Anemia megaloblastik adalah gangguan yang disebabkan oleh sintesis DNA yang
terganggu. Sel-sel yang pertama dipengaruhi adalah yang secara relatif mempunyai sifat
perubahan yang cepat, terutama sel-sel awal hematopoetik dan epitel gastrointestinal.
Pembelahan sel terjadi lambat, tetapi perkembangan sitoplasmik normal, sehingga sel-sel
megaloblastik cenderung menjadi besar dengan peningkatan rasio dari RNA terhadap DNA.
Sel-sel awal/pendahulu eritroid megaloblastik cenderung dihancurkan dalam sumsum tulang.
Dengan demikian selularitas sumsum tulang sering meningkat tetapi produksi sel darah
merah berkurang, dan keadaan abnormal ini disebut dengan istilah eritropoesis yang tidak
efektif.
Klasifikasi Anemia Megaloblastik
Defisiensi Kobalamin
hemolisis.
Malabsorpsi : sprue tropikal, sprue nontropikal, obat-obat : phenytoin, barbiturat,
ethanol
Metabolisme yang terganggu : penghambat dihydrofolat reductase (metotreksat,
pirimetamin, triamteren, pentamidin, trimetoprim), alkohol.
Sebab-sebab lain
Obat-obat yang mengganggu metabolisme DNA : antagonis purin (6
merkaptopurin, azatiopurin, dll). antagonis pirimidin (5-fluorourasil, sitosin
Nyhan,lain-lain
Anemia megaloblastik dengan Penyebab tak diketahui : anemia megaloblastik
refrakter, sindrom Diguglielmo, anemia diseritropoetik kongenital.
dari alkohol pada sel-sel parenkim hati, hal ini yang menjadi penyebab dari defisiensi
folat yang menimbulkan eritropoiesis megaloblastik.
Penyakit seperti anemia hemolitik dapat pula jadi rumit oleh komplikasi defisiensi
folat yang dapat terjadi. Obat-obat yang menghambat dihidrofolat reduktase (antara lain
metotreksat, trimetoprim) atau yang dapat mengganggu absorbsi dan peyimpanan folat
dalam jaringan tubuh (antikonvulsan tertentu, kontraseptif oral) mampu mengakibatkan
penurunan kadar folat dalam plasma, dan bersamaan waktunya dapat menjadi penyebab
anemia megaloblastik. Hal ini karena adanya gangguan maturasi yang disebabkan oleh
defek inti sel. Jadi gangguan maturasi yang timbul dalam pertumbuhan sel darah merah
karena defisiensi asam folat atau vitamin B12 disebabkan karena timbulnya defek dari inti
sel darah merah yang muda dalam sumsum tulang.
Folat dalam plasma pertama ditemukan dalam bentuk dari N5-metiltetrahidrofolat, suatu
monoglutamat, yang ditransport ke dalam sel-sel oleh zat pengangkut yaitu yang khusus
dalam bentuk tetrahidrokobalamin yang diperlukan, dan folat kemudian diubah menjadi
bentuk poliglutamat. Konjugasi pada plyglutamate mungkin berguna untuk penyimpanan
folat di dalam sel.
Asam Folat
Folat yang didapatkan dari makanan, akan dikonversikan menjadi methyl THF (yang
mana, seperti asam folat, hanya memiliki satu glutamat moieties) selama proses absorpsi
di usus halus. Saat methyl THF masuk ke dalam sel, maka akan dikonversikan lagi
menjadi folate polyglutamate. Folat berikatan dengan protein ditemukan pada permukaan
sel termasuk enterosit dan memfasilitasi pengambilan folat ke dalam sel. Tidak terdapat
plasma protein spesifik yang dapat meningkatkan pengambilan folat ke dalam sel.
Folat dibutuhkan dalam berbagai macam reaksi biokimia di dalam tubuh termasuk
transfer unit karbon tunggal, pada interkonversi asam amino (misalnya pada konversi
homosistein menjadi metionin) dan serin menjadi glisin atau pada sintesis prekursor purin
di DNA.
DNA dibentuk dari polimerase dari empat deoksiribonukleasida trifosfat. Defisiensi
folat menyebabkan anemia megaloblastik dengan menghambat sintesis thymidilate, salah
satu langkah dalam sintesa DNA dimana terjadi pembentukan thymidine monofosfat
(dTMP), reaksi ini membutuhkan 5,10 methylene THF polyglutamate sebagai
koenzimnya.
Semua sel tubuh, termasuk sumsum tulang, menerima folat dari plasma dalam bentuk
methyl THF. B12 dibutuhkan dalam konversi methyl THF ini menjadi THF, suatu reaksi
dimana homosistein dimetilasi menjadi metionin. THF merupakan substrat dari sintesa
folate polyglutamate di dalam sel.
Vitamin B12
Vitamin ini disintesa secara alami oleh mikroorganisme; binatang memperoleh vitamin ini
dengan memakan binatang lain, atau dengan memakan bahan makanan yang telah
terkontaminasi bakteri. Vitamin ini ditemukan pada bahan makanan yang berasal dari
hewan seperi hati, daging, ikan dan produk susu, namun tidak terdapat pada buah-buahan,
sereal, dan sayur-mayur.
Aspek Nutrisi Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12
Asam Folat
200-250g
hari
Sumber makanan utama
Produk hewan
sayuran
hijau
dan
gandum
Kebutuhan
minimum 1-2 g
100-150g
orang dewasa
Simpanan dalam tubuh
2-3 mg
10-12 mg
Lokasi
Ileum
Mekanisme
Faktor intrinsik
Limit
2-3g/hari
Sirkulasi enterohepatik
5-10 g/hari
90g/hari
Berikatan
Absorpsi
lemah
dengan
albumin
Bentuk
fisiologis
mayor Methyl
intraselular
deoxyadenosylcobalamine
Bentuk terapeutik
hydroxocobalamin
Asam folat
Absorpsi. Intake B12 dalam makanan biasanya melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh
tubuh. B12 kemudian akan berikatan dengan Intrinsic Factor (IF) yang disintesa oleh sel-
sel parietal
reseptor spesifik untuk IF, cubilin, yang kemudian akan berikatan dengan protein kedua,
amnionless, yang akan menyebabkan terjadinya endositosis dari kompleks cubilin IFB12 di distal ileum dimana B12 diserap dan IF kemudian dihancurkan.
Fungsi biokimia. Vitamin B12 merupakan koenzim yang digunakan pada dua reaksi
biokimia dalam tubuh. Pertama, dalam bentuk methyl B12 bertindak sebagai kofaktor
dalam sintesa metionin, enzim ini bertanggung jawab dalam proses metilasi dari
homosistein menjadi metionin menggunakan methyl THF dengan cara bertindak sebagai
donor metil. Kedua,
Result in
Test
Normal Values
120-680 pmol/L
Folate def
Low
Normal
B12
or
borderline
Serum folate
3.0-15.0 g/L
4-30 nmol/L
160-640 g/L
360-1460
Normal or low
Low
nmol/L
kobalamin, pasien harus mengkonsumsi bahan makanan yang berasal dari hewan, yaitu
produk susu dan telur.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo. aru. 2009 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta. Interna Publishing