Anda di halaman 1dari 22

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG

PENGELOLAAN PENYAKITNYA PADA PENDERITA


DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI
DiajukanGunaMelengkapiSebagianSyaratMencapaiGelarSarjanaKeperawatanpada
ProgramPendidikanNersProgramStudiIlmuKeperawatan
diSekolahTinggillmuKesehatanAisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
ZUFIKA ERMAWATI
060201039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011

THE ILLUSTRATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT


DISEASE MANAGEMENT IN DIABETES MELLITUS PATIENTS
IN REGIONAL PUBLIC HOSPITALS PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN


PENYAKITNYA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Zufika Ermawati
060201039

Oleh:
Penguji I

: Diyah Candra, S. Kep, Ners.

Tanggal

: ..........................................

Tanda tangan

: .........................................

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN


PENYAKITNYA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL1

Zufika Ermawati ,Diyah Candra3

INTISARI
Latar belakang : Penyakit DM tidak dapat disembuhkan namun DM dapat
dikendalikan. Pengendalian DM diantaranya melalui pengobatan dan pola makan
serta pola hidup sehat. Dasar pengelolaan diabetes dikenal empat pilar utama
pengelolaan yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani, obat
hipoglikemik.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan
dan sikap tentang pengelolaan penyakitnya pada penderita DM di Rumah Sakit
Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul tahun 2010.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi
penelitian ini adalah penderita Diabetes Melitus pada pertengahan bulan Oktober
2010 di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pengambilan sampel dengan
aksidental sampling diperoleh sampel sebanyak 30 responden. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan rumus prosentase.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum
mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang pengelolaan DM
dengan kategori rendah sebanyak 25 orang (83,3%). Mayoritas responden
mempunyai sikap dengan kategori cukup tentang pengelolaan DM yaitu 20 orang
(66,7%).
Saran : Saran bagi rumah sakit agar mempunyai program penyuluhan secara berkala
tentang pengetahuan mengenai DM terutama tentang pengelolaan penyakitnya secara
mandiri.

Kata kunci
: pengetahuan, sikap, pengelolaan DM
Kepustakaan
: 24 buku (2000-2010), 12 internet
Jumlah halaman : i-xiii, 81 halaman, 7 tabel, 8 gambar, 14 lampiran

Judul Skripsi
Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta
2

THE ILLUSTRATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT


DISEASE MANAGEMENT IN DIABETES MELLITUS PATIENTS
IN REGIONAL PUBLIC HOSPITALS PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL1
Zufika Ermawati2, Diyah Candra 3
ABSTRACT
Background: The Diabetes Mellitus disease is incurable but diabetes mellitus can be
controlled. The diabetes mellitus control them by medication, diet and healthy
lifestyle. Basic management of diabetes are four main pillars of management are:
counseling, meal planning, physical exercise, hypoglycemic drugs.
Purpose Of Research: The purpose of this research is to obtain the knowledge and
attitudes about disease management in patients with diabetes mellitus in Regional
Publik Hospital of Panembahan Senopati Bantul 2010.
Research Method : This research is a descriptive quantitative. The population was
patients with diabetes mellitus in the middle October 2010 in Regional Publik
Hospital (RSUD) of Panembahan Senopati Bantul. The samples obtained with
sampling accidental sample of 30 respondents. Data collection using the
questionnaires. Data analysis using the percentage formula.
Result of research and conclusion: The research results showed that in general the
majority of respondents have this level of knowledge about the management of
diabetes with low category as many as 25 people (83.3%). The majority of
respondents have enough attitude to the category of diabetes mellitus management of
20 persons (66.7%).
Suggestions : For the hospital to have a regular counseling program on knowledge
about diabetes mellitus, especially about their own disease management.

Key words
Bibliography
Number of pages

: knowledge, attitudes, management of diabetes mellitus


: 24 books (2000-2010), 12 website
: i-xiii, 81 pages, 7 tables, 8 pictur, 14 attachments

Title of Thesis
Student of STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer of STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
2

pengelolaan diabetes dimulai dengan

Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah
suatu kumpulan gejala yang timbul pada

perencanaan makan dan latihan jasmani


yang dipertahankan sampai 4-8 minggu.

seseorang yang disebabkan oleh karena

Selama perencanaan makan dan

adanya peningkatan kadar glukosa darah

latihan jasmani dapat mengendalikan

akibat kekurangan insulin baik absolut

kadar gula darah maka pemberian obat

maupun relatif. Gejala klasik diabetes

hipoglikemia

belum

adalah

Penggunaan

obat

adanya

rasa

haus

yang

diperlukan.
hipoglikemia

berlebihan, sering kencing terutama

dilakukan apabila setelah melakukan

malam hari dan berat badan turun

program diet dan latihan jasmani, kadar

dengan cepat. Disamping itu kadang-

glukosa darah masih belum terkendali

kadang ada keluhan lemah, kesemutan

baik. penambahan obat hipoglikemik

pada jari tangan dan kaki, cepat lapar,

oral (OHO) atau suntikan insulin harus

gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah

sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan

seks menurun, dan luka sukar sembuh.

dekompensasi

Serta komplikasi pada pasien dapat

ketoasidosis, stress berat, penurunan

terkena

berat badan dengan cepat, perlu segera

mata

hingga

buta

atau

komplikasi yang lain seperti kaki busuk


(gangren),

komplikasi

pada

ginjal,

jantung (Waspadji, 2007).


Dasar

pengelolaan

metabolik

misalnya

diberikan insulin (Waspadji, 2007).


Tujuan

pengelolaan

diabetes

dapat dibagi atas tujuan jangka pendek


diabetes

dan tujuan jangka panjang. Tujuan

dikenal empat pilar utama pengelolaan

jangka

yaitu:

(edukasi),

berbagai

keluhan/

perencanaan makan, latihan jasmani,

sehingga

pasien

obat

kehidupan yang sehat dan nyaman.

penyuluhan

hipoglikemik.

Secara

umum,

pendek

adalah
gejala
dapat

hilangnya
diabetes
menikmati

Tujuan

jangka

panjang

adalah

harus

tercermin

pada

langkah

tercegahnya berbagai komplikasi baik

pengelolaan diabetes mellitus (Suyono,

pada pembuluh darah (mikroangiopati

S., 2005).

dan

makroangiopati)

pada

DM merupakan penyebab utama

susunan saraf (neuropati) sehingga dapat

morbiditas dan mortalitas. Selain itu,

menekan

dan

diabetes juga mempunyai pengaruh yang

mortalitas. Tujuan pengelolaan diabetes

sangat besar dalam alokasi biaya untuk

tersebut dapat dicapai dengan senantiasa

pelayanan

mempertahankan

metabolik

penyakit DM telah mencapai tingkat

yang baik seperti dicerminkan oleh

atau proporsi epidemik di beberapa

normalnya kadar glukosa dan lemak

negara dan menjadi sebuah perhatian

darah (Waspadji, 2007).

yang penting dalam dunia kesehatan

angka

maupun

morbiditas

kontrol

Untuk mencapai tujuan tersebut


dilakukan

berbagai

Prevalensi

(Debrytha, 2009).

untuk

Penyakit DM tidak menular tapi

memperbaiki metabolik yang terjadi

lebih disebabkan oleh perubahan gaya

pada pasien DM, seperti kelainan kadar

hidup, perubahan pola makan ke arah

glukosa darah, lipid maupun berbagai

tinggi karbohidrat, protein, lemak dan

kelainan yang juga berpengaruh pada

rendah serat, rendahnya aktivitas fisik.

pencapaian

panjang

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu

tersebut, seperti tekanan darah, dan berat

kegiatan, zat, kondisi sebagai faktor

badan. Mekanisme dasar kelainan DM

pencetus yang mempunyai pengaruh

tipe 2 adalah terdapatnya faktor genetik,

terhadap

resistensi insulin dan insufisiensi sel

Kegiatan mengendalikan faktor risiko

beta pankreas, maka cara-cara untuk

DM antara lain dengan pendidikan

memperbaiki kelainan dasar tersebut

kesehatan mengenai DM kepada orang

tujuan

usaha

kesehatan.

jangka

terjadinya

penyakit

ini.

yang sehat dan belum mempunyai faktor

serta dapat mengatasi komplikasi yang

DM; kelompok yang mempunyai faktor

lebih lanjut. Pengetahuan seseorang

risiko DM terutama penyandang baru;

terhadap suatu objek dapat dipengaruhi

perencana

oleh

kebijakan

kesehatan

di

berbagai

hal

seperti

tujuan

daerah; mengontrol berat badan dalam

pengelolaan, dampak tidak mentaati

batas normal sesuai berat badan dan

pengelolaan

tinggi badan; pola makan/diet sehat

dengan 4 pilar utama yaitu penyuluhan

seimbang, aktifitas fisik yang teratur

(edukasi), perencanaan makan, latihan

terukur; deteksi dini; pemeriksaan kadar

jasmani, obat hipoglikemik. Sedangkan

gula darah. Upaya pemerintah adalah

sikap

dengan

promotif,

pemahaman dalam diri klien mengenai

kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif,

pengelolaan. Dengan pemahaman itu

dengan promosi gaya hidup sehat,

maka akan berubah menjadi suatu

keluarga sadar gizi (kadarzi), konsumsi

keyakinan sehingga muncul suatu respon

sayur dan buah-buahan, penyuluhan

emosional yaitu perasaan mendukung

kesehatan. Upaya kuratif, mengaktifkan

dan

klinik gizi di setiap Puskesmas melalui

(Heruhaidir, 2009).

melakukan

upaya

konseling gizi (Syafei, 2010).

diabetes

akan

yang

membentuk

perasaan

tidak

dikenal

suatu

mendukung

Kurangnya pengetahuan dan sikap

Melalui pengetahuan dan sikap

warga masyarakat terhadap kesehatan

yang baik tentang pengelolaan diabetes

dan

mellitus maka diharapkan klien DM

masyarakat tidak berperilaku sesuai

dapat meningkatkan kepatuhan dalam

dengan

melaksanakan

(Notoatmodjo, 2003).

sehingga

pengelolaan

dapat

termotivasi

diabetes
untuk

mengontrol kadar glukosa darahnya

penyakit,

nilai-nilai

mengakibatkan

kesehatan

Penelitian ini bertujuan untuk


mendapatkan

gambaran

pengetahuan

dan

sikap

tentang

pengelolaan

dalam

penelitian

ini

menggunakan

penyakitnya pada penderita DM di

kuesioner. Analisa data menggunakan

Rumah

rumus prosentase.

Sakit

Umum

Daerah

Panembahan Senopati Bantul tahun

Hasil Penelitian

2010.

Karakteristik responden berdasarkan


umur

Metode
Penelitian
penelitian
Rancangan
untuk

ini

merupakan

deskriptif

kuantitatif.

penelitian
mengetahui

ini

bertujuan
gambaran

Gambar 4.1. Karakteristik responden


berdasarkan umur

pengetahuan dan sikap penderita DM


Gambar
terhadap pengelolaan penyakitnya di
RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Populasi penelitian ini adalah

4.1.

memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak


berumur antara 50-60 tahun yaitu 13
orang (43,3%) dan yang paling sedikit
berumur lebih dari 70 tahun yaitu 2

seluruh penderita Diabetes Melitus yang

orang (6,7%).

berkunjung pada awal bulan Oktober


2010 untuk melakukan pengobatan di

Karakteristik responden berdasarkan


jenis kelamin

RSUD Panembahan Senopati Bantul


baik rawat inap maupun rawat jalan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
aksidental sampling. Selama 2 minggu
penelitian

didapatkan

responden

berjumlah 30 orang. Instrumen yang


digunakan untuk mengumpulkan data

Gambar 4.2. Karakteristik responden


berdasarkan jenis kelamin
Gambar 4.2. memperlihatkan
bahwa responden dengan jenis kelamin

laki-laki dan perempuan mempunyai

berlatar belakang pendidikan SMA yaitu

porsi yang sama yaitu masing-masing

10 orang (33,3%) dan yang paling

50% (15 orang).

sedikit tidak lulus SD yaitu 1 orang

Karakteristik responden berdasarkan

(3,3%).

pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan


lama menderita penyakit DM

Gambar 4.3. Karakteristik responden


berdasarkan pekerjaan
Gambar

4.3.

memperlihatkan

Gambar 4.5. Karakteristik responden


berdasarkan lama menderita penyakit
DM

bahwa responden yang paling banyak

Gambar

4.5.

memperlihatkan

bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)

bahwa

dan karyawan swasta yaitu masing-

penyakit DM, responden yang menderita

masing

sedangkan

DM kurang atau sama dengan 5 tahun

responden yang paling sedikit bekerja

dan responden yang menderita penyakit

sebagai

DM lebih dari 5 tahun mempunyai porsi

orang

(30%)

pensiunan

dan

PNS

yaitu

berdasarkan

lama

menderita

masing-masing 1 orang (3,3%).

yang sama yaitu masing-masing 50%

Karakteristik responden berdasarkan

(15 orang).

tingkat pendidikan

Tingkat

pengetahuan

responden

tentang pengelolaan DM

Gambar 4.4. Karakteristik responden


berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar

4.4.

memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak

Gambar 4.6. Tingkat pengetahuan


responden tentang pengelolaan DM

Gambar

4.6.

memperlihatkan

yaitu 25 orang (83,3%) sedangkan yang

bahwa responden yang paling banyak

paling

mempunyai tingkat pengetahuan tentang

pengetahuan sedang tentang pengelolaan

pengelolaan DM dengan kategori rendah

DM yaitu 5 orang (16,7%).

Jawaban

responden

terhadap

kuesioner

sedikit

tingkat

mempunyai

pengetahuan

tingkat

tentang

pengelolaan penyakitnya pada penderita DM


Tabel 4.1.
Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Penyakitnya (DM)
No.
Pernyataan
No
Jawaban responden
Item
Benar
Salah
F
%
F
%
1.
Diet
a. Jenis makanan
1
30 100
0
0
b. Pelaksanaan diet yang baik
2
30 100
0
0
2.
Olah raga
a. Intensitas
3
30 100
0
0
b. Waktu olah raga
4
6
20
24
80
c. Jenis olah raga
5
10 33,3 20 66,7
6
29 96,7
1
3,3
Tabel
bahwa

4.1.

semua

mempunyai

memperlihatkan

responden

pengetahuan

(100%)

yang

Sikap

responden

terhadap

pengelolaan DM

baik

tentang diet DM. Sedangkan untuk


pengetahuan responden mengenai olah
raga, seluruh responden (100%) dapat
menjawab benar mengenai intensitas
olah

raga,

namun

sebagian

besar

responden masih belum mengetahui atau


memahami mengenai waktu (80%) dan

Gambar 4.7. Sikap responden terhadap


pengelolaan DM

jenis (66,7%) olah raga.


Gambar

4.7.

memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak


mempunyai sikap yang cukup baik
dalam pengelolaan DM yaitu 20 orang
(66,7%)

sedangkan

responden

yang

paling sedikit mempunyai sikap yang


kurang dalam pengelolaan DM yaitu 10
orang (33,3%).

Distribusi

Sikap

Responden

Tentang

Perencanaan

Makan

Terhadap

Pengelolaan Penyakitnya (DM)


Tabel 4.2.
Distribusi Sikap Responden Tentang Perencanaan Makan Terhadap Pengelolaan
Penyakitnya (DM )
No
.

No.
F/U*
Item

Pernyataan

1.

Jenis diet

2.

Jadwal diet

3.

Jumlah porsi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

F
U
U
U
F
F
U
F
F
F
U

SS
%
0
10
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0

Jawaban Responden
S
E
TS
STS
%
%
%
%
0
0
50
50
36,7 26,7 26,7
0
20
30
43,3 3,3
0
46,7 53,3
0
33,3 56,7
10
0
26,7 63,3
10
0
53,3 46,7
0
0
43,3
30
26,7
0
0
20
80
0
73,3
40
0
0
73,3
40
0
0

* F (Favorabel)
U (Unfavorabel)

Sikap mengenai jadwal dietpun


Tabel
bahwa

4.2.

responden

memperlihatkan
masih

menjawab

kurang tepat untuk pernyataan mengenai


jenis

diet.

Hal

ini

pernyataan

no

1-4,

responden

menjawab

tampak
hampir
kurang

pada
semua
tepat

dengan rentang jawaban benar antara 03,3%.

masih didapatkan data bahwa seluruh


responden (100%) menjawab kurang
tepat begitu juga sikap mengenai jumlah
porsi diet juga ditunjukkan dengan
seluruh responden (100%) menjawab
kurang tepat untuk pernyataan tersebut.

Tabel 4.3.
Distribusi Sikap Responden Tentang Latihan Jasmani Terhadap Pengelolaan
Penyakitnya Pada Penderita DM

No.

Pernyataan

1.

Waktu

2.

Parameter terhadap
prosedur olahraga

F
F
U
U
U

SS
%
0
26,7
0
0
0

Jawaban Responden
S
E
TS
%
%
%
3,3
6,7
50
56,7
10
6,7
3,3
53,3 43,3
33,3
66,7
0
0
16,7 83,3

U
F
F
F

0
0
33,3
3,3

0
30
63,3
30

No
Item

F/U*

12.
13.
14.
16.
15.
17.
18.
19.
20.

13,3
66,7
3,3
40

86,7
3,3
0
20

STS
%
40
0
0
0
0
0
0
0
0

* F (Favorabel)
U (Unfavorabel)
Untuk
Tabel

4.3.

memperlihatkan

bahwa untuk pernyataan latihan jasmani


mengenai

waktu

seluruh

responden

(100%) menunjukkan sikap yang kurang


tepat pada item pernyataan no 12, 14 dan
16.

pernyataan

mengenai

parameter terhadap prosedur olah raga,


sebagian responden mempunyai (10%)
sikap yang tepat pada pernyataan no 19.
Sedangkan untuk 4 pernyataan lainnya,
seluruh responden masih menjawab
kurang tepat.

Tabel 4.4.
Distribusi Sikap Responden Tentang Obat Hipoglikemia Terhadap Pengelolaan
Penyakitnya (DM )
No.

Pernyataan

Dosis

Waktu

Tabel
bahwa

untuk

4.4.

No.Item

21
22
23
24
25

F/U*

U
U
U
U
U

memperlihatkan
pernyataan

SS
%
26,7
40
3,3
0
0

obat

hipoglikemia mengenai dosis, sebagian


besar responden (100%) menunjukkan

Jawaban Responden
S
E
TS
%
%
%
60
10
0
60
0
0
30
46,7
20
16,7
50
33,3
10
33,3
43,3

STS
%
3,3
0
0
0
0

sikap kurang tepat. Hal ini tampak pada


jawaban responden pada item nomor 2123.

Untuk

mengenai

pada seseorang sebagaimana diyatakan

seluruh

oleh Suyono (2005) yang menyebutkan

responden (100%) menunjukkan sikap

bahwa salah satu faktor resiko terjadinya

tidak tepat.

penyakit

waktu

pernyataan

minum

obat

DM,

diabetes

melitus

adalah

obesitas.
PEMBAHASAN

Responden yang bekerja sebagai


karyawan swasta dan menderita diabetes

Karakteristik Responden
Hasil penelitian ini menunjukkan
responden paling banyak berusia antara
50-60 tahun (43,3%), responden dengan
jenis kelamin laki-laki dan perempuan
mempunyai porsi yang sama yaitu
masing-masing 50% (15 orang) dan
bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)
dan karyawan swasta yaitu masingmasing 9 orang (30%).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden bekerja
sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan
karyawan swasta. Pekerjaan merupakan
aktifitas fisik yang dapat mempengaruhi
kejadian DM. Responden yang bekerja
sebagai

ibu

menderita

rumah
diabetes

tangga

namun

melitus

dapat

disebabkan karena selain mengkonsumsi


makanan sehari-hari juga mengkonsumsi
makanan lain seperti menghabiskan sisa
makanan

anaknya.

Hal

menambah

jumlah

timbunan

dalam

tubuh

yang

tersebut
lemak

menyebabkan

terjadinya obesitas. Obesitas yang tidak


dikendalikan

dapat

menjadi

faktor

penyebab terjadinya diabetes melitus

melitus

dapat

disebabkan

karena

terjadinya perubahan gaya hidup dalam


hal pola makan yaitu responden lebih
banyak mengkonsumsi makanan cepat
saji yang banyak mengandung kalori
namun rendah protein dan rendah serat.
Hal

tersebut

dapat

terjadi

karena

responden

yang

bekerja

sebagai

karyawan

swasta

tidak

memiliki

kesempatan
ataupun

untuk

pulang

memasak
ke

sendiri

rumah

untuk

mengkonsumsi makanan yang lebih


baik.

Perilaku

ditunjang

tersebut

dengan

semakin

penghasilan

yang

memadai dan aktifitas fisik yang minim.


Menurut

Mangoenprasodjo

(2005) aktivitas fisik merupakan gerak


tubuh terdiri dari semua hal yang
membuat

kita

bergerak

dan

dapat

membakar kalori tubuh. Aktivitas fisik


merupakan salah satu pilar pengelolaan
DM

yang

penting

karena

dapat

menurunkan kadar glukosa darah dan


mengurangi

faktor

kardiovaskuler.

resiko

Penelitian

Indriani

(2004) dalam Vivit (2009) menunjukkan


bahwa

ada

hubungan

antara

jenis

pekerjaan dan kadar glukosa. Jenis

yang memberikan bekal yang cukup

aktifitas yang berbeda membutuhkan

kepada

kalori yang berbeda pula.

informasi

Hasil penelitian ini menunjukkan


bahwa

sebagian

besar

seseorang

untuk

memahami

yang

diterima

sehingga

memberikan pemahaman yang cukup.

(33,3%)

Hal tersebut akan mempengaruhi sikap

responden berpendidikan SMA. Menurut

seseorang. Demikian juga seseorang

Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah

yang berpendidikan rendah seperti SD

upaya untuk memberikan pengetahuan,

akan memiliki pengetahuan dan sikap

sehingga terjadi perubahan perilaku

yang

positif yang meningkat.

pemahamannya

Seseorang

yang

mempunyai

kurang

(Galles

Notoatmodjo

mempunyai tingkat pemahaman yang

bahwa

lebih

mempengaruhi

dibandingkan

dengan

yang

dalam

tingkat pendidikan lebih tinggi akan

baik

karena

tingkat

kurang

Atikah,

(2003)

tingkat

baik
2006).

menyebutkan

pendidikan
perilaku

dapat

seseorang.

seseorang yang berpendidikan lebih

Seseorang

rendah. Hal tersebut menyebabkan orang

dengan pengetahuan yang dimilikinya,

yang

sedangkan tingkat pengetahuan terkait

berpendidikan

lebih

tinggi

mempunyai pengetahuan yang lebih


tinggi

tentang

pengelolaan

akan

berperilaku

sesuai

erat dengan tingkat pendidikan.


Hasil penelitian ini menunjukkan

DM

dibandingkan dengan seseorang yang

bahwa

berpendidikan lebih rendah. Pendidikan

penyakit DM kurang dari 5 tahun dan

terkait

yang lebih dari 5 tahun mempunyai porsi

dengan

pengetahuan

yang

responden

menderita

dimiliki oleh seseorang untuk melakukan

yang

pencegahan atau pengelolaan penyakit

menderita DM mempengaruhi seseorang

DM.

dalam melakukan pengelolaan penyakit

Hal

tersebut

mempengaruhi

sama.

yang

Lamanya

perilaku orang tersebut. Responden yang

DM.

berpendidikan SMA mempunyai peluang

menderita penyakit DM mempunyai

yang lebih besar untuk mempunyai

pengalaman yang lebih banyak dalam

pengetahuan pengelolaan DM yang lebih

melakukan

baik

yang

dibandingkan dengan seseorang yang

rendah

baru menderita penyakit DM. Dengan

dibandingkan

berpendidikan

responden
lebih

pendidikan

yang

telah

pengelolaan

lama

DM

demikian seseorang yang lebih lama

(Notoatmodjo, 2003).
Tingkat

Seseorang

seseorang

SMA

merupakan tingkat pendidikan menengah

menderita

penyakit

DM

akan

mempunyai pengetahuan dan sikap yang

lebih

baik

dibandingkan

dengan

tentang pengetahuan sehingga tergolong

seseorang yang baru menderita DM. Hal

sebagai

ini

Seseorang yang berpendidikan rendah

disebabkan

merupakan

karena

salah

pengalaman

satu

faktor

yang

tingkat

pendidikan

rendah.

mempunyai tingkat pemahaman yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

mendasar

sikap seseorang sebagaimana dinyatakan

informasi termasuk informasi tentang

oleh

pengelolaan

Notoatmodjo

(2003)

yang

dalam

memahami

DM.

Hal

suatu

tersebut

menyebutkan bahwa pengalaman adalah

mempengaruhi

sesuatu yang pernah dialami seseorang

tentang pengelolaan DM. Seseorang

akan menambah pengetahuan tentang

yang berpendidikan SD atau bahkan

sesuatu

tidak sekolah akan memiliki tingkat

yang

bersifat

nonformal.

tingkat

pengetahuan

Pengetahuan akan mempengaruhi sikap

pengetahuan

dan perilaku seseorang. Seseorang akan

termasuk tingkat pengetahuan tentang

bersikap dan berperilaku sesuai dengan

pengelolaan penyakit DM.

pengetahuan

atau

kurang

Penelitian ini menunjukkan 8

pengetahuan yang dimilikinya.


Tingkat

rendah

responden

orang

(26,7%)

berpendidikan

tentang pengelolaan penyakitnya

responden

SMP

dan

10

yang
orang

(33,3%) responden yang berpendidikan


Gambar

4.6.

memperlihatkan

bahwa responden yang paling banyak


mempunyai tingkat pengetahuan tentang
pengelolaan DM dengan kategori rendah
yaitu 25 orang (83,3%) sedangkan yang
paling

sedikit

mempunyai

tingkat

pengetahuan sedang tentang pengelolaan


DM yaitu 5 orang (16,7%).

responden

(30%)

yang

berpendidikan rendah dengan rincian 1


orang (3,3%) yang tidak lulus SD dan 8
orang

(26,7%)

Pendidikan

SD

pendidikan

dasar

informasi-informasi

berpendidikan
merupakan
yang

SMA merupakan tingkat pendidikan


menengah yang memberikan dasar-dasar
pendidikan

yang

memahami

suatu

cukup

untuk

informasi

yang

diterima. Seseorang yang mempunyai


latar belakang pendidikan menengah
akan mempunyai pengetahuan yang

Hasil penelitian ini menunjukkan


bahwa

SMA. Tingkat pendidikan SMP atau

SD.
tingkat

memberikan
mendasarkan

tergolong cukup sesuai dengan tingkat


kemampuannya

dalam

mencerna

informasi

diterima,

termasuk

yang

pengetahuan tentang pengelolaan DM.


Penelitian

ini

menunjukkan

bahwa terdapat 3 orang (10%) responden


yang berpendidikan tinggi. Pendidikan
tinggi merupakan tingkat pendidikan

yang memberikan kemampuan kepada


seseorang
analisis

untuk

dapat

terhadap

melakukan

informasi

yang

Pengalaman merupakan sesuatu


peristiwa yang pernah dialami oleh
seseorang. Semakin banyak pengalaman

diterima. Seseorang yang berpendidikan

yang

tinggi akan mempunyai pengetahuan

pengetahuan

yang lebih baik dibandingkan orang

tersebut

akan

yang

tersebut

terjadi

berpendidikan

rendah

atau

dialami

seseorang

yang

maka

dimiliki

semakin
karena

orang

tinggi.

Hal

pengalaman

menengah karena memiliki kemampuan

memberikan informasi-informasi baru

untuk

yang selama ini belum diketahuinya.

mencerna

dan

memahami

informasi yang diterima dengan lebih

Terkait

baik.

lamanya
Hasil penelitian ini menunjukkan

dengan

pengelolaan

seseorang

mempengaruhi

DM,

menderita

seseorang

DM
dalam

bahwa hanya 5 orang (16,7%) yang

melakukan pengelolaan penyakit DM.

mempunyai

dengan

Seseorang yang telah lama menderita

kategori sedang tentang pengelolaan

penyakit DM mempunyai pengalaman

DM.

juga

yang lebih banyak dalam melakukan

menunjukkan bahwa ternyata tingkat

pengelolaan DM dibandingkan dengan

pendidikan responden ada yang tidak

seseorang yang baru menderita penyakit

lulus SD (3,3%), SD (26,7%) , SMP

DM. Dengan demikian seseorang yang

(26,7%), SMA (33,3%) dan PT (10%).

lebih lama menderita penyakit DM akan

Hal ini tidak sesuai dengan teori,

mempunyai pengetahuan dan sikap yang

seharusnya

lebih

Hasil

(2003),

pengetahuan

penelitian

menurut
semakin

pendidikan
pengetahuan

ini

Notoatmodjo
tinggi

tingkat

baik

dibandingkan

dengan

seseorang yang baru menderita DM.

seseorang

maka

tingkat

Selain itu 4 orang responden

yang

dimiliki

orang

yang mempunyai pengetahuan sedang

tersebut akan semakin tinggi pula.

tentang

Responden yang tidak lulus SD namun

menengah dan tinggi juga mendapatkan

memiliki tingkat pengetahuan tentang

dukungan yang kurang dari keluarganya

pengelolaan DM dengan kategori sedang

dalam melakukan pengelolaan penyakit

dapat

DM. Dukungan yang kurang dapat

disebabkan

karena

responden

DM

namun

dengan

berpendidikan

tersebut telah menderita DM lebih dari 5

ditunjukkan

keengganan

tahun, sehingga mempunyai pengalaman

keluarga untuk mencarikan informasi

yang lebih banyak dalam melakukan

tentang pengelolaan DM. Responden

pengelolaan penyakit DM.

yang kurang mendapatkan dukungan

informasional

dari

mempunyai
memiliki

keluarganya

kecenderungan

tingkat

untuk

pengetahuan

yang

pengetahuan tentang aktifias fisik dan


kepatuhan

diet

pengelolaan

mempengaruhi

penyakit

DM.

Hasil

minim, termasuk tingkat pengetahuan

penelitian ini dan penelitian sebelumnya

tentang

DM.

sesuai dengan teori yang dikemukan oleh

Menurut Friedman (2008), dukungan

Green dalam Notoatmodjo (2003) yang

keluarga adalah sikap, tindakan dan

menyebutkan bahwa pengetahuan yang

penerimaan keluarga terhadap penderita

dicakup

yang

mempunyai

pengelolaan

sakit.

penyakit

Anggota

keluarga

dalam
6

domain
tahapan

kognitif

yakni

tahu,

memandang bahwa orang yang bersifat

memahami, aplikasi, analisis, sintesis,

mendukung selalu siap memberikan

dan penilaian kembali.

pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Menurut Waspadji dkk., (2007),

Salah satu bentuk dukungan keluarga

dasar

adalah dukungan informasional.

empat pilar utama pengelolaan yaitu:

Hasil

penelitian

menunjukkan
mempunyai
tentang

bahwa

responden

pengetahuan

pengelolaan

juga

yang

penyuluhan
makan,

diabetes

(edukasi),
latihan

hipoglikemik.

dikenal

perencanaan

jasmani,

obat

Secara

umum,

terutama

pengelolaan diabetes dimulai dengan

tentang diet makan, namun responden

perencanaan makan dan latihan jasmani

masih belum memahami sepenuhnya

yang dipertahankan sampai 4-8 minggu.

tentang olah raga sebagai salah satu cara

Apabila setelah itu kadar glukosa darah

pengelolaan DM yang cukup penting.

masih belum terkendali baik, perlu

Hal ini sesuai dengan penelitian yang

ditambahkan obat hipoglikemik oral

dilakukan oleh Vivit Rayung Wulandari

(OHO) atau suntikan insulin sesuai

S (2009) dengan judul Hubungan

dengan

Aktivitas Fisik dan Kepatuhan Diet

dekompensasi

dengan

pada

ketoasidosis, stress berat, penurunan

Penderita Diabetes Melitus di Wilayah

berat badan dengan cepat, perlu segera

Kerja Puskesmas Bantul 1 Yogyakarta.

diberikan insulin.

Kadar

DM

baik

pengelolaan

Gula

Darah

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

indikasi.

Hasil

Dalam

metabolik

penelitian

keadaan
misalnya

ini

juga

pengetahuan

menunjukkan bahwa responden belum

dengan aktifias fisik dan kepatuhan diet

memahami sepenuhnya tentang olah

dengan kejadian DM pada penderita

raga sebagai salah satu pengelolaan DM

DM.

yang penting terutama yang berkaitan

ada

hubungan

Hal

ini

antara

menunjukkan

bahwa

dengan waktu pelaksanaan olah raga.

diusahakan tercapai denyut nadi 70-75%

Olah raga atau aktifitas fisik merupakan

denyut

salah satu faktor yang dapat digunakan

disesuaikan dengan kemampuan dan

untuk mengendalikan kadar gula darah

kondisi penyakit penyerta.

dalam tubuh. Seseorang yang melakukan

contoh olahraga ringan adalah berjalan

aktifitas fisik secara teratur maka kadar

kaki biasa selama 30 menit, olahraga

gula

dapat

sedang adalah berjalan cepat selama 20

disalurkan dalam bentuk tenaga sehingga

menit dan olahraga berat misalnya

tidak tertimbum dan tidak berlebihan di

jogging (Waspadji, 2007).

dalam tubuh. Responden yang belum

Sikap

darah

dalam

tubuhnya

sepenuhnya mengetahui waktu olah raga

nadi

maksimal

(220-umur),

responden

Sebagai

terhadap

pengelolaan DM

yang baik akan jarang melakukan olah


Hasil penelitian ini menunjukkan

raga. Hal tersebut memicu peningkatan


kadar

gula

darah

dalam

tubuh.

Peningkatan kadar gula dalam tubuh


memicu timbulnya komplikasi dalam
tubuh

termasuk

terjadinya

penyakit

yang memiliki sikap cukup baik terhadap


pengelolaan DM. Dari 20 orang tersebut,
5 orang (16,7%) diantaranya memiliki
pengetahuan dengan kategori sedang

diabetes melitus (DM).


Responden

bahwa terdapat 20 responden (66,7%)

yang

belum

mengetahui tentang waktu olah raga


sebagai salah satu faktor pengelolaan

tentang pengelolaan dan sisanya 15


orang

diselenggarakan kegiatan yang berkaitan


dengan latihan jasmani untuk penderita
DM seperti senam DM atau olah raga
ringan

lainnya.

Menurut

Waspadji

(2007), program latihan latihan jasmani


yang dapat dilakukan oleh penderita DM
adalah latihan aerobic secara teratur 3-4
kali/minggu @ 30 menit yang bersifat
CRIPE (continuous, rhythmic, interval,
progressive,
melaksanakan

endurance).

Dalam

latihan

aerobik

memiliki

pengetahuan

rendah tentang pengelolaan DM.


Responden yang memiliki sikap

DM dapat disebabkan karena di RSUD


Panembahan Senopati Bantul belum

(50%)

yang

cukup

baik

dan

memiliki

pengetahuan baik tentang pengelolaan


DM menunjukkan bahwa pengetahuan
mempengaruhi

sikap

seseorang.

Seseorang yang memiliki pengetahuan


yang cukup baik tentang pengelolaan
DM mempunyai kecenderungan untuk
memiliki sikap yang tergolong cukup
baik terhadap pengelolaan DM. Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan

(perilaku) seseorang karena terbentuknya

ada

perilaku baru dimulai dari pengetahuan

perilaku

terhadap stimulus berupa materi atau

suatu kegiatan yaitu faktor predisposisi

objek

(pengetahuan,

tentang

melitus

pengelolaan

sehingga

diabetes

faktor

yang

manusia

mempengaruhi

dalam

sikap,

melakukan

kepercayaan,

menimbulkan

keyakinan,

dan

pengetahuan baru pada subjek tersebut

pendukung

(ketersediaan

dan selanjutnya menimbulkan respon

fisik, sarana dan prasarana) dan faktor

batin dalam bentuk sikap terhadap objek

pendorong/penguat (sikap dan perilaku

yang diketahuinya, kemudian akhirnya

tenaga kesehatan).

nilai-nilai),

faktor

lingkungan

akan menimbulkan respon yang lebih

Hasil penelitian ini menunjukkan

jauh yaitu berupa tindakan apakah

bahwa meskipun secara keseluruhan

melaksanakan

diabetes

responden mempunyai sikap yang cukup

melaksanakan

baik terhadap pengelolaan DM, namun

melitus

pengelolaan

atau

tidak

pengelolaan diabetes melitus.


Responden

yang

secara terinci responden memiliki sikap


memiliki

yang

kurang

tepat

untuk

setiap

DM

seperti

pengetahuan rendah tentang pengelolaan

komponen

DM namun memiliki sikap yang cukup

perencanaan makan, latihan jasmani dan

baik dapat disebabkan karena faktor

obat

lingkungan dan budaya. Menurut Boas

disebabkan karena responden memahami

dalam

kebudayaan

dalam satu masalah namun kurang

manisfestasi

memahami dalam masalah yang lain

Anne

mencakup

(2010),
seluruh

kebiasaan sosial dari suatu masyarakat.

pengelolaan

hipoglikemia.

Hal

tersebut

terkait dengan pengelolaan DM.

Reaksi seorang individu yang timbul

Responden memiliki sikap yang

karena pengaruh kebiasaan masyarakat

kurang tepat dalam hal latihan jasmani

tempat tinggal dan hasil karya kegiatan

dapat disebabkan karena tidak adanya

manusia sebagaimana ditentukan oleh

seseorang yang mendorong responden

kebiasaan-kebiasaan itu.

untuk melakukan aktifitas fisik seperti

Hasil penelitian ini sesuai dengan


pernyataan

Azwar

(2003)

yang

senam DM ataupun jalan-jalan di sekitar


rumah. Adanya dorongan dari keluarga

menyebutkan bahwa sikap seseorang

untuk

dipengaruhi oleh pengalaman pribadi,

memberikan

kebudayaan, media massa dan lembaga

responden

pendidikan. Sedangkan menurut Green

jasmani.

(dalam Notoatmodjo, 2005 : 60) bahwa

bahwa responden mendapatkan perhatian

melakukan
nilai
untuk
Hal

latihan
tersendiri
melakukan

tersebut

jasmani
bagi
latihan

menunjukkan

dan dukungan dari keluarganya untuk

pengalaman

melakukan sesuatu.

obyek psikologis.

Hal ini sesuai dengan pernyataan

yang

berkaitan

dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan

Green (dalam Notoatmodjo, 2005 : 60)

bahwa

yang

faktor

pengetahuan yang tergolong rendah dan

pendorong/penguat (sikap dan perilaku

mempunyai sikap yang tergolong cukup

keluarga

terhadap pengelolaan penyakit DM.

menyebutkan

atau

merupakan

salah

bahwa

tenaga
satu

kesehatan)
faktor

yang

mempengaruhi sikap seseorang.

responden

mempunyai

Selama ini di RSUD Panembahan


Senopati Bantul belum pernah ada

Responden memiliki sikap yang

fasilitas

yang

digunakan

untuk

kurang tepat dalam hal minum obat

mengecek pengetahuan dan sikap pasien

hipoglikemia dapat disebabkan karena

terhadap

responden tidak menyukai obat baik

kecuali

berbentuk sirup atau kapsul. Sehingga

yang

ketika meminum obat, tidak sesuai dosis

praktikan.

dan

waktu

yang

responden kurang memperhatikan waktu


dan dosis yang diminum sehingga
menimbulkan efek yang tidak diinginkan
seperti penyakit DM yang dialami tidak
Hal

tersebut

dapat

disebabkan karena responden pernah


mempunyai

pengalaman

yang

tidak

menyenangkan dalam meminum obat.


Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Azwar (2003) yang
menjelaskan bahwa pengalaman pribadi
yang dapat menjadi dasar pembentukan
sikap harus melalui kesan yang kuat. Hal
yang dialami akan membentuk dan
mempengaruhi

penghargaan

kita

terhadap stimulus sosial. Tanggapan dan


penghayatan

seseorang

melalui

penyakit

DM

penelitian-penelitian

dilakukan

oleh

mahasiswa

dianjurkan.

Kemungkinan dalam meminum obat,

berkurang.

pengelolaan

mempunyai

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
didapatkan

1)

Hasil

penelitian

karakteristik

ini

responden

sebagai berikut berumur antara 50-60


tahun (43,3%), jenis kelamin laki-laki
dan perempuan mempunyai porsi yang
sama, masing-masing 50%, mempunyai
latar belakang pendidikan SMA (33,3%),
bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)
dan karyawan swasta yaitu masingmasing 30% dan terdiagnosa DM kurang
dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun yaitu
masing-masing 50%. 2) Secara umum
responden

mempunyai

tingkat

pengetahuan tentang pengelolaan DM

dengan kategori rendah yaitu 25 orang

Daftar Pustaka

(83,3%). 3) Secara umum responden

Anne, 2008, Habitus, Sebuah Teori


mempunyai sikap yang cukup baik
Budaya,
http://www.anneahira.com/teoridalam pengelolaan DM yaitu 20 orang
budaya.htm, diakses tanggal 17
(66,7%).
Februari 2011

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan

dapat

diberikan

saran

kepada : 1) Bagi pihak rumah sakit untuk


dapat menyediakan fasilitas khusus yang
dapat

digunakan

untuk

untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dan


sikap penderita DM seperti menyediakan
fasilitas

pendidikan

dan

perawat rumah sakit agar mempunyai


penyuluhan

tentang

pengetahuan

terutama

secara

berkala

mengenai

tentang

DM

pengelolaan

penyakitnya secara mandiri. 3) Bagi


pasien dan keluarga agar menambah
pengetahuan

tentang

pengelolaan

penderita DM dan merubah sikap yang


salah terhadap pengelolaan penyakit
DM. Pengetahuan yang diperoleh supaya
direspon

dengan

baik

Azwar, A. 2007, Sikap Manusia Teori


dan Pengukurannya. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.

pelayanan

senam DM bagi penderita DM. 2) Bagi

program

Atikah, Relly Umi, 2006, Hubungan


Antara Tingkat Pendidikan Ibu
Dengan
Pola
Pemberian
Makanan Tambahan Pada Bayi
Umur 4 24 Bulan Di
Puskesmas
Ngampilan
Yogyakarta Tahun 2005, Karya
Tulis Ilmiah, STIKES Aisyiyah,
tidak dipublikasikan.

sehingga

menumbuhkan sikap yang baik untuk

Debrytha, 2009, Diabetes Melitus


(prevalensi dan klasifikasinya)
dalam
http://debrythaayu.blogspot.com
,diakses tanggal 24 Oktober
2009.
Friedman, M.M. 2008. Keperawatan
Keluarga dan Praktek. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Heruhaidir,
2009,
Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Klien
dengan Diet Diabetes Mellitus
Tipe II di Poliklinik Penyakit
Dalam Rumah Sakit Umum
Daerah Tahun 2009, dalam
http://one.indoskripsi.com,
diakses tanggal 18 desember
2009.

menerapkan pengetahuan tersebut.


Mangoenprasedjo, A Setiono, 2005,
Hidup Sehat dan Normal Dengan
Diabetes,
Think
Fresh,
Yogyakarta.

Notoatmodjo,
Soekidjo,
2003,
Pendidikan
Kesehatan
Masyarakat Dan Perilaku, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Suyono, S., 2005, Penatalaksanaan
Diabetes
Melitus
Terpadu,
Cetakan Kelima, Balai Penerbit
FK UI, Jakarta.
Syafei, C., 2010, Pengendalian Faktor
Risiko Diabetes Mellitus,
http://waspadamedan.com/index.
php?option=com_content&view=
article&id=3709:pengendalianfaktor-risiko-diabetesmellitus&catid=59:opini&Itemid
=215
Waspadji, S. Sukardji, K dan Octarina,
M. 2007. Pedoman Diet Diabetes
Melitus. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI.
Vivit, 2009, Hubungan Aktifitas Fisik
dan Kepatuhan Diet Dengan
Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Bantul
I Yogyakarta, SKRIPSI, STIKES
AISYIYAH, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai