Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memasyarakatkan dan membangkitkan semangat kewirausahaan
di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4,
Tahun 1995. Adapun tujuan dikeluarkannya Instruksi Presiden tersebut untuk
menumbuhkan semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu
menjadi wirausahawan.
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan
utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi
dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Para
wirausahawan diharapkan dapat menjadi pelopor pembangunan, antara lain
ikut serta mengurangi adanya pengangguran. Perubahan dan perbaikan nasib
kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja keras. Karena itu,
peranan wirausaha penting sekali untuk menentukan masa depan bangsa dan
Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kewirausahaan ?
2. Apa tujuan dari kewirausahaan ?
3. Apa saja konsep dasar dan ruang lingkup kewirausahaan?
4. Bagaimana operasionalisasi kewirausahaan?
5. Apa karakteristik wirausahaan?
6. Apa saja nilai-nilai hakiki kewirausahaan?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari istilah entrepreneurship, sedangkan
wirausaha berasal dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur, secara tertulis
digunakan pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya Kamus
Dagang. Banyak orang yang memberi pengertian entrepreneur, di antaranya
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Orang yang menanggung risiko


Orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
Orang yang menciptakan barang baru
Orang yang mengurus perusahaan.
Penjelasan materi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

wirausaha itu adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan


menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna
dalam memastikan kesuksesan. Di bawah ini diuraikan beberapa pengertian
kewirausahaan, sebagai berikut:
1. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha
meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
2. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluangpeluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa
memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).
3. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan
kemakmuran.
4. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta
menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.
5. Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Gerakan
Nasional

Memasyarakatkan

dan

membudayakan

Kewirausahaan

(GNMMK). Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan


kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang

mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan keuntungan yang lebih besar.1
B. Konsep Dasar Kewirusahaan
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber
acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda,
diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan
kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai
peluang (Kirzner, 1973), dan menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921).
Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan
menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko
atau ketidakpastian.
Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat
produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Frank Knight (1921)

1 Direktorat Pembinaan Khusus. Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha: Konsep


Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. h. 2.

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.


Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan

adalah

seorang

inovator

yang

mengimplementasikan

perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.


Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk memperkenalkan produk baru atau
dengan kualitas baru, memperkenalkan metoda produksi baru, membuka pasar
yang baru (new market), Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
resiko atau ketidakpastian.

Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan
adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya.
Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha).2
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian
tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang
mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi
tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi
input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi
resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang
kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber
daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar
daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan
cara-cara baru.
C. Tujuan Kewirausahaan
Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan
dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan
Tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para
siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar
mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, di bawah
ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

2 Hendro. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2011, hal. 2

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng


7asilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan
di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
D. Lingkup Kajian Kewirausahaan
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang
lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara
rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lapangan agraris
Lapangan perikanan
Lapangan peternakan
Lapangan perindustrian dan kerajinan
Lapangan pertambangan dan energy
Lapangan perdagangan
Lapangan pemberi jasa.3
Tenaga wirausaha merupakan salah satu unsur yang ikut serta dalam

mencapai cita-cita nasional, yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur, baik
material, maupun spiritual. Partisipasi masyarakat dan para wirausaha perlu
ditingkatkan, guna mencapai cita-cita tersebut. Tenaga-tenaga para wirausaha
adalah tenaga pelopor pembangunan dan pejuang nasional, untuk menciptakan
lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran. Di dalam mengatasi
persoalan tenaga kerja yang semakin banyak menganggur, caranya adalah
dengan membuka lapangan wirausaha dan memasyarakatkan kewirausahaan.

E. Operasionalisasi Kewirausahaan
Memilih gagasan bisnis agar menjadi bisnis yang berhasil melalui 2
pertimbangan, yaitu menemukan sesuatu yang dapat kita lakukan dengan baik
dan menentukan apakah gagasan kita dapat memenuhi suatu kebutuhan pasar.
3 Kasali Rhenald, Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika. 2010,
hal.10

Keberhasilan bergantung pada pelanggan, sehingga calon pengusaha


harus memastikan bahwa gagasan yang mereka pilih haus diminati di pasar.
Pedoman-pedoman yang dapat membantu kita untuk memilih suatu gagasan
yang mencerminkan peluang kewirausahaan yang baik, diantaranya yaitu:
1. Membuat daftar mengenai minat dan kemampuan
2. Membuat daftar mengenai jenis-jenis bisnis yang sesuai dengan minat dan
kemampuan
3. Membaca Koran dan majalah bisnis dan konsumen untuk mempelajari
tren demografi dan ekonomi yang mengidentifikasi kebutuhan masa depan
4. Melakukan evaluasi secara hati-hati atas barang dan jasa guna mencari
cara untuk memperbaikinya.
5. Menentukan bisnis sesuai dengan yang diinginkan dan memiliki potensi
laba.
6. Melakukan riset pemasaran untuk menentukan kesuksesan bisnis.
7. Mempelajari mengenai industri yang akan beroperasi, barang atau jasa dan
pesaing.4
F. Karakteristik Wirausaha
Pengusaha yang berhasil memilki kemungkinaan yang lebih besar di
bandingkan dengan orang lain untuk memiliki orang tua yang juga pengusaha.
Mereka juga cenderung memiliki karakteristik pribadi yang unik. Para peneliti
yang mempelajari pengusaha yang berhasil melaporkan bahwa pengusaha
cenderung lebih ingin tahu, bersemangat, dapat memotivasi diri sendiri, jujur,
berani, flexsibel, cerdas, dan andal.
Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemukakan ciri-ciri dan watak
kewirausahaan seperti berikut :
Ciri-Ciri
1. Percaya Diri
2. Berorientasikan

Watak
Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada

tugas dan hasil

laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,


memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,

3. Pengambil Resiko.

energik dan memiliki inisiatif.


Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka

4 Ibid., hal. 11

pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul

4. Kepemimpinan.

dengan orang lain dan suka terhadap saran dan


5. Keorisinilan.

kritik yang membangun.


Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,

6. Berorientasi ke

serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.


Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir

masa depan.
7. Jujur dan tekun

yang berorientasi pada masa depan


Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan
kerja. 5

G. Nilai Hakiki Kewirausahaan


Terdapat beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan, yaitu :
1. Percaya diri
Kepercayaan diri adalah sikap dan keyakinan seseorang dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kepercayaan diri
memiliki

nilai

keyakinan,

ketidaktergantungan.

optimisme

Seseorang

yang

individualitas

memiliki

kepercayaan

dan
diri

cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai


keberhasilan (Zimmerer, 1996: 7).
Kepercayaan diri ini bersifat internal, dinamis dan banyak di
tentukan

oleh

kemampuan

untuk

memulai,

melaksanakan

dan

menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki


kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis, berencana,
efektif dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu ditunjukkan oleh
ketenangan, ketekunan, kegairahan dan kemantapan dalam melakukan
setiap pekerjaan. Kepercayaan diri juga berpengaruh pada gagasan, karsa,
inisiatif, kreatifitas, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan
berkarya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
5 Ali Akbar Yulianto dan Krista. Pengantar Bisnis Kontemporer Edisi 11. Jakarta:
salemba Empat. 2007. h. 311-313

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang


yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan
kuat, energik dan berinisiatif. Berinisiatif adalah keinginan untuk selalu
mencari dan memulai sesuatu dengan tekad yang kuat.
3. Keberanian mengambil resiko.
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan
salah satu utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil resiko akan sukar memulai dalam memulai atau berinisiatif,
menurut Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung
resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 2).
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang
lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada
usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, resiko yang terlalu
rendah akan memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, resiko
yang tinggi kemungkinan memperoleh kesuksesan yang tinggi, tetapi
dengan kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih
menyukai resiko yang seimbang (moderat). Wirausaha menghindari suatu
resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko
yang tinggi karena ingin berhasil.
4. Berorientasi ke masa depan.
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, selalu mencari
peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan.
5. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi.
Nilai inovatif kretaif dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur
keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif

dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun
Wirasasmita 1994: 7), dengan ciri ciri :
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
cara tersebut cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
c. Selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.
Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran yang
baru dan berbeda. Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan
yang baru dan berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai
tambah teletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
persoalan dan meraih peluang. Ciri-ciri kepribadian kreatif terletak pada
keterbukaan, kreatifitas, kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa
tanggung jawab dan penuh daya imajinasi.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan sendiri
dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru
atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola
berkembang menjadi besar dan mandiri tidak bergantung kepada
pemerintah atau pihak-pihak lain dalam menghadapi segala tantangan
persaingan.
2. Inti dari kewirausahaan adalah:
a. Pengambilan resiko
b. Menjalankan sendiri
c. Memanfaatkan peluang-peluang
d. Menciptakan baru
e. Pendekatan yang inovatif, dan Mandiri.
B. Saran
Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun
makalah ini, menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang tidak dapat
kami hindari. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
penambahan wawasan bagi para penulis khususnya.

11

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan Khusus. Bahan Pelatihan untuk Calon Wirausaha: Konsep
Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. 2010
Hendro. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2011
Kasali Rhenald, Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika. 2010
Ali Akbar Yulianto dan Krista. Pengantar Bisnis Kontemporer Edisi 11. Jakarta:
salemba Empat. 2007

12

Anda mungkin juga menyukai