Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN TELINGA

EVITA OKTAVIA
G1A114057

Pemeriksaan Telinga

1. Sambung Rasa
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Memposisikan pasien duduk didepan pemeriksa dengan posisi badan pasien
condong sedikit ke depan dan kepala pasien lebih tinggi dari pemeriksa ( agar
memudahkan melihat liang telinga dan membran timpani)
4. Mempersiapkan Alat ( lampu kepala & otoskop )
5. Memasang lampu kepala
6. Melakukan Pemeriksaan Telinga
Untuk inspeksi liang telinga dan membran timpani, pergunakan spekulum
telinga atau otoskop.
Untuk visualisasi terbaik pilih spekulum telinga ukuran terbesar yang masih
pas dengan diameter liang telinga pasien. Diameter liang telinga orang
dewasa adalah 7mm, sehingga untuk otoskopi pasien dewasa, pergunakan
spekulum dengan diameter 5, untuk anak 4mm, dan untuk bayi 2,5 3mm.
Lakukan pemeriksaan terhadap kedua telinga. Bila telinga yang sakit hanya
unilateral, lakukan pemeriksaan terhadap telinga yang sehat terlebih dahulu.
Menggunakan otoskop :
- Otoskop dipegang menggunakan tangan yang sesuai dengan sisi telinga
yang akan diperiksa, contoh: akan memeriksa telinga kanan, otoskop
dipegang menggunakan tangan kanan.
- Otoskop dapat dipegang dengan 2 cara : seperti memegang pensil atau
seperti memegang pistol. Kedua teknik ini memastikan otoskop dan
pasien bergerak sebagai 1 unit.
- Untuk pasien : berikan informasi bahwa prosedur ini tidak menyakitkan,
pasien hanya diminta untuk tidak bergerak selama pemeriksaan.
- Pastikan daya listrik otoskop dalam keadaan penuh (full charged)
- Bila terdapat serumen yang menghalangi visualisasi liang telinga dan
membran timpani, lakukan pembersihan serumen terlebih dahulu.
A. Inspeksi Telinga : untuk melihat kelainan pada telinga luar meliputi:
1. Kulit daun telinga
: Normal / Abnormal
2. Muara / lubang telinga
: Ada / Tidak
3. Keberadaan Telinga :
- Terbentuk/tidak terbentuk
- Besarnya : kecil / sedang / besar / normal / abnormal.
- Adakah kelainan seperti hematoma pada daun telinga ( cauliflower ear ).
4. Liang telinga:
- Mengenal pars ossea, isthmus, dan pars cartilaginea dan liang telinga
- Adakah tanda-tanda radang
- Apakah keluar cairan/tidak
- Adakah kelainan di belakang / depan telinga
5. Gendang Telinga
Dinilai warnanya, besar kecilnya, ada tidaknya reflek cahaya ( cone of light ),
perforasi, sikatrik, retraksi, penonjolan proc. Brevis.

Kongenital

: fistula preaurikularis kongenital, mikrotia

Infeksi

: erisepelas, dermatitis aurikularis, perikondritis, herpes zooster oticus

Trauma

: othematoma, pseuoothematoma

Tumor

: Ateroma
B. Palpasi Telinga :
Sekitar telinga :
- Belakang daun telinga
- Depan daun telinga
- Adakah rasa sakit / tidak ( retroauricular pain/tragus pain )
Pina dipalpasi untuk mencari ada tidaknya nyeri tekan, pembengkakan, atau
nodulus. Tarik pina dengan lemah lembut ke atas atau ke bawah atau dengan
menekan tragus dan mintalah pasien untuk menatakan jika sakit. Nyeri
palpasi pada tragus menunjukkan adanya infeksi meatus akustikus ekaternus
(MAE) atau adanya masalah pada persendian temporomandibular. Daerah
telinga posterior harus diperiksa untuk melihat adnya jaringan parut atau
pembengkakan. Nyeri tekan mungkin menunjukkan suatu proses supuratif
pada tulang mastoid
C. Inspeksi Meatus Auditorius Eksternus ( MAE )

Dengan hati-hati masukanlah spekulum dan periksalah kanalis eksternus. Amati kulit
dari kanalis eksternus apakah ada infeksi, serumen atau benda asing. Seharusnya
tidak ada tanda-tanda kemerahan, bengkak atau nyeri tekan yang menunjukkan
peradangan. Dinding kanalis seharusnya bebas dari benda asing, skuama atau
sekret. Jika ada benda asing berikanlah pehatian khusus dengan memeriksa kanalis
telinga sisi yang lain, hidung dan lubang-lubang tubuh yang mudah dicapai.
Serumen harus dibiarkan begitu saja kecuali jika mengganggu visualisasi kanalis dan
membrane timpani. Pengeluaran serumen sebaiknya dilakukan oleh pemeriksa yang
berpengalaman, karena setiap manipulasi dapat mengakibatkan trauma atau abrasi.
Jika ada sekret perhatikanlah tempat sumbernya.
Kongenital
Infeksi
Tumor

: atresia kongenital, stenosis kongenital


: Furunkel, granulasi, otitis eksterna difusa
: polip, papiloma, karsinoma

D. Inspeksi membran timpani


-

Ketika otoskop dimasukkan lebih jauh ke dalam kanal dengan arah ke bawah dan ke
depan, membran timpani dapat divisualisasikan.
Perhatikanlah warna, keutuhan, transparansi, posisi dan bagian-bagian penting
membrana timpani. Dalam keadaan sehat membran timpani harus terlihat sebagai
selaput utuh translusen, abu-abu seperti mutiara pada akhir kanal tersebut. Posisi
normal membran timpani adalah miring terhadap kanalis eksternus, Batas
superiornya lebih dekat dengan mata pemeriksa. Pada telinga normal tangkai
maleus yang melekat pada membran timpani adalah petunjuk yang paling penting.
Tangkai maleus dapat terlihat didekat bagian tengah membran timpani. Dari ujung
bawah tangkai tersebut seringkali ada kerucut segitiga terang yang dipantulkan dari
pars tensa. Ini disebut refleks cahaya yang menuju antereoinferior, pemeriksa harus
dapat melihat cone of light sebagai permukaan concave dari membrane timpani

sebagai reflek cahaya dari lampu. Pars flacida processus brevis maleus dan plika
anterior dan posterior harus dikenali.
Dalam keadaan sakit, membran timpani mungkin pudar dan menjadi merah atau
kuning. Apakah membran timpani mengalami kongesti. Pembuluh darah seharusnya
hanya dapat dilihat di bagian tepi membran timpani. Bercak-bercak putih padat pada
membran mungkin disebabkan timpanosklerosis. Apakah membran timpani menonjol
atau retraksi. Penonjolan membran timpani mungkin disebabkan adanya cairan atau
pus di bagian tengah telinga. Membran timpani mengalami retraksi apabila tekanan
ruangan intratimpani berkurang; misalnya kalau tuba eustachii tersumbat. Amati
adanya penampakan translusen keabu-abuan pada membrane timpani normal, plak
putih adalah timpanosklerosis dan menunjukkan adanya bekas perforasi
sebelumnya. Harus dicatat perforasi yang sedang berlangsung, lokasi dan
ukurannya. Defek marginal meluas ke annulus tetapi pada central perforasi
membrane disekelilingnya tetap utuh. Posisi ini berhubungan dengan pegangan dari
malleus. Jika perforasi meliputi sebagian besar membran maka disebut subtotal.
Setelah memeriksa telinga kanan periksalah telinga kiri dengan tangan kiri.
Pemeriksa meluruskan kanalis dengan tangan kanan.

Anda mungkin juga menyukai