ELECTROENSEPHALOGRAPH (EEG)
DI SUSUN OLEH :
DIANA YANI
(G1B0130
MARIATUL QIBTIAH
(G1B013023)
MARLIYA ULFA
(G1B013024)
MEI PURWATI
(G1B013025)
NUR HAKIKI
(G1B013029)
(G1B013033)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak memiliki peranan penting dalam berbagai proses yang terjadi pada tubuh
manusia. Hal ini disebabkan karena otak merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat
kontrol aktivitas dalam tubuh manusia. Otak manusia merupakan sumber dari segala
pikiran, emosi, persepsi dan tingkah laku. Otak terdiri dari jutaan elemen mikroskopik
yang disebut saraf yang menggunakan bahan kimia dalam mengatur aktivitas listrik di
dalam otak. Tahapan embrional yang penting dalam perkembangan otak adalah neurulasi,
proliferasi, migrasi, mielinisasi dan sinatogenesis. Keadaan mulai lahir sampai usia 5
tahun akan terjadi pertumbuhan fisik yang cepat diikuti dengan perkembangan otak.
Maturitas dari otak yang paling tinggi pada batang otak dan terakhir pada kortek serebri.
Setelah usia 5 tahun maka pertumbuhan otak berjalan lambat, dan progresivitasnya untuk
mencapai usia pertengahan masa kanak-kanak
tahun.
Sinaptogenesis terjadi secara cepat pada kortek serebri saat 2 tahun dari kehidupan.
Myelinisai paling cepat saat usia 2 tahun pertama kemudian berlangsung lebih lambat
setelah itu. Neuron- neuron yang berhubungan (fungsi motorik, sensorik dan kognitif)
mengalami mielinisasi yang besar dimulai saat usia anak masuk sekolah (6 tahun) dan sel
saraf area ini terjadi mielinisasi yang lengkap antara usia 6-12 tahun.
Otak bekerja menggunakan sistem kelistrikan, yaitu menghasilkan sinyal listrik
kecil dalam pola teratur dan disalurkan melalui jaringan sel-sel saraf yang disebut neuron.
Perbedaan komposisi ionik pada cairan intraseluler dan ekstraseluler menghasilkan
gradien voltase listrik melintasi membran yang disebut potensial membran. Potensial
inilah yang direkam oleh elektroenchephalograph (EEG). EEG digunakan untuk
mengetahui kelainan otak pada manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
a. Bagaimana sistem saraf dan otak manusia?
b. Apa itu Elektroensefalografi (EEG) ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem saraf dan otak manusia
Yang dimaksud sistem saraf adalah semua jaringan neural yang terdapat dalam tubuh,
yang terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis, dan syaraf perifer. Saraf perifer adalah serat saraf
yang mengirim informasi sensoris ke otak atau medulla spinalis (disebut juga saraf
afferent), sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla
spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf efferent.
b. Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh, misalnya jantung, usus dan kelenjarkelenjar. Pengontrolan ini dilakukan dengan tidak sadar.
Adapun Otak manusia terdiri atas beberapa bagian dimana setiap bagian
memiliki peran terhadap suatu proses pada tubuh.
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan
nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak
yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol
perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Fungsi EEG
Caton
(1842-1926),
seorang
dokter
yang
bekerja
di
Liverpool,
memperkenalkan temuan tentang fenomena listrik dari belahan otak kelinci dan monyet
dalam British Medical Journal pada tahun 1875. Pada tahun 1890, Adolf Beck, seorang ahli
fisiologi, menerbitkan penelitiannya mengenai aktivitas listrik spontan dari otak kelinci dan
anjing termasuk tentang perubahan osilasi ritmik dengan bantuan cahaya.
Seorang fisiologi dan psikiater dari Jerman yang bernama Hans Berger (1873-1941),
yang bekerja di kota Jena, memulai studinya mengenai EEG pada manusia di tahun 1920.
Hans melanjutkan penelitian sebelumnya oleh Richard Caton, Hans Berger kemudian,
mengumumkan bahwa sangatlah mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang
dihasilkan oleh otak tanpa membuka tengkorak dan hasilnya dapat dilihat di kertas. Hans
menamakan format perekaman penemuannya dengan nama elektroensefalogram. Karyanya
kemudian dikembangkan oleh Edgar Douglas Adrian. Pada tahun 1934, Fisher dan
Lowenback merupakan orang pertama yang menunjukkan gambaran lonjakan epileptiform.
Selanjutnya pada tahun 1936, Jasper Gibbs melaporkan lonjakan interiktal sebagai tanda
focus epilepsy. Pada tahun yang sama, laboratorium EEG pertama di buka di Massachusetts
General Hospital.
Offner Franklin (1911-1999), professor biofisika di Northwestern University
mengembangkan sebuah prototype dari EEG yang tergabung dalam inkwriter piezoelektrik
yang disebut Crystograph (seluruh perangkat ini biasanya dikenal sebagai Dynograph
Offner). Pada tahun 1947, society EEG Amerika didirikan dan kongres pertama EEG
International diadakan. Pada tahun 1953 Aserinsky dan Kleitmean menjelaskan mengenai
gelombang REM saat tidur.
Terkesan dengan berbagai kemungkinan untuk membangun peta bidimensional
menyangkut aktivitas EEG di atas permukaan otak maka pada tahun 1950, William Grey
Walter mengembangkan topografi otak dengan nama toposkop. Alat ini memungkinkan untuk
melakukan pemetaan aktivitas listrik di permukaan otak. Toposcope adalah suatu alat yang
kompleks. Toposcope mempunyai 22 tabung sinar katoda (yang serupa dengan tabung TV),
masing-masing di antara tabung sinar katoda itu dihubungkan ke sepasang elektroda yang
dipasang ke tengkorak. Elektroda diatur di dalam suatu susunan geometri, sehingga masingmasing tabung bisa melukiskan intensitas dari beberapa irama yang menyusun EEG di dalam
area otak tertentu. Susunan tabung CRT ini, sedemikian rupa sehingga display
phosphorescent spiral menunjukkan secara serempak irama yang menunjukkan bagian
tertantu dari otak.
2.4 Sumber sinyal EEG
Listrik yang dihasilkan didalam tubuh manusia berfungsi untuk mengendalikan dan
mengoperasikan sistem syaraf, otot, dan berbagai organ yang ada didalam tubuh. Pada
dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya yang
ditimbulkan oleh otot disebabkan oleh tarik menarik antara muatan listrik yang berbeda.
Kerja otak pada dasarnya bersifat elektrik, dimana semua sinyal saraf dari dan ke otak
melibatkan aliran arus listrik.
Otak bekerja menghasilkan sinyal listrik kecil dalam pola teratur dan disalurkan
melalui jaringan sel-sel saraf yang disebut neuron. Perbedaan komposisi ionik pada cairan
intraseluler dan ekstraseluler menghasilkan gradien voltase listrik melintasi membran yang
disebut potensial membran. Potensial inilah yang direkam oleh elektroenchephalograph.
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk
merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi kesegala jurusan sel
membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
2.4 Jenis Jenis sinyal EEG
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada
kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 V, tetapi umumnya 50 V. Frekuensinya
bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1
Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang
terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian untuk analisis EEG, yaitu :
1. Gelombang di posterior
a. Gelombang Alfa
Gelombang alfa mempunyai frekwensi 8-12 siklus per detik. Gelombang alfa
terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak tertidur).
Distribusi : bagian posterior kepala (oksipital, parietal dan temporal posterior)
dapat meluas ke sentral, verteks dan midtemporal
Karakteristik :
( Ka>Ki)
Reaktivitas : Amplitudo berkurang saat buka mata, aktivitas mental sedangkan
frekuensi berkurang saat mengantuk
b. Gelombang Lamda
Karakteristik : dapat terlihat saat bangun, buka mata, polaritas positif, asimetri
(normal), di daerah oksipital, jelas terlihat usia 2 15 thn, dan jarang terlihat pada
usia tua . Gelombang Lambda mempunyai amplitudo : 20 50
V.
Reaktivitas : gelombang ini tampak jika melihat suatu objek,dan menghilang saat
tutup mata
2. Gelombang Mu
Gelombang ini sering disebut juga comb rhythm, rolandic alpha. Frekuensi seperti
Alpha (8-10 Hz) terdapat pada 20 % orang dewasa, sering pada usia 8 16 tahun dan
lokasinya di daerah sentral, dapat tampak unilateral atau bilateral.
Karakteristik : Bentuk lengkung, amplitudonya 20 60
V, gelombang ini
akan menurun frekuensinya atau hilang dengan gerakan aktif, pasif atau stimulus taktil
kontralateral, maupun berpikir tentang gerakan. Gelombang ini berasal dari korteks
sensorimotor.
3. Gelombang Beta
Gelombang Beta mempunyai frekuensi 13-30 siklus per detik. Gelombang ini
secara normal ditemukan ketika siaga atau menjalani pengobatan tertentu, seperti
benzodiazepines atau pengobatan anticonvulsants. Distribusinya berada di daerah
frontal dan central dengan amplitudo 10 20
V (dewasa) dan 60
V (anak
usia 12-18 bulan). Gelombang Beta dapat lebih jelas terlihat saat mengantuk, maupun
atas pengaruh obat-obatan (barbiturat, benzodiazepin). Perbedaan amplitude kanan
dan kiri lebih dari 35 % merupakan suatu abnormalitas.
4. Gelombang Tetha
Gelombang Theta mempunyai frekuensi : 4 7 Hz, di daerah frontal atau
fronto-central (tutup mata) , dan Temporal (4 7 Hz) biasanya pada orang tua
.Gelombang theta jelas terlihat saat hiperventilasi,mengantuk dan tidur. Amplitudo :
30 80
5. Gelombang Delta
Gelombang delta mempunyai suatu frekwensi kurang dari 3 siklus per detik.
Gelombang secara normal ditemukan hanya pada saat sedang tidur dan anak-anak
muda
ditimbulkan dari posterior otak pada orang yang berjalan sambil tidur
atau mata yang terbuka serta pemusatan perhatian.
o Beta
Sinyal amplitudo di bawah 20
Sinyal amplitudonya 2
perhatian penuh
tidur seseorang
2.5 Prinsip kerja EEG
Alat perekam EEG ini biasanya memerlukan elektroda (lempengan besi kecil)
yang
menghantarkan aliran listrik. Amplifier yang cukup kuat digunakan untuk meningkatkan
amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah (sinyalnya
beberapa mikrovolt). Suatu alat yang disebut Galvanometer yang mempunyai tinta pena
yang ujungnya bertugas untuk menulis pada kertas khusus yang bergerak kontinyu
dengan kecepatan tetap yang telah diatur sebelumnya, Hasilnya berupa gelombang. Satu
pasang dari elektroda biasanya membentuk satu channel dimana alat perekam EEG
sangat bergantung pada hal ini dan EEG dapat membentuk 8 40 channel yang terekam
secara paralel. Ini disebut alat perekam EEG multichannel.
Jenis Elektroda
klorida..
permukaan otak dan dibungks oleh kapas yang mengandung cairan garam psikologis
penggunaannya pada sensor ini terdapat pasta elektrolit yang terletak diantara
elektroda dengan kulit.
Elektroda Ag/AgCl Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam / garam.
Elektroda ini banyak digunakan karena mudah dan handal. Elektroda ini dapat dioperasikan
pada temperatur lebih dari 100C. Reaksi keseimbangan yang terjadi dapat ditulis sebagai
berikut:
Dimana EO Ag/AgCl = 0,2223 V vs SHE pada 25 oC dengan koefisien temperatur 0,23 mV/oC. karena perak dan perak klorida berada dalam bentuk padat maka
[AgCI] = [Ag] = l. Maka persamaan di atas menjadi
Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa potensial elektroda ini tergantung pada aktivitas
ion klorida didalam elektroda. Untuk itu penting sekali untuk mengetahui komposisi elektrolit
yang menjadi larutan pengisi serta konsentrasinya. Untuk larutan pengisi yang mengandung
3,5 M kalium klorida, maka potensial elektrodanya mencapai 0.199 V vs SHE pada
temperature 25 oC. Kelemahan dari elektroda ini adalah sensitif terhadap cahaya. Cahaya
menyebabkan AgCl berubah menjadi Ag.
Pemasangan Elektroda
EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif
pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari
tubuh. Tiga jenis sambungan elektroda yang digunakan, yaitu Bipolar (antara
pasangan electrodes, biasanya berdekatan), Monopolar (antara satu elektroda dan
elektroda referensi biasanya terpasang ke salah satu atau kedua earlobes), dan
Monopolar (antara satu elektroda referensi dan dibentuk oleh rata-rata semua
electrodes lainnya yang menghubungkan mereka melalui resistors).
Penempatan elektroda di kulit kepala pada saat perekaman umumnya diukur
berdasarkan metode International Federation of Society of Electroensephalogram.
Penempatan elektroda pada kulit kepala ditempatkan pada posisi aturan standar sistem
10 20, penempatan elektroda pada kepala dengan ketentuan kode huruf menyatakan
lokasi yang terdiri dari Frontal (F), Pariental (P), Occipital (O), dan Temporal (T).
Sedangkan kode angka ganjil menunjuka sisi kiri serta angka genap menunjuka sisi
kanan.
Sumber : www.terapimusik.com
EEG biasanya merekam dengan subyek sadar tetapi istirahat di tempat tidur
dengan mata tertutup. perekaman juga dapat dilakukan dengan subjek tidur atau
ketika hyperventilating (selama bernapas). Kedua kondisi ini dapat menimbulkan pola
abnormal yang tidak dapat muncul dalam keadaan istirahat.
10.20 lectrode system yang direkomendasikan oleh International Federation of EEG Societies.
a. Amplifier (penguat)
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan
karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah.
Amplifier yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik atau
dari peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di dalam kerja EEG
karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya beberapa
mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga
beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal lemah yang hanya beberapa
mikrovolt.
b. Kontrol sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari
amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat
penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000
untuk 50 V sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai penguatan diatas.
Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai
dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk
menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan
dimaksudkan untuk meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu channel
oleh sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan
amplifier normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 V dipantulkan pena diatas
daerah linearnya.
c. Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam
kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan
tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi otomatis
EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah dengan
menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu berhasil. Kerusakan ini
umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat EEG mempunyai
beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai
satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3;
dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3;
1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter highfrekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz.
d. Sistem penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe
direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40
mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah tipe stylus yang
langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di dalam
mengubah sudut posisinya seperti pada suatu motor listrik. Arah perputaran
tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah
sebanding dengan arus yang mengalir melalui kumparan.
Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai
suatu ujung yang menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang sensitif
atau panas kertas sensitif. Jika suatu penulisan lengan dari panjang yang ditetapkan
digunakan, sumbu koordinat akan menjadi kurva. Dalam rangka mengkonversi kurva
linier dari ujung penulisan ke dalam kurva gerak lurus, berbagai mekanisme telah
dipikirkan untuk mengubah panjang efektif dari lengan penulisan sehingga bergerak
ke tabel perekaman. Instrumen taut-band lebih disukai dibandingkan dengan
instrumen poros dan jewel karena lebih menguntungkan untuk meningkatkan
sensitivitas
listrik,
mengeliminasi
friksi,
lebih
baik
pengulangannya
dan
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak
kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan
kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting.
Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini.
g. Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak
elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan.
Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran
lebih umum.