Anda di halaman 1dari 3

Analis-RETIKULOSIT

RETIKULOSIT
Retikulosit adalah eritrosit yang lebih muda daripada eritrosit dewasa, beredar
sebagai retikulosit 1 - 2 hari, ukuran 8-9 mikron dan didalam sitoplasmanya
terdapat sisa-sisa inti yang tersusun secara retikulair, berupa RNA dan retikulum
oleh karena itu disebut retikulosit, retikulum tersebut berupa fragmen-fregmen
yang hanya dapat dilihat dengan memakai pewarnaan khusus yaitu pewarnaan
supravital, misalnya Brilliant Cresyl Blue atau New Methylene Blue yang
mewarnai retikulum tersebut. Adanya RNA dan Retikulum ini hanya dapat
dinyatakan dalam eritrosit yang masih hidup, sedangkan yang sudah terlalu
lama atau sudah mati sukar untuk dilihat, oleh sebabnya dinamakan pulasan
vital atau supravital. Jadi dalam pemeriksaan retikulosit hendaknya memakai
sampel darah segar, dan janganlah terlalu lama membiarkannya kering pada
kaca benda. Kalau akan mempergunakan darah oxalat untuk pemeriksaan
retikulosit harus dillakukan dalam waktu 24 jam. Banyak retikulum tergantung
pada umur retikulosit yaitu makin muda makin banyak, makin tua makin kurang
retikulumnya. Retikulosit mempunyai sedikit retikulum dan mempunyai granulagranula. Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna
tertentu seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk
endapan granula atau filamen yang berwarna biru. Pada pewarnaan Wright
retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna
lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik abnormal.
Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil
pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome tersebut.
Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan
untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi
menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit
di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum
tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat
mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.
Lagi pula densitasnya tergantung pada beberapa faktor yaitu :
- Semakin tinggi kadar zat warna yang dipakai semakin baik retikulum itu
nampaknya yaitu lebih lebar dan kurang pecah-pecahnya.
- Dengan mengeringkan smear darah retikulum menjadi halus.
- Dengan memanaskan dapat merusak retikulum sehingga hanya terlihat
bentuk-bentuk batang atau granula-granula.
- Perubahan pH larutan suatu zat warna kearah sifat asam menyebabkan
retikulum berbentuk granula halus sedangkan kearah sifat alkalis menyebabkan
terikulum berbentuk noktah-noktah.

- Creanated eryhtrosit (keriput) menghambat masuknya zat warna kedalam sel


sehingga tak terlihat apa-apa.
Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih
besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai
bintik-bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan
dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan
ribosome tersebut.
Larutan yang digunakan harus memenuhi syarat sbb :
Mengandung logam berat
Sebelum dipakai sebaiknya larutan disaring terlebih dahulu
Pewarnaan retikulosit dapat dilakukan dengan salah satu cat berikut:
larutan new methylene blue :
Natrium Klorida 0,8 gr
Kalium Oxalate 1,4 gr
New methylen blue 0,5 gr
aquadest 100 ml
larutan brilliant cresyl blue :
brilliant cresyl blue 1,0 gr
Na sitrat 20 ml
Natrium Clorida 0,85% 80 ml
Dianjurkan menggunaan new methylene blue, kesalahan metode ini pada nilai
normal 25 %.Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan
digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi
menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit
di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum
tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat
mengindikasikan keadaan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastika.
Jumlah retikulosit merupakan cermin bagi aktifitas eryhtrosintetik, artinya dapat
menunjukkan baik tidaknya fungsi eryhtropoitik dalam keadaan tertentu. Bila
oleh suatu keadaan patologis (anemia hemolitik) jumlah retikulosit sangat
meningkat mencapai 30-50% maka keadaan ini disebut krisis retikulositosis. Nilai
normal retikulosit menurut Wintrobe cara basah dan atau kering : 0,5 1,5% dari
eritrosit, sedangkan menurut Osgood-Wilhelm cara basah dan kering 0,5 3,0%
dari eritrosit.

Eritrosit menurun pada keadaan :

Anemia aplastika

Gagal ginjal

Gangguan sumsum tulang

Eristosit meningkat pada keadaan :

Anemia hemolitik

Anemia defisiensi besi

Talasemia

Pada anemia aplastik kadang-kadang tidak ada retikulosit dalam darah


perifer. Sebenarnya banyak retikulosit yang ada dalam darah perifer
menunjukkan jumlah erytrosit yang harus diganti setiap harinya, yang
mengalami destruksi secara fisiologis oleh karena telah mencapai umurnya.
Menurut Ashby berdasarkan atas percobaan-percobaan yang telah dilakukannya
umur eryhtrosit adalah 120 hari. Jika jumlah eryhtrosit permm3darah
4.800.000, maka jumlah eryhtrosit yang rusak setiap harinya dalam keadaan
normal adalah 4.800.000 / 120 = 40.000 sel permm3. Oleh karena boleh
dikatakan jumlah eritrosit dalam darah perifer dalam keadaan normal adalah
konstan maka berarti bahwa eritrosit yang telah rusak itu harus diganti dengan
eritrosit baru (retikulosit) yang sama banyaknya pula atau dengan kata lain
jumlahnya (40.000 / 4.800.000) x 100% = 0,83% retikulosit dalam darah perifer.
http://ranyreivy.blogspot.co.id/2012/05/analis-retikulosit.html

Anda mungkin juga menyukai