harus dikosongkan kalau perlu
dipasang dower kateter
4. Pasien
diminta
batuk
kuat-kuat
untuk

5.
6.
7.
8.

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

mengeluarkan dahak
Pasien dimasukkan ke kamar bedah dengan
memakai pakaian khusus kamar bedah
Periksa sekali lagi status pasien apakah pasien dan
keluarganya sudah memberi ijin dilakukannya
tindakan pembedahan.
Kontrol tanda-tanda vital pasien (tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan)
Ppemberian obat-obatan premedikasi dilakukan
15-30 menit secara intra vena sebelum dilakukan
tindakan.

Instalasi Bedah Sentral

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN PENDERITA SEBELUM


ANESTESI PEMBEDAHAN
NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Persiapan penderita seblum anestesi pembedahan adalah
kunjungan pasien untuk persiapan-persiapan anestesi.
Mempersiapkan mental dan fisik pasien
Dilaksanakan 1 (stau) hari sebelum tindakan pembedahan
I.
PERSIAPAN JANGKA PANJANG
Yang harus diperhatikan pada anamnese :
1. Identifikasi pasien
Misalnya : nama , umur, alamat, pekerjaan , dll.
2. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang
diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit
dalam anamnese.
3. Riwayat obat-obat yang sedang diderita yang
mungkin dapat menjadi penyulit dalam anamnesa.
4. Riwayat operasi dan anestesi yang dialami
diwaktu yang lalu, beberapa kali dan selang
waktunya.
5. Kebiasaan buruk sehari-hari yang dapat
mempengaruhi jalannya anestesi , seperti :
- Merokok, alcohol dan meminum obat-obatan
penenang atau narkotik.
6. Pemeriksaan fisik dan laboratorium
a. Pemeriksaan
fisik
rutin
meliputi
pemeriksaan tinggi berat, suhu badan,
keadaan umum , kesadaran , tanda anemia,
tekanan darah , frekwensi nadi, pola dan
frekwensi pernafasan.
b. Perhatikan yang khusus dan terarah
ditujukan pada :
1. Keadaan psikis
2. Keadaan gizi
3. Tanda-tanda penyakit saluran nafas
4. Tanda-tanda
penyakit
jantung
dan
kardiovasculer
5. Sistem-sistem :
Mulut : gigi palsu, gigi goyah,
gigi menonjol, kebersihan mulut
Mandibula : sikatrik, fraktur,
trismus.
Hidung : Obstruksi jalan nafas
oleh polip, tonsil dan adenoid,
perdarahan
Leher : pendek / panjang , struma,
cikatrik.
6. Kulit : tanda-tanda infeksi di region

vetebrata lubalis dan sacralis.


7. Sistem
persyarafan
:
hemiparesis,
paralysis, distrofi otot
8. Pemeriksaan laboratorium dan uji lain
9. Pemeriksaan laboratorium rutin :

Darah : Hb, leucasit, hitung


jenis, golongan darah, masa
pembekuan
dan
masa
perdarahan
Urine : protein , reduksi,
sediment.
Foto thorak : terutama
untuk bedah mayor dan ata
indikasi
EKG : terutama pasien
berumur di atas indikasi
Elektrolit
Fungsi hati
Fungsi ginjal
II.
PERSIAPAN JANGKA PENDEK
Persiapan pada hari operasi :
1. Pemebersihan dan pengosongan pencernaan
Pada bembedahan elektif, pengosongan lambung
dilakukan dengan puasa. Pada pasien dewasa , 6-8
tahun , sedangkan pada bayi/anak 4 jam . Pada
pembedahan darurat pengosongan lambung dapat
dilakukan dengan pemasangan pipa nasongatrik.
2. Gisi palsu, bulu mata palsu , cincin, gelang harus
ditanggalkan dan bahan kosmetik seperti lipstick,
cat kuku, harus dibersihkan agar tidak
mengganggu pemeriksaan selama anestesi seperti
cianosis.
3. Kandung kemih harus kosong bila perlu dilakukan
kateterisasi.
4. Penderita dimasukkan ke dalam kamar bedah
dengan memakai pakaian khusus.
5. Periksa sekali lagi apakah pasien atau keluarga
sudah memeberi ijin pembedahan secara tertulis
(informed consent)
6. penting dapat diulang sekali di
kamar operasi , karena mungkin terjadi perubahan
bermakna yang dapat menyulitkan perjalanan
anestesi.
7. Pemberian obat premedikasi secara intra muscular
dapat diberikan - 1 jam sebelum dilakukan
induksi anestesi atau beberapa menit diberikan
secara intra vena.
Unit Kerja Terkait

Instalasi Bedah Sentral

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

PROSEDUR TETAP TEKNIK MEMBERI ANESTESI UMUM


NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

TGL BERLAKU

Tanggal

Pengertian
Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Untuk membuat rasa aman dan nyaman pada pasien


sehingga tujuan pembedahan dapat tercapai secara
optimal
1. Memberi hipnosia (perasaan tidur) kepada pasien
2. Memberikan analgetika (menghilangkan rasa
sakit) kepada pasien.
3. Memberikan kenyamanan (relaksasi) kepada
pasien.

A. Teknik Anestesi napas spontan dengan sungkup


muka / face mask.
1. Periksa mesin anestesi yang akan digunakan
sesuai dengan prosedur.
2. Pasang infuse atau pasang jarum sayap.
a. Vena kateter nomor 16-18 untuk dewasa
b. Vena kateter nomor 20-22 untuk anak-anak
c. Vena kateter nomor 23-25 untuk bayi
d. Jarum sayap nomor 23 G
3. Persiapan obat-obat untuk indikasi
a. Pentotal sodium dosis 4 mg/kgBB
b. Ketamin 2 mg/kgBB
4. Lakukan induksi dengan obat pentothal ataupun
dengan obat ketamin secara intra vena / melalui
infuse.
5. Pemeliharaan anestesi/maintenance
a. Selesai melakuka induksi sampai pasien tidur dan
reflek bulu mata hilang , maka sungkup mata
diletakkan pada muka sesuai dengan ukuran.
Pastikan nafas sudah spontan kembali dengan
ditandai ada gerakan yang teratur pada reservoir
bag.
b. N2O mulai diberikan 4:1 dengan O2, 2 liter/menit
dan juga diberikan 1 bol%
sampai 3 bol%
c. Kedalaman anestesi dinilai dari tanda-tanda pada
bola mata (pupil mata menetap)
d. Kalau stadium anestesi sudah dalam rahang sudah
relaks, masuk air way (gudel)
e. Halothan dikurangi menjadi 1,5 vol % sesuai
kebutuhan operasi dimulai.
f. Halothan kemudian dikurangi dan dihentikan
beberapa menit sebelum operasi selesai.
g. Sesudah selesai semua pasien dibawa ke ruang
pulih sadar dan diberi O2 lagi sampai pasien sadar.
B. Teknik Anestesi napas spontan dengan pipa

a.

b.
c.
d.

e.

edotrakea.
Lakukan induksi dengan obat pentothal atau
ketamin sampai sampai pasien tidur. Sungkup
muka dipasang pada muka pasien apabila reflek
sudah hilang berikan succinyl cholin 1-2 mu/kgBB
secara intra vena.
Setelah fasikulasi dan pasien apnu beri napas
buatan, dan sesudah relaksasi pada otot rahang
lalu dilakukan intubasi.
Sesudah pipa endotrakea masuk dilakukan tes
dengan cara menekan dada merasakan udaranya,
lalu difiksasi dengan plester.
Pipa endotrakea dihubungkan konektor sirkuit alat
napas anestesi. Bila sudah ada gerakan napas
spontan diberi tambahan pentothal sebanyak 100
mg dan suksinil kolin ditambah sebanyak 25 mg,
kemudian kran N2O dibuka sebanyak 3 liter/menit
dan halothan sebanyak 1 vol%
Selanjutnya kedalaman anestesi dipertahankan
dengan kombinasi halothan + N2O + O2

C. Teknik Anestesi napas kendali dengan endotrakea.


a. Lakukan induksi denga pentothal atau ketamin
sampai pasien tidur. Sungkup muka dipasang
pada muka pasien apabila reflek mata sudah
hilang berikan sucinyl cholin 1-2 mg/kgBB
secara intra vena.
b. Setelah fasikulasi dan pasien apnu lakukan
napas buatan dan sesudah terjadi relaksasi pada
otot rahang lalu dilakukan intubasi.
c. Sesudah pipa endotrakea masuk dilakukan tes
dengan cara menekan dada merasakan
udarnya , lalu kita isi balon dengan udara dan
masukkan gudel lalu difiksasi dengan plester.
d. Pipa endotrakea dihubungkan dengan konektor
sirkuit napas mesin anestesi.
e. Bila resorvori bag mulai bergerak (napas
spontan) beri pelumpuh otot (pavulon) 0,05
0,08 mg/kgBB
f. Napas dikendalikan dengan cara manual yaitu
dengan memijat reservoir bag sesuai dengan
frekuensi pernapasan (6 detik 1 kali memijat)
g. Apabila
akan
terjadi
napas
spontan
pembedahan belum selesai lagi obat pelumpuh
otot dosis 1/3 dosis awal.
h. Untuk mengakhiri anestesi dengan napas
kendali pasien diharuskan napas spontan
dengan memberikan kombinasi obat sulfas
atropine dengan prostigmin berbanding 0,50
mg atropine dengan 0,50 mg prostigmin atau
dosis bila diulangi sampai napas spontan
adekwat.

i. Lakukan ektubasi dan oksigenasi sebanyak 6


liter / menit.
Unit Kerja Terkait
Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

Instalasi Bedah Sentral

PROSEDUR TETAP PELAYANAN ANESTESI PEDIATRIK


NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP
Pengertian

Tanggal

Tanggal
Yaitu pemberian anestesi , analgesia serta relaksasi pada

Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

pasien anak serta menjaga keselamatan pasien yang


mengalami tindakan pembedahan, dan tindakan medis
lainnya.
1. Memberikan perasaan tidur pada pasien
2. Memberikan / menghilangkan rasa sakit pada
pasien
3. Membuat relaksasi pada pasien sehingga siap
untuk dilakukan tindakan pembedahan atau
tindakan medis lainnya.

A. Premedikasi
Diberikan sulfuas atropine dengan dosis 0,010,020 mg/kg BB secara intra vena 5 menit sebelum
pemberian induksi.
Diberikan obat penenang Midazolam 0,1
mg/kgBB, diazepam 0,2 0,4 mg/kgBB secara
intra vena 5 menit sebelum pemberian induksi.
B. Masa Anestesi
Pemberian induksi
a. Induksi dengan inhalasi
Obat anestesi inhalasi N2O + O2 50% dan
halothan dari 2 vol% terus dinaikan sampai pasien
tidur.
b. Induksi dengan intravena melalui infuse
Obat anestesi pentotal dosis 2-4 mg/kgBB
C. Intubasi
1. Sesudah dilakukan induksi pasien diberi obat
pelumpuh otot.
2. Masukkan pipa endotracheal dengan nomor
yang sesuai nomor CH 2.0 3.0 mm (sesuai
dengan kebutuhan)
Anestesi pada pediatric sangat dianjurkan dengan intubasi
dan napas sedangkan dengan memakai sungkup muka
diberikan pada pasien dengan tindakan yang tidak lama.
Obat-obatan anestesi yang digunakan ialah :
Halothan
Nitrous oxide (N2O)
Oksigen (O2)
Sistem yang digunakan system jaktim rise

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

Instalasi Bedah Sentral dan R. Kanthil

PROSEDUR TETAP PELAYANAN ANESTESI OBSTETRI


GENECOLOGI
NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Memberikan pelayanan anestesi kebidanan/obstetric dan
mencegah terjadinya resiko pada janin dan menjaga
keselamatan ibu.
1. Memberikan rasa hypnosis pada pasien
2. Memberikan rasa analgetika pada pasien
3. Memberikan relaksasi pada pasien sehingga siap
untuk dilakukan pembedahan.
Pelayanan terhadap ibu dan anak
A. Premedikasi
Diberikan sulfuas atropine dengan dosis 0,01
mg/kgBB secara intra vena 5 menit sebelum dilakukan
induksi.
B. Induksi secara intra vena
Obat anestesi yang diberikan :
Pnetothal sodium dengan dosis 6 mg/kgBB
Ketamin (ketalar) 1 mg/kgBB
C. Teknik Anestesi
1. Beri cemetidin sebanyak 300 mg 1-2 jam sebelum
pembedahan
2. Ganjal bokong sebelah kanan atau miringkan meja
operasi sebelah kiri kira-kira 20-30 derajat.
3. Pasang infuse dengan larutan garam berimbang.
4. Beri oksigen dosis tinggi selama 3-5 menit (O2
100%)
5. Beri obat pelumpuh otot non depolarisasi
sebanyak 2,5 mg
6. Induksi dengan pentothal 3-4 mg/kg BB atau 1
mg/kg BB ketalar.
7. Berikan suksinil cholin dengan dosis 2 mg/kgBB
8. Intubasi dengan penekanan cartilage krikoid.
9. Berikan N2O 60% O2 40% (50% : 50%)
10. Berikan pavulan dengan dosis 0,5%
11. Lakukan napas kendali
12. Pengakhiran anestesi apabila operasi sudah selesai
13. Lakukan ektubasi sadar.

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

Instalasi Bedah Sentral

PROSEDUR TETAP MEMBERI ANESTESI REGIONAL


NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

Badan

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

Tanggal
Untuk memberi rasa aman dan nyaman pada pasien
sehinga tujuan pembedahan dapat tercapai secara optimal
1. Menghambat saraf sensorik, sehingga rasa nyeri
dihambat mulai dari pusat bagian bawah sampai
anggota gerak bagian bawah
2. Fungsi dari motoris dihambat sebagian dan
seluruhnya, sehingga terjadi relaksasi pada otot
bagian bawah puser untuk sementara.
3. Pasien dalam keadaan sadar dan dapat
berkomunikasi secara utuh.

1. Tusukkan jarum lumbal sampai menetap tulang


dan sesudah itu tarik pelan-pelan mandrennya
berikut jarum spinalnya sampai cairan liguor
serebro spinalis keluar.
2. Bila cairannya sudah keluar masukkan lidonest
3% melalui spuit 2,5 cc sebelumnya diaspirasi
terlebih dahulu untuk mengetes apa betul cairan
lumbal keluar.
3. Bila obat sudah dimasukkan jarum lumbal dicabut
secara pelan-pelan
4. Bekas luka tusukan diberi kain dan betadin lalu
diplester.
5. Pasien dibaringkan kembali dengan memakai
bantal
6. Bila pasien nampak gelisah diberikan obat
penenang valium dan pethidin
7. Sebelum dan sesudahnya harus cuci tangan
terlebih dahulu.
Instalasi Bedah Sentral

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN PENDERITA TANPA MONDOK


SEBELUM ENESTESI / PEMBEDAHAN
NO DOKUMEN

NO REVISI

Disiapkan Oleh
Ka.Instalasi/Ka sub Bid

HALAMAN

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh
dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Menangani pasien rawat sehari
Pasien tidak perlu mondok di Rumah Sakit.
Pasien dapat dirawat di rumah.
1. Pasien diperiksa oleh dokter bedah poliklinik
Dokter bedah menentukan layak/tidak untuk
pembedahan dengan melakukan pemeriksaan fisik ,
dan laboratorium rutin maupun khusus.
2. Kemudian menginstruksikan sebelum dilakukan
pembedahan :
Puasa
Untuk dewasa : 6-8 jam
Untuk anak-anak : 3-4 jam
Beritahu kepada dokter anestesiologi bila
ada perubahan kondisi , tambahan keluhan
kesehatan (panas, batuk , diare, dsb)
Datang 1-2 jam sebelum pemedahan
Tidak boleh memakai kosmetik yang akan
menyulitkan
pengawasan
selama
pembedahan.

Unit Kerja Terkait

Poliklinik Bedah, Poliklinik Obsgyn dan Instalasi


Bedah Sentral.

Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

PROSEDUR TETAP PERAWATAN PENDERITA PASCA


PEMBEDAHAN DI RUANG PULIH SADAR
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Merawat pasien pasca operasi di ruang pulih sadar
Menjaga keadaan umum pasien pasca operasi meliputi
kesadaran jalan nafas dan tekanan darah.
Semua pasien yang baru selesai dilakukan operasi dengan
anestesi umum dan regional.
1. Setelah penderita dilakukan pembedahan/anestesi ,
penderita diawasi di ruang pulih sadar
2. Kemudian segera diperiksa ulang tanda vital
tekanan darah , suhu, denyut jantung dan resorasi
3. Semua penderita yang dilakukan anestesi umum

4.
A.
1.
2.
3.

harus diberikan O2 selama masa pulih sadar.


Dilakukan pengawasan penderita mengenai :
Sistem saraf pusat terdiri dari :
Derajat kesadaran
Deflek cahaya dari pupil mata
Reaksi rangsang dengar

B.
1.
2.
3.
4.
5.

Sistem Respirasi
Posisi penderita terutama yang belum sadar
Pemeliharaan jalan nafas
Amati frekuensi dan dalam/dangkalnya pernafasan
Suara nafas lancer/ada sumbatan
Adekuat/inakekuatanya pernafasan

C. Sistem Peredaran Darah


1. Pemeriksaan tekanan darah dan mati
2. Pemeriksaan daerah ujung atau acral
hangat atau dingin
D. Sistem Pencernaan
1. Awasi adanya muntah atau regurgitasi
2. Bila terpasang NGT awasi jumlah dan
warnanya.
3. Catat bila ada pendarahan lewat mulut.
E. Sistem Perkemihan
1. Penderita terpasang cateter atau tidak
2. Ukur jumlah keluar dan masuk
3. Amati warna urin yang keluar
F. Warna Kulit
Adanya cianosis, pucat ataupun kemerahan
G. Pengawasan terhadap perdarahan
1. Pendarahan lewat bekas luka pembedahan
2. Dilakukan pemasangan drainage atau tidak
H. Pengukuran temperature yang regular
I. Pemberian terapi penderita sesuai petunjuk dokter
J. Sebagai pedoman selama penderita di ruang pulih
sadar menggunakan parameter aldrete score
ALDRETE SCORING SYSTEM
NO
1.

2.

KRITERIA
WARNA KULIT

SCORE

Kemerahan / normal

Pucat

Sianosis
AKTIFITAS MOTORIK

Gerak 4 anggota tubuh


3.

Gerak 2 anggota tubuh

Tidak ada gerakan


PERNAFASAN

Nafas dalam, batuk dan tangis


kuat

4.

5.

Nafas dangkal dan adekuat

Apnu atau nafas tak adekuat


TEKANAN DARAH

+ 20 mmHg dari preoperasi

+ 20-50 mmHg dari preoperasi

+ 50 mmHg dari preoperasi


KESADARAN

Sadar penuh , mudah dipanggil

Respon terhadap rangsangan +,

reflek protektif +

Tidak

ada

respon

reflek

protektif I.

Penderita dapat dipindahkan ke bangsal jika


nilai aldrete score minimal 8 dan penderita
akan dipindahkan ke ICU jika nilai aldrete

II.
Sedangkan criteria yang dipakai untuk
memindahkan pasien yang telah dilakukan
spinal anestesi adalah :
a. Blok sensoris dan motorik sudah mulai berkurang
b. Haemodinamik sudah stabil tanpa memerlukan
obat vasopresor. Dan dilakukan penilaian
memakai BROMAGE SCORE.
BROMAGE SCORE
NO
1.

KRITERIA
Dapat mengangkat tungakai bawah

SCORE
5

2.

Tidak dapat mengangkat tungaki 1


bawah tetapi masih dapat menekuk
lutut

3.

Tidak dapat menekuk lutut tapi 2


dapat mengangkat kaki

4.

Tidak dapat mengangkat kaki

Pasien dapat pindah ke bangsal jika nilai bromage


score kurang dari 2(dua)
Sedangkan untuk menilai pasien pasca operasi tanpa
mondok dipakai parameter :
NO
1.
2.
3.

4.

5.
6.

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur

KRITERIA
Tanda vital stabil selama 1 jam
Tidak ada dipresi nafas
Pasien harus :
Orientasi orang, waktu dan tempat baik
Bisa minum dengan baik
Bisa bicara dengan baik
Bisa memakai pakaian sendiri
Bisa berjalan sendiri tanpa bantuan
Tidak ada :
Nyeri yang sangat
Perdarahan
Mual muntah hebat.
Harus atas perintah ahli anestesi
Diberi catatan agar segera menghubungi rumah
sakit jika memerlukan bantuan
Harus ditemani oleh orang dewasa sewaktu
pulang atau di rumah.
Pasien dapat dipulangkan jika memenuhi semua
criteria diatas.
Atau dengan penilaian beberapa keadaan :
Bila pasien baik , dicoba duduk
Bila pasien tidak pusing dilanjutkan dengan
duduk
Bila pasien dapat duduk tanpa merasa pusing
diminta untuk turun dari tempat tidur (erdiri)
dan memakai pakaian sendiri
Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik tapa
keluhan maka pasien dapat dipulangkan
dengan catatan jika terjadi sesuatu segera
menghubungi ke rumah sakit.
Penderita dan keluarga diberitahu mengenai :
Harus ada yang menemani sesudah dioperasi
dan waktu pulang tidak boleh mengendarai
kendaraan sendiri atau mengerjakan hal-hal
yang berbahaya.
Tidak boleh minum alcohol atau obat
penenang selama 24 jam

Instalasi Bedah Sentral

-Formulir
-Daftar Dipakai

PROSEDUR TETAP PENANGANAN TERAPI KEJANG LISTRIK


DENGAN MENGGUNAKAN ANESTESI UMUM
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan

Ruang Lingkup / Petugas


Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Untuk meningkatkan mutu pelayanan terapi kejang listrik
(TKL) pada pasien di BPRSUD Kebumen.
1. Memberikan kepuasan dan rasa nyaman
pada pasien
2. Mencegah tingkat kesakitan yang luar
biasa pada pasien
3. Memberikan kemudahan kerja bagi dokter,
perawat.
Dapat dilakukan setiap hari kerja
1. Siapkan alat-alat untuk tindakan anestesi umum
dengan intravena berikut dengan obat-obatannya.
2. Siapkan tabung oksigen lengkap dengan slang
kateternya dan terisi penuh
3. Siapkan pasien pada kamar khusus untuk tindakan

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

terapi kejang listrik dengan anestesi umum


4. Baringkan pasien di tempat tidur dan ukur tandatanda vital (suhu, denyut nadi, pernafasan dan
tekanan darah)
5. Pasang jarum sayap no.23G pada vena di
punggung tangan dan lakukan fiksasi
6. Berikan obat-obatan premedikasi secara intra vena
: sulfas atocopin 0,25 mg/kgBB
7. Berikan secara pelan-pelan lewat intra vena
pentothal sodium/propofal 2 mg/kgBB dengan
dosis 0,5/kgBB, sampai pasien tidur.
8. Berikan obat succinyl chlolin yang sudah
diencerkan dengan dosis 1-2 mg/kgBB secara
cepat kita tunggu sampai terjadi vasikulasi.
9. Perhatikan jalan nafas agar tetap lancar, dilakukan
extensi kepala.
10. Apabila pasien sudah berhenti nafas dan dalam
keadaan relaksasi, dilakukan nafas buatan dengan
ambu bag.
11. Kemudian pasien dilakukan terapi Kejang Listrik
(TKL)
12. Sesudah dilakukan terapi kejang listrik, lakukan
kembali nafas buatan dengan menggunakan ambu
bag.
13. Bila nafas telah spontan dan adekwat berikut O2
lewat slang O2 sebanyak 2 liter / menit.
14. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan
darah, denyut nadi, pernafasan)
15. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan missal
pasien jatuh lakukan fiksasi di tempat tidur.
16. Alat-alat dirapikan kembali
17. Dibuat kartu rekam medis anestesi.
18. Serah terima anestesi dengan perawat ruangan ,
pasien ditunggu sampai sadar.
Poliklinik dan Rawat Inap

PROSEDUR TETAP PENANGANAN PASIEN HENTI JANTUNG


AKIBAT TINDAKAN ANESTESI
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan

Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Untuk mengaktifkan kembali kerja jantung untuk
kelangsungan hidup
Falsafah dan
(PPGD) :
1.
2.
3.

tujuan penanganan pasien Gawat Darurat


Mencegah kematian
Memperpanjang hidup pasien
Mencegah terjadinya kecacatan

1. Mengenali tanda-tanda henti jantung :


Hilang kesadaran dalam waktu 15 detik setelah henti
jantung. Tak teraba denyut jantung pada arteri
femoralis dan karotis komunikasi pada orang dewasa,
sedangkan pada anak-anak arteri brakhialis.

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

Henti nafas (mengap-mengap/gasping)


Terlihat seperti mati (death like apperarance) kulit
pucat sampai kelabu.
Terjadi detalasi pada pupil mata.
2. Lakukan resusitasi jantung paru(RJP) sesuai
prosedur baik dengan 1 penolong atau 2 penolong.
3. Bila RJP tidak berhasil pasien langsung diberikan
obat-obatan cairan.
Adrenalin 0,5 1,0 mg untuk orang dewasa diberikan
secara intra vena (adrenalin) diencerkan dengan
aquabidest sebanyak 9 ml) dosis tersebut diulangi
bebarapa kali sampai terjadi denyut jantung spontan
atau mati.
Natrium bikarbonat dosis 1 mg/kgBB secara intra
vena.
Pasang infuse sesuai indikasi.
4. Lihat hasil EKG monitor
5. Bila terjadi asistole lakukan terapi fibrilasi
(treatment fibrillation).
Elektroda dipasang sebelah kiri putting susu kiri dan
sebelah
6. Defribilator luar : arus searah dosis 100-360 W
sec (joule) untuk dewasa . Untuk anak-anak : 100200W sec (joule). Untuk bayi : 50-100 W sec
(joule)
7. Syok terapi bisa diulang bila diperlukan
8. Seseorang dinyatakan mati bila fungsi pernapasan
spontan dan jantung telah berhenti secara menetap.
Juga telah terbukti kematian batang otak.
Instalasi Bedah Sentral.

PROSEDUR TETAP PENANGANAN SYOK


ANPHILAKSIK OBAT
NO DOKUMEN

NO REVISI

HALAMAN

Disiapkan Oleh

TGL BERLAKU

Ditetapkan Oleh

Ka.Instalasi/Ka sub Bid

dr.H.Suprayitno
NIP: 140 217 525

Badan
Pengelolaan
RSUD Kab.
Kebumen
PROSEDUR
TETAP

Tanggal

Pengertian
Tujuan
Ruang Lingkup / Petugas
Kebijakan
Peralatan
Prosedur Kerja

Tanggal
Mencegah terjadinya syok anphilaksik dan kematian pada
pasien

1. Bersikap tenang bertindak cepat dan


tepat
2. Hentikan pemberian obat pasien bila
saat itu sedang melakukan pemberian
obat.

Unit Kerja Terkait


Lampiran
-Alur
-Formulir
-Daftar Dipakai

3. Letakkan pasien pada posisi tidur


terlentang pada dasar yang keras,
dengan kaki ditinggikan 30-40 derajat.
Bila pasien tidak sadar
lakukan
tindakan
tripel
menuver.
Bila pasien mengalami henti
nafas segera lakukan nafas
buatan
Bila terjadi sumbatan jalan
lakukan kompres jantung luar.
4. Bila pasien tidak mengalami henti
jantung berikan adrenalin sub kutan 0,3
0,5 mg. Beri aminophilin secara intra
vena dengan dosis 5 mg/kgBB bila
terjadi boncho spame.
5. Pasang infuse dextrose 5%
6. Beri O2 100% 6 liter/menit
7. Pemberian terapi diatas tidak ada
respon beri adrenalin 1 mg yang
diencerkan 10 cc secara intra vena.
8. Lakukan intubasi endotracheal
9. Lakukan kompresi jantung luar sesuai
prosedur
10. Bila upaya-upaya tersebut tidak
berhasil dilakukan pemberian adrenalin
secara intracardial.
Instalasi Bedah Sentral.

Anda mungkin juga menyukai