Anda di halaman 1dari 3

Seberapa Sering Malaysia Melanggar Wilayah

Indonesia?
TEMPO.CO, Jakarta - Insiden penerobosan wilayah udara
Indonesia oleh pesawat Malaysia pada Sabtu pekan lalu, 25
Juni 2016, menambah panjang daftar pelanggaran batas
Indonesia oleh negeri jiran itu. Setidaknya Tempo mencatat
tiga macam pelanggaran yang pernah dilakukan Malaysia
terhadap kedaulatan wilayah Indonesia. Apa saja?

1. Kasus Pencabutan Patok Perbatasan


Patok perbatasan Indonesia dengan Malaysia terbagi di
beberapa wilayah. Sepanjang 1.035 kilometer di Kalimantan
Barat sampai wilayah Serawak kurang-lebih terpasang 544
patok batas. Sedangkan di perbatasan Kalimantan Timur
hingga Sabah sepanjang 1.895 kilometer terdapat 4.780
patok batas.
Luasnya area itu membuat Indonesia beberapa kali dirugikan.
Pada 21 Mei 2009, tentara Malaysia memasang puluhan
patok berupa tonggak kayu yang dipasang membelah area
persawahan di Dusun Seberang, Desa Sungai Pancang,
Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan.

Pada 5 Juni 2009, satuan Batalion 613 Raja Alam melepas


puluhan patok tanda batas yang dipasang secara sepihak

oleh Malaysia di daerah Sungai Melayu RT 11, Desa


Seberang, Kecamatan Sebatik Induk, Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Timur. Desa tersebut berbatasan dengan
Kampung Melayu di wilayah Sebatik, yang dikuasai Malaysia.

2. Kasus Ambalat
Salah satu potensi konflik Indonesia dengan Malaysia terletak
di Ambalat, yang mempunyai potensi 62 juta barel minyak
dan 348 miliar kaki kubik gas bumi. Wilayah ini sudah
dinyatakan menjadi wilayah Indonesia sejak 1980
berdasarkan Deklarasi Djuanda tahun 1957.
Malaysia mengklaim daerah Ambalat berdasarkan putusan
Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ),
yang memetakan Pulau Sipadan dan Ligitan menjadi milik
Malaysia pada 2002.
Konflik di Ambalat yang cukup ramai terjadi pada medio Mei
2009. Awalnya, pada 24 Mei 2009, KRI Hasanudin-366
mengusir Kapal Diraja (KD) Baung 3509, helikopter
Malaysian Maritime Enforcement Agency, dan pesawat
Beechraft Malaysia, yang mencoba memasuki blok Ambalat,
yang terletak di perairan Laut Sulawesi.
Keesokan harinya, kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia

(TLDM) KD 3508 masuk ke wilayah Indonesia sejauh 12 mil


laut. "Mereka keluar setelah diberi peringatan tegas," kata
Komandan KRI Untung Suropati Mayor Salim. KRI Untung
Surapati 827 berhasil mengusir kapal perang tentara laut
Diraja Malaysia tersebut.
Pada insiden yang terjadi hingga 2 Juni 2009 itu, Malaysia
terus berupaya melakukan manuver-manuver memasuki
wilayah Indonesia. Sayangnya, kapal-kapal Indonesia hanya
menghalau kapal Malaysia, yang memasuki teritorial
Indonesia.
Jika ditotal, berarti sudah yang ke-11 kalinya mereka (AL
Malaysia) melanggar batas wilayah sejak Januari 2009, ujar
Kepala Dinas Penerangan TNI-AL (Kadispenal), Laksamana
Pertama Iskandar Sitompul saat itu.

Anda mungkin juga menyukai