REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12/PRT/M/2015
TENTANG
EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
mengatur
dan
melaksanakan
eksploitasi
2014
tentang
Pemerintahan
Daerah
membagi
Pemerintah,
pemerintah
daerah
provinsi,
dan
laksana
eksploitasi
pada
huruf
dan
c,
pemeliharaan
diperlukan
sebagaimana
eksploitasi
dan
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
Undang
Nomor
Pemerintahan
23
Daerah
Tahun
2014 tentang
(Lembaran
Negara
Republik
Undang
Nomor
Pemerintahan
23
Daerah
Tahun
2014 tentang
(Lembaran
Negara
Republik
Menteri
Pekerjaan
08/PRT/M/2010
Umum
tentang
Nomor
Organisasi
dan
Tata
Kerja
: PERATURAN
MENTERI
DAN PERUMAHAN
EKSPLOITASI
PEKERJAAN
RAKYAT
UMUM
TENTANG
IRIGASI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,
air hujan, dan air laut yang berada di darat.
2. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/ataubuatan yang
-45. Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang
didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk
menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
6. Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian,
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi
tertentu.
11. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
12. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran
tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter,
serta bangunan pelengkapnya.
-516. Saluran irigasi air tanah adalah bagian dari jaringan irigasi air tanah yang
yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi
yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk
lembaga lokal pengelola irigasi.
19. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal
pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan
perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
24. Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah serangkaian
upaya
-6(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam
melaksanakan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pengelola irigasi mampu melaksanakan
kegiatan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi secara efektif dan
efisien.
Pasal 3
(1) Eksploitasi dan pemeliharaan sumber air dan bangunan pengairan berupa:
a. operasi jaringan irigasi; dan
b. pemeliharaan jaringan irigasi.
(2) Operasi jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk
kegiatan membukamenutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata
tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau,
dan mengevaluasi.
(3) Pemeliharaan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
merupakan upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu
dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi
jaringan irigasi dan mempertahankan kelestariannya.
(4) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi mengacu
pada:
a. pedoman penyelenggaraan operasi jaringan irigasi; dan
b. pedoman pemeliharaan jaringan irigasi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri ini yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini:
a. ketentuan
peraturan
pemeliharaan
jaringan
perundang-undangan
irigasi
yang
telah
mengenai
ada
sebelum
operasi
dan
ditetapkannya
-7Peraturan
Menteri
ini,
dinyatakan
tetap
berlaku
sepanjang
tidak
REPUBLIK INDONESIA ,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 April 2015
ttd.
YASONNA H. LAOLY
-8-
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN
PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR
: 12/PRT/M/2015
BAB I
KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI
Kegiatan operasi jaringan irigasi secara rinci meliputi :
Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas
tanam, dll);
Pekerjaan
melaksanakan
pembagian
dan
pemberian
air
(termasuk
1.1.2. Pelaksanaan
a) Laporan keadaan air dan tanaman (04-O)
b) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan (05-O);
c) Pencatatan Debit Saluran (06-O);
d) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan
Primer (07-O)
e) Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan (08-O);
f) Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif (FPR) (09-O);
g) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah
Irigasi (10-O)
h) Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O);
2
saluran
induk
&
sekunder,
bangunan
air
&
bangunan lainnya yang ada di setiap ruas dan panjang saluran, petak
tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang
masing-masing dilengkapi dengan nomenklatur.
3
manual
pengoperasian
bendung,
bangunan
ukur
debit
atau
data klimatologi;
rangka
mengikutsertakan
masyarakat
petani
pemakai
air,
irigasi
yang
beranggotakan
instansi
terkait
dan
wakil
BAB II
TATA CARA OPERASI JARINGAN IRIGASI
tanam
dan
rencana
kebutuhan
air
tahunan,
kondisi
hidroklimatologi.
2.2.1 Perencanaan Tata Tanam Tahunan
Penyusunan Rencana Tata Tanam Tahunan dilakukan berdasarkan
prinsip partisipatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat petani.
Secara aktif petani mendiskusikan komoditas yang akan ditanam
bersama dengan petani lain dalam P3A maupun dengan kelompok P3A
lainnya,
sementara
pemerintah
bertindak
dan
berperan
sebagai
yang
diinginkan
secara
musyawarah
bersama
anggotanya
berdasarkan hak guna air yang diberikan dengan mengisi blangko 01-O,
selambat-lambatnya 2 bulan sebelum MT-1.
Langkah 2 GP3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat
lengkap untuk membahas usulan Rencana Tata Tanam (RTT) di
masingmasing wilayah kerjanya.
Langkah 3 Pengurus GP3A membawa usulan RTT tersebut ke dinas
melalui juru/pengamat yang selanjutnya direkap dalam blangko 02-O
dan 03-O selambat-lambatnya 1 bulan sebelum MT-1 dan dievaluasi
serta
Irigasi kabupaten/kota
atau
Komisi
Irigasi
kabupaten/kota
atau
provinsi
golongan vertikal
golongan horisontal
golongan tersebar
Rencana Golongan
Tingkat Kemudahan
Tingkat Efisiensi
Tingkat Keadilan
Operasi
Penggunaan Air
Pembagian Air
- Vertikal
Mudah
Efisien
Tidak adil
- Horisontal
Agak sulit
Agak efisien
Kurang adil
- Tersebar
Sulit
Tidak efisien
Adil
tanam
mengkoordinasikan
ke-1
mengadakan
usulan-usulan
dari
rapat
GP3A
membahas
guna
dan
menentukan
Rencana Tata Tanam Tahunan dari setiap daerah irigasi yang meliputi
RTTG dan RTTD.RTT Tahunan ini diusulkan ke bupati/walikota atau
gubernur untuk ditetapkan.
2.1.4 SK Bupati/Walikota atau Gubernur Tentang Rencana Tata Tanam
Tahunan
Setelah ada kesepakatan dalam rapat komisi irigasi maka disusun
penetapan melalui SK bupati/walikota atau gubernur tentang Rencana
Tata Tanam Tahunan.SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun
rencana pembagian dan pemberian air serta waktu pengeringan dan
sebelum MT-I SK ini harus sudah terbit/jadi.
kab/kota
atau
provinsi
ditetapkan
melalui
keputusan
10
tersebut
disesuaikan
dengan
luas
areal
yang
telah
isian
blangko
04-O
yang
dilaksanakan
oleh
tersier
yang dilaksanakan
setiap
(dua)
Pelaksanaan
pencatatan
debit
sungai
pada
bangunan
Q tersedia di bendung
Kerusakan tanaman;
13
Keadaan air;
Produksi tanaman.
bangunan
pengatur
ini
dilakukan
oleh
untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran, untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran,
pintu
bangunan
pengambilan
harus
ditutup
dan
mencapai
ketinggian
kurang
lebih
0,5
meter.
untuk
membersihkan
kantong
pembilas.Setelah
efektif
untuk
mengurangi
endapan
masuk
ke
Dengan
demikian
fungsi
pengendapan
di
Pengurasan berkala.
Selama terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan
air
akan
bertambah
dan
proses
pengendapan
mulai
Pertama-tama
pintu
saluran
ditutup
dengan
demikian
ruangan),
kemudian
pintu
penguras
diangkat
sesuai
dengan
debit
yang
diperlukan
untuk
ditutup,
permukaan
air
di
kantong
lumpur
endapan
dalam
air
sungai
cukup
tinggi,
Bendung Tetap
1) Operasi dalam keadaan muka air normal.
Pengoperasian selama musim kemarau pada saat debit
sungai yang disadap sama dengan debit rencana saluran,
disarankan pintu pembilas ditutup penuh.
Dalarn keadaan ini dianjurkan menggunakan operasi
kolam tenang, karena air sungai relatif lebih bersih.
Kelebihan air setelah debit saluran terpenuhi, dialirkan
melalui
pembilas
sungai
apabila
bangunan
utama
sungai
mencapai
banjir
periode
20
tahun.
banyak
terjadi
pengendapan
di
kantong
tenang
kegiatan
ini
dapat
dapat
berfungsi
diteruskan
dengan
baik,
bersamaan
maka
dengan
pembersih
dioperasikan
lumpur, pintu
sebagaimana
normal.
20
pada
pembilas
pengoperasian
dapat
debit
21
dapat
dibuka.Untuk
mengetahui
kapan
pintu
Bendung Gerak
Bendung gerak dibagi dalam beberapa bagian, dibatasi
oleh pilar-pilar dan tembok tepi satu ke tepi lainnya.Tiap
pintu dapat dibuka untuk membilas endapan yang berada
di hulu masing-masing pintu (tidak serupa dengan
bendung tetap yang rnenyebabkan endapan bertambah
terus sampai mencapai ketinggian mendekati mercu
bendung).
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air
(affux) kecil, akibatnya bendung gerak sering dibangun
bila tepi / tebing sungai rendah.Pada bendung gerak yang
agak kecil (kurang dan 200 in), hanya dibuat pintu
pelimpah / pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada
konstruksi yang lebih panjang dapat dibangun pembilas
sungai dan diletakkan antara pintu bilas dan pintu
pelimpah / pintu gerak ( spillway gate ). Bangunan
pembersih lumpur boleh dibuat atau pun tidak.Umumnya
bila tak dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan
kandungan lumpurnya tinggi, kantong lumpur perlu
dibangun pada saluran induk di hilir pengambilan.
22
dibuka
untuk
memperoleh
debit
kandungan
endapan
pada
musim
23
dibilas,
pintu
tersebut
dibuka
penuh
untuk
ditambah
debit
mengaktifkan pembilasan.
sisa
(sisa
debit
pengambilan
24
ada
penelitian,
petunjuk
berikut
dianjurkan
untuk
Contoh
bila
bendung
gerak
dilengkapi
bangunan
tergantung
pada
pengangkatan
kandungan
Tipe Romijn
Tipe Cipoletti
Tipe Drempell
Dari enam tipe di atas sudah ada rumus standar (asal dipenuhi syarat
hidrolisnya).
Untuk dapat dicapainya operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan
pemberian air harus dapat diukur dengan baik. Besarnya air yang
mengalir melewati suatu alat ukur dalam satuan waktu tertentu tidak
selalu sama dengan perhitungan memakai rumus standar yang berlaku .
Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai kekasaran,
endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping itu pengerjaan
dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat
berpengaruh.
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus
dikalibrasi yaitu dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang
mengalir
dengan
besarnya
debit
sesuai
dengan
perhitungan
28
Dibuat lubang pintu ukur yang proporsional dengan pintu ukur yang
masih berfungsi
Prasarana fisik
Produktivitas tanaman
Sarana penunjang
Organisasi personalia
Dokumentasi
BAB III
KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
3.1. Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Dalam Kegiatan Operasi Yang
Berada Di Lapangan
a) Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cabang Dinas/Korwil/Pengamat
tentang
pemberian
air
pada
tiap
bangunan
pengatur;
-
Pengaturan Giliran;
Membuka dan menutup pintu air sehingga debit air yang mengalir
sesuai dengan perintah Juru/Mantri Pengairan.
32
Kompetensi
Pendidikan
Fasilitas
Minimal
Kepala Ranting/ Mampu
melaksanakan
pengamat/
tupoksi
UPTD/ cabang
untuk
areal irigasi
dinas/ korwil/
5.000-7.500 Ha
Pengamat
Sarjana Muda /
Juru / Mantri
Mampu
melaksanakan
tupoksi
untuk
areal irigasi
750-1.500 Ha
STM Bangunan
Petugas Operasi
Mampu
ST, SMP
Bendung
melaksanakan
Pengairan
D-III
Sipil
Mobil pick up
Sepeda motor
Alat komunikasi
Sepeda
Alat komunikasi
tupoksi
Jabatan
Kompetensi
Pendidikan
Fasilitas
Minimal
Petugas
Air
Pintu Mampu
melaksanakan
tupoksi
ST, SMP
Sepeda
Alat komunikasi
3.4. Tugas Pokok Dan Fungsi P3A Dalam Operasi Jaringan Irigasi
Perkumpulan petani pemakai air dapat berperan serta dalam operasi
jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya antara lain :
a) Kegiatan Pengumpulan Data
mencatat data luas dan jenis tanaman, luas panen, dan kerusakan
tanaman
33
b) Perencanaan Operasi
c) Pelaksanaan Operasi
melaporkan
kondisi
kekurangan/kelebihan
air
setiap
periode
operasi
Panduan untuk peran P3A lebih lanjut dalam operasi jaringan irigasi akan
diatur secara terpisah.
34
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
35
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN
PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR : 12/PRT/M/2015
TANGGAL : 6 APRIL 2015
TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI
BAB I
KEGIATAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
perencanaan
pelaksanaan
bagi,
bangunan
bagi-sadap,
bangunan
sadap,
dan
Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan berkala
Perbaikan darurat
ini
dilakukan
secara
terus
menerus
oleh
dinas
yang
a) Tindakan Pencegahan
tempat
yang telah
Mengadakan
penyuluhan/sosialisasi
kepada
masyarakat
dan
b) Tindakan Pengamanan
Membuat
bangunan
pengamanan
ditempat-tempat
yang
Pengecatan pintu
Perbaikan Saluran
Penggantian Pintu
akibat
terjadinya
kejadian
luar
biasa
(seperti
Dinas/pengelola
irigasi
atau
yang
disediakan
masyarakat
di
seperti
permanen
dan
dianggarkan
secepatnya
melalui
program
melaksanakan
kegiatan
rehabilitasi.
1.3 Peran Serta P3A Dalam Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Dinas
yang
membidangi
irigasi
dalam
P3A/GP3A/IP3A
bersama
petugas
pengelola
irigasi
melakukan
penyusunan
jenis-jenis
pekerjaan
yang
dapat
dikerjakan
oleh
P3A/GP3A/IP3A
P3A/GP3A/IP3A
dapat
berperan
serta
dalam
pelaksanaan
BAB II
TATA CARA PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
ketersediaan air, nilai asset jaringan irigasi dan areal pelayanan pada
setiap daerah irigasi.Inventarisasi jaringan irigasi dilaksanakan setiap
tahun mengacu pada ketentuan/pedoman yang berlaku.
melaksanakan
tugasnya
juru
pengairan
harus
selalu
dilaksanakan
setahun
dua
kali
yaitu
pada
saat
Penelusuran
dilakukan
bersama
secara
partisipatif
antara
hasil
inventarisasi
dilakukan
survai
identifikasi
Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal
bangunan/saluran dan diperlukan perbaikan berat atau penggantian.
dan
penggambaran.
Hasil
rancangan
detail
desain
ini
10
Pekerjaan
pemeliharaan
rutin
dilaksanakan
secara
terus
Pelaksanaan
oleh
dinas/pengelola
irigasi
atau
oleh
2) Pemeliharaan Berkala :
-
3) Penanggulangan
11
2.3
Pelaksanaan Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan
rencana kerja yang telah disusun oleh Dinas/Pengelola irigasi bersama
perkumpulan petani pemakai air. Adapun waktu pelaksanaannya
menyesuaikan dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan
yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya.
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
kegiatan
pemeliharaan
dilaksanakan
perlu
dilakukan
12
a) Pekerjaan
pemeliharaan
yang
akan
dilaksanakan
oleh
tercapainya
kualitas
pekerjaan
sesuai
spesifikasi
yang
antara
Dinas/Pengelola
irigasi
dengan
kontraktor
perlu
adanya
kesepakatan
bersama
antara
kontraktor
dengan
13
kegiatan
pemeliharaan
yang
dilaksanakan
sendiri
secara
pemeliharaan
rutin,
pemeliharaan
berkala
dan
penanggulangan/perbaikan darurat.
a) Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara Swakelola
Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi yang
dilakukan
secara
swakelola
baik
pemeliharaan
rutin
maupun
yang
sedang
dijalankan
di
lapangan.
Setiap
akhir
14
Juru/Pengamat
Pengairan
mencatat
hasil
kegiatan
pemeliharaan
Didalam BCP dapat diketahui bagian bangunan atau ruas saluran yang
sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.
b) Pemeliharaan Jaringan Irigasi Yang Dilaksanakan Secara Kontraktual
Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi
yang dilakukan secara kontraktual baik pemeliharaan berkala
maupun perbaikan/penggantian dilakukan oleh Dinas/Pengelola
irigasi dengan melibatkan peran serta P3A/GP3A/IP3A.
1) Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan
Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara
mingguan. Hal-hal yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan
antara lain meliputi:
nilai
pelaksanaan
(%)
yaitu
kemajuan
hasil
pekerjaan
15
nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta kinerja fisik.
untuk
perbaikan
perencanaan
program
16
a) Pengamat/Ranting/UPTD
Membina
P3A/GP3A/IP3A
untuk
ikut
berpartisipasi
dalam
kegiatan pemeliharaan.
b) Mantri/Juru
Bersama
masyarakat
petani
P3A/GP3A/IP3A
melakukan
18
Menutup
bocoran
kecil
di
sepanjang
saluran
termasuk
19
Jabatan
Kompetensi
Pendidikan
Fasilitas
Minimal
Kepala Ranting/ Mampu
melaksanakan
pengamat/
tupoksi
UPTD/ cabang
untuk
areal irigasi
dinas/ korwil/
5.000-7.500 Ha
Pengamat
Juru / Mantri
Pengairan
Jabatan
Petugas Operasi
Bendung
Petugas Pintu
Air
Mampu
melaksanakan
tupoksi
untuk
areal irigasi
750-1.500 Ha
Kompetensi
Mampu
melaksanakan
tupoksi
Mampu
melaksanakan
tupoksi
20
D-III Teknik
Rumah dinas
Sipil
Alat komunikasi
STM Bangunan
Sepeda motor
Alat komunikasi
Pendidikan
Minimal
ST, SMP
ST, SMP
Fasilitas
Sepeda
Alat komunikasi
Sepeda
Alat komunikasi
Pekerja/Pekarya
saluran
Mampu
melaksanakan
tupoksi
SD
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
21