Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK UTS

MANAJEMEN BISNIS
TEORI KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

NAMA ANGGOTA :

KELAS

NADHYA CHAIRIZA F.W

(13521106)

VENNA WIDYASWARA T

(13521)

SELVI HAVRIYANI

(13521120)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Defenisi Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal.
Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri
atau pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi
suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang
kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun
positif meskipun motivasi kita semua awalnya baik.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi
agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik
utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.
Motivasi berprestasi merupakan konsep yang dikembangkan pertama kali oleh Alexander
Murray dengan istilah need for achievement (Petri, 1981). Selanjutnya McClelland dan
Atkinson melanjutkannya dengan penelitian tentang hal tersebut dalam bentuk konsep teoritik
tentang motivasi berprestasi (Buck, 1988).
Motivasi berprestasi menurut McClelland dan Atkinson (Buck, 1988) adalah upaya untuk
mencapai sukses dengan berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Standar keunggulan
yang dimaksud adalah berupa prestasi orang lain atau prestasi sendiri yang pernah diraih
sebelumnya. Heckhausen (1967) memberi pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha
keras idiividu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin
dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding.
Standar keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas (berkaitan
dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan dengan diri sendiri) dan
perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang lain).
Martaniah (1979) memberi pengertian tentang motivasi berprestasi sebagai motif yang
mendorong indivivu untuk berpacu dengan ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat
menggunakan dirinya sendiri, orang lain dan dapat pula kesempurnaan tugas.
Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa motivasi berprestasi
merupakan suatu dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai suatu nilai kesuksesan.
Di mana nilai kesuksesan tersebut mengacu pada perbedaannya dengan suatu keberhasilan

atas penyelesaian masalah yang pernah diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan
individu lain yang dianggap mengandung suatu nilai kehormatan.
B. Tujuan Pemberian Motivasi
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
6. Mengefektifkan pengadaan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Di dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang saya ingin capai diantaranya
adalah:
Memahami lebih dalam tentang motivasi manusia khususnya motivasi berprestasi
Membagi ilmu yang kita dapat tentang motivasi kepada umum
Mengetahui tentang teori motivasi, teori kepuasan dan teori kepemimpinan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Motivasi Menurut Para Ahli
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang
tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu
bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu
datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari
dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari
dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi
menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka
disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang
yang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang
untuk meraih kenikmatan.
B. Teori-Teori Motivasi
Teori motivasi kebutuhan : Abrahan H. Maslow
Teori ini lebih dikenal dengan teori hierarchi kebutuhan. Perilaku individu menurut teori
ini akan ditentukan oleh kebutuhan yang paling kuat.
Menurut abraham maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk
tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak
penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia
sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.
Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian
meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat
kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

BAB III
TEORI KEPEMIMPINAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di
organisasikan ke arah pencapaian tujuan. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
"melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
perannya memberikan pengajaran atau instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif
mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi, dan intensitas.
B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
a.

Teori Sifat Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi,
teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang
mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
Kecerdasan (Intellegence)
Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Breath)
Motivasi dari dan dorongan berprestasi
Sikap-sikap hubungan manusia
b. Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas
dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan
kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.
c.

Teori Situasional / Contingency


Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori
kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional
kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi
efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency model of leadership
effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang
menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi
empiric yaitu :
Hubungan pimpinan anggota
Tingkat dalam struktur tugas
Posisi kekuasaan
d. Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku pemimpin
terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Teori ini memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu :
Kepemimpinan direktif (directive leadership)
Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
Kepemimpinan partisipatif (participative leadership)
Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership)

e.

Teori Genetis / Keturunan


Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir
menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya mengalir
bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir dari factor
genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.

f.

Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis.
Teori sosial lebih menekan bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan
tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan
dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri. Salah satu wadah persiapan bagi
pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun pelatihanpelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.

g. Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis
dan sosial. Teori ekologis lebih fleksibel. Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin
sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan
bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai
dengan tuntutan ekologis lingkungannya.
C. TIPE KEPEMIMPINAN
1. Tipe Otokratis
Pada tipe ini menjelaskan bahwa pemimpin memiliki kekuasaan dalam bertindak. Tipe ini
mencirikan sebagai pemimpin yang memiliki karakteristik negatif karena menunjukkan
pemimpin yang otoriter.
Ciri-ciri tipe otokratis adalah :
Mengandalkan kepada kekuatan / kekuasaan
Menganggap dirinya paling berkuasa
Keras dalam mempertahankan prinsip
Jauh dari para bawahan
Perintah diberikan secara terpaksa
Gaya kepemimpinan otokratis adalah :
o Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
o Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
o Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan
Dari tipe otokratik tersebut sudah jelas bahwa kekuasaan di pegang penuh oleh pimpinan,
bersikap negatif menjadikan manusia takut dalam berpendapat.
2. Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire (gaya kepemimpinan yang bebas) adalah gaya kepemimpinan
yang lenih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Dalam gaya ini, seorang
pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik
tergantung kepada kemauan kelompok. Pada umumnya tipe laissez faire ini dijalankan oleh
pemimpin yang tidak mempunyai keahlian teknis.
Ciri-cirinya adalah :
Memberi kebebasan kepada para bawahan
Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan

Tidak mempunyai wibawa


Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik
Dari tipe laissez faire ini bukan tipe pemimpin yang sebenarnya, karena tidak bisa
menggerakkan bawahan, sehingga tujuan organisasi tidak akan tercapai.
3. Tipe Paternalistik
Pada tipe ini memiliki ciri tertentu yang bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan
seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakan bawahan dalam
mencapai tujuan. Namun kadang-kadang pendekatan yang dilakukan ini terlalu sentimental.
Ciri-ciri tipe paternalistik :
Pemimpi bertindak sebagai bapak
Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa
Selalu memberikan perlindungan
Keputusan ada di tangan pemimpin
Dalam keadaan tertentu memang tipe kepemimpinan seperti ini sangat diperlukan. Akan
tetapi ditinjau dari segi sifat negatifnya tipe paternalistik ini justru kurang menunjukkan
elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe Militeristik
Tipe kepemimpinan ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otokratis. Tipe ini
berbeda dengan seorang pemimpin modern.
Ciri-ciri tipe militeristik :
Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
Displin yang tinggi, kadang bersifat kaku
Komunikasi hanya berlangsung searah
Menggunakan system komando / perintah
Segala sesuatu bersifat formal
Tidak menghendaki saran, usul, dan kritikan-kritikan dari bawahan
5. Tipe Demokratis
Dari berbagai macam tipe kepemimpinan, tipe demokratis merupakan tipe yang dianggap
berkepemimpinan baik. Hal ini disebabkan karena tipe demokratis ini menunjukkan bahwa
kepentingan kelompok lebih di dahulukan dibandingkan dengan kepentingan individu.
Ciri-ciri tipe demokratis :
Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
Bersifat terbuka
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan
Menghargai potensi individu
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
Jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa
dari bawahan
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya
Dari ciri-ciri tersebut dapat kita ketahui bahwa menjadi seorang pemimpin yang
demokratis itu tidaklah mudah. Namun jika tujuan ingin tercapai maka kita harus bisa
menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
6. Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal
pengambilan keputusan. Pada tipe open leadership ini menunjukkan bahwa keputusan berada
ditangan pemimpin.

Ciri-ciri tipe open leadership :


Bawahan menerima pengaruh dari pemimpin karena mereka menghormati, menyukai, atau
menghargai pemimpinnya, bukan hanya karena para pemimpinnya, bukan karena
parapemimpin tersebut memegang jabatan dari kekuasaan secara formal.
Melibatkan penggunaan pengaruh untuk satu maksud tertentu, yaitu untuk mencapai tujuan
kelompok atau tujuan organisasi
Satu proses dua arah.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan ikhtiar dari apa yang telah diuraikan sebelumnya berdasarkan
hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan
yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atau pun dari
2.

hal atau orang lain.


Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi yang sudah di jelaskan pada halaman sebelumnya,teori-teori tersebut antara lain :
(1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan
Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor);
(5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8)

teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang di
organisasikan ke arah pencapaian tujuan.
4. Tipe kepemimpinan ada 6 diantaranya : (1) Tipe otokratis, (2) Tipe Laissez Faire, (3) Tipe
paternalistik, (4) Tipe militaristik, (5 ) Tipe demokratis, dan (6) Open leadership.
5. Sedangkan dalam teori kepemimpinan ada 7 teori, yaitu : teori sifat kepemimpinan, teori
kelompok, teori situasional, teori genetis (keturunan), teori social dan ekologis.
6. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai
sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya
persuasi, dan intensitas.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.squidoo.com/definisi-motivasi
http://www.scribd.com
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991 perkembangan pemikiran ekonomi. Jakarta : yayasan obor
Indonesia
http://www.imammedan.co.cc/2010/07/pengertian-kepemimpinan-dan-tipekepemimpinan.html
http://tentangmotivasi.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html
http:// www.google.com
pass, christoper dan bryan lowes. Kamus lengkap bisnis, Jakarta : penerbit erlangga, 1997.

Anda mungkin juga menyukai