Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

BEKAM SEBAGAI PENGOBATAN TRADISIOAL TERKAIT


ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Dan Hukum
Kesehatan
Dosen Pembimbing : Eka Yunita Fatmasari,SKM, M. Kes

Disusun Oleh :
Nama

: Nadya Salsabilla

NIM

: 25010116120093

Kelas

: B 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO

2016
Bekam sebagai Pengobatan Tradisional terkait
Etika dan Hukum Kesehatan
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah
yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah Oxidant Release Therapy
atau Oxidant Drainage Therapy atau istilah yang lebih populer adalah
detoksifikasi. Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan cara pemberian obat
antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan untuk menetralkan oksidan di dalam
tubuh sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi jika efek obat antioksidan
sudah habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang kembali. Karena itu, para
dokter biasanya memberikan obat antioksidan secara kontinyu.
Untuk mengeluarkan oksidan dari dalam tubuh butuh keterampilan khusus.
Caranya dengan penyedotan menggunakan alat khusus yang sebelumnya
didahului dengan pembedahan minor (sayatan khusus) secara hati-hati di titiktitik tertentu secara tepat dalam tubuh. Jika oksidan dapat dikeluarkan semua
maka penyumbatan aliran darah ke organ-organ tertentu dalam tubuh dapat
diatasi, sehingga fungsi-fungsi fisiologis tubuh kembali normal.
Pengobatan alternative bekam ini semakin marak diperbincangkan baik di
Indonesia ataupun Negara lain. Tapi sayang terkadang ada tempat pengobatan
alternative bekam ini yang tidak di dukung dengan pengawasan dan pembinaan
yang maksimal yang sempat menyebabkan kematian.
Contoh kasus pengobatan bekam yang mengakibatkan kematian adalah
kasus Suparno. Seorang pensiunan guru di Jombang Jawa Timur tewas setelah
melakukan pengobatan tradisional bekam.Suparno pria berusia 55 tahun yang
sebelumnya datang pada Siti mufrilah yang berprofesi sebagai ahli bekam
dengan keluhan sakit asam urat dan darah tinggi Siti yang telah puluhan tahun
membuka praktek bekam di rumahnya di desa Pundong Jombang Jawa Timur
inipun langsung melakukan terapi bekam dengan alat sedot tradisional miliknya
yang terbuat dari tanduk sapi namun belum juga terapi bekam usai di jalani tibatiba tubuh Suprno ambruk dan langsung meninggal dunia Suparno sendiri di
ketahui telah 2 kali menjalani terapi bekam di kediaman Siti mufrilah dan selama
ini mengaku cocok denagn pengobatan sang nenek. Pihak kelurga pun mengaku
pasrah dan tak akan menuntut Siti mufrilah atas musibah yang terjadi, polisi pun
langsung datang untuk melakukan identifikasi.

Ada lagi kasus bekam dari negara Cina,seorang pria asal Sichuan, China ,
menderita tujuh luka infeksi mengerikan di punggung karena terlalu sering terapi
bekam.hingga merenggut nyawanya, pria 63 tahun ini menderita kolesterol
tinggi dan beberapa penyakit ringan lainnya, sehingga memutuskan untuk
menjalani terapi bekam di sebuah panti pijat di Chengdu. Pada bulan Mei
kemarin, ia menjalani terapi satu jam di setiap sesi. Setiap merasakan ada
sesuatu yang tak nyaman, ia langsung pergi lagi ke tempat pijat
untuk terapi.Menurut si terapis, sakit yang diderita lelaki itu akan sembuh bila
rutin menjalani bekam selama sebulan. Ia pun menuruti saran orang
tersebut.Dalam waktu 10 hari, sudah mulai muncul lecet di punggung, tetapi
justru diabaikan saja. Terapisnya justru menyarankan agar luka itu dibersihkan
dengan air garam.Namun setelah sebulan, lelaki itu justru mengalami demam
tinggi. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit dan diketahui suhu tubuhnya
mencapai 39,7 C. Dokter yang merawat terkejut saat melihat tujuh luka
menganga di punggung pria tersebut. Setelah diperiksa, ternyata luka bekas
bekam itu telah infeksi.Bila terlambat sedikit saja, luka tersebut
dapat mengancam jiwa lelaki itu karena keracunan darah.
Karena banyaknya kasus tentang pengobatan tradisional seperti
bekam.Undang-undang pun mengatur hukum tentang bekam.Hukum bekam
dalam undang-undang kesehatan termasuk dalam pelayanan pengobatan
tradisional. Hukum bekam ini memiliki dasar hukum dalam undang-undang
Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang mengatur
pelayanan kesehatan tradisional yang diantaranya ialah bekam. Pasal dalam
undang-undang tersebut yang berkaitan dengan hukum bekam atau pelayanan
kesehatan tradisional diantaranya ialah pasal 1, 48, 59, 60 dan 61. Bekam
merupakan salah satu bagian dari pengobatan alternatif yang berada di
kalangan masyarakat Indonesia. Bekam pada umumnya dilakukan oleh seorang
pembekam atau juru bekam yang telah mendapatkan keterampilan khusus
mengenai bekam tersebut.
Kesemua pasal diatas memang tidak menyebutkan hukum bekam secara
eksplisit. Namun, kita dapat mengartikan secara umum tentang hukum bekam
yang disamakan dengan hukum pelayanan pengobatan tradisional. Pada pasal 1
ayat 16 yang menyebutkan bahwa Pelayanan Kesehatan Tradisional adalah
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat

dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di


masyarakat.
Artinya dalam pasal ini menerangkan bahwa hukum bekam pun dalam
penyelenggaraannya diperbolehkan asalkan mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan
dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Kemudian
dalam pasal 48 menyebutkan bahwa Pelayanan kesehatan tradisional
merupakan salah satu penyelenggaraan upaya kesehatan. Hal ini mengandung
makna bahwa hukum bekam sebagai pelayanan pengobatan tradisional dan
bagian dari pelayanan kesehatan diperbolehkan adanya.
Dalam pasal 59 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan dan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan. Dalam pasal ini juga disebutkan
bahwa seluruh jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional dibina dan diawasi oleh
Pemerintah, agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya
serta tidak bertentangan dengan norma agama.
Dalam pasal 60 dan 61 disebutkan bahwa orang yang melakukan pelayanan
kesehatan tradisional harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan, dan
masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan,
meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
Pada pasal 59 kita dapat berasumsi bahwa hukum bekam sebagai
pelayanan pengobatan tradisional termasuk ke dalam jenis pelayanan kesehatan
tradisional keterampilan. Karena dalam praktiknya bekam memerlukan
keterampilan khusus dalam melakukannya. Keterampilan khusus tersebut dapat
diperoleh melalui pelatihan secara informal maupun formal yang dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan bekam. Kemudian pada pasal 60 dan 61 dapat
diartikan bahwa hukum bekam diperbolehkan asal orang yang melakukan bekam
tersebut harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan, dan masyarakat
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan
dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
Sumber:

Nurul,Meiristica.2016. Gara-Gara Bekam,Punggung Pria Cina Ini

Berlubang. Liputan 6 , 24 Juni 2016.


2010. Usai Diterapi Bekam,Suparo Malah Tewas . Detik News , 21 Juli

2010
Kasmui . Bekam,Pengobatan Menurut Sunnah Nabi. Semarang
2013. Garis Panduan Amalan Perubatan Tradisional & Komplementari :
Bekam . Malaysia . Bahagian Perubatan Tradisional & Komplementari

Kementerian Kasihatan Malaysia


Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai