Anda di halaman 1dari 3

https://id.wikipedia.

org/wiki/Natrium_hidroksida
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
Mekanisme Pembentukan Gel

Gel merupakan sediaan setengah padat atau semisolida yang pada umumnya
transparan,dapat ditembus oleh cahaya,dan jernih.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV menyatakan bahwa Gel atau Jeli
adalah suatu sistem dispersi semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan.
Sehingga sediaan gel tidaklah harus bersifat transparan,tembus cahaya dan
jernih.
Penggunaan gel pada umumnya untuk penggunaan topikal, namun dapat
juga digunakan dengan cara lain,seperti per oral, intranasal (melewati saluran
hidung), vaginal (vagina), maupun rektal.
Keuntungan dari penggunaan gel antara lain adalah :
1. Mudah digunakan (dioleskan)
2. Memberikan rasa nyaman karena adanya sensasi dingin
3. Mudah dibersihkan
4. Memenuhi aspek acceptability

Sifat dan sediaan gel adalah :


Memiliki viskositas dan daya lekat yang tinggi da tidak mudah mengalir
pada permukaan kulit
-

Memiliki sifat tixotropi, sehingga mudah merata pada saat dioleskan

Memiliki derajat kejernihan yang tinggi (nilai estetika)

Tidak meniggalkan bekas atau hanya berupa lapisan tipis seperti film
pada saat dipakai
-

Mudah tercuci air

Daya lubrikasi yang tinggi

Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat dipakai

Gel biasanya mengandung banyak air, sehingga memungkinkan untuk terjadi


adanya kontaminasi oleh mikroba. Selain itu, basisnya/ gelling agent yang biasa

digunakan adalah polimer dan gum merupakan sumber nutrisi bagi


mikroorganisme sebagai media pertumbuhan.

Gel terdiri dari dua sistem, yaitu single-phase system dan two-phase
system. Single phase terjadi bila fase terdispersi melarut dan mengembang
sehingga hanya terlihat sebagai satu fasa saja. Gelling agent yang biasa
digunakan adalah suatu polimer atau senyawa makromolekul seperti
carbomer(carbopol). Sedangkan two-phase system terdiri dari senyawa
anorganik yang tidak larut dan terdispersi homogen dalam bentuk flokulatflokulat, sehingga terbentuk seperti terdiri dari dua fase yang saling tidak
campur dan tidak jernih. Contohnya seperti bentonit magma.

Pembagian basis didasarkan atas sifatnya terhadap air, yaitu basis


hidrofob dan basis hidrofil. Basis hidrofob (tidak suka air) atau disebut juga
organogel. Contoh bahan pembentuk adalah :
-

Senyawa hidrokarbon, seperti minyak mineral/gel polietilen, petrolatum.

Lemak hewan dan tumbuhan, seperti lard, lemak coklat

Basis sabun berminyak, seperti gel aluminium stearat, minyak mineral

Organogel hidrofilik yang sering digunakan adalah carbowax/ PEG dengan


BM tinggi.
Sebenarnya carbowax digolongkan pada golongan hidrofil. Namun carbowax
memiliki BM yg tinggi sehingga lebih bersifat hidrofob yang bagus untuk
melarutkan minyak, oleh sebab itu carbowax lebih cocok digunakan sebagai
basis hidrofob.

Pada basis hidrofob memungkinkan adanya fase minyak, dengan solven


selain air (biasanya minyak mineral), sehingga memudahkan obat-obat tertentu
untuk melarut ataupun berbagai jenis minyak. Namun dengan adanya
kandungan minyak yang lebih banyak daripada air maka sediaan akan terasa
lengket dan berminyak, dan juga sukar untuk dibersihkan ( kurang acceptable).
Sedangkan basis hidrofilik dapat digunakan propilen glikol, gliserol
ataupun air sebagai solvennya. Sebagai gelling agentnya dapat digunakan
polimer2, seperti polimer alam (tragakan, alginate, agar), polimer semisintetis
( derivate selulosa seperti, metal selulosa, CMC-Na, HPMC, HPC), polimer sintetis
(carbomer/carbopol).
Inti untuk membuat suatu sediaan topical adalah dimana obat mempunyai ikatan
yang tidak terlalu kuat dengan basis, sehingga obat akan mudah melepas dari
basisnya dan mudah untuk penetrasi. Bahan yang sering digunakan adalah
carbomer. Carbomer mempunyai struktur senyawa kimia dimana setiap ujungujung pada rantai mempunyai gugus RCOOH yang bersifat asam. Bila direaksikan
dengan air dalam suasana asam, maka akan terbentuk afinitas yang kuat antara
obat dengan basis, sehingga obat yang larut air akan sukar pada saat akan
berpenetrasi kedalam membrane kulit. Oleh sebab itu perlu ditambahkan suatu

basa penetral (NaOH, KOH, NH4OH) yang akan mengadakan ionisasi dan
menyebabkan obat yang terlarut air dapat masuk dan terjebak dalam struktur
namun dapat melepas kembali dengan mudah.

Bahan pembentuk gel umumnya mempunyai kelarutan dalam air yang tinggi
yang dipengaruhi beberapa factor, antara lain : temperature, bentuk dan ukuran
molekul, berat molekul, garam, dan pH. semakin kecil ukuran partikel semakin
luas permukaannya sehingga semakin mudah melarut.
Gel mempunyai mekanisme pembentukan sebagai berikut, apabila
senyawa polimer/makromolekul (struktur kompleks) yang bersifat
hidrofil/hidrokoloid didispersikan kedalam air maka akan mengembang.
Kemudian terjadi proses hidrasi molekul air melalui pembentukan ikatan
hydrogen , dimana molekul-molekul air akan terjebak didalam struktur molekul
kompleks tersebut dan akan terbentuk masa gel yang kaku/kenyal.

Pada proses pembuatan gel ada kemungkinan terjadinya syneresis, yaitu


suatu peristiwa dimana terjadinya pemisahan fase cair akibat adanya kontraksi
pada system gel selama masa pendiaman. Hal ini disebabkan karena adanya
tekanan terhadap fase luar akibat interaksi yang besar oleh fase terdispersi yang
mengakibatkan terpisahnya fase luar. Hal ini merupakan suatu ketidakstabilan
secara termodinamika. Adanya pengaruh pH juga dapat menyebabkan terjadinya
syneresis. pH rendah dimungkinkan dapat memberikan tekanan pada proses
ionisasi pada senyawa golongan asam karboksilat. Selain itu juga dapat
menghilangnya hidrasi air dan pembentukan intramolekuler.
Parameter kritis pada proses pembentukan gel adalah,antara lain :
1.
Temperature yang akan berpengaruh pada kemampuan untuk
mengembang sempurna
2.

Volume solven

3.
Kecepatan dan lama pengadukan . pengadukan yg terlalu kuat dan cepat
dapat mengakibatkan rusaknya system polimer dan akan mengakibatkan
banyaknya gelembung udara yang akan terjebak didalam system polimer.

Anda mungkin juga menyukai