Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PELAKSANAAN PENINGKATAN KARIER PTK SMP


MELALUI MGMP SMP TAHUN 2013

A. Latar Belakang
Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan
profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki wawasan,
pengetahuan, keterampilan, dan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya

sebagai

petugas

profesional.

Pengembangan

atau

peningkatan

profesional guru harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang
dihadapi oleh guru.
Undangundang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pendidikan merupakan wadah yang tepat dalam upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, apabila menginginkan sumber daya manusia
yang bermutu, pembangunan di bidang pendidikan mutlak harus dipotimalkan.
Pembinaan dan pengembangan pendidik harus dimulai dari guru.
Peningkatan mutu pendidik khususnya guru mata pelajaran merupakan fokus
perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena
guru mata pelajaran mempunyai tanggung jawab secara profesional dan pedagogik
untuk mengembangkan kualitas sikap dan kemampuan bidang ilmunya masing-masing.
Guru mata pelajaran bertanggung jawab atas keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang muaranya akan tercapainya tujuan pendidikan
nasional. Secara signifikan hal tersebut juga termaktub dalam Undang-Undang nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Rumusan tujuan untuk masing-masing mata pelajaran mengacu pada fungsi dan
tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
peraturan-peraturan pemerintah yang menyertainya.
Direktorat Pendidikan Dasar berupaya melakukan berbagai usaha peningkatan
mutu personil atau peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pendidikan,
yaitu dengan mengadakan rintisan Sistem Pembinaan Profesional (SPP) guru,
meningkatkan mutu personil tenaga kependidikan yang diharapkan dapat meningkatkan
mutu proses belajar mengajar. Keberadaan Muyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
dalam Sistem Pembinaan Profesional di lingkungan Dinas Pendidikan, secara
organisatoris telah ada dan berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi guru
yang wajib diikuti oleh semua guru mata pelajaran.
Guru merupakan pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru mempunyai peran sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif
dan mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan dan tenaga Kependidikan (PTK) merupakan ujung tombak untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui perannya di dalam proses
pembelajaran. PTK yang berkualitas akan menghasilkan anak didik yang berkualitas
pula. Oleh karena itu kompetensi PTK harus terus menerus dikembangkan dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang mengatur
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Peraturan tersebut
mengamanatkan bahwa guru yang memiliki kinerja baik akan memiliki karier yang baik
pula. Peningkatan karier PTK ditentukan oleh perolehan angka kredit dalam kurun
waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan yang diperhitungkan dalam perolehan angka kredit
diantaranya adalah peningkatan kualifikasi melalui pendidikan formal, melaksanakan
proses pembelajaran dan bimbingan, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan
kegiatan penunjang. Pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat dilakukan melalui
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
Oleh

karena

itu,

wadah

guru

mata

pelajaran

untuk

membina

dan

mengembangkan keprofesionalannya harus diberdayakan. MGMP atau Musyawarah


Guru Mata Pelajaran merupakan tempat yang tepat bagi guru untuk meningkatkan diri.

Keberadaan MGMP sangat penting bagi guru mata pelajaran. Melalui MGMP guru
dapat bertukar pengalaman, memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran, dan
meningkatkan karier. Dengan meningkatnya kualitas guru tentu akan berimbas pada
meningkatnya kualitas peserta didik. Dengan demikian, Sumber Daya Manusia
Indonesia pun akan meningkat pula. Oleh karena itu, pembinaan dan peningkatan
kualitas guru melalui MGMP harus mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru mata pelajaran belum
seluruhnya memenuhi persyaratan sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, revitalisasi
MGMP harus dilakukan agar MGMP dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai secara optimal. Bahkan ada kecenderungan, beberapa guru
yang mengikuti MGMP dilandasi rasa terpaksa lantaran takut dengan Kepala
Sekolah atau Pengawas, bukan dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya
wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan kompetensi.
Sebagai pendidik dan pengajar, guru mementingkan kejujuran (moral),
kedisiplinan, dan pengabdian, juga sangat mementingkan kreativitas, inovasi, dan
dedikasi. Guru diharapkan mampu mengembangkan budaya belajar pada siswanya.
Siswa diharapkan selalu selalu rindu belajar, rindu sekolah atau selalu merasa haus
akan ilmu dan mampu menjemput bola ilmu dan tahu bagaimana cara belajar yang
baik, efektif, dan efisien. Jadi, yang dipentingkan dari seorang guru adalah
mengembangkan metodologi pengajaran, bukan hanya produksi belajar.
Berdasarkan kenyataan yang ada maka kegiatan MGMP Bahasa Indonesia
Subrayon 01 SMP Grobogan sebagai salah satu wadah pembinaan profesi guru
mempunyai komitmen untuk selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan.
MGMP Bahasa Indonesia Subrayon 01 SMP Grobogan berkomitmen untuk
melaksanaan Program Peningkatan Karier PTK Dikdas ini dengan semaksimal
mungkin. Pengurus Harian MGMP Bahasa Indonesia Subrayon 01 SMP Grobogan
yakin bahwa program ini akan dapat berjalan lancar karena mendapat dukungan penuh
dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Komite Sekolah, dan Kepala
Sekolah unit kerja masing-masing guru. Program Peningkatan Karier PTK Dikdas ini
dirasakan penting bagi guru-guru di wilayah subrayon ini karena model Program
Peningkatan Karier PTK Dikdas ini berbasis pada kondisi riil dan permasalahan lokal
yang dihadapi oleh para guru di Kabupaten Grobogan sebagai pelaksana pendidikan
langsung di lapangan.
Pelaksanaan kegiatan MGMP ini tidak lepas dari pembiayaan. Dalam kegiatan
ini pembiayaannya selama ini dibebankan kepada sekolah melalui Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Untuk itu melalui proposal ini, kami mengajukan
permohonan bantuan melalui dana bantuan langsung (Block Grant) sebagai dana
stimulan dan dana pendampingan, yang besar harapan kami untuk bisa dikabulkan

yang imbasnya dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru dalam konteks
makro dan mikro pembelajaran.
C. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan kegiatan MGMP melalui dana peningkatan
karier tenaga pendidik dan kependidikan, antara lain :
1. Tujuan Umum
Program pemberdayaan MGMP diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme
guru atau tenaga pendidik sebagai pilar utama dalam manajemen kelas, sehingga guru
mampu melaksanakan pembelajaran multimakna, yakni pembelajaran yang mampu
melibatkan aktvitas peserta didik secara holistik, baik fisik, psikis, dan emosionalnya.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus program pemberdayaan MGMP Bahasa Indonesia
Subrayon 01 SMP Grobogan adalah sebagai berikut :
a. Peserta mampu mengelola pembelajaran dan pembimbingan yang merupakan refleksi
dari penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Aktivitas
ini diaktualisasikan dalam bentuk: pengembangan kurikulum, model pembelajaran,
pemanfaatan ICT, dan pengembangan studi kasus.
b. Peserta mampu melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
terdiri atas: (1) kegiatan penyusunan penelitian tindakan kelas, tulisan ilmiah popular,
dan artikel ilmiah, (2) penyusunan buku pengayaan, modul/diktat pembelajaran, (3)
pembuatan karya inovatif berupa modifikasi alat pelajaran, karya seni, dan
pengembangan standar penilaian.

BAB III
HASIL, EVALUASI, MASALAH DAN PEMECAHAN,
DAN TINDAK LANJUT
A.

Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Hasil kegiatan Bimtek Peningkatan Karier Pendidik dan Tenaga Kependidikan

SMP melalui MGMP Bahasa Indonesia 01 Grobogan yang didanai blockgrant dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.

Terwujudnya pengelolaan pembelajaran dan pembimbingan yang merupakan refleksi


dari penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional serta

tertingkatnya profesionalisme guru atau tenaga pendidik anggota MGMP dalam wujud
pembelajaran multimakna, yakni
a. peserta dapat menyusun RPP dengan sistematis,
b. peserta dapat memanfaatkan dan menggunakan berbagai media pembelajaran secara
kreatif, termasuk memanfaatkan ICT dan LCD
c. peserta dapat menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya
berupa ceramah dan didominasi guru itu sendiri, tetapi menjadikan siswa terlibat dalam
pembelajaran baik secara fisik dan psikis dan siswa merasa senang melaksanakan
pembelajaran.
d. peserta dapat mengembangkan alat penilaian pembelajaran,
e. peserta termotivasi untuk saling berbagi demi tertingkatnya kualitas pembelajaran. Ini
terlihat pada keantusiasan peserta ketika kegiatan brainstorming masalah yang mereka
hadapi di sekolah masing-masing.
2.

Terlaksana dan tercapainya pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terdiri


atas:

a.

peserta dapat menyusun proposal PTK,


b. peserta dapat memilih, menentukan, dan mengumpulkan data dalam Penelitian
Tindakan Kelas dengan tepat,
c. peserta dapat menganalisis data dalam melakukan Penelitian tindakan Kelas,

d.

peserta dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas,

e.

peserta dapat menyusun laporan PTK dengan benar


f. peserta dapat menyusun tulisan ilmiah berupa artikel dan makalah

Anda mungkin juga menyukai