Anda di halaman 1dari 18

GLOBALISASI

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena


pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya.[1][2] Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang
semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi
dan budaya.[3]
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern,
beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat
terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum Masehi. [4][5] Pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung
sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an
dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. [6] Pada tahun 2000, Dana Moneter
Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdagangan
dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia,
dan pembebasan ilmu pengetahuan.[7] Selain itu, tantangan-tantangan lingkungan
seperti perubahan iklim, polusi air dan udara lintas perbatasan, dan pemancingan
berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan globalisasi.[8] Proses
globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi,
sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal

interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak
berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh
ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan
1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri
lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk
berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok
dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi. Fase selanjutnya ditandai dengan
dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim
membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok,
Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah,
Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang
muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai
sosial dan budaya Arab ke warga dunia. Fase selanjutnya ditandai dengan
eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis,
Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula
dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa
dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan
teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula
kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan
di dunia. Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta
pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia
misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka
berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat,
Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya.
Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin
berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi

pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan


kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri
sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.
1.1. Proses Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena
proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya.Di akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara

ketika

mulai

ditemukan

teknologi

komunikasi,

informasi,

dan

transportasi.Loncatan teknologi yang semakin canggih


pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur
telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya.Bagi Indonesia, proses
globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan.
Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri
dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang
berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan
sesuai dengan kondisi di Indonesia.Globalisasi secara fisik ditandai dengan
perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini
dapat

dilihat

dari

infrastruktur

telekomunikasi,

jaringan

transportasi,

perusahaan- perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.

2.1. Ciri Ciri Globalisasi


Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia. . Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda. Pasar dan produksi ekonomi di negaranegara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). Peningkatan
interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal
yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur,
dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen
menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme,
sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut
ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang
ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Globalisasi
budaya antara nya sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang
berkembang secara global.Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang
ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat

diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi
yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai
maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa
yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting
artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa
yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem
dari kebudayaan. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan
budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world
culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini
dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di
dunia ini (Lucian W. Pye, 1966). Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan
secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana
utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
1.3. Faktor-faktor Terjadinya Globalisasi
Berkembang pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah
pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk berbagai
kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dengan cepat
mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu bangsa.selain
hal tersebut globalisasi dapat terjadi karena hal lain seperti: Globalisasi terjadi
karena faktor-faktor nilai budaya luar, seperti: a. selalu meningkatkan pengetahuan

b.etos kerja; c. patuh hukum; d. kemampuan memprediksi; e. kemandirian; f.


efisiensi dan produktivitas; g. keterbukaan; h. keberanian bersaing; dan i.
rasionalisasi; j. manajemen resiko.
Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya: a. lembaga
pendidikan dan ilmu pengetahuan; b. lembaga keagamaan; c. indutri internasional
dan lembaga perdagangan; d. wisata mancanegara; e. saluran komunikasi dan
telekomunikasi internasional; f. lembaga internasional yang mengatur peraturan
internasional; dan g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan
konsuler.
1.4. Pengaruh Positif dan Negatif Globalisasi
Seperti yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses komplek yang digerakan
oleh berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan sehari-hari terutama
dinegara berkembang, dan pada saat yang sama ia menciptakan system-system dan
kekuatan trans nasional baru. Globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak
yang merupakan permasalahan global. Dampak dari globalisasi tersebut itu adalah:
1. Dampak jangka pendek, yaitu; -Dampak negatif globalisasi yang terlihat/
terdetek; yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu terjadi.
-Dampak positif globalisasi yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak positif/baik
yang dapat diperkirakan sebelum itu terjadi.
2. Dampak jangka panjang, yaitu; -Dampak negatif globalisasi yang tidak
terlihat/ tidak terdetek; dampak buruk yang tidak diperkirakan dan tidak
dapat dihindari sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah efek
buruknya terjadi. -Dampak positif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak

terdetek; dampak positif/baik yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya.


Dampak tersebut baru disadari setelah menguntungkan peradaban. Oleh
sebab itu sudah sepatutnya penjelasan mengenai masalah globalisasi harus
ditekankan, karena perbedaan pendapat mengenai dampak globalisasi sudah
sering terjadi di masyarakat kita dewasa ini.
Dampak positif globalisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Produksi global dapat ditingkatkan


Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh

hanya dengan melalui handphone.


7. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain.
8. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan
terbaru di bumi bagian manapun melalui internet. Internet inilah yang
paling berpengaruh dalam kemajuan Globalisasi.
9. Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
10.peningkatan kecepatan, ketepatan, akurasi dan kemudahan yang memberikan
efisiensi dalam berbagai bidang khususnya dalam masalah waktu, tenaga
dan biaya. Sebagai contoh manifestasi Teknologi Informasi yang mudah
dilihat di sekitar kita adalah pengiriman surat hanya memerlukan waktu
singkat, karena kehadiran surat elektronis (email), ketelitian hasil
perhitungan dapat ditingkatkan dengan adanya komputasi numeris,
pengelolaan data dalam jumlah besar juga bisa dilakukan dengan mudah

yaitu dengan basis data (database), dalam kegiatan ekonomi sudah


dilakukannnya E-banking, E-comerce,E-shopping dan masih banyak lagi.
11.Teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki kinerja dalam hal sarana
pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi
dan komunikasi kini telah merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan.
Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang
peningkatan potensi pelajar. Selain itu gelombang kemajuan dan
perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah membawa
perubahan pada kehidupan dan gaya hidup pelajar yang lebih dinamis.
Dengan adanya hal tersebut, maka pelajar senantiasa menghidupkan dan
menyalurkan semangat untuk mengeksplorasi ilmu yang belum diketahui.
12. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. 13. Tingkat
Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak negatif globalisasi di bidang ekonomi :
1.
2.
3.
4.

Menghambat pertumbuhan sektor industri


Memperburuk neraca pembayaran
Sektor keuangan semakin tidak stabil
memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Pengaruh baik globalisasi ekonomi :


1. Produksi global dapat ditingkatkan

2.
3.
4.
5.

Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara


Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Keburukan globalisasi ekonomi :


1.
2.
3.
4.

Menghambat pertumbuhan sektor industri


Memperburuk neraca pembayaran
Sektor keuangan semakin tidak stabil
memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Dampak Globalisasi Dalam Bidang Sosial Budaya Globalisasi memengaruhi

hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan. Globalisasi sebagai sebuah
gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga
menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal
bakal dari persebaran

1.5. Globalisasi Memperkenalkan Nilai Baru dalam Lingkungan Tradisi

Masuknya zaman era globalisasi dalam konteks budaya dalam tradisi di


Indonesia telah memperkenalkan nilai-nilai baru, nilai-nilai baru tersebut dapat
mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, lingkungan sosial maupun
lingkungan tradisi.
Nilai dan unsur-unsur baru tersebut memberikan perubahan yang

sangat

signifikan terhadap adat dan tradisi.


Seperti contoh dalam kehidupan sehari-sehari tata cara berpakaian ornag Indonesia
meniru cara berpakaian orang-orang barat, bahasa yang dipelajari juga bahasa
asing hal ini karena ada sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar bahasa
asing lebih keren dibanding mempelajari bahasa daerah yang dianggapnya sudah
ketinggalan zaman dan gengsi. Hal ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan
generasi baru terhadap bahasa daerahnya bahkan tidak sedikit orang-orang yang
saat ini banyak yang tidak bisa menggunakan bahasa daerah, seperti bahasa jawa,
saat ini jarang sekali orang-orang muda yang menggunakan bahasa jawa halus
apabila berbicara dengan orang yang lebih tua, hal ini dikarenakan terbatasnya
pengetahuan mengenai bahasa jawa halus yang dikuasainya, selain itu tari-tarian
daerahpun saat ini cenderung diabaikan karena menurunnya kemauan generasi
muda untuk ikut serta dalam melestarikannya dan hal ini dikarenakan bagi generasi
muda tari-tarian tradisional tersebut sangatlah tidak trend untuk zaman sekarang
sehingga mereka lebih memilih dan menyukai tari modern. Hal-hal seperti ini yang
apabila tidak secepat mungkin diatasi maka semua kebudayaan yang ada akan
luntur serta tidak ada pelestarian dan pengelolaan apabila tidak ada orang yang
sadar akan pentingnya kebudayaan bangsa kita.
1.6. Kebudayaan Global yang Masuk ke Indonesia
Pada saat kebudayaan lokal berkembang menjadi bagian dari kebudayaan
nasional, kebudayaan global muncul dengan sangat pesatnya. Kebudayaan global

dengan mudah dapat langsung disaksikan dan dinikmati oleh masyarakat sehingga
hal ini dalam waktu dekat dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
kehidupan masyarakat, pengaruh kebudayaan global tersebut dapat berdampak
positif dapat juga berdampak negatif.
Kebudayaan global yang memberi dampak positif misalnya kemajuan
teknologi yang canggih sehingga memberikan kemudahan bagi manusia dalam
berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengenal waktu dan tempat, selain itu juga
manfaat kemudahan yang sering kita gunakan dan nikmati setiap hari. Namun
selain dampak positif ada juga dampak negatif yang berhubungan dengan
fenomena sosial budaya antara lain seperti rusaknya lingkungan akibat dari
kemajuan teknologi sehingga digunakan dalam eksploitasi sumberdaya alam dalam
jumlah yang besar dan hal ini sangat merugikan masyarakat, terutama masyarakat
yang masih gagap teknologi.
Perbedaan pola dan kebiasaan masyarakat desa dan masyarakat kota adalah
adanya hedonisme atau keinginan untuk menguasai hal-hal yang berbau dunia
dankonsumerisme terutama di kota-kotabesar yang sering terjadi perselisihan
antara mereka yang kaya dengan yang tidak kaya sehingga hal ini mengakibatkan
kesenjangan sosial dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi yang hanya untuk
mengejar eksistensidiri. Bahkan masyarakat merasa gengsi dengan kebudayaankebudayaan tradisional daerah, terutama masyarakat yang hidup dan tinggal di
kota. Mereka mengaggap hal tersebut adalah sesuatu yang tidak model untuk
diikuti bahkan dianggap sebagai kebudayaan yang primitif. Karena dalam budaya
global ada 2 macam sisi yang ditawarkan yaitu sisi positif dan sisi negatif, maka
dalam menerima unsur kebudayaan tersebut harus benar-benar pintar dalam
mengkajinya, memilah milih dampak mana yang membawa sisi positif, dengan
demikian masyarakat Indonesia akan tetap dapat menjaga kebudayaan bangsa.

1.7. Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Kebudayaan di Indonesia


Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda,
kebudayaan adat dan tradisi merupakan hal yang menjadi ciri khas dari daerahnya
masing-masing, dan hal ini mencakup aturan hidup bersama dalam masyarakat,
sebagai dasar dalam pergaulan, dan yang paling penting adalah bagaimana kita
dapat mempertahankan nilai kebudayaan di tengah pengaruh globalisasi. Pada
zaman nenek moyang, Indonesia terkenal dengan masyarakat yang saling tolong
menolongnya tinggi, menghormati sesama, sopan santun yang dijunjung tinggi
seperti apabila seorang anak muda atau yang lebih muda berbicara dengan orang
yang lebih tua menggunakan bahasa yang halus dan dengan penuh kesopanan
selain itu negara Indonesia terkenal dengan keramahan orang-orangnya, namun
untuk sekarang ini semua keadaan dan kondisi ini sangatlah berubah secara
signifikan. Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam
konteks yang sangat kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan seharihari adalah cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan
tidak glamor namun keadaan sekarang telah berbeda. Tidak sedikit dari para
generasi muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai dengan
keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan, dimulai dari keadaan yang
sederhana ini kemudian ke dalam hal yang kompleks dengan meniru kebudayaan
barat contohnya yaitu kebudayaan seks bebas yang saat ini telah menjadi sesuatu
yang biasa, hedonisme, kebiasaan orang-orang untuk hidup hura-hura, minumminuman keras yang merajalela, pemakaian narkoba, degradasi moral dan mental
yang sangat menurun serta efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga
mempengaruhi moral masyarakat dari anak kecil sampai orang tua sekalipun.

Menurut Jennifer Lindsay dalam bukunya yang berjudul 'Cultural Policy


And The Performing Arts In South-East Asia', mengunkapkan kebijakan kultural di
Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan
tradisional, baik dalam campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakankebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada
kebijakan kultural atau konteks kultural.
Memang kemajuan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, namun disamping itu hal ini juga
memiliki sisi negatif yang sangat fatal contohnya dengan mudahnya mengakses
informasi menggunakan internet dapat di salahgunakan untuk mengakses hal-hal
yang negatif seperti pornografi, pornoaksi yang hal ini sangat merusak kepribadian
moral apalagi kalau yang mengakses adalah anak-anak, akan sangat berdampak
buruk kepada calon-calon generasi penerus bangsa. Selain itu melalui televisi juga
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap semua lapisan masyarakat, baik
pengaruh negatif maupun pengaruh positif. Apalagi televisi menjadi sesuatu yang
mengglobal dalam kehidupan sehari-hari dan hal ini dapat disaksikan oleh semua
kalangan secara langsung sehingga dampak yang terjadipun akan cepat menyebar,
untuk saat ini mengglobalnya institusi-institusi televisi bersamaan dengan
peredaran global yang terjadi seperti adanya iklan, promosi. Selain itu akibat
globalisasi jaringan-jaringan televisi banyak yang menayangkan dari jaringan
asing, hal ini akan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan.
Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana
masyarakat dalam menerima dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk
diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada penyaringan dan akan melunturkan
nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini sebelum menerima
untuk diterapakan terlebih dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila

maka akan membawa sisi positif yaitu akan berkembangya nilai budaya yang
kemudian akan membuat kebudayaan menjadi sesuatu yang lebih bervariasi selain
itu akan menambah wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan.
1.8. Melestarikan Kebudayaan dan Pemanfaatan Warisan Budaya
Wujud warisan kebudayaan dapat meliputi warisan fisik maupun warisan
nonfisik, warisan tersebut pada dasarnya memiliki ciri yang khas untuk daerahnya
masing-masing. Oleh karena itu setiap warisan kebudayaan perlu untuk
dilestarikan dan dimanfaatkan supaya warisan kebudayaan tersebut tetap
terjaga.Melestraikan kebudayaan berarti secara tidak langsung telah membenahi
masyarakat bangsa Indonesia karena dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan
merupakan sesuatu yang kompleks tidak berjalan dengan sendirinya melainkan
melibatkan semua anggota masyarakat, dengan demikian semakin kuat kebudayaan
dalam suatu masyarakat maka keharmonisan dan kedamaian akan tercapai dalam
lingkungan masyarakat tersebut, contohnya dalam masyarakat masih dipelihara
sistem budaya gotong royong dan apabila budaya ini tetap terjaga maka dalam
masyarakat akan terjalin keselarasan dan tidak adanya kesenjangan dan
kecemburuan sosial.
Dalam upaya melestarikan kebudayaan pastinya ada komponen yang
menjadi pelaksana, komponen pelaksana tersebut dapat meliputi masyarakat.
Kebudayaan merupakan hal yang mendasar bagi masyarakat sehingga diharapkan
semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi, selain masyarakat ada juga
pemerintah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, selain itu para pendidik,
politisi, wartawan juga harus berpartisipasi dengan cara berperan sesuai dengan
perannya masing-masing. Seperti contoh seorang guru harus dapat mendidik
siswanya untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap kebudayaan bangsa. Dengan

cara ini apabila rasa kepedulian sudah tertanam di jiwa-jiwa generasi penerus
bangsa maka untuk kedepan kebudayaan akan terjaga dan akan terbenahi. Apabila
semua lapisan masyarakat sudah menerapkan kepedulian dan kesadaran terhadap
kebudayaan bangsa, maka diharapkan kebudayaan akan dijaga dan dilestarikan
dengan baik.
Selain adanya komponen yang menjadi pelaksana juga ada tindakan yang
dilaksanakan, dalam tindakan pelestarian hal yang dapat dilaksanakan adalah harus
mengetahui terlebih dahulu kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki, baik itu
kebudayaan yang menjadi adat istiadat dan tradisi maupun kebudayaan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu menerima nilai-nilai kebudayaan akibat
globalisasi dengan terbuka akan tetapi bukan berarti langsung menerima nilai-nilai
tersebut dan menerapkannya dalam kebudayaan, melainkan terlebih dahulu
menyaringnya mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk.
Hal yang masih nyata dalam kehidupan sekarang ini adalah pelestarian
kebudayaan dengan berdakwah menggunakan gamelan seperti yang dilakukan oleh
Emha Ainun Najib atau yang lebih dikenal dengan nama Cak Nun, Cak Nun selain
seorang dakwah juga seorang budayawan oleh karena itu selain berdakwah
menyebarkan agama Islam beliau juga melestarikan kebudayaan jawa yaitu
gamelan yang digunakan sebagai perantara dalam dakwahnya. Hal ini sebagai
contoh dalam pelestarian kebudayaan sekaligus menjadi ciri khas kebudayaan dari
daerahnya masing-masing.
Menurut Effendi (dalam Nani Tuloni dkk, 2003 : 18) mengemukakan
bahwa "Warisan budaya sangat tepat kalau dimanfaatkan untuk pembinaan sumber
daya manusia"

Dari kutipan ini diartikan bahwa dalam meningkatkan kualitas sumber


daya manusia terlebih dahulu harus mengedepankan moral yang tidak menerima
nilai-nilai budaya yang bersifat negatif, dengan demikian masyarakat atau sumber
daya manusianyapun akan tertata dalam pola kehidupannya.
Kebudayaan juga memilki fungsi disetiap unsur-unsur yang dikandungnya, dan
fungsi ini ada keterkaitan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain, oleh
karena itu apabila ada perubahan dalam satu unsur maka unsur yang lain juga akan
mengalami perubahan juga.
Menurut Radcliffe-Brown dan Kaplan (dalam Nani Tuloli dkk, 2003 : 10)
adalah sistem budaya memiliki syarat-syarat tertentu untuk memungkinkan
eksistensinya, atau sistem budaya itu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar
dapat hidup terus, dan bila tidak terpenuhi maka sistem itu akan mengalami
disintegrasi dan mati.
Dari kutipan ini fungsi kebudayaan dapat dipertahankan apabila ada kondisi
dan pihak-pihak yang mendukung berlangsungnya kebudayaan tersebut, karena
dalam pelestarian kebudayaan yang sangat berperan penting adalah orang-orang
atau masyarakat yang memiliki kebudayaan itu, dan fungsi kebudayaan dapat
dipertahankan apabila dapat menyelaraskan dengan perkembangan dan kemajuan
zaman akan tetapi kalau tidak bisa menyelaraskannya maka yang terjadi adalah
akan terjadi perubahan fungsi yang tidak seharusnya.

Daftar Pustaka
Maran, Raga Rafael. (2000). Manusia & Kebudayaan dalam PerspektifIlmu
Budaya Dasar. Jakarta : PT Rineka.
Mujiyanto, Yan. (2010). Pengantar Ilmu Budaya. Yogyakarta : Pelangi Publishing.
Tulolli, Nani dkk. (2003). Dialog Budaya Wahana Pelestarian & Pengembangan
Kebudayaan Bangsa. Jakarta : CV. Mitra Sari.

Anda mungkin juga menyukai