Anda di halaman 1dari 1

MENGENAL PENYAKIT INFEKSI MENULAR

SEKSUAL
Lab. Klinik Prodia
Penyakit menular seksual kini juga dikenal dengan istilah
infeksi menular seksual (IMS) yang merupakan penyakit atau
infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual
yang tidak aman. Penyebarannya dapat melalui sperma,
darah, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya. Namun selain
hubungan seksual IMS juga dapat ditularkan melalui ibu ke
janinnya, saat kehamilan maupun melahirkan. Penggunaan
alat suntik secara bergantian misalnya pada pemakai narkoba
juga merupakan salah satu penyebab penularan IMS.
Penyakit IMS ini bermakna luas, tidak hanya tanda-tanda yang
terlihat pada alat kelamin. Gejala atau tanda-tanda yang
umum terjadi pada IMS adalah keluarnya cairan yang tidak
normal dari vagina pada wanita atau uretra pada Pria, rasa
seperti tebakar pada kemaluan, adanya ulcer atau luka pada
organ genital, dan nyeri abdomen. Namun demikian ada
beberapa IMS yang tidak menunjukkan gejala atau tanda

pada alat kelamin. Contohnya adalah Infeksi Hepatitis B dan


C dan HIV.
Lebih dari 30 jenis bakteri, virus dan parasit telah diketahui
dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Delapan
diantaranya dikaitkan dengan kejadian IMS terbanyak
diseluruh dunia. Dari 8 jenis tersdebut , 4 diantaranya
termasuk kelompok IMS yang dapat disembuhkan, yaitu:
syphilis, gonorrhoea, chlamydia dan trichomoniasis, dan 4
yang lainnya merupakan kelompok IMS yang tidak dapat
disembuhkan atau sukar disembuhkan (hepatitis B dan C,
herpes simplex virus (HSV atau herpes), HIV, dan human
papilloma virus (HPV).
Angka kejadian penyakit menular seksual atau IMS seperti
fenomena gunung es, dimana banyak kasus yang tidak
terdeteksi karena tidak dilaporkan atau memang tidak
terdeteksi karena tidak begejala atau menunjukkan tandatanda adanya IMS. Data menurut WHO, diperkirakan lebih dari
1 juta orang terinfeksi kuman penyebab IMS setiap harinya.
Dan Setiap tahunnya diperkirakan 357 juta infeksi baru IMS
yang dapat disembuhkan terjadi, chlamydia (131 juta),
gonorrhoea (78 juta), syphilis (5,6 juta) dan trichomoniasis
(143 juta). Lebih dari 500 juta orang hidup dengan infeksi
herpes simplek virus, dan lebih dari 290 juta wanita terinfeksi
Human Papiloma Virus (penyebab kanker serviks) yang
merupakan salah satu IMS yang paling umum terjadi.
Dampak dari IMS
IMS dapat menyebakan konsekuensi yang serius lebih dari
dampak langsung akibat infeksinya sendiri. IMS seperti herpes
dan sypilis dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi HIV 3
kali lipat atau lebih. Penularan IMS dari ibu ke janin pada saat
kehamilan dapat menyebabkan Stillbirth (bayi lahir
meninggal), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
Prematuritas, sepsis, pneumonia, kebutaan, dan kelainan
bawaan. Sypilis pada kehamilan meingkatkan sekitar 305 ribu
kematian janin dan kematian bayi baru lahir setiap tahunnya
dan meningkatkan resiko kesakitan akibat prematuritas dan
BBLR atau kelainan bawaan sekitar 215 ribu bayi setiap
tahunnya.
Sementara pada kasus infeksi HPV mengakibatkan 528 ribu
kasus kanker servik dan 266 ribu kematian akibat kanker
serviks setiap tahunnya. Selain infeksi-infeksi diatas, infeksi
gonorrhoe dan chlamydia sebagai penyebab utama radang
panggul yang akhirnya menyebakan masalah kesuburan pada
wanita produktif.
Bagaimana cara mencegah terjadinya IMS ?
Pastinya adalah menghindari faktor resiko penularan infeksi
tersebut, dengan cara :
a. Edukasi tentang Penyakit menular seksual atau IMS.
b. Berhubungan seksual secara aman dengan tidak berganti
pasangan
c. Menggunakan kondom atau barrier, khususnya bagi para

pekerja seksual atau orang yang mempunyai perilaku


berganti-ganti pasangan.
d. Mencegah transfusi darah yang tercemar virus atau bakteri
yang menyebabkan IMS
e. Menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian,
tidak menggunakan narkoba, dan tidak melakukan tatoo dan
tindik.
Selain
dengan
pencegahan,
bagaimanakah
cara
mengantisipasi IMS ?
Cara yang tepat untuk mengantisipasi IMS adalah dengan
melalukan skrining dengan melakukan pemeriksaan darah
secara rutin. Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu :
a. VDRL/RPR dan TPHA : untuk mendeteksi infeksi dari
Treponema Pallidum penyebab sifilis
b. GO Mikroskopis : untuk skrining dan diagnosa adanya
infeksi Nesseria gonorrhea penyebab GO atau raja singa.
c. Anti HSV 1 dan Anti HSV 2 IgM dan IgG : untuk mengetahui
adanya infeksi Herpes genitalia
d. HBsAg dan Anti HCV: untuk mengetahui ada atau
tidaknya virus Hepatitis B dan C
e. Anti HIV : untuk mengetahui apakah terinfeksi HIV
f. Pemeriksaan Papsmear dan pemeriksaan HPV DNA
khusus bagi wanita yang sudah aktif melalukan hubungan
seksual sebagai pencegahan terjadinya kanker servik.
Dengan melakukan skrining secara dini, kita dapat
mengetahui infeksi terutama untuk infeksi yang tidak
menunjukkan gejala dan tanda-tanda infeksi,
memudahkan penanganan terhadap infeksi

dan

akan
tersebut,

sehingga dampak yang lebih serius dapat dihindari serta


pengendalian penyebaran dari IMS dapat dilakukan lebih
efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai