Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan Keprofesian Keberlanjutan Bagi Guru

Senin, 13 Juni 2016 | Dibaca 193 kali


Oleh: Bambang F Wibowo
Tak kurang dari 21 ribu guru saat ini mengajar di ruang-ruang kelas sekolah di Kota
Medan. Mereka mengajar anak-anak kita untuk menjadi generasi penerus bangsa yang
memiliki daya saing regional. Kualitas pendidikan ini telah menjadi fokus capaian
Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005-2025. Begitu
penting dan strategisnya peran guru dalam pembangunan suatu bangsa. Fakta
membuktikan tatkala Jepang hancur porak poranda akibat Bom Atom. Saat itu, Kaisar
Jepang memerintahkan kepada jajarannya untuk menghitung berapa jumlah guru yang
tersisa.
Pendidikan menjadi penting dalam pembangunan. Perlu dibangun sistem yang dapat
meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu sistem pendidikan yang berkualitas adalah
program pengembangan Keprofesian Keberlanjutan (PKB) atau dikenal dengan istilah
Guru Pembelajar. Sebagai garda terdepan, guru harus terus mendapatkan porsi utama
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Lulusan yang berkualitas di sekolahsekolah akan sangat tergantung dengan kualitas guru.
Dalam konteks program Guru Pembelajar, guru dituntut untuk terus belajar dalam rangka
mengasah profesionalismenya. Tidak hanya murid saja yang dituntut belajar, gurupun
harus belajar. Berdasarkan data Uji Kompetensi Guru (UKG) dari neraca pendidikan
Kemendikbud bahwasanya hasil UKG kota Medan pada tahun 2015 adalah 56,31. Angka
ini sudah melewati angka- rata-rata Provinsi Sumatera Utara yakni 52,43. Namun, angka
ini

masih

di

bawah

angka

rata-rata

Nasional

yaitu

56,69

(http://npd.data.kemdikbud.go.id/file/pdf/2015/076000.pdf).
Sementara itu, jika ditinjau dari anggaran Pendidikan Kota Medan pada tahun yang sama
hanya 2,2 persen dari APBD sebesar Rp.103,6 M dari total APBD yakniRp. 4,88 T. Dari
data ini perlu segera dilakukan kajian soal bagaimana pengembangan profesi guru
berkelanjutan yang sudah dilaksanakan di Kota Medan dan bagaimana dampaknya
terhadap peningkatan kompetensi guru?

Untuk menjawab ini, kita bisa melihatnya dari arah kebijakan dan strategi pembangunan
pendidikan dengan sub-tema meningkatkan profesionalisme, kualitas, dan akuntabilitas
guru dan tenaga kependidikan melalui: a) penguatan system Uji Kompetensi Guru sebagai
bagian dari proses penilaian hasil belajar siswa; b) pelaksanaan penilaian kinerja guru
yang sahih dan andal serta dilakukan secara transparan dan berkesinambungan; c)
peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi guru dengan perbaikan desain program
dan

keselarasan

disiplin

ilmu;

d)

pelaksanaan

Pengembangan

Profesional

Berkesinambungan (PPB) bagi guru dalam jabatan melalui latihan berkala dan merata,
serta penguatan KKG/MGMP.
Namun, arah kebijakan dan strategi ini belum diadopsi oleh banyak kapupaten/kota
khususnya kota Medan sendiri. Padahal kebijakan program PKB yang dikembangkan
selama ini telah memperoleh dukungan yang kuat dari pemerintah. Buktinya adalah
program Guru Pembelajar telah dikukuhkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Bahkan pengembangan keprofesian
menjadi salah satu prioritas dan kebijakan pembangunan pendidikan. Untuk memudahkan
pencapaian ini, telah dirumuskan sebanyak 113 indikator kinerja dimana 97 indikator kerja
tersebut relevan dengan daerah Kabupaten/Kota.
Kita ambil contoh salah satu sasaran program pengembangan guru dan tenaga
kependidikan yang relevan dengan daerah yaitu meningkatnya kompetensi guru dan tenaga
kependidikan dilihat dari subject knowledge dan pedagogical knowledge, yang akan
berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Sasaran program ini dijabarkan lebih detail
lagi dalam Indikator Kinerja Program (IKP) yakni persentase guru bersertifikat pendidik,
persentasi pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki indeks kinerja minimal baik,
peningkatan nilai rata-rata kompetensi pengetahuan dan keterampilan pendidik dan tendik
mencapai 8.0, persentase pendidik dan tenaga kependidikan yang mengalami peningkatan
kualitas hidup (kepribadian, spiritual dan sosial), dan persentase pendidik dan tenaga
kependidikan yang mengikuti peningkatan kompetensi keahlian.
Dikota Medan, belum relevannya Sasaran Program (SP) dan Indikator Kinerja Program
pendidikan yang disusun dalam draft renstra Dinas Pendidikan Kota Medan 2016-2020
menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan segera. Musyawarah Perencanaan
Pembangunan RPJMD Kota Medan Tahun 2016-2020 yang akan dilaksanakan pada

tanggal 3-4 Juni 2016 mendatang, bisa dijadikan kesempatan untuk menampung segala
aspirasi dan masukan dari stake holder.
Substansi dari RPJMN 2015-2019 harus masuk dalam perencanaan daerah, khususnya
RPJMD dan Renstra Dinas Pendidikan. Tata cara penyusunan perencanaan daerah telah
diatur melalui Permendagri No 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Salah satu tahapan dalam perencanaan
strategis dinas Pendidikan kabupaten/kota menurut Permendagri tersebut adalah
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar ditetapkan melalui Permendiknas No 23
tahun 2013 jo. Permendiknas No 15 tahun 2010, pasal 2, poin a, indikator no 13
menyatakan bahwa: Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan
kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif.
Makna indikator ini adalah bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota harus memiliki
perencanaan pengembangan guru yang mampu mengembangkan proses pembelajaran yang
efektif.
Jumlah 21 ribu guru bukanlah angka yang kecil. Ini merupakan asset daerah yang tak
ternilai harganya. Jika guru tidak mendapatkan pengembangan profesionalnya, sudah dapat
dipastikan akan berdampak negatif bagi mutu pendidikan anak-anak kita kelak.
Dengan kata lain, jika kita ingin melihat kondisi bangsa ini 20-30 tahun mendatang,
lihatlah kondisi guru kita mengajar di kelas-kelas. ***
Sumber : http://harian.analisadaily.com/opini/news/pengembangan-keprofesiankeberlanjutan-bagi-guru/243696/2016/06/14

Anda mungkin juga menyukai