Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN RENAL CELL CARCINOMA

(KANKER GINJAL)

Disusun Oleh:
IKA DEWI MURIYATI
NIM: 12.1.14.1.011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer
Reaserch Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling
umum kedua belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas), dengan
338.000 kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Jenis yang paling sering kanker
ginjal adalah kanker parenkim ginjal, yang menyumbang 80-90% dari semua
kanker ginjal primer. Rekening kanker pelvis ginjal untuk 10% sisanya.

Merokok adalah penyebab kanker parenkim ginjal. Asosiasi kuat untuk


kanker pelvis ginjal. Analgesik yang mengandung phenacetin adalah penyebab
kanker pelvis ginjal. Dialisis merupakan penyebab kanker ginjal, mungkin
melalui perannya dalam perkembangan penyakit cystic diperoleh ginjal.
Laporan Ahli Kedua Panel menilai bahwa ada bukti yang meyakinkan
bahwa kegemukan tubuh merupakan penyebab kanker ginjal. Hal ini tidak
mungkin bahwa kopi memiliki efek yang cukup besar, atau bahwa minuman
beralkohol memiliki efek yang merugikan, pada risiko kanker ini. Proyek
preventability sebagai bagian dari Laporan Kebijakan memperkirakan bahwa
sekitar 24% dari kasus kanker ginjal dapat dicegah di Amerika Serikat jika
setiap orang memiliki berat badan yang sehat. Perkiraan tersebut adalah
sekitar 19% untuk Inggris, 13% untuk Brasil dan 8% untuk China.
Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal
pada 2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan
berdasarkan: Kedua jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko memiliki
tingkat tertinggi kanker ginjal, diikuti oleh Lithuania dan Slovakia. Sekitar 59
persen dari kasus kanker ginjal terjadi di beberapa negara maju. Insiden
tertinggi kanker ginjal adalah di Amerika Utara dan Eropa; dan kejadian

Page | 1

terendah di Afrika dan Asia. Tingkat peringkat Negara Age-Standarisasi per


100.000 (World).
Rank

Country

Age-Standardised Rate per


100,000 (World)

Czech Republic

16.7

Lithuania

13.2

Slovakia

12.5

United States of America

12.0

Estonia

11.7

Belarus

11.1

Slovenia

11.1

Latvia

10.9

Germany

10.6

10

Croatia

10.0

11

Israel

10.0

12

France (metropolitan)

9.7

13

Australia

9.5

14

Uruguay

9.4

15

Norway

9.3

15

Canada

9.3

17

Hungary

9.1

Page | 2

18 Russian Federation

8.9

19 Iceland

8.8

20 The Netherlands

8.8

2. RUMUSAN MASALAH
2.1.

Bagaimanakah laporan pendahuluan kanker ginjal?

2.2.

Bagaimanakah teori asuhan keperawatan?

2.3.

Bagaimanakah asuhan keperwatan pada klien dengan kanker


ginjal?

3. TUJUAN
3.1.

Tujuan Umum
3.1.1.

Untuk mengetahui laporan pendahuluan kanker ginjal.

3.1.2.

Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.

3.1.3.

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan

kanker ginjal.
3.2.

Tujuan Khusus
3.2.1.

Untuk mengetahui definisi kanker ginjal.

3.2.2.

Untuk mengetahui etiologi kanker ginjal.

3.2.3.

Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker ginjal.

3.2.4.

Untuk mengetahui patofisiologis kanker ginjal.

3.2.5.

Untuk mengetahui klasifikasi kanker ginjal.

3.2.6.

Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic kanker ginjal.

3.2.7.

Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker ginjal.

3.2.8.

Untuk mengetahui komplikasi kanker ginjal.

3.2.9.

Untuk mengetahui web of caution kanker ginjal.

3.2.10.

Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.

3.2.11.

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan

kanker ginjal.

Page | 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Cancer Kidney atau kanker ginjal tersusun dari kata cancer atau kanker yang
berarti istilah awam yang digunakan untuk menyatakan pelbagai bentuk
penyakit keganasan dan kidney atau ginjal yang berarti sepasang organ
retroperitoneal yang terletak pada dinding abdomen posterior dalam region
lumbalis, fungsi ginjal berhubungan dengan homeostasis, dan organ ini
memproduksi urine dan untuk mengekskresikan limbah seperti ureum,
mengendalikan

keseimbangan

elektrolit

dan

nilai

pH.

Ginjal

juga

memproduksi renin serta eritropoitin yang terlibat dalam metabolism vitamin


D. (Cristina Brooker, edisi 31 tahun 2012)
Sebuah tumor ginjal adalah pertumbuhan abnormal dalam ginjal.

Istilah

massa, lesi dan tumor sering digunakan secara bergantian. Tumor


mungkin jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Tumor ginjal yang solid bisa
jinak, tetapi bisa menjadi kanker lebih dari 80% seiring berjalannya waktu.
(American Urological Association, april 2014)
Carcinoma adalah tumor malignan yang tumbuh di jaringan eptel. Carcinoid
syndrome adalah syndrome klinis yang timbul setelah terjadi pertumbuhan dan
penyebaran tumor karsinoid yang mensekresikan 5-hidroksitripamin 5-HT
(yang juga disebut serotonin). Renal berhubungan dengan ginjal, Renal cortex
adalah bagian ginjal paling luar yang berwarna pucat dan berada dibawah
kapsula renis. (kamus keperawatan, tahun 2012)
2. ETIOLOGI
Penyebab kanker ginjal sampai sekarang masih belum diketahui namun ada
beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pencetus, antara lain:

Page | 4

2.1.

Rokok
Salah satu zat yang terkandung dalam rokok adalah cadmium, dimana
cadmium sendiri bersifat karsinogenik yang apabila masuk dalam aliran
darah akan berikatan dengan natrium atau garam sehingga konsentrasi
darah menjadi meningkat yang berdampak pada peningkatan kerja ginjal
apabila itu terus terjadi dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan
gagal ginjal kronik dan cadmium sendiri dapat merangsang pertumbuhan
sel kanker.

2.2.

Von Hippel-lindau syndrome


Von hippel-lindau syndrome adalah kumpulan beberapa gejala yang
disebabkan oleh kerusakan atau disfungsi VHL (gen pengekang kanker)
dalam tubuh sehingga memicu perubahan sifat sel normal menjadi sel
kanker akibat proses yang ada dari dalam tubuh orang tersebut.

2.3.

Obesitas.

2.4.

Dialysis >5th pada gagal ginjal kronik


Dialysis berperan dalam proses metastases sel kanker.

2.5.

Analgesic phenacethin
Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat
dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam
waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular
dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam
ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang
pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

2.6.

Hipertensi
Hipertensi meningkatan produksi renin oleh apparatus jugstakglomerulus
yang

memicu

respon

angiotensinaldosteron

yang

meningkatkan

reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal yang mengakibatkan


penurunan laju filtrasi glomerulus apabila hal ini terjadi dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan gagal ginjal sebelum akhirnya semakin
parah hingga terjadi perubahan sifat sel normal menjadi sel kanker.
2.7.

Riwayat penyakit keturunan

Page | 5

Riwayat penyakit keturunan terkait DNA-RNA yakni gen yang berfungsi


membawa informasi genetic yang dimiliki ke dua orang tua yang nantinya
akan diwariskan pada anak atau keturunannya.
3. MANIFESTASI KLINIS
Adapun Tanda dan gejala kanker ginjal dapat sulit dipahami. Oleh karena itu,
pada saat diagnosis sekitar 30% dari pasien memiliki penyakit lanjutan. Namun
ada beberapa tanda dan gejala pada pasien dengan kanker ginjal, seperti:

(American Urological Association, april 2014)


3.1.

Classic Triad (3 tanda klasik)


gejala klasik bahwa pasien mengalami kanker ginjal yakni:
3.1.1.

hematuria (40%)

3.1.2.

nyeri pinggang (40%)

3.1.3.

dan massa panggul (25%).

3.2.

Apabila

kanker

telah

mengalami

metastasis

maka

akan

menimbulkan manifestasi klinis yang berbeda-beda tergantung tempat


penyebarannya, seperti:
3.2.1.

Sesak nafas dan batuk darah bila bermetastasis pada paru.

3.2.2.

Nyeri tulang atau fraktur bila bermetastasis pada tulang.

3.2.3.

Kerusakan neurologis apabila bermetastase di otak.

3.3.

Beberapa pasien positive kanker ginjal dapat timbul tanda dan


gejala sama seperti pada pasien dengan sindrom paraneoplastic, antara
lain:
3.3.1.

berat badan menurun

3.3.2.

anorexia

3.3.3.

hypertermi

3.3.4.

anemia

3.3.5.

hyperkalsemia

3.3.6.

peningkatan laju sedimentasi sel darah merah

3.3.7.

hipertensi dan disfungsi hati.

Page | 6

4. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik,
namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti
rokok, faktor keturunan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome,
dialysis >5th pada pasien gagal ginjal kronik, analgesik penasetin.
Untuk rokok (kandungan cadmium dalam rokok) masuk ke dalam
tubuh melalui air liur hingga masuk ke dalam pembuluh darah menyebabkan
vasokontriksi arteriol aferen dimana cadmium sendiri saling berikatan dengan
protein

yang

mengakibatkan

konsentrasi

dalam

darah

meningkat

menyebabkan penurunan LFG (Laju filtrasi glomerulus) apabila hal ini terjadi
dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular
dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang
pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait
masalah genetic yang menyebabkan tidak berfungsinya gen pengekang tumor
(VHL)

sehingga

menyebabkan

peningkatan

HIF

yang

merangsang

peningkatan angiogenesis dan menghasilkan produksi vascular-endotel growth


homon & platelet-derived growth hormone Peningkatan jumlah platelet dan
hormone eritropoetin Meningkatkan pembentukan sel darah baru dalam tubuh
Mengakibatkan
(granulocyte

produksi

sitokin

monocyte-citokinin

bertambah
stimulating

Menghasilkan
hormone)

GM-CSF

Merangsang

pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.


Hipertensi disebabkan karena adanya peningkatan produksi renin oleh
apparatus jugstakglomerulus yang memicu respon angiotensinaldosteron yang
meningkatkan reabsorbsi natrium serta air dalam tubulus renal tekanan pada saat
jantung memompa sehingga resistensi pembuluh darah arteri menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah arteri sehinga darah yang masuk ke ginjal
berkurang dan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus apabila hal ini
terjadi dalam waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen
tubular dalam ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang
merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.

Page | 7

Phenacetin yang masuk dalam pembuluh darah bersifat kurang dapat


dilarutkan sehingga meningkatkan kinerja ginjal, terhambatnya proses filtrasi
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerus apabila hal ini terjadi dalam
waktu yang lama menimbulkan obstruksi atau kerusakan lumen tubular dalam
ginjal memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal tubular dalam ginjal
memicu pelepasan zat-zat vasoaktiv intrarenal yang merangsang pertumbuhan
sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
5. KLASIFIKASI
Ada beberapa klasifikasi kanker ginjal antara lain:
5.1.

Renal adenocarcinoma
Tipe kanker ini adalah kanker yang paling umum dari kanker ginjal yang
terjadi pada orang dewasa.

5.2.

Transitional cell carcinoma


Tipe ini mempengaruhi renal pelvis, renal pelvis serupa kanker kanktyng
kemih.

5.3.

Nefroblastoma (tumor wilms)


Tipe ini adalah yang paling umum dari kanker ginjal masa anak-anak.
Kanker ini berbeda dengan kanker ginjal orang dewasa dan memerlukan
perawatan yang berbeda pula

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Ketika diduga kanker ginjal dapat dilakukan pemeriksaan:
6.1.

Pemeriksaan Radiologi (American Urological Association, april


2014):
6.1.1.

USG

6.1.2.

CT-Scan

6.1.3.

MRI

6.1.4.

Sinar-X dada

6.1.5.

Nefrogram

6.1.6.

Sonogram

6.1.7.

Urogram IV.

6.2.Pemeriksaan Laboratorium: (Perawatan Kritis: Seri Panduan Klinis, 2009)

Page | 8

6.2.1.

Analisis urin

6.2.2.

Pemeriksaan sel darah lengkap

6.2.3.

Blood Gas Analysis

6.2.4.

Pemeriksaan kimia darah lengkap dan koagulasi darah

6.2.5.

Laju endap eritrosit

6.2.6.

Kadar human chronic gonadotropin (HCG)

6.2.7.

Kadar kortisol

6.2.8.

Kadar renin

6.2.9.

Kadar hormon adenokortikotropin.

7. PENATALAKSANAAN
Ada beberapa penatalaksanaan yang dapat direfrensikan untuk kanker ginjal
sesuai dengan letak dan ada tidaknya metastase sel kanker, antara lain:
7.1.

Kanker yang terbatas pada ginjal

7.1.1. Pengangkatan kanker (nephrectomy)


7.1.1.1.Nefrektomi radikal
Nefrektomi radikal adalah pengangkatan ginjal, kelenjar
adrenal ipsilateral, jaringan sekitar, dan kadang, kelenjar
limfe sekitarnya. Akibat resiko kekambuhan pada ureter,
urektomi juga dapat dilakukan.
7.1.1.2.Nefrektomi parsial
Nefrektomi parsial adalah pengankatan bagian ginjal yang
mengandung sel kanker atau tumor, hal ini dilakukan
apabila seseorang hanya mempunyai satu ginjal ketika
kanker

sudah

mempengaruhi

kedua

ginjal

maupun

penderita yang ukuran tumor ginjalnya kurang dari 4cm.


7.1.1.3.Nefrektomi simple
Nefrektomi simple adalah pengangkatan ginjal, pada
penderita kanker stadium 1.
7.1.2.

Maligna ablation

7.1.3.

Arterial Embolization

Page | 9

Arterial embolization adalah tipe terapi local yang menyusutkan


tumor dan dilakukan sebelum tindakan pembedahan atau operasi.
Dengan cara memasukkan tabung sempit ke dalam pembuluh darah
kaki, tabung dialirkan keatas hingga sampai pembuluh darah arteri
utama ginjal yang menyediakan darah pada ginjal kemudian dokter
menyuntikan senyawa pada pembuluh darah untuk menghalangi
aliran darah ke ginjal.
7.2.

Thrombus maligna (metastase kanker dalam vena ginjal atau vena


cava)
7.2.1. Nephrectomy kemudian thrombus maligna diekstrak.
Nefrektomi dengan thrombus maligna diekstrak adalah operasi
pengangkatan bagian yang berubah menjadi sel kanker, dan
mengeluarkan gumpalan sel kanker yang mengikuti aliran darah
dengan cara kleping sisi kanan dan kiri pembuluh darah yang
terdapat gumpalan sel kanker di dalamnya, kemudian buat sayatan
pada pembuluh darah guna mengeluarkan thrombus keluar tubuh.
7.2.2. Embolisasi (untuk orang yang tidak tahan pembedahan)
Embolisasi adalah terapi local yang menyusutkan tumor dan
dilakukan sebelum tindakan pembedahan atau operasi. Dengan cara
memasukkan tabung sempit ke dalam pembuluh darah kaki, tabung
dialirkan keatas hingga sampai pembuluh darah besar yang
menyediakan darah dalam ginjal kemudian dokter menyuntikan
senyawa pada pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke
ginjal.

7.3.Metastase kanker ke organ lain dapat dilakukan nephrectomy yang diikuti:

7.3.1. Terapi Biologi


Terapi sistemis atau terapi yang menggunakan senyawa-senyawa
yang berjalan dalam aliran darah, mencapai dan mempengaruhi selsel seluruh tubuh, terapi biologi menggunakan kemampuan alamiah
tubuh atau system imun untuk melawan kanker.
7.3.2. Kemoterapi
Terapi sistematis dengan menggunakan obat-obatan. Obat-obatan
anti kanker memasuki aliran darah dan memasuki seluruh tubuh,

Page | 10

meskipun berguna untuk kanker-kanker yang lain obat-obatan


tersebut telah menunjukan penggunaan yang teratas terhadap kanker

ginjal.
8. KOMPLIKASI
Ada beberapa kecenderungan komplikasi yang mungkin bisa terjadi yakni:
8.1.

Thrombus maligna

8.2.

Metastase sel kanker


8.2.1.

Metastasis kelenjar getah bening regional

Metastase kelenjar getah bening regional adalah penyebaran sel-sel


kanker melalui system getah bening ke suatu simpul getah bening
yang berdekatan.
8.2.2. Metastasis jauh (penyebaran ke organ lain)
8.2.2.1.Paru-paru
Penyebara sel kanker pada paru-paru yang ditemukan lebih
dari satu simpul getah bening yang berdekatan atau kanker
telah menyebar ke tempat dalam tubuh lainnya.
8.2.2.2.Tulang
8.2.2.3.Kelenjar adrenal
Penyebaran sel kanker pada kelenjar adrenal melalui simpul
getah bening dalam jaringan berserabut.
8.2.2.4.Colon

Page | 11

usakan
lumen
tubular

9. WOC

Rokok

Analgesik Penachetin

darah

Phenacetin yg bersifat padat


dan
sukar untuk dilarutkan
masuk
dalam system peredaran
darah
dalam ginjal

Cadmium mengikat
kandungan protein
dalam
darah

Menghambat proses filtrasi ,


reabsorbsi dan ekskresi
dalam
ginjal

Kandungan cadmium
dalam rokok masuk
dalam system
peredaran
\

Penurunan laju
filtrasi glomerulus
(LFG)

Peningkatan kerja
ginjal (dalam
periodic)

menimbul

k
a
n
o
b
s
t
r
u
k
s
i
a
t
a
u
k
e
r

memicu pelepasan
zat-zat
vasoaktiv
intrarenal

Pembentukan
sel darah baru
meningkat

Von Hellper-Lindau Syndrom

Disfungsi von helper-lyndau (sel pengekang


kanker)
Menyebabkan peningkatan hypoxia-inducble
factor (HIF)

Memicu produksi vascular-endotel growth


homon & platelet-derived growth hormone

Peningkatan jumlah platelet dan hormone


eritropoetin

Produksi
sitokinin
bertambah

Menghasilkan GMCSF
(granulocyt
e
monocytecitokinin
stimulating
factor)Page |

12

merangsang pertumbuhan sel


endotel yang abnormal dan
bersifat merusak

RENAL CELL CARCINOMA


KANKER GINJAL

Stadium
IV

Stadium II

Stadium III

B3 (brain)

Pertumbuhan sel kanker menuju vena


cava

Pertumbuhan
sel kanker
dlm ginjal

Peningkatan

B4 (Bladder)

B5 (Bowel)

kerusakan nefron ginjal,


proses

Pembuluh darah melebar

Pada paru-paru

Pada Hati

Pada tulang

B1 (Breathing)

B2 (Blood)

B5 (Bowel)

B6 (Bone)

Sesak, pch,

Kerusakan
jaringan

Mual,muntah,

Mudah fraktur,

anoreksia

radang sendi,

filtrasi tidak sempurna, hematuri

tekanan
intrarenal,
Menekan

Metastase sel kanker melalui pembuluh


darah

Sensasi ada benda asing


dalam
Wajah Nampak ketakutan,

nafas dalam

paru,

saraf ginjal

batuk darah

abdomen

kurang dari

| 13
Gangguan

kebutuhan

Mobilisasi

Nutrisi Page

Gangguan
Nyeri Kronis

Ansietas (kecemasan)

Gangguan Rasa
Nyaman

Pola Nafas

Perdarahan

BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan dalam
proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-macam data
sebagai berikut:
1.1.

Data Dasar
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, berikut format
pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori yaitu:
1.1.1.

Identitas klien

Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,


pekerjaan, status, penanggung jawab klien dan data demografi penanggung
jawab klien.
1.1.2.

Keluhan utama

Keluhan utama pasien dengan kanker ginjal biyasanya nyeri pinggang


(tumpul/tajam)
P : Kecapean
Q : seperti dipukul benda tumpul/ ditusuk benda tajam
R : pinggang bawah
S : 4-5
T : intermitten
1.1.3.

Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien dengan diagnose kanker ginjal biyasanya tidak nampak gejala
yang signifikan sebelum masuk stadium 4 kecuali pada pasien yang
melakukan

check

rutin

sehingga

pasien

tidak

mengetahui

dan

menghiraukannya karena dikira pegal-pegal atau nyeri sendi (encok) yang


tidak membahayakan, sampai akhirnya pasien mengalami nyeri pinggang yang
tidak bisa ditahannya lagi ataupun adanya darah dalam urin saat berkemih
barulah pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk meminta bantuan.

Page | 14

1.1.4.

Riwayat penyakit terdahulu

Terkadang pada pasien dengan von help-lyndau syndrome kemungkinan


menderita kanker ginjal namun pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya
disertai hypertensi, obesitas, gagal ginjal kronik yang mengharuskan dialisa
selama lebih dari 5th terakhir bahkan pernah mempunyai riwayat operasi atau
pernah menderita penyakit kanker sebelumnya.
1.1.5.

Riwayat kesehatan keluarga

Pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya mempunyai garis keturunan


dengan hipertensi atau bahkan menderita penyakit kanker.

umur

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: pasien dg umur
: meninggal dunia akibat penyakit yang sama
: tinggal 1 rumah
1.1.6.

Pola fungsi kesehatan


1.1.6.1.

pola persepsi dan tata laksana kesehatan

pasien biyasanya tidak dapat menilai bahwa apa yang dideritannya


adalah kanker ginjal terkait kurangnya informasi dan tidak adanya
manifstasi klinis yang signifikan sebelum adanya metastase pada
stadium 4.

Page | 15

1.1.6.2.

pola nutrisi dan metabolism


Sebelum Sakit

Saat Sakit

Frekuensi
Jenis

Dalam Batas

Porsi

Normal

Total kalori

Penurunan
Nafsu dan Porsi
Makan

Keluhan
1.1.6.3.

pola eliminasi

1.1.6.3.1. pola eliminasi urin


Indikator

Sebelum Sakit

Saat Sakit

Dalam
Batasan

Adanya
darah
dalam urin
saat
berkemi
h

Frekuensi
Jumlah
Warna

Normal

Bau
Keluhan

1.1.6.3.2. pola eliminasi alvi


Inikator

Sebelum Sakit

Saat Sakit

Frekuensi
Konsistensi
Warna

Dalam
Batasan
Normal

Bau

Dalam Batasan
Normal sebelum
adanya
metastase

Keluhan
1.1.6.4.

pola aktivitas dan kebersihan diri

pada pasien awam yang belum mengetahui bahwa menderita kanker


ginjal biyasanya mudah capek saat beraktifitas dan letih.
1.1.6.5.

pola istirahat tidur

pada pasien dengan kanker ginjal stadium awal dan belum ada
metastase mungkin tidak akan mempengaruhi pola istirahat tidur.

Page | 16

1.1.6.6.

pola kognisi dan persepsi sensori

pasien awam yang belum mengetahui bahwa dirinya menderita kanker


ginjal pada awalnya tidak mau dan tidak bisa menerima kenyataan
yang dialaminya.
1.1.6.7.

pola konsep diri

pasien memberikan penolakan atas diagnose yang diberikan dan


menganggap bahwa dokternya yang salah mendiagnosa.
1.1.6.8.

pola peran-berhubungan

pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai respon pola peran


berhubungan dengan penyakit yang berbeda-beda pada masing-masing
individu.
1.1.6.9.

pola mekanisme koping

pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai mekanisme koping


berbeda-beda pada masing-masing individu terkait penyakit yang
dialaminya.
1.1.7.

Pemeriksaan fisik

1.1.7.1.

Status kesehatan umum (bergantung pada keluhan

utama) status kesehatan umum terdiri:


1.1.7.1.1.penampilan umum (dari segala sesuatu yang dapat dinilai dari
pengelihatan mata) biasanya pasien denga penderita kanker
ginjal personal hygine kurang karena keluhan atau gejala
yang dialami, pasien tampak merasa meringis karena nyeeri
yang diderita di bagian pinggang.
1.1.7.1.2.tingkat kesadaran/ gcs
pasien awam yang tidak mengetahui tentang penyakit kanker
ginjal biasanya tingkat kesadaran atau GCSnya yaitu 4-5-6
1.1.7.1.3.tanda-tanda vital seperti: (bergantung pada metastase dan
penyakit bawaan/ penyerta)
tekanan darah

: ...... mmHg

frekuensi denyut nadi :......x/ menit


respiration rate

: .. x/ menit

suhu

: .. derajat celcious.

Page | 17

1.1.7.2. Pemeriksaan persistem


pemeriksaan persistem meliputi:

1.1.7.2.1.Breathing/ B1 (system pernafasan)


Pada pasien dengan metastase pada paru-paru akan
mengalami dypsneu atau sesak nafas, tampak otot bantu
nafas, pch, nafas dalam dan dangkal serta batuk darah.
1.1.7.2.2.Blood/ B2 (system peredaran darah)
Tidak dapat terkaji
1.1.7.2.3.Brain/ B3 (system persyarafan)
Pada pasien dengan metastase ke otak maka akan muncul
kerusakan-kerusakan syaraf
1.1.7.2.4.Bladder/ B4 (system perkemihan)
Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah Nampak
Nampak tanda-tanda klinis, adanya darah dalam urine saat
berkemih, nyeri punggung bawah.
1.1.7.2.5.Bowel/ B5 (system pencernaan)
Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah nampak
tanda-tanda klinis, adanya rasa tidak nyaman di perut, teraba
massa atau benjolan di abdomen.
1.1.7.2.6.Bone/ B6 (system pergerakan, ekstremitas)
Setelah adanya metastase ke tulang barulah Nampak tanda ke
abnormalitasan pada system pergerakan seperti mudah fraktur
dan nyeri pada tulang.
1.1.8.

Riwayat terapi:

Pada pasien dengan riwayat kanker atau tumor yang berulang pasti
mempunyai riwayat kemoterapi, pemeriksaan radiologi, biopsy, pembedahan
untuk pengangkatan jaringan kanker atau tumor atau riwayat radiasi. Dan pada
pasien dengan kanker ginjal yang disertai hipertensi pasti mempunyai riwayat
terapi obat anti-hipertensi, beta-blocker, anti-diuretik, anti adrenal yang harus
dikonsumsi rutin.

Page | 18

2. DIAGNOSA
2.1. Analisa Data
DATA

ANALISA

MASALAH

DS:
pasien mengatakan
sesak,
DO:
pch (+)
nafas dangkal dan dalam
nampak otot bantu nafas

Metastase sel kanker


melalui pembuluh darah
ke paru

Gangguan Pola Nafas

Menghambat kinerja
paru dalam proses
respirsi
Penurunan suplai
oksigen dalam tubuh
PCH, sesak, Nampak
otot bantu nafas

DS
pasien mengatakan jika
batuk pasti ada darah
DO
dari hasil rontgen dada
nampak adanya
kerusakan jaringan paru.
saat batuk terlihat ada
darah pada saputangan
pasien.

DS
pasien mengatakan
punggungnya nyeri saat
aktivitasnya banyak
DO
pasien nampak
menyeringai dan
memegangi
punggungnya

Metastase sel kanker


melalui pembuluh darah
ke paru

Perdarahan

Kerusakan jaringan pada


paru-paru
Perdarahan massif
Batuk darah

Pembesaran sel kanker


dalam ginjal

Nyeri Kronik

Peningkatan tekanan
intrarenal
Penekan saraf dalam
ginjal
Page | 19

P : saat banyak aktivitas


Q : seperti dipukul kayu
R : punggung bawah
S : 4-5
T : intermitten

Nyeri kronik

2.2. Diagnosa Keperawatan


2.2.1.

Gangguan pola nafas b.d. metastases sel kanker ke paru, mengganggu proses

pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru, suplai oksigen menurun
sehingga tibul sesak, pch, nafas dangkal dan dalam.
2.2.2.

Perdarahan b.d. metastases sel kanker ke paru yang menyebabkan kerusakan

jaringan paru sehingga mengalami batuk darah.


2.2.3.

Nyeri Kronis b.d. pertumbuhan sel kanker dalam ginjal, peningkatan

tekanan intrarenal yang menekan saraf pada ginjal.


2.2.4.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. metastases el kanker pada hati

sehingga menyebabkan mual, muntah dan anoreksia.


2.2.5.

Gangguan Mobilitas b.d. metastases sel kanker ke tulang yang menyebabkan

tulang mudah fraktur, peradangan pada sendi,


2.2.6.

Gangguan Rasa Nyaman b.d. pembesaran masa tumor sehingga timbul

sensasi benda asing dalam abdomen.


2.2.7.

Ansietas b.d. kurangnya pengetahuan, wajah klien ketakutan, gelisah.

2.3. Intervensi
NO

1.

DIAGNOSA

TUJUAN &

KEPERAWATAN

KRITERIA HASIL

Gangguan Pola
Nafas b.d.
metastases sel
kanker ke paru,
mengganggu
proses pertukaran
oksigen dan karbon

TUJUAN :
Dengan waktu 1 x
60 menit di harapkan
masalah gangguan
pola nafas dapat
teratasi, pasien dapat

INTERVENSI

RASIONAL

1. observasi tanda-tanda

1. dengan mengobservasi

vital pasien

tanda-tanda vital klien,

2. observasi penggunaan

perawat dapat

otot bantu nafas cuping

mengetahuin keadaan

hidung

umum pasien melalui


TD,N,S,RR

Page | 20

dioksida dalam

bernafas secara

3. ajarkan pada klien untuk 2. denga mengobservasi

paru, suplai

normal.

melakukan posisi semi

penggunaan otot bantu

oksigen menurun

KRITERIA HASIL :

fowler

nafas cuping hidung,

sehingga tibul

1. pasien dapat

4. kolaborasi dengan

perawat dapat

sesak, pch, nafas

bernafas secara

dokter dalam pemberian

mengetahui bahwa

therapi oksigenasi,

pasien benar mengalami

menit

bronkodilator, obat per-

gangguan pola nafas

2. pasien tidak

oral.

3. dengan mengajarkan

dangkal dan dalam. normal RR 18-20 x/

menggunakan otot

pasien untuk melakukan

bantu nafas atau

posisi semi fowler,

cuping hidungh

pasien dapat bernafas

3. pasien tampak

sedikit lebih baik

releks dalam

4. kolaborasi dengan

bernafas, tidak

dokter dalam pemberian

terengah-engah.

therapi oksigen,
bronkhodilatot, obat per
oral dapat membantu
lebih cepat dalam
penyembuhan gangguan
pola nafas.

2.

Perdarahan b.d.
metastases sel
kanker ke paru
yang menyebabkan
kerusakan jaringan
paru sehingga
mengalami batuk
darah.

TUJUAN :
Setelah dilakukan

1. mengobservasi tanda-

1. dengan mengobservasi

tanda vital pasien

tanda-tanda vital pasien,

tindakan

2. observasi perdarahan

keperawatan dalam 1

pada saat pasien batuk

x 60 menit
perdarahan dapat
teratasi.
KRITERIA HASIL :

3. ajarkan pasien untuk


menggunakan sarung
tangan saat sedang batuk

perawat dapat
mengetahui keadaan
umum pasien melalui
TD,N,S,RR.
2. dengan mengobservasi
perdarah saat pasien

4. kolaborasi dengan tim

batuk, perawat dapat

1. tidak ada darah

medis dalam pemberian

melakukan tindakan

lagi saat pasien

obat

selanjytnya

batuk

Page | 21

2. ekspresi pasien

3. dengan mengajarkan

tanpak sumringah

pasien saat batuk


menggunakan sarung
tangan, batuk darah tidak
terbuang kesembarang
tempat
4. kolaborasi dengan tim
medis dalam oemberian
obat dapat membantu
lebih cepat dalam proses
penyembuhan.

3.

Nyeri Kronis b.d.


pertumbuhan sel
kanker dalam
ginjal, peningkatan
tekanan intrarenal
yang menekan
saraf pada ginjal.

TUJUAN :
Setelah dilakukan

1. observasi tanda-tanda

1. dengan mengobservasi

vital pasien

tanta-tanda vital pasien,

tindakan

2. kaji tingkat skala nyeri

keperawatan dalam

pasien

waktu 1x 24 jam
nyeri dapat teratasi

3. ajarkan klien untuk


nafas panjang, tehnik

perawat dapat
mengetahui keadaan
umum pasien melalui
TD,N,S,RR
2. dengan mengkaji

KRITERIA HASIL :

distraksi dan relaksasi

1. ekspresi pasien

4. ciptakan lingkungan

pasien, perawat dapat

tampak sumringah

yang nyaman

mengetahui seberapa

2. pasien pasien

5. kolaborasi dengan tim

mengatakan nyeri

medis dalam pemberian

nyeri yang pasien


rasakan dan perawat

berkurang

obat analgetik.

dapat segera melakukan

3. pasien mampu
mengendalikan nyeri
4. skala nyeri 0-3

tingkat skala nyeri

tindakan untuk
mengurangi rasa nyeri
pasien.
3. dengan mengajarkan
pasien untuk nafas
panjang dapat
mengurangi rasa nyeri

Page | 22

4. dengan memberikan
lingkungan yang nyaman
dapat memberi
ketenangan dalam pasien
5. kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat analgetik
dapat
mengurangi
rasanya nyeri.

Page | 23

BAB IV
KASUS PEMBELAJARAN

Pasien yang menjabat sebagai manager perusahaan asing dengan inisial Mr.X datang ke ruang
IGD rumah sakit tepat pukul 07:15 yang diantar anak pertamanya dengan muka menyeringai,
sambil berteriak kesakitan dan memegangi punggung bagian bawahnya. Anak mr.x mengaku
pada pukul 07:00 dia mendengar ayahnya berteriak dari dalam ruangan dan segera menghampiri,
setelah saya sampai dalam ruangan ayah sudah dengan keadaan yang kesakitan yang seperti yang
dilihat sekarang ini. Kemudian saya menyuruh supir mengantarkan kami ke rumah sakit terdekat
sampai akhirnya kami berada di IGD sekarang ini.

1. DATA DEMOGRAFI
Nama

: Mr. X

Tgl MRS : 19-8-1998

Umur

: 69 th

Jam MRS: 07:15

Jenis kelamin : Laki-laki


Pekerjaan

No. MRS: 1907xx

: Manager perusahaan asing

Suku/ Bangsa : Indonesia


Alamat

: Indonesia

2. KELUHAN UTAMA
Nyeri di bagian punggung bawah
P : gerakan memutar
Q : seperti dihantam benda tumpul
R : di bagian punggung
S: skala 4-5
T: saat aktivitas.
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Selama 3 hari ini setelah pulang kerja punggung saya sangat sakit namun saya meminum
anti-nyeri dan sembuh, kemudian tadi pagi waktu saya menunggu meeting dengan iseng
memutar-mutarkan kursi untuk menghilangkan bosan punggung saya teramat sangat sakit
Page | 24

hingga saya minta tolong pada sekretaris untuk mengantar saya ke rumah sakit dan
sekarang di IGD.
4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien telah mengalami nyeri punggung bagian bawah selama 10th sejak umur 59th, pada
bagian lutut selama 2 bulan terakir sakit apabila digerakan.
5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penyakit keturunan: hipertensi
69th

Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: pasien dg umur
: tinggal 1 rumah

6. PEMERIKSAAN
Tingkat kesadaran

: composmentis

Keadaan umum

: penampilan bersih, raut muka menyeringai sambil


memegangi punggungnya.

6.1. Tanda-tanda Vital


TD

: 150/ 100 mmHg

Nadi

: 105x/ menit

Suhu

: 36,5 C

Page | 25

RR: 20x/ menit


6.2.Pemeriksaan
Persistem Breathing/
B1

cuping hidung (-), otot bantu nafas (-), RR: 20x/ menit teratur, sianosis mukosa bibir
(-), suara paru normal, bunyi nafas vesikuler.
Blood/ B2
CRT: >2dt, HR: 105x/ menit, TD = 150/100 mmHg, sianosis perifer (-), akral dingin.
Brain/ B3
Masih dalam batasan normal
Bladder/ B4
Teraba massa di abdomen, nyeri tekan, intake cairan: 1500ml/ hr, output: 900ml urin/
hr, warna urin kuning pekat, bau amoniak.
Bowel/ B5
Bising usus 6x/menit, BAB: rutin 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lunak
berbentuk, bau khas, pasien mengatakan ada yang mengganjal perut saya.
Bone/ B6
Terjadi keterbatasan gerak di kaki kiri, nyeri tekan di lutut kiri, ROM: , Kekuatan
Otot: ,Crepitasi (-), kalor (+), kemerahan (+), inflamasi (+).
6.3.

Pemeriksaan
Diagnostik Pemeriksaan
foto radiografi

CT scan foto polos terdapat perkembangan sel yg abnormal dan tidak simestris pada
ginjal.
Pemeriksaan laboratorium
Analisis gas darah ( pH , PCO2 , HCO3 )
6.4.

Riwayat terapi : tidak pernah

7. ANALISA DATA
Data

DS :

Analisa Data

Masalah

Adanya pertumbuhan sel

Nyeri Kronik

endotel yang abnormal

Page | 26

Pasien mengatakan
punggung belakang saya

dan bersifat merusak


dalam ginjal

sakit seperti dihantam


balok kayu.
DO :
P : gerakan memutar

Mengakibatkan
peningkatan tekanan
intrarenal

Q : seperti dihantam
benda tumpul

Nyeri kronik (yang

R : di bagian punggung

dialami lebih dari 6

S : skala 5-6

bulan)

T : saat aktivitas.

DS:
Pasien mengatakan

Adanya stressor dari luar

Hipertensi

yang terlalu besar

banyak pikiran terkait


pekerjaan.
DO:

Vasokonstriksi pembuluh
darah

TD = 150/100mmHg
HR = 105x/menit
CRT > 2dt

DS :
Lutut saya sakit saat

Mengakibatkan tekanan
darah meningkat

Adanya inflamasi pada

Intoleransi Aktivitas

sendi lutut

berjalan ataupun
digerakkan selama 2
minggu ini.

Mengakibatkan
penurunan fungsi sendi

DO :
Keterbatasan gerak
ROM

Terjadi keterbatasan
gerak
Intoleransi aktivitas

Page | 27

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
8.1.

Nyeri kronis b.d. peningkatan tekanan intrarenal akibat pertumbuhan abnormal


sel endotel ginjal dan bersifat merusak.

8.2.

Hipertensi b.d. vasokontriksi pembuluh darah.

8.3.

Intoleransi aktivitas b.d. inflamasi sendi lutut, keterbatasan gerak.

9. INTERVENSI
DIAGNOSA

INTERVENSI

RASIONAL

KEPERAWATAN

Dengan mengetahui

Nyeri kronis b.d.

1. Observasi TTV

peningkatan tekanan

2. Kaji skala nyeri

TTV kita dapat

intrarenal akibat

3. Ajarkan teknik

mengetahui kondisi

pertumbuhan abnormal
sel endotel ginjal dan
bersifat merusak.

relaksasi
4. Kolaborasi dengan

seseorang secara global


dan kita dapat

dokter dalam

memantau hasil dari

pemberian therapi

tindakan yang kita

anti-nyeri

berikan

5. Konsultasikan dengan

Dengan mengetahui

dokter dalam

skala nyeri perawat

melakukan

dapat mengetahui

pemeriksaan radiologi

tingkat nyeri yang

ulang

pasien rasakan dan


perawat dapat segera
melakukan tindakan
untuk mengurangi rasa
nyeri pada pasien.
Dengan teknik relaksasi
diharapkan klien lebih
rileks sehingga
Page | 28

mengurangi tekanan

stressor dalam produksi


histamine sehingga
nyeri dapat berkurang
Dengan pemberian antinyeri dapat mengurangi
rasa sakit yang dialami
klien
Dengan adanya
pemeriksaan radiologi
ulang kita dapat
mengetahui
perkembangan penyakit
sehingga memberikan
acuan terhadap
bagaimana kita
memberikan tindakan
medis, jenis terapi

Dengan mengetahui

Hipertensi b.d.

1.Observasi TTV

vasokonstriksi

2.Observasi CRT

TTV kita dapat

pembuluh darah

3.Kaji adanya sianosis

mengetahui kondisi dan

perifer
4.Konsultasikan dengan
dokter dalam
melakukan
pemeriksaan EKG
5.Konsultasikan dengan
dokter dalam
pemberian therapi obat

kita dapat memantau


hasil dari tindakan yang
kita berikan
Dengan melakukan
CRT kita dapat
mengetahui normalnya
sirkulasi darah
Dengan kita mengkaji
adanya sianosis perifer

Page | 29

oral penurun tekanan

kita dapat mengetahui

darah jangka pendek

bahwa perifer
kekurangan oksigen
Dengan pemeriksaan
EKG kita dapat
mengetahui lebih
banyak tentang keadaan
jantungnya sehingga
kita tahu penyebab
terjadinya peningkatan
tekanan darah dengan
begitu dapat membantu
dalam pemberian terapi
Dengan pemberian obat
oral penurun tekanan
darah jangka pendek
dapat menstabilkan
tekanan darah sehingga
mengurangi keparahan

Intoleransi aktivtas b.d.


inflamasi sendi lutut,
keterbatasan gerak

1.Observasi tanda-tanda
inflamasi
2.Kaji kekuatan otot dan
ROM
3.Informasikan klien
untuk bed rest
4.Kolaborasi dengan

Dengan mengetahui
TTV kita dapat
mengetahui kondisi dan
kita dapat memantau
hasil dari tindakan yang
kita berikan
Dengan mengetahui

dokter dalam

kekuatan otot dan ROM

pemberian obat

kita dapat
mengembalikan dan
memulihkan
kemampuanya untuk
bergerak/dapat
Page | 30

melakukan aktifitas
sehari-hari
Dengan bedrest untuk
mengontrol aktifitas dan
dapat mempercepat
proses penyembuhan
pada pasien
Dengan melakukan
kolaborasi dapat
memantau kesehatan
dan untuk proses
penyembuhan

10. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA

IMPLEMENTASI

EVALUASI

KEPERAWATAN
Nyeri kronis b.d.

1.Melakukanpemeriksaan

S:

peningkatan tekanan

TTV

Klien mengatakan

intrarenal akibat

TD: 150/ 100 mmHg

punggungnya sudah tidak

pertumbuhan abnormal

Nadi: 105x/ menit

sakit lagi.

sel endotel ginjal dan


bersifat merusak.

Suhu: 36,5 C
RR: 20x/ menit

2.Mengkaji skala nyeri


Skala nyeri 4-5
3.Mengajarkan teknik

O:
Skala nyeri 0-1
Ekspresi klien tak lagi
menyeringai
A:

relaksasi, dengan nafas

Masalah teratasi

dalam melalui hidung

P:

dan keluarkan perlahan

Intervensi dihentikan

lewat mulut

Page | 31

4.Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian


therapi anti-nyeri

Hipertensi b.d.
vasokonstriksi pembuluh
darah

1. Mengobservasi TTV
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 105x/menit
o

Suhu : 36,5 C
RR : 20x/menit
2. Mengobservasi CRT 2
detik.
3. Mengkaji adanya
sianosis pada perifer,
perifer merah muda.
4. Mengkonsultasikan
dengan dokter dalam
melakukan tindakan
pemeriksaan EKG.
5. Kolaborasi dengan
dokter dalam

S:
Klien mengatakan pusing
sudah berkurang.
O:
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
o

S : 36,5 C
RR : 20x/menit
CRT 2 detik
Perifer merah muda
Ekspresi klien tampak
sumringah.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan.

pemberian therapi obat


oral penurun tekanan
darah jangka pendek.

Intoleransi aktivtas b.d.


inflamasi sendi lutut,
keterbatasan gerak

1. Mengobservasi tanda-

S:

tanda inflamasi.

Klien mengatakan sudah

2. Mengkaji kekuatan

dapat beraktifitas seperti

otot dan ROM.


3. Memberitahu klien
untuk bed rest.

biasa.
O:
Klien sudah dapat
melakukan personal
Page | 32

4. Kolaborasi dengan

hygine tanpa di bantu

dokter dalam

dengan keluarga.

pemberian obat.

A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi di hentikan

Page | 33

BAB V
PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch
Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker paling umum kedua
belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas),
Negara-negara dengan 20 teratas tingkat insiden tertinggi kanker ginjal pada
2012 diberikan dalam tabel di bawah ini dapat dikelompokkan berdasarkan: Kedua
jenis kelamin (Pria dan Wanita). Republik Ceko memiliki tingkat tertinggi kanker
ginjal, diikuti oleh Lithuania dan Slovakia. Sekitar 59 persen dari kasus kanker ginjal
terjadi di beberapa negara maju.
2. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Page | 34

Anda mungkin juga menyukai