Anda di halaman 1dari 5

MODUL SKDI

KETERAMPILAN KLINIS

OLEH :
ASELINA AL QODRIANI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH

PENILAIAN PENGECAPAN

1. Pendahuluan
Lidah adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh membrana mucosa. Dua
pertiga bagian anteriornya terletak di dalam mulut, dan sepertiga bagian
posteriornya terletak di faring. Otot otot melekatkan lidah ke processus
styloideus dan pallatum molle di sebelah atas serta mandibula dan os hyoideum di
sebelah bawah. Lidah dibagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh septum
fibrosum mediana. (1)
Membran Mukosa Lidah
Membran mucosa bagian atas lidah dapat dibagi menjadi bagian anterior
dan posterior oleh sulcus berbentuk v, yaitu sulcus terminalis. Apex dari sulcus
menonjol ke belakang dan ditandai oleh lubang kecil, foramen cecum. Sulcus
membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau pars oralis dan sepertiga
bagian posterior atau pars pharingealys. (1)
Pada permukaan atas dua pertiga bagian anterior lidah terdapat 3 jenis
papila: papilla filiformis, papilla fungiformis, dan papilla vallata. Membran
mukosa yang meliputi sepertiga posterior lidah tidak mempunyai papilla.
Permukaannya berbenjol yang disebabkan oleh adanya nodi lymphoidei di
bawahnya, yaitu tonsila linguae. (2)
Otot Otot Lidah
1. Otot Instrinsik
Otot instrinsik hanya terbatas di lidah dan tidak dihubungkan ke tulang. Otot ini
terdiri atas serabut serabut longitudinal, transversal, dan vertikal. Persarafannya
oleh N. Hypoglossus. Fungsi dari otot instrinsik adalah untuk mengubah bentuk
lidah. (3)
2. Otot Ekstrinsik
Otot ekstrinsik melekat pada tulang dan pallatum molle. Terdiri atas m.
Genioglossus, m. Hyoglossus, dan m. Styloglossus. (3)

Perdarahan
Lidah mendapat darah dari a. Lingualis, ramus tonsilaris a. Facialis, dan a.
Pharyngea ascendens. Vena venanya bermuara ke dalam v. Jugularis interna. (2)
Aliran Limfe
Ujung lidah mengalirkan cairan limfenya ke nodi lymphoidei submentale. Sisa
dua pertiga anterior lidah lainnya mengalirkan cairan limfenya ke nodi lymphoidei
submandibularis dan cervicales profundi kedua sisi. Limfe dari sepertiga posterior
lidah mengalir ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi kedua sisi. (1,4)
Persarafan Sensoris
Membrana mucosa yang meliputi dua pertiga anterior lidah dipersarafi oleh n.
Lingualis untuk sensasi umum. Serabut pengecap dari dua pertiga anterior lidah,
kecuali papilla vallatae berjalan di dalam chorda tympani n. Facialis. Sensasi
umum dan pengecap dari sepertiga posterior lidah, termasuk papilla vallatae
dihantarkan oleh n. Glossopharyngeus. (1)
Gerakan Lidah
Protrusio lidah (penjuluran lidah) dilakukan oleh m. Genioglossus kedua sisi yang
bekerja secara bersamaan.
Retraksio lidah dilakukan oleh m. Styloglossus dan m. Hyologlossus kedua sisi
yang bekerja secara bersamaan.
Depresio lidah dilakukan oleh m. Hyoglossus dan m. Genioglossus kedua sisi
yang bekerja secara bersamaan.
Retraksio dan elevasio sepertiga posterior lidah dilakukan oleh m. Styloglossus
dan m. Palatoglossus kedua sisi yang bekerja secara bersamaan. (2,4)
Perubahan Bentuk
Mengubah bentuk lidah dilakukan oleh otot otot intrinsik lidah. (3)

2. Penilaian Pengecapan
Beberapa langkah yang dilakukan untuk melakukan penilaian sensorik
pengecapan, diantaranya:

Gunakan 4 macam rasa dalam larutan: gula, garam, asam, asetat, kuinine.
Pasien diminta untuk menjulurkan lidahnya keluar, dan taruh pada
lidahnya ke empat macam rasa tadi secara bergantian. Pastikan bahwa
substansi itu ditaruh hanya di 2/3 anterior lidah. Gunakan cotton aplicator

untuk menaruh substansi tadi.


Saat cairan atau substansi ditaruh, penderita tidak boleh menarik lidahnya
kedalam

mulut.

Pasien

disuruh

mengatakan

pengecapan

yang

dirasakannya dengan isyarat atau dengan menulis diatas kertas.


Mulut harus dibersihkan dengan air antara tes rasa yang satu dengan
lainnya. Rasa pahit sebaliknya dites terakhir karena meninggalkan rasa
yang lebih lama. (5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell R. Anatomi Klinik. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006.

2. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 20th ed. Jakarta: EGC; 2002.
3. Eroschenko VP. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. 9th ed. Jakarta :
EGC; 2003.
4. Price SA. Patofisiologi. 6th ed. Jakarta: EGC; 2005.
5. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik Jakarta: EGC; 1995.

Anda mungkin juga menyukai