Anda di halaman 1dari 9

LTM DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

TOPIK

: Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja

NO KELOMPOK

: 08

NAMA LENGKAP/NPM

: Amanda Safira Yasmin / 1606830272


Devi Pratiwi / 1606892144
Febriana Savitri / 1606833614

1. MORBIDITAS DAN MORTALITAS AKIBAT LINGKUNGAN FISIK

Pengertian mengenai lingkungan mempunyai makna yang luas. Terkadang istilah lingkungan
digunakan untuk menyiratkan segala pengaruh selain genetik termasuk sosial, ekonomi, dan
pengaruh budaya. Kali ini lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik. Lingkungan fisik
adalah salah satu unsur yang harus didaya gunakan oleh organisasi sehingga menimbulkan rasa
nyaman, tentram, dan dapat meningkatkan hasil kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja
organisasi tersebut (Sihombing, 2004). Lingkungan fisik terbagi menjadi 3 kategori yakni :

Lingkungan yang tidak berubah atau lingkungan yang natural

Lingkungan yang berubah

Lingkungan fisik yang dibangun oleh manusia

Kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Banjir, gempa bumi, dan gunung
berapi selalu menjadi bagian dari lingkungan fisik. Selain dampak intermiten dan sering
terisolasi, paparan setiap hari untuk penyakit menular dalam air dan makanan selalu menjadi
bagian dari lingkungan yang natural atau lingkungan yang tidak berubah.
Kita sering berpikir tentang lingkungan yang berubah sebagai mencerminkan dampak
bahan

kimia,

radiasi,

dan

produk

biologi

ke

lingkungan.

Daftar

disengaja

atau tidak disengaja sebenarnya sangat panjang. Hal ini berkisar dari bahan kimia industri,
seperti pestisida, benzena, dan chlorofluorocarbons (CFC), untuk unsur-unsur ditambang dari
bumi,

seperti

energi

nuklir

pengenalan
limbah biologis

merkuri
dan
spesies

dan
limbah

timbal.

Ini

medis.
invasif

juga

termasuk

dampak

biologis
dan

radiasi

dari

mencakup
manajemen

Konsep lingkungan fisik yang dibangun oleh manusia adalah istilah baru yang mencakup
semua dampak lingkungan fisik sebagai hasil konstruksi manusia. Dampak itu termasuk luka dan
paparan di rumah, sistem transportasi, dan di mana kita bekerja dan berperan. Hal ini juga
termasuk faktor mulai dari cara kita membangun dan memanaskan bangunan dan memasak
makanan kami, dengan cara kami melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat. Lingkungan
fisik yang dibangun oleh manusia mempengaruhi keselamatan kita melalui dampaknya terhadap
cidera dan paparan berbahaya. Hal ini juga mempengaruhi tingkat aktivitas dan interaksi sosial
yang berdampakpada kesehatan.

2. INTERAKSI ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN FISIK

Apapun aktifitas yang dilakukan oleh manusia tidak akan terlepas dari pengaruh lingkungan.
Adapun pengaruh lingkungan tersebut terbagi menjadi tiga kategori yakni fisik, kimia, biologi.
sulitnya menilai dampak lingkungan fisik pada kesehatan manusia dikarenakan banyaknya
berbagai jenis dampak yang hampir tidak terduga dapat terjadi. Dampak terbesar penyebab
kematian sebenarnya cenderung diakibatkan oleh faktor lingkungan fisik. Bersamaan, insiden ini
hampir menyebabkan 100,000 kematian yang mewakili sekitar 20 % kematian yang dapat
dicegah di Amerika Serikat berdasarkan perhitungan data dari Centers for Disease Control and
Preventions (CDCs). Kecelakaan kendaraan bermotor dan cidera ketidak sengajaan lainnya
sangat berdampak usia muda. Faktanya mereka (kaum muda) antara umur 1 sampai 24 tahun
adalah penyebab nomor satu kematian di Amerika Serikat. Sekitar 5000 kematian yang terjadi
pada kecelakaan kerja per tahun. Pekerjaan tertentu sangat rentan terhadap cidera termasuk
pertambangan, konstruksi, dan agrikultur. Pada beberapa tahun terakhir kecelakaan kerja telah
berkurang akan tetapi tetap saja menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian. Dampak dari
zat beracun pada kecacatan dan kematian sulit untuk mengukur karena lamanya waktu yang
diperlukan zat untuk memengaruhi tubuh. Mungkin beberapa tahun setelah paparan sebelum
pengalaman individu terhadap efek negatif pada kesehatan ginjal, hati, saraf, dan beberapa organ
lainnya. Banyak paparan beracun yang terjadi di dalam lingkungan kerja. Akhirnya, kita tidak
bisa

mengevaluasi

dampak

dari

paparan

beracun

hanya dengan menelusuri mereka untuk kematian manusia dan kecacatan. Diubahnya
lingkungan

memiliki

dampak

pada

seluruh

ekosistem

tanaman

dan

hewan.

Dampak

ekologis

faktor

lingkungan

dapat memiliki konsekuensi jangka panjang dan sebagian besar ireversibel. Sekali
bahan

kimia,

lingkungan,

radiasi,
proses

dan

produk

tidak

dapat

biologi

yang

dengan

dilepaskan
mudah

Dengan demikian, kita perlu mengambil perspektif jangka panjang yang luas

ke

terbalik.
ketika kita

membahas kesehatan lingkungan Karena kompleksitas interaksi antara manusia dan lingkungan
fisik, berbagai pendekatan telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini. Kita akan
mengkategorikan dan memeriksa pendekatan ini sebagai berikut:

Risk Assessment

Public Health Assessmen

Ecological Assessment

Interaction Analysis

System Analysis

3. KOMPONEN PENILAIAN RESIKO


DALAM BAHAYA LINGKUNGAN

LINGKUNGAN

DAN

PENGGUNAANNYA

Dalam usaha mencegah dampak buruk lingkungan, maka disusun lah pengecekan
terhadap lingkungan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Penilaian terhadap resiko


Penilaian terhadap kesehatan masyarakat
Penilaian terhadap ekologi
Analisis interaksi
Analisis sistem
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa ada komponen-komponen penilaian dalam usaha
mendalami dampak buruk dari lingkungan. Tiap komponen tersebut bertujuan untuk mengetahui
akar masalah dari isu-isu kesehatan yang berasal dari pengaruh buruk lingkungan. Poin-poin tadi
dapat dilaksanakan baik secara keseluruhan atau hanya beberapa poin saja, berdasarkan dari
faktor-faktor yang diperkirakan menjadi latar belakang dari penyakit teretntu.
4. PENILAIAN RESIKO, PENILAIAN KESEHATAN MASYARAKAT, DAN PENILAIAN
EKOLOGI

1. Penilaian Resiko (Risk Assessment)


Adalah sebuah proses yang dilakukan secara formal untuk mengukur dampak potensial
yang akan terjadi yang dikenal sebagai bahaya. Bahaya tersebut mengindikasikan adanya suatu
masalah. Penilaian risiko tidak hanya mengurus hal-hal mengenai masalah yang ada, namun
kuantitas, rute, dan waktu dari suatu bahaya yang akan terjadi.
Risk Assessment bermula fenomena paparan Benzena pada 250.000 pekerja Amerika
yang menggeluti bidang kimia, percetakan, dan tambang minyak. Efek dari racun benzene
tersebut sudah terlihat sejak 150 tahun sebelumnya yaitu banyaknya penyakit saraf yang akut dan
kronis, serta penekanan produksi sel darah merah yang mengancam jiwa.
Muzzafer Aksoy, fisikawan Turki menyebutkan sekitar tahun 60-an sampai 70-an, bahwa
benzene mulai menyebabkan kanker, terutama leukemia pada pembuat sepatu di Turki.
Berdasarkan penelitian leukemia, pada tahun 1978, Pemerintah Federal mengumumkan
standar paparan benzene yakni 1 ppm. Namun pada tahun 1980, Mahkamah Agung Amerika
Serikat memberikan standar baru berdasarkan argumen bahwa Enviromental Protection Agency
(EPA) tidak punya bukti dampak dari 1 ppm paparan benzene dalam angka kehidupan manusia
atau bandingan terhadap paparan 10 ppm benzene yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa man bukan berarti bebas dari risiko. Berdasarkan
keputusan Mahkamah Agung AS, maka EPA bertugas untuk mengembangkan pendekatan Risk
Assessment.
Risk Assessment telah menjadi usaha kompleks untuk mengetahui besarnya risiko pada
suatu paparan. Proses penilaian risiko yang diterapkan oleh U.S. Environmental Protection
Agency (2008) adalah sebagai berikut,
Identifikasi
Bahaya
Apakah yang
ditimbulkan
polutan pada

Penilaian
Banyaknya
Respon
Apakah ada
masalah
kesehatan pada

Penilaian
Paparan
Berapa banyak
polutan yang
dipaparkan oleh
orang selama
periode spesifik
tertentu?
Berapa banyak

Karakteristik
Risiko
Apa risiko ekstra
pada kesehatan
yang dialami
oleh populasi

KOMPONEN

CONTOH

Identifikasi Bahaya

Benzena menyebabkan leukemia


Dosis-respon

kuat

berhubungan

dengan pekerja lapangan di level 1


Hubungan Dosis-Respon

ppm selama hidupnya. Dampak yang


dihasilkan

tidak

berbeda

dengan

orang yang tidak terpapar dalam


kisaran orang terkena leukemia
Industri memaparkan lebih dari 1 ppm
Penilaian Paparan

benzene
Lebih dari 250.000 pekerja terpapar
benzene
14-17 lebih kasus leukemia dari 1000

Karakteristik Risiko

pekerja yang terpapar 10 ppm selama


kerja/hidupnya

2. Penilaian Kesehatan Masyarakat (Public Health Assessment)


Penilaian Kesehatan Masyarakat berbeda dengan Penilaian Risiko. Sebuah penilaian
kesehatan masyarakat melampaui dari penilaian risiko yang didalamnya mencakup data dari
paparan nyata dalam suatu komunitas. Penilaian kesehatan masyarakat mempunyai potensial
dalam dampak mayor pada banyak orang karena penilaian ini tidak hanya tentang risiko, seperti
contoh yang dimaksud adalah
tentang dampaknya bagi manusia.

pengaturan kerja. Kesamaan dengan penilaian risiko adalah

Contoh penilaian kesehatan masyarakat adalah penggunaan timah yang berdampak pada
risiko kesehatan sebagai berikut
Pengetahuan akan racun pada timah sudah diketahui sejak zaman dahulu. Di Roma,
timah digunakan untuk aborsi. Pada tahun 1920-an, timah digunakan sebagai campuran bensin
agar memperhalus ketukan pada mesin yang secara langsung akan menambah kadar timah di
udara. Bangunan rumah yang dibangun sebelum tahun 70-an mengancam intelktualitas anak
karena seringkali anak-anak mengelepasi dan menelan cat yang mengandung timah. Timah yang
dimakan akan memperlambat dan mengganggu perkembangan intelektualitas anak.
Bagaimana Timah bisa masuk ke tubuh kita? Apa yang harus dilakukan?
Jalur Masuk

Asal Timah

Cara untuk Mengurangi

Pekerja industry tambang, Pengaturan kerja


logam, dsb
Pernafasan

Bebas Timah di US tahun

Timah pada bensin

Pengendapan timah dan 1976-1996


terikat oleh sel darah
Anak
Menelan

suka menelan cat

kering dan mainan yang


mengandung timah

Menyingkirkan
dan

mengecat

mainan
ulang

tembok yang catnya sudah


tua

Pipa tua yang dinding yang


Air

mengandung

timah Penggantian pipa

mengelupas
Ibu
Uterus

hamil

yang

mengandung banyak timah


dari

berbagai

sumber

berdampak pada janin

3. Penilaian Ekologi (Ecological Assessment)

Renovasi

rumah

yang

dibangun sebelum tahun


1970

Kesehatan lingkungan tidak bisa dilihat berbasis dampaknya pada manusia. Dampak
polusi pada hewan dan tumbuhan didalam ekosistem mempunyai konsekuensi jangka panjang.
Gerakan modern untuk lingkungan diprakarsai oleh Rachel Clarkson dalam bukunya yang
berjudul Silent Spring yang menceritakan tentang penggunaan DDT yang berlebihan membuat
cangkang telur burung elang menjadi tidak sekuat biasanya

4. INTERAKSI DAN BESARAN RESIKO

Istilah analisis interaksi mengartikan bahwa untuk memahami dan mengontrol akibat dari
paparan lingkungan, ada dua atau lebih efek paparan yang harus dikombinasikan. Pendekatan
penilaian resiko membuat asumsi bahwa tiap-tiap efek paparan berdiri dengan sendiri-sendiri.
Maka dari itu, jika ada lebih dari satu tipe paparan, kita harus membuat asumsi bahwa total efek
dari beberapa paparan tersebut adalah jumlah dari kesemuanya. Sebagai contoh, jika paparan
pertama memiliki resiko relatif 4 dan yang kedua memiliki resiko relatif 6, maka totalefek dari
kedua paparan tersebut adalah 10. Sering kali, dengan menjumlahkan resiko relatif beberapa
paparan, akan memberikan nilai pertimbangan dari resiko relatif total. Namun, sekarang ini
banyak situasi dimana, dua atau lebih paparan ternyata menghasilkan efek yang lebih besar
daripada sekedar menjumlahkan resiko relatif beberapa paparan tersebut. Interaksi sejenis ini
disebut interaksi perkalian.

5. ISU KESELAMATAN DENGAN PENDEKATAN PEMIKIRAN SISTEM


System Thinking Approach digunakan ketika kita menghadapi berbagai masalah atau
paparan dalam waktu yang bersamaan. Dengan berpikir sistem, diharapkan mampu membuat
intervensi dan eksekusi yang tepat atas sebuah permasalahan kesehatan. Pemikiran sistem
dapat dlihat dan ditelaah dengan jelas dengan risk-management.
Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga
semakin maraknya isu lingkungan dan kesehatan.
Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari
ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut,

sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:

a.

Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya

b.

Identifikasi risiko,

c.

Analisis risiko,

d.

Evaluasi risiko,

e.

Pengendalian risiko,

f.

Pemantauan dan telaah ulang,

g.

Koordinasi dan komunikasi.

Aplikasi
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan
sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta
komunikasi risiko.
Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk
ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal
kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan
ataupun operasional kegiatan.

6. REFERENSI
Riegelman, R. 2010. Public Health 101 Healthy People Healthy Populations. United
States: Jones & Bartlett Learning.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33796/4/Chapter%20II.pdf

Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI) 2013 Association of


Voluntary Health Services of Indonesia (dimuat dalam http://www.depkes.go.id).

Anda mungkin juga menyukai