Teori Lagrangia Dan Hamilton Dalam Mekan
Teori Lagrangia Dan Hamilton Dalam Mekan
(M0213042)
1. Metode Newtonia
Yang pertama ada Metode Newtonia. Metode ini dilakukan berdasarkan teori
Newtonia. Teori ini bekerja berdasarkan Hukum II Newton. Hukum II Newton
merupakan rumusan dasar bagi Mekanika klasik sekaligus moyang dari Mekanika.
Hukum II Newton,berbunyi: Perubahan momentum yang terjadi tiap perubahan
waktu. Secara Matematis adalah :
F=
d p
dt
... (1)
Jadi Hukum II Newton ini berlaku pada suatu benda dengan massa tertentu
mengalami perubahan momentum tiap seiring perubahan waktu. Namun,
persamaan Hukum II Newton yang lebih terkenal adalah :
F=m a ( 2 ) ,
F=
d p
dt
F=
... (1)
d ( m v )
( 1. a )
dt
d v
. ( 1. b )
dt
F=m a (1.2)
2. Metode Lagrange :
L = T V ...(2.1)
T=
1
2
mv
2
V =mg h
pada waktu t
q : RRn
dari definisi ini dapat ditentukan kecepatan,
v=
: RR n
d L L
=
dt x
x
( )
... (2.2)
L
L
=m x ;
=kx (2.3)
x
x
L
=m x
x
L=m x x
L=m x d x
L=m
( 12 x )
1
T = m x 2
2
L
=kx
x
L=kx x
L=k x dx
L=k
V=
( 12 x )
2
1 2
kx
2
1
1
L= m x 2 k x 2 (2.4)
2
2
Dengan metode Lagrange ini kita dapat mencari solusi persamaan gerak dan juga
kita dapat mencari persamaan gerak dari solusi persamaan geraknya (lihat persamaan
6), dan persamaan geraknya diberikan oleh persamaan Euler Lagrange (lihat
persamaan 4). Diperoleh :
( (
)) (
d 1
1 2
1
2
2 1
2
m x k x =
m x k x
dt x 2
2
x 2
2
d 1
1
m2 x = k 2 x
dt 2
2
d
m x =kx
dt
m
d x
=kx
dt
m x =kx (2.5)
Fi =
V
xi
(2.6)
dimana V menyatakan sebuah fungsi energi potensial. Oleh karena itu perumusan gaya
umum dapat dinyatakan
Qk =
merupakan turunan parsial
V xi
xi qk
V
terhadap
(2.7)
q k , maka
( qV )
Qk =
(2.8)
Q r=
V
r
Q=
q1 =r
V
. Jika
q 2= , maka gaya
merupakan fungsi
Q=0 .
Persamaan diferensial gerak untuk suatu sistem konservatif dapat dicari jika
kita ketahui fungsi Lagrangian dalam bentuk koordinat tertentu. Di sisi lain, jika gaya
Q 'k
rampatan tidak konservatif, misalkan nilainya adalah
V
Qk Q
q k
'
k
(2.9)
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan sebuah fungsi Lagrangian
L=T V , dan
d L
L
Q 'k
dt q k
q k
d L L
Qk'
dt &
qk qk
(2.10)
(2.11)
Bentuk di atas lebih mudah dipakai jika gaya gesekan diperhitungkan
Cara menggunakan Lagrangian:
Prosedur umum yang dipakai untuk mencari persamaan diferensial gerak dari
sebuah sistem adalah sebagai berikut:
1. Pilih sebuah kumpulan koordinat untuk menyatakan konfigurasi sistem.
2. Cari energi kinetik T sebagai fungsi koordinat tersebut beserta turunannya terhadap
waktu.
3. Jika sistem tersebut konservatif, cari energi potensial V sebagai fungsi koordinatnya,
atau jika sistem tersebut tidak konservatif, cari koordinat umum Q k.
4. Persamaan deferensial gerak selanjutnya dapat dicari dengan menggunakan
persamaan di atas.
Applikasi Lagrangia:
a. Osilator Harmonik
Sebuah osilator harmonik 1-dimensi, dan misalkan padanya bekerja sebuah gaya
peredam yang besarnya sebanding dengan kecepatan. Oleh karena itu sistem
dapat dipandang tidak konservatif. Jika x menyatakan pergeseran koordinat,
maka fungsi Lagrangiannya adalah
mx 2 12 kx 2
L=T-V=
dimana m adalah massa dan k adalah tetapan pegas. Selanjutnya:
L
mx
x
L
kx
x
Oleh karena pada sistem bekerja gaya yang tidak konservatif yang harganya
&
x
d
mx cx ( kx )
dt
&
& cx
& kx 0
mx
Ini tak lain adalah persamaan gerak osilator harmonik satu dimensi dengan gaya
peredam.
b. Parikel yang berada dalam Medan Sentral
Rumuskan persamaan Lagrange gerak sebuah partikel dalam sebuah bidang di
bawah pengaruh gaya sentral. Kita pilih koordinat polar q1 = r, q2 = . Maka
T 12 mv 2 12 m r 2 r 2 2
V V(r )
L 12 m r 2 r 2 2 V r
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan Lagrange, diperoleh :
L
mr
r
L
mr 2 f (r )
r
L
0
L
mr 2
d L L
dt r
r
d L L
dt
d
mr 2 0
dt
mr mr 2 f (r )
3. Metode Hamiltonia
Persamaan Hamiltonia :
H =T+V
....(3.1)
T=
p
, V =V (q)
2m
Catatan bahwa T adalah fungsi khusus dari p ketika V adalah fungsi khusus q.
Sebagai contoh,penurunan waktu dari momentum p sama dengan Gaya
Newtonia(Hukum II Newton), dan persamaan pertama memiliki arti bahwa
partikel
sama
dengan
turunan
dari
energi
kinetik
terhadap
momentumnya.
H = pi
q i - L(q, q )
d q i H dp i H
=
,
=
dt p i dt
q i
Dalam kondisi tertentu, tidaklah mungkin atau sulit menyatakan seluruh gaya
yang beraksi terhadap partikel, maka pendekatan Newton menjadi rumit pula
atau bahkan tak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, pada perkembangan
berikutnya dari mekanika, prinsip Hamilton berperan penting karena ia hanya
meninjau energi partikel saja.
Berikut adalah penurunan persamaan Hamilton:
Applikasi Hamilton :
1. Gunakan persamaan Hamilton untuk mencari persamaan gerak osilator harmonik
satu dimensi.
Jawab : Energi kinetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan sebagai :
1
mx 2
2
dan
Momentumnya dapat ditulis
1
Kx 2
2
(3.2)
T
mx
x
p
m
atau
(3.3)
HTV
1 2 K 2
p x
2m
2
(3.4)
H
x
p
H
p
x
(3.5)
dan diperoleh :
p
x
m
Kx p
Dengan
mx Kx 0
(3.6)
yang tak lain adalah persamaan osilator harmonik.
2. Gunakan persamaan Hamilton untuk mencari persamaan gerak benda yang berada
di bawah pengaruh medan sentral.
Jawab : Energi kinetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan dalam koordinat
polar sebagai berikut:
m 2
( r r 2 2 )
2
dan V=V(r)
(3.7)
Jadi :
pr
p
T
mr
r
pr
m
(3.8)
T
mr 2
p
2
mr
(3.9)
Akibatnya :
p 2
1
2
H
(p r 2 ) V(r )
2m
r
(3.10)
Persamaan Hamiltoniannya:
H
r
p r
Selanjutnya:
H H
H
p r
p
p
r
(3.11)
pr
r
m
(3.12)
V(r ) p 2
3 p r
r
mr
(3.13)
p
mr 2
(3.14)
p 0
(3.15)
Dua persamaan yang terakhir menunjukkan bahwa momentum sudut tetap,
p kons tan mr 2 mh
(3.16)
Sedangkan dua persamaan sebelumnya memberikan,
mr p r
mh 2 V(r )
r
r3
(3.17)
Sumber-Sumber terkait:
C.Baez,John and K.Wise,Derek. 2005 . Classical Mechanics. Riverside: University of California
Kelompok Mahasiswa Fisika UNESA. 2013. Metode Lagrangia dan Mekanika Hamilton. Surabaya:
Pascasarjana UNESA
Vinogradov, A. M.; Kupershmidt, B. A. 1981.The structure of Hamiltonian mechanics . London:
Cambridge Univ. Press