Anda di halaman 1dari 11

Yuliana indraswari

K8113075
PG- PAUD 2B
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2014

Kata Pengantar
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan
perkenanNya, penulis dapat menyelesaikan buku Pendidikan Seni Rupa untuk Anak Usia Dini guna
memenuhi tugas akhir mata kuliah seni rupa anak usia dini.
Buku ini memuat materi-materi kuliah seni rupa yang telah diberikan dosen pembimbing. Buku
Pendidikan Seni Rupa untuk Anak Usia Dini diharapkan penulis dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, khususnya dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar. segenap tenaga, pikiran
serta berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan Buku Pendidikan Seni Rupa untuk Anak Usia Dini ini.
Namun demikian, Buku Pendidikan Seni Rupa untuk Anak Usia Dini ini barangkali mengandung
berbagai kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan buku ini.

Surakarta, Juni 2014


Penulis
Yuliana indraswari
NIM K8113075

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Seni rupa merupakan salah satu dari beberapa cabang seni yang menurut Sofyan Salam (2001:1)
Menyatakan bahwa keindahannya diwujudkan melalui media garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan
ruang. Sofyan Salam menambahkan ruang lingkup seni rupa meliputi seni gambar/lukis, seni
cetak/desain grafis, seni patung, seni kerajinan/desain produk, seni bangunan/desain lingkungan.
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena karakter fisik maupun
mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan khususnya dalam melakukan penilaian karya anak didik,
supaya hasil kreasi anak tidak diukur menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi seni
dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional. Seni untuk pendidikan difungsikan
sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam
kerja profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya secara professional.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah, pengalaman belajar mencipta seni disebut
sebagai pembelajaran berkarya. Sedang pengalaman persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami
seni disebut pembelajaran apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua aspek kompetensi,
yaitu: keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-kanak kompetensi keterampilan lebih difokuskan
pada pengalaman eksplorasi untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak
mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
terlihat dari produk atau hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar,
1990: 10). Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun melibatkan
pengalaman mengamati, mengalami, menghayati, menikmati dan menghargai secara langsung aktivitas
berolah seni.
1.
2.
3.

B.
Rumusan Masalah
Apa saja yang termasuk teknik seni rupa berdasarkan media/ bahan yang digunakan?
Apa saja yang termasuk teknik seni rupa ?
Apa saja langkah pembuatan dalam seni rupa ?

C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui alat dan bahan yang diperlukan untuk mendukung
pengapresiasian
seni rupa Anak Usia Dini.
2.
Untuk mengetahui teknik seni rupa berdasarkan media/ bahan yang digunakan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

1.
2.
3.
4.

Mewarnai teknik kering

Kelebihan pastel terletak pada keunikan yang ditimbulkan, kemampuannya untuk dicampur dengan
pewarna lain, sehingga hasil akhir objek yang digambar lebih hidup dan menimbulkan efek improvisasi
pewarnaan yang dinamis. Peralatan yang digunakan berupa pastel yang berkualitas baik (pastel yang
lunak dan efek warnanya pekat). Teknik menggambar dengan pastel dapat dilakukan dengan cara dipilin
memutar atau dengan jalan menarik garis secara berulang-ulang. Pencampuran warnanya dilakukan
dengan menimpa warna terdahulu dengan warna baru secara berulang-ulang sehingga efek warna yang
diinginkan tercapai.
Cara mewarnai objek gambar dengan pastel/ crayon ( oil pastel ):
Siapkan kertas gambar berukururan A4.
Warnai objek dengan warna yang dikehendaki
Pilih warna sesuai objek, agar hasil sesuai yang diharapkan
Tetapi untuk anak usia dini, biar mereka mengeksplor kemampuan sesuai dengan daya imajinasinya.
Jangan takut dengan degradasi warna yang di ingin dicoba, karena warna degradasi akan mempercantik
hasil pewarnaan.

B.

Teknik lipat

Teknik lipat adalah metode yang caranya melipat kertas gambar yang telah diberi cat air terlebih dahulu.
Langkah-langkah pembuatan gambar :
1. Siapkan kertas gambar berukuran A3.
2. Kedua, buka kemasan cat air terlebih dahulu jika cat air baru. Kemudian buka cat air yang berbentuk
pasta dengan tutupnya.
3. Pilih warna yang berlawanan (warna yang terang dan warna gelap).
4. Lipat kertas gambar terlebih dahulu sebelum digunakan, tepat pada posisi tengah kertas gambar.
5. Kemudian, keluarkan warna yang diinginkan dan tekan sampai tinta warna keluar.
6. Letakkan cat warna disekitar posisi tengah lipatan kertas.
7. Setelah cukup, lipat kertas dan tekan cat warna ke berbagai arah yang diinginkan.
8. Jangan terlalu lama melipat dan menekan kertas gambar, karena dapat merusak hasilnya,akibat dari cat
warna yang cepat kering.
9. Lakukan berulang-ulang sesuai dengan keinginan.

C.

Teknik finger painting abstrak

Menurut Wtarsono ( 2009), Finger Painting adalah melukis dengan jari, untuk melatih pengembangan
imajinasi, memperhalus kemampuan motorik halus, dan mengasah bakat seni, khususnya seni rupa.
Goresan jari- jemari yang menghasilkan sebuah karya lukisan abstrak yang penuh warna.
Bahan dan alat
:
1.Pewarna, bisa menggunakan cat air atau pewarna (teres)
2.Air
3.Lem fox
4.Kuas untuk mencampur warna
5.Tempat pewarna
6. Kertas HVS/ Kertas gambar
Langkah-langkah menggambar dengan teknik fingerpainting :
1.
Siapkan kertas gambar, adonan warna dan alas kerja
2.
Goreskan adonan warna tersebut dengan jari secara langsung sehingga menghasilkan jejak jari tangan
dengan bebas sampai membentuk kesan goresan jari di bidang gambar.
3.
Agar hasil goresan lebih baik buatlah variasi goresan tebal tipis, panjang pendek serta kombinasi warna.

D.

Teknik finger painting

Menurut Wtarsono ( 2009), Finger Painting adalah melukis dengan jari, untuk melatih pengembangan
imajinasi, memperhalus kemampuan motorik halus, dan mengasah bakat seni, khususnya seni rupa.
Goresan jari- jemari yang menghasilkan sebuah karya lukisan abstrak yang penuh warna. Terdapat
beberapa manfaat yang bisa dari media fingerpainting ini di antaranya:
1.Finger painting sebagai alat bantu media ialah media untuk mengekspresikan emosi.
2.Finger painting juga mempunyai kandungan sepiritual, seperti yoga. Selain media lukis,
fingerpainting juga melatih kita untuk berkonsentrasi.
Bahan dan alat
:
1.Pewarna, bisa menggunakan cat air atau pewarna (teres)
2.Air
3.Lem fox
4.Kuas untuk mencampur warna
5.Tempat pewarna
6. Kertas HVS/ Kertas gambar
Langkah-langkah menggambar dengan teknik fingerpainting :
a.
Siapkan kertas gambar, adonan warna dan alas kerja

b.

Goreskan adonan warna tersebut dengan jari secara langsung sehingga menghasilkan jejak jari tangan
dengan bebas sampai membentuk kesan goresan jari di bidang gambar.
c.
Agar hasil goresan lebih baik buatlah variasi goresan tebal tipis, panjang pendek serta kombinasi warna.
E.

Teknik tiup

Metode tiup merupakan salah satu cara penggunaan cat air dengan cara meniup agar supaya memperoleh
bentuk yang diinginkan. Metode ini sedikit memerlukan tenaga, karena harus meniup cat warna untuk
menghasilkan bentuk.
Langkah-langkah menggambar dengan metode tiup :
1. Siapkan kertas A3, cat warna, palet, air dan sedotan.
2. Keluarkan cat dari pasta dan letakkan di palet.
3. Pilih warna-warna yang menarik.
4. Setelah di rasa cukup, campur cat dengan air secukupnya.
5. Aduk hingga tercampur semua.
6.Ambil sedotan untuk mengambil cat yang telah dicampur air di palet untuk diteteskan di kertas gambar.
7. Setelah diteteskan, kemudian langsung tiup tetesan warna.
8. Jangan terlalu lama karena cat akan cepat kering.
9. Lakukan berulang-ulang hingga sesuai keinginan.
F.

Montase

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambar-gambar yang dihasilkan dari
percampuran unsur beberapa sumber (Depdiknas 2001).
Karya montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang
sudah jadi lainnya.
Langkah-langkah membuat montase
:
1. Gambar buah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil Gambar buahnya saja.

2. kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari
karya montase.
G.

Teknik goresan krayon

Teknik goresan dengan menggunakkan krayon ini teknik yang sangat mudah untuk anak usia dini untuk
mengenal kan campuran warna-warna yang berbagai macam warnanya sehingga anak sangat suka karena
tidak ada batasan dalam menggores sehingga anak dapat leluasa dalam menggunakan kroyon. Berikut
cara membuatnya :
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.

Alat dan bahan


:
Kertas gambar A4.
Krayon.
Penggaris kecil atau bahan yang bisa untuk menggores
Cara pembuatannya
:
Gunakan buku gambar ukuran A4.
Lalu gunakan krayon dengan berbagai macam warna sesuka hati anda.
Goreskan krayon hingga menutupi warna putih pada buku gambar.
Setelah penuh, gambar pemandangan atau pegunungan sesuka hati dengan menggoreskan sisi dari
penggaris lalu akan tampak gambar yang anda inginkan.
Teknik gambar ini akan muncul sesuai dengan keinginan anda.
H.

Teknik tetes

Teknik tetes adalah teknik dengan cara meneteskan cat air dengan leluasa sehingga terbentuk seperti
lingkaran yang ada diatas kertas gambar.
Bahan dan alat
:
1.
Kertas gambar.

2.
3.
4.

Cat air.
Air.
Palet dan kuas.
Langkah membuatnya :
1.
Siapkan cat air warna primer seperti, merah, kuning, biru.
2.
Lalu tuangkan cat air kedalam palet campuri dengan sedikir air lalu aduk hingga rata.
3.
Kuas yang sudah ada cat air, tetes kan cat air dari jarah 30 cm dari buku gambar sehingga dapat
membentuk lingkaran-lingkaran seperti gambar diatas.

I.

Teknik mencetak bayangan

Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak atau acuan atau klise. Alat
cetak dapat diperoleh secara sederhana atau di rencana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa
dikatakan seni grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau
gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipat
gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun keterampilan
penciptanya.
Alat dan Bahan :
1. Kertas gambar
2. Pewarna (Cat warna atau pewarna makanan)
3. Siapkan yang akan dicetak
(disini menggunakan daun papaya dan daun lemtoro)
4. Sisir
5. Sikat gigi
Langkah-Langkah Membuat :
1. Siapkan kertas gambar
2. Siapkan Pewarna cat warna (agak cair)
3. Letakkan Daun pepaya diatas kertas gambar

4. Celupkan sikat gigi pada cat warna


5. Cara mencetak dengan sisir yang disikat sikat gigi dengan pewarna.
6. Setelah cat kering, daun dapat diangkat.

J.

Teknik mencetak dengan pelepah pisang

Teknik mencetak adalah Memindahkan gambar keatas kertas atau bahan lainnya dengan
menggunakan acuan cetak yang terbuat dari berbagai jenis bahan (mencetak dengan bahan alam).
Alat dan Bahan :
1. Pelepah daun pisang
2. Cat air / Pewarna makanan
3. Pisau / Cutter (Gunakan dengan bantuan orang dewasa)
4. Kuas (untuk mengolesi alat cetak)
Langkah-Langkah Membuat :
1. Siapkan pelepah daun pisang
2. Potong serong pelepah daun pisang menggunakan pisau sesuai keinginan
(ingin bentuk kecil atau besar)
3. Siapkan pewarna yang sudah di cairkan (agar tidak menggumpal saat di cetak)
4. Siapkan kertas gambar
5. Ambil pelepah pisang kemudian diolesi dengan pewarna yang diinginkan
6. Setelah selesai, letakkan pada kertas dengan sedikit di tekan perlahan
7. Bentuk sesuai keinginan
8. Angkat perlahan alat cetaknya
9. Biarkan kering
10.Hasil cetakan telah selesai

K.

Teknik membentuk

Membentuk dengan plastisin adalah hal yang sangat disukai anak karena plastisin sangat lentur dan
mudah dibentuk beaneka ragam. Dengan tema BUAH-BUAHANanak akan lebih suka dan mudah
mengasah perkembangan konitif pada anak usia dini.
Alat/bahan:
1.
Plastisin warna-warni.
2.
Pisau kater.
3.
Clemek.
4.
Serta tentukan tema apa yang ingin di buat.
Cara pembuatannya:
1.
Pasang lah terlebih dahulu clemek, karena ini berguna agar pakaian yang kita gunakan tidak kotor
terkena plastisin yang akan digunakan.
2.
Pilihlah warna apa yang digunakan untuk mengkreasikan karya kita tersebut, kemudian potong
jika dianggap terlalu besar.
3.
Setelah dipotong, letakkan plastisin ditelapak tangan serta bulat-bulatkan plastisisn tersebut agar
lentur.
4.
Setelah lentur buat lah bentuk yang diinginkan sesuai dengan tema apa yang kita gunakan.

L.

Teknik ciprat

Teknik ciprat ini bertujuan agar warna primer yang saling bertumpuan akan berubah seperti jika warna
merah bertemu dengan warna kuning anak menjadi warna hijau sehingga anak akan lebih tertarik dalam
perubahan warna tersebut.

Alat dan bahan


:
Kertas A4
Cat air warna primer.
Kuas
Palet
Cara membuatnya
:
1.
Siapkan cat air dengan warna primer seperti merah, kuning, biru.
2.
Lalu masukkan cat air ke dalam palet dan siapkan air secukupnya untuk mencampur cat air dengan air.
3.
Lalu gunakan kuas dan lalu ciprat kan ke dalam kertas gambar, sehingga ada percampuran antara merah
dengan biru akan menjadi ungu.
1.
2.
3.
4.

BAB III
PENUTUP
Karya- karya tadi merupakan karya yang dapat diajarkan kepada anak usia dini. Dengan contoh
karya- karya diatas diharapkan sebagai guru kita mampu untuk mengajarkan anak untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam menciptakan sebuah karya. Selain itu kita sebagai guru juga dapat mengembangkan seni
yang dimiliki oleh anak sejak usia dini, sehingga pertumbuhan anak dapat berjalan sesuai dan seimbang.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat dijadikan sebagai bekal saat kita menjadi guru
PAUD nantinya.
Diposkan oleh julyana indraswari di 05.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:

Anda mungkin juga menyukai