RFR Pak Imron
RFR Pak Imron
(KANKER GINJAL)
Disusun Oleh:
IKA DEWI MURIYATI
NIM: 12.1.14.1.011
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer
Reaserch Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling
umum kedua belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas), dengan
338.000 kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Jenis yang paling sering kanker
ginjal adalah kanker parenkim ginjal, yang menyumbang 80-90% dari semua
kanker ginjal primer. Rekening kanker pelvis ginjal untuk 10% sisanya.
Page | 1
Country
Czech Republic
16.7
Lithuania
13.2
Slovakia
12.5
12.0
Estonia
11.7
Belarus
11.1
Slovenia
11.1
Latvia
10.9
Germany
10.6
10
Croatia
10.0
11
Israel
10.0
12
France (metropolitan)
9.7
13
Australia
9.5
14
Uruguay
9.4
15
Norway
9.3
15
Canada
9.3
17
Hungary
9.1
Page | 2
18 Russian Federation
8.9
19 Iceland
8.8
20 The Netherlands
8.8
2. RUMUSAN MASALAH
2.1.
2.2.
2.3.
3. TUJUAN
3.1.
Tujuan Umum
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
kanker ginjal.
3.2.
Tujuan Khusus
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
3.2.5.
3.2.6.
3.2.7.
3.2.8.
3.2.9.
3.2.10.
3.2.11.
kanker ginjal.
Page | 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Cancer Kidney atau kanker ginjal tersusun dari kata cancer atau kanker yang
berarti istilah awam yang digunakan untuk menyatakan pelbagai bentuk
penyakit keganasan dan kidney atau ginjal yang berarti sepasang organ
retroperitoneal yang terletak pada dinding abdomen posterior dalam region
lumbalis, fungsi ginjal berhubungan dengan homeostasis, dan organ ini
memproduksi urine dan untuk mengekskresikan limbah seperti ureum,
mengendalikan
keseimbangan
elektrolit
dan
nilai
pH.
Ginjal
juga
Istilah
Page | 4
2.1.
Rokok
Salah satu zat yang terkandung dalam rokok adalah cadmium, dimana
cadmium sendiri bersifat karsinogenik yang apabila masuk dalam aliran
darah akan berikatan dengan natrium atau garam sehingga konsentrasi
darah menjadi meningkat yang berdampak pada peningkatan kerja ginjal
apabila itu terus terjadi dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan
gagal ginjal kronik dan cadmium sendiri dapat merangsang pertumbuhan
sel kanker.
2.2.
2.3.
Obesitas.
2.4.
2.5.
Analgesic phenacethin
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat
dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam
waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular
dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam
ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang
pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
2.6.
Hipertensi
Hipertensi meningkatan produksi renin oleh apparatus jugstakglomerulus
yang
memicu
respon
angiotensinaldosteron
yang
meningkatkan
Page | 5
hematuria (40%)
3.1.2.
3.1.3.
3.2.
Apabila
kanker
telah
mengalami
metastasis
maka
akan
3.2.2.
3.2.3.
3.3.
3.3.2.
anorexia
3.3.3.
hypertermi
3.3.4.
anemia
3.3.5.
hyperkalsemia
3.3.6.
3.3.7.
Page | 6
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik,
namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti
rokok, faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome,
dialysis >5th pada pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin.
Untuk rokok (kandungan cadmium dalam rokok) masuk ke dalam
tubuh melalui air liur hingga masuk ke dalam pembuluh darah menyebabkan
vasokontriksi arteriol aferen dimana cadmium sendiri saling berikatan dengan
protein
yang
mengakibatkan
konsentrasi
dalam
darah
meningkat
menyebabkan penurunan LFG (Laju filtrasi glomerulus) apabila hal ini terjadi
dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular
dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang
pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait
masalah genetic yang menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor
(VHL)
sehingga
menyebabkan
peningkatan
HIF
yang
merangsang
produksi
sitokin
monocyte-citokinin
bertambah
stimulating
Menghasilkan
hormone)
GM-CSF
Merangsang
Page | 7
Renal adenocarcinoma
Tipe kanker ini adalah kanker yang paling umum dari kanker ginjal yang
terjadi pada orang dewasa.
5.2.
5.3.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ketika diduga kanker ginjal dapat dilakukan pemeriksaan:
6.1.
USG
6.1.2.
CT-Scan
6.1.3.
MRI
6.1.4.
Sinar-X dada
6.1.5.
Nefrogram
6.1.6.
Sonogram
6.1.7.
Urogram IV.
Page | 8
6.2.1.
Analisis urin
6.2.2.
6.2.3.
6.2.4.
6.2.5.
6.2.6.
6.2.7.
Kadar kortisol
6.2.8.
Kadar renin
6.2.9.
7. PENATALAKSANAAN
Ada beberapa penatalaksanaan yang dapat direfrensikan untuk kanker ginjal
sesuai dengan letak dan ada tidaknya metastase sel kanker, antara lain:
7.1.
sudah
mempengaruhi
kedua
ginjal
maupun
Maligna ablation
7.1.3.
Arterial Embolization
Page | 9
Page | 10
ginjal.
8. KOMPLIKASI
Ada beberapa kecenderungan komplikasi yang mungkin bisa terjadi yakni:
8.1.
Thrombus maligna
8.2.
Page | 11
usakan
lumen
tubular
9. WOC
Rokok
Analgesik Penachetin
darah
Cadmium mengikat
kandungan protein
dalam
darah
Kandungan cadmium
dalam rokok masuk
dalam system
peredaran
\
Penurunan laju
filtrasi glomerulus
(LFG)
Peningkatan kerja
ginjal (dalam
periodic)
menimbul
k
a
n
o
b
s
t
r
u
k
s
i
a
t
a
u
k
e
r
memicu pelepasan
zat-zat
vasoaktiv
intrarenal
Pembentukan
sel darah baru
meningkat
Produksi
sitokinin
bertambah
Menghasilkan GMCSF
(granulocyt
e
monocytecitokinin
stimulating
factor)Page |
12
Stadium
IV
Stadium II
Stadium III
B3 (brain)
Pertumbuhan
sel kanker
dlm ginjal
Peningkatan
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
Pada paru-paru
Pada Hati
Pada tulang
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Sesak, pch,
Kerusakan
jaringan
Mual,muntah,
Mudah fraktur,
anoreksia
radang sendi,
tekanan
intrarenal,
Menekan
nafas dalam
paru,
saraf ginjal
batuk darah
abdomen
kurang dari
| 13
Gangguan
kebutuhan
Mobilisasi
Nutrisi Page
Gangguan
Nyeri Kronis
Ansietas (kecemasan)
Gangguan Rasa
Nyaman
Pola Nafas
Perdarahan
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan dalam
proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-macam data
sebagai berikut:
1.1.
Data Dasar
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, berikut format
pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori yaitu:
1.1.1.
Identitas klien
Keluhan utama
Pada pasien dengan diagnose kanker ginjal biyasanya tidak nampak gejala
yang signifikan sebelum masuk stadium 4 kecuali pada pasien yang
melakukan
check
rutin
sehingga
pasien
tidak
mengetahui
dan
Page | 14
1.1.4.
umur
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: pasien dg umur
: meninggal dunia akibat penyakit yang sama
: tinggal 1 rumah
1.1.6.
Page | 15
1.1.6.2.
Saat Sakit
Frekuensi
Jenis
Dalam Batas
Porsi
Normal
Total kalori
Penurunan
Nafsu dan Porsi
Makan
Keluhan
1.1.6.3.
pola eliminasi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Dalam
Batasan
Adanya
darah
dalam urin
saat
berkemi
h
Frekuensi
Jumlah
Warna
Normal
Bau
Keluhan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Dalam
Batasan
Normal
Bau
Dalam Batasan
Normal sebelum
adanya
metastase
Keluhan
1.1.6.4.
pada pasien dengan kanker ginjal stadium awal dan belum ada
metastase mungkin tidak akan mempengaruhi pola istirahat tidur.
Page | 16
1.1.6.6.
pola peran-berhubungan
Pemeriksaan fisik
1.1.7.1.
: ...... mmHg
: .. x/ menit
suhu
: .. derajat celcious.
Page | 17
Riwayat terapi:
Pada pasien dengan riwayat kanker atau tumor yang berulang pasti
mempunyai riwayat kemoterapi, pemeriksaan radiologi, biopsy, pembedahan
untuk pengangkatan jaringan kanker atau tumor atau riwayat radiasi. Dan pada
pasien dengan kanker ginjal yang disertai hipertensi pasti mempunyai riwayat
terapi obat anti-hipertensi, beta-blocker, anti-diuretik, anti adrenal yang harus
dikonsumsi rutin.
Page | 18
2. DIAGNOSA
2.1. Analisa Data
DATA
ANALISA
MASALAH
DS:
pasien mengatakan
sesak,
DO:
pch (+)
nafas dangkal dan dalam
nampak otot bantu nafas
Menghambat kinerja
paru dalam proses
respirsi
Penurunan suplai
oksigen dalam tubuh
PCH, sesak, Nampak
otot bantu nafas
DS
pasien mengatakan jika
batuk pasti ada darah
DO
dari hasil rontgen dada
nampak adanya
kerusakan jaringan paru.
saat batuk terlihat ada
darah pada saputangan
pasien.
DS
pasien mengatakan
punggungnya nyeri saat
aktivitasnya banyak
DO
pasien nampak
menyeringai dan
memegangi
punggungnya
Perdarahan
Nyeri Kronik
Peningkatan tekanan
intrarenal
Penekan saraf dalam
ginjal
Page | 19
Nyeri kronik
Gangguan pola nafas b.d. metastases sel kanker ke paru, mengganggu proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru, suplai oksigen menurun
sehingga tibul sesak, pch, nafas dangkal dan dalam.
2.2.2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. metastases el kanker pada hati
2.3. Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
TUJUAN &
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
Gangguan Pola
Nafas b.d.
metastases sel
kanker ke paru,
mengganggu
proses pertukaran
oksigen dan karbon
TUJUAN :
Dengan waktu 1 x
60 menit di harapkan
masalah gangguan
pola nafas dapat
teratasi, pasien dapat
INTERVENSI
RASIONAL
1. observasi tanda-tanda
1. dengan mengobservasi
vital pasien
2. observasi penggunaan
perawat dapat
mengetahuin keadaan
hidung
Page | 20
dioksida dalam
bernafas secara
paru, suplai
normal.
oksigen menurun
KRITERIA HASIL :
fowler
sehingga tibul
1. pasien dapat
4. kolaborasi dengan
perawat dapat
bernafas secara
mengetahui bahwa
therapi oksigenasi,
menit
2. pasien tidak
oral.
3. dengan mengajarkan
menggunakan otot
cuping hidungh
3. pasien tampak
releks dalam
4. kolaborasi dengan
bernafas, tidak
terengah-engah.
therapi oksigen,
bronkhodilatot, obat per
oral dapat membantu
lebih cepat dalam
penyembuhan gangguan
pola nafas.
2.
Perdarahan b.d.
metastases sel
kanker ke paru
yang menyebabkan
kerusakan jaringan
paru sehingga
mengalami batuk
darah.
TUJUAN :
Setelah dilakukan
1. mengobservasi tanda-
1. dengan mengobservasi
tindakan
2. observasi perdarahan
keperawatan dalam 1
x 60 menit
perdarahan dapat
teratasi.
KRITERIA HASIL :
perawat dapat
mengetahui keadaan
umum pasien melalui
TD,N,S,RR.
2. dengan mengobservasi
perdarah saat pasien
melakukan tindakan
obat
selanjytnya
batuk
Page | 21
2. ekspresi pasien
3. dengan mengajarkan
tanpak sumringah
3.
TUJUAN :
Setelah dilakukan
1. observasi tanda-tanda
1. dengan mengobservasi
vital pasien
tindakan
keperawatan dalam
pasien
waktu 1x 24 jam
nyeri dapat teratasi
perawat dapat
mengetahui keadaan
umum pasien melalui
TD,N,S,RR
2. dengan mengkaji
KRITERIA HASIL :
1. ekspresi pasien
4. ciptakan lingkungan
tampak sumringah
yang nyaman
mengetahui seberapa
2. pasien pasien
mengatakan nyeri
berkurang
obat analgetik.
3. pasien mampu
mengendalikan nyeri
4. skala nyeri 0-3
tindakan untuk
mengurangi rasa nyeri
pasien.
3. dengan mengajarkan
pasien untuk nafas
panjang dapat
mengurangi rasa nyeri
Page | 22
4. dengan memberikan
lingkungan yang nyaman
dapat memberi
ketenangan dalam pasien
5. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat analgetik
dapat
mengurangi
rasanya nyeri.
Page | 23
BAB IV
KASUS PEMBELAJARAN
Pasien yang menjabat sebagai manager perusahaan asing dengan inisial Mr.X datang ke ruang
IGD rumah sakit tepat pukul 07:15 yang diantar anak pertamanya dengan muka menyeringai,
sambil berteriak kesakitan dan memegangi punggung bagian bawahnya. Anak mr.x mengaku
pada pukul 07:00 dia mendengar ayahnya berteriak dari dalam ruangan dan segera menghampiri,
setelah saya sampai dalam ruangan ayah sudah dengan keadaan yang kesakitan yang seperti yang
dilihat sekarang ini. Kemudian saya menyuruh supir mengantarkan kami ke rumah sakit terdekat
sampai akhirnya kami berada di IGD sekarang ini.
1. DATA DEMOGRAFI
Nama
: Mr. X
Umur
: 69 th
: Indonesia
2. KELUHAN UTAMA
Nyeri di bagian punggung bawah
P : gerakan memutar
Q : seperti dihantam benda tumpul
R : di bagian punggung
S: skala 4-5
T: saat aktivitas.
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Selama 3 hari ini setelah pulang kerja punggung saya sangat sakit namun saya meminum
anti-nyeri dan sembuh, kemudian tadi pagi waktu saya menunggu meeting dengan iseng
memutar-mutarkan kursi untuk menghilangkan bosan punggung saya teramat sangat sakit
Page | 24
hingga saya minta tolong pada sekretaris untuk mengantar saya ke rumah sakit dan
sekarang di IGD.
4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien telah mengalami nyeri punggung bagian bawah selama 10th sejak umur 59th, pada
bagian lutut selama 2 bulan terakir sakit apabila digerakan.
5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit keturunan: hipertensi
69th
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: pasien dg umur
: tinggal 1 rumah
6. PEMERIKSAAN
Tingkat kesadaran
: composmentis
Keadaan umum
Nadi
: 105x/ menit
Suhu
: 36,5 C
Page | 25
cuping hidung (-), otot bantu nafas (-), RR: 20x/ menit teratur, sianosis mukosa bibir
(-), suara paru normal, bunyi nafas vesikuler.
Blood/ B2
CRT: >2dt, HR: 105x/ menit, TD = 150/100 mmHg, sianosis perifer (-), akral dingin.
Brain/ B3
Masih dalam batasan normal
Bladder/ B4
Teraba massa di abdomen, nyeri tekan, intake cairan: 1500ml/ hr, output: 900ml urin/
hr, warna urin kuning pekat, bau amoniak.
Bowel/ B5
Bising usus 6x/menit, BAB: rutin 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lunak
berbentuk, bau khas, pasien mengatakan ada yang mengganjal perut saya.
Bone/ B6
Terjadi keterbatasan gerak di kaki kiri, nyeri tekan di lutut kiri, ROM: , Kekuatan
Otot: ,Crepitasi (-), kalor (+), kemerahan (+), inflamasi (+).
6.3.
Pemeriksaan
Diagnostik Pemeriksaan
foto radiografi
CT scan foto polos terdapat perkembangan sel yg abnormal dan tidak simestris pada
ginjal.
Pemeriksaan laboratorium
Analisis gas darah ( pH , PCO2 , HCO3 )
6.4.
7. ANALISA DATA
Data
DS :
Analisa Data
Masalah
Nyeri Kronik
Page | 26
Pasien mengatakan
punggung belakang saya
Mengakibatkan
peningkatan tekanan
intrarenal
Q : seperti dihantam
benda tumpul
R : di bagian punggung
S : skala 5-6
bulan)
T : saat aktivitas.
DS:
Pasien mengatakan
Hipertensi
Vasokonstriksi pembuluh
darah
TD = 150/100mmHg
HR = 105x/menit
CRT > 2dt
DS :
Lutut saya sakit saat
Mengakibatkan tekanan
darah meningkat
Intoleransi Aktivitas
sendi lutut
berjalan ataupun
digerakkan selama 2
minggu ini.
Mengakibatkan
penurunan fungsi sendi
DO :
Keterbatasan gerak
ROM
Terjadi keterbatasan
gerak
Intoleransi aktivitas
Page | 27
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
8.1.
8.2.
8.3.
9. INTERVENSI
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN
Dengan mengetahui
1. Observasi TTV
peningkatan tekanan
intrarenal akibat
3. Ajarkan teknik
mengetahui kondisi
pertumbuhan abnormal
sel endotel ginjal dan
bersifat merusak.
relaksasi
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapi
anti-nyeri
berikan
5. Konsultasikan dengan
Dengan mengetahui
dokter dalam
melakukan
dapat mengetahui
pemeriksaan radiologi
ulang
mengurangi tekanan
Dengan mengetahui
Hipertensi b.d.
1.Observasi TTV
vasokonstriksi
2.Observasi CRT
pembuluh darah
perifer
4.Konsultasikan dengan
dokter dalam
melakukan
pemeriksaan EKG
5.Konsultasikan dengan
dokter dalam
pemberian therapi obat
Page | 29
bahwa perifer
kekurangan oksigen
Dengan pemeriksaan
EKG kita dapat
mengetahui lebih
banyak tentang keadaan
jantungnya sehingga
kita tahu penyebab
terjadinya peningkatan
tekanan darah dengan
begitu dapat membantu
dalam pemberian terapi
Dengan pemberian obat
oral penurun tekanan
darah jangka pendek
dapat menstabilkan
tekanan darah sehingga
mengurangi keparahan
1.Observasi tanda-tanda
inflamasi
2.Kaji kekuatan otot dan
ROM
3.Informasikan klien
untuk bed rest
4.Kolaborasi dengan
Dengan mengetahui
TTV kita dapat
mengetahui kondisi dan
kita dapat memantau
hasil dari tindakan yang
kita berikan
Dengan mengetahui
dokter dalam
pemberian obat
kita dapat
mengembalikan dan
memulihkan
kemampuanya untuk
bergerak/dapat
Page | 30
melakukan aktifitas
sehari-hari
Dengan bedrest untuk
mengontrol aktifitas dan
dapat mempercepat
proses penyembuhan
pada pasien
Dengan melakukan
kolaborasi dapat
memantau kesehatan
dan untuk proses
penyembuhan
10. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
EVALUASI
KEPERAWATAN
Nyeri kronis b.d.
1.Melakukanpemeriksaan
S:
peningkatan tekanan
TTV
Klien mengatakan
intrarenal akibat
pertumbuhan abnormal
sakit lagi.
Suhu: 36,5 C
RR: 20x/ menit
O:
Skala nyeri 0-1
Ekspresi klien tak lagi
menyeringai
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
lewat mulut
Page | 31
4.Kolaborasi dengan
Hipertensi b.d.
vasokonstriksi pembuluh
darah
1. Mengobservasi TTV
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 105x/menit
o
Suhu : 36,5 C
RR : 20x/menit
2. Mengobservasi CRT 2
detik.
3. Mengkaji adanya
sianosis pada perifer,
perifer merah muda.
4. Mengkonsultasikan
dengan dokter dalam
melakukan tindakan
pemeriksaan EKG.
5. Kolaborasi dengan
dokter dalam
S:
Klien mengatakan pusing
sudah berkurang.
O:
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
o
S : 36,5 C
RR : 20x/menit
CRT 2 detik
Perifer merah muda
Ekspresi klien tampak
sumringah.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan.
1. Mengobservasi tanda-
S:
tanda inflamasi.
2. Mengkaji kekuatan
biasa.
O:
Klien sudah dapat
melakukan personal
Page | 32
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
dengan keluarga.
pemberian obat.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi di hentikan
Page | 33
BAB V
PENUTUPAN
1. KESIMPULAN
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch
Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling umum kedua
belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas),
Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal pada
2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan berdasarkan: Kedua
jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko memiliki tingkat tertinggi kanker
ginjal, diikuti oleh Lithuania dan Slovakia. Sekitar 59 persen dari kasus kanker ginjal
terjadi di beberapa negara maju.
2. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Page | 34