Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RENCANA STRATEGIS
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
TAHUN 2011 2015
DINAS PETERNAKAN
DAN KESEHATAN HEWAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
JL. PAHLAWAN NO. 14 PAYAKUMBUH
TELP. 0752-92049 FAX. 0752-91094
KATA PENGANTAR
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 yang dikatakan sebagai perencanaan
pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Oleh
karena itu perencanaan pembangunan perlu dilakukan dalam kerangka visi, misi, arah kebijakan serta
program dan kegiatan pembangunan dalam upaya mewujudkan kesejahteran masyarakat tersebut.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011 2015 ini dibuat sebagai pedoman perencanaan
pembangunan peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota untuk tahun 2011 2015.
Guna menjadikan dokumen ini sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sangat diperlukan
komunikasi dan diskusi yang mendalam baik yang bersifat internal dengan masing-masing bidang di SKPD ini
dan diskusi dengan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dan stakeholders peternakan lainnya. Hal ini telah
dan sedang dilaksanakan. Diharapkan pada Rancangan Akhir Renstra SKPD dan penetapan Renstra-SKPD
dapat disajikan sesuai dengan aturan. Rencana Strategis ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota
Terakhir, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA-SKPD) Dinas Peternakan
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011 2015 ini. Mudah-mudah bermanfaat dan diredhai oleh Allah SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
................................................................................................
...........................................................................................................
......................................................................................................
i
ii
iii
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
..........................................................................................
B. Maksud
....................................................................................................
C. Tujuan
..................................................................................................
D. Sasaran
..................................................................................................
E. Ruang Lingkup
......................................................................................
F. Landasan Penyusunan
...........................................................................
G. Sistematika Penyusunan
.......................................................................
1
2
2
3
3
4
5
7
8
ISU-ISU STRATEGIS
A. Faktor Pendukung
.................................................................................
1. Sumber Daya Ternak
...................................................................
2. Sumber Daya Alam
......................................................................
3. Sumber Daya Manusia
................................................................
B. Permasalahan
..........................................................................................
C. Fakto-faktor Kunci Keberhasilan
............................................................
9
9
10
11
13
14
16
17
18
19
20
20
20
V.
22
VI.
23
PENUTUP
31
I.
II.
III.
IV.
VII.
.........................................................................................................
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Data Populasi Ternak Tahun 2005 2010
..........................................
...........................................
.............................
...........
10
6. Tabel 6. Rumah Tangga Pemelihara Ternak di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
2005 s/d 2010
...........................................................................................
11
7. Tabel 7. Pos Inseminasi Buatan (IB) dan Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) di
Kabupaten Lima Puluh Kota
..............................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan peternakan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan populasi, produksi dan produktivitas ternak yang dilaksanakan
melalui kegiatan yang terarah, terpadu dan berkelanjutan.
Managemen pembangunan peternakan dilaksanakan berdasarkan kewenangan yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
serta
Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Penjabaran Program pembangunan peternakan diletakkan sesuai dengan kewenganan
Pemerintah dengan lebih memberikan peluang kepada partisipasi aktif masyarakat. Sesuai
dengan titik berat Otonomi Daerah pada Kabupaten/Kota, maka kewenangan yang dimiliki
Kabupaten/Kota lebih banyak bersifat pelaksanaan atau operasional kegiatan.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota telah menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota 2010-2015 (RPJMD).
Penyusunan RPJMD berdasarkan visi misi dan program prioritas Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima
Puluh Kota antara lain untuk turut mendukung pelaksanaan RPJMD Kabupaten Lima Puluh Kota.
Untuk mewujudkan pembangunan peternakan yang terarah dan sistematis, dan mendukung
Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau (PSDS) tahun 2014, maka disusunlah Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan
peternakan tahun 2010-2015.
1.2
Landasan Hukum
Beberapa peraturan perundangan yang menjadi landasan penyusunan Renstra Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebagai berikut:
1.
2. Undang-undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor
99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);
3.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
16. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Pedoman
Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ternak.
19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/Permentan/OT.140/8/2006 tentang Sistem Perbibitan
Ternak Nasional.
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Pedoman Umum
Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014;
21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 27/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Unit Manajemen
Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 Pusat;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 3 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 117).
23. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005-2025.
24. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2010-2015.
25. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 81 tahun 2011 tentang Tugas Pokok dan fungsi
Eselon III dan Uraian Tugas Eselon IV pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Lima Puluh Kota
26. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 4 tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Unit Kerja Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Lima Puluh Kota.
Memberi arah dan mendorong seluruh jajaran pimpinan dan staf Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
Pendahuluan, yang berisi penjelasan tentang latar belakang penyusunan Renstra Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika
penulisan.
II.
Gambaran Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang memuat informasi
tentang peran (tugas dan fungsi) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber
daya yang dimiliki Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
periode sebelumnya,
mengemukakan capaian program prioritas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.
III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi, yang berisikan Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Telaahan
terhadap Renstra Dinas Peternakan Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, serta Penentuan Isu-isu Strategis.
IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan, yang menguraikan visi, misi, kebijakan
dan strategi yang akan dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan selama lima
tahun.
V.
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan
Indikatif, yang berisi matrik program lima tahunan dan matrik program/kegiatan tahunan.
VI. Indikator Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD, yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
VII. Penutup, yang berisi ketentuan penutup.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas,Fungsi dan Struktur Organisasi.
2.1.1 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor
6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, susunan organisasi Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota adalah:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat,terdiri-dari:
1.
2.
3.
c. Bidang Produksi,terdiri-dari:
1. Seksi Perbibitan
2. Seksi Penyebaran dan PengembanganTernak
3. Seksi Pakan Ternak
d. Bidang Keswan dan Kesmavet terdiri-dari:
1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan
2. Seksi Pelayanan Medik dan Pengawasan Obat Hewan
3. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner
e. Bidang Pembinaan Usaha Peternakan, terdiri-dari:
1. Seksi Perizinan
2. Seksi Pembiayaan dan Permodalan
3. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan
f. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Peternakan terdiri-dari:
1. Seksi Data dan Statistik,Optimasi Kawasan dan Informasi
2. Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Seksi Alsin dan Teknologi Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kedudukan .
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di
bidang dan kesehatan hewan.Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berkududukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
b.
pemerintah daerah di bidang peternakan dan kesehatan hewan serta tugas pembantuan.
c.
melaksanakan
tugasnya,
Dinas
Peternakan
dan
Kesehatan
Hewan
menyelenggarakan fungsi:
1.
2.
3.
4.
5.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan ruang lingkup bidang
tugasnya.
Selengkapnya,penjabaran uraian tugas pokok dan fungsi Eselon
IVpadaDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebagai
berikut:
(2).Kepala Bidang Produksi mempunyai Tugas menyiapkan dan menyusun bahan kebijakan dan
perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup
Bidang Produksi.
Dalam pelaksanaan tugas Kepala Bidang Produksi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penghimpunan data dan informasi Bidang Produksi Ternak.
b. Penjabaran rumusan-rumusan kebijaksanaan dinas yang terkait dengan bidang Produksi
Ternak dalam bentuk operasional.
c. Pelayanan dan pemberdayaan peternak dalam bidang Produksi
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Perbibitan Ternak, Pakan Ternak dan
Penyebaran Ternak dan Pengembangan Ternak
e. Pemberdayaan dan pembinaan staf demi kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Bidang Produksi Ternak.
f. Pelaksanaan koordinasi hubungan kerja dengan bidang lain dalam lingkup Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
g. Penyampaian Telaahan Staf, laporan dan informasi staf kepada Kepala Dinas melalui
Sekretaris guna kelancaran pelaksanaan tugas.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai ruang lingkup tugasnya
i. Penyusunan Standart Operating Procedure (SOP) Bidang Tugasnya.
(3). Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas
menyiapkan dan menyusun bahan kebijakan dan perumusan
pelaksanaan kegiatan
berdasarkan urusan dan program sesuai ruang lingkup Bidang Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner.
Dalam pelaksanaan tugas Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijaksanaan Bidang Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner.
b. Pelaksanaan bimbingan dan pelayanan dalam Bidang Pengendalian dan Pemberantasan
Penyakit Hewan.
c. Pelaksanaan bimbingan dan pelayanan dalam Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
d. Pelaksanaan bimbingan dan pelayanan dalam Bidang Pelayanan Medik dan Pengawasan
Obat Hewan.
e. Pelaksanaan koordinasi hubungan kerja dengan bidang lain dan Sekretaris, UPTD pada
Lingkup Dinas Peternakan serta Instansi terkait.
f.
g. Pelaksanaan pembinaan kepada Kepala Seksi pada Lingkup Bidang Kesehatan Hewan
dan Kesehatan Masyarakat Veteriner melalui peningkatan kapasitas, penegakan disiplin
dan pengembangan karir staf.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai ruang lingkup tugasnya
i.
j.
g. Pelaksanaan pembinaan kepada Kepala Seksi dan Staf pada lingkup bidang pembinaan
usaha peternakan dan keswan melalui peningkatan kapasitas penegakan disiplin dan
pengembangan karir staf.
h. Penyampaian laporan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris tentang pelaksanaan
tugas dan fungsi bidang pembinaan usaha peternakan dan keswan.
i.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai ruang lingkup tugas bidang
pembinaan usaha peternakan dan keswan
j.
(5).Kepala Bidang Penglolaan Sumber Daya mempunyai tugas mempunyai tugas menyiapkan
rumusan bahan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program
lingkup tugasnya sesuai urusan yang menjadi kewenangannya.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyiapan perumusan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya
b. Pelaksanaan koordinasi hubungan kerja dengan bidang lain dan Sekretaris, UPTD pada
Lingkup Dinas Peternakan serta Instansi terkait
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
10
11
12
j.
(8). Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyaimempunyai tugas melaksanakan
penyusunan program pembangunan dan pengembangan peternakan jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang, pengkordiniran proposal pengembangan kegiatan, serta
pengkordiniran penyusunan laporan dinas, pengolahan data dan informasi, penganalisaan
potensi sumber daya yang ada dan penyusunan laporan pertanggungjawaban dinas
berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan Dinas Peternakan sesuai skala prioritas .
Uraian Tugas Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan
a. Mengkoordinasikan penyusunan program pembangunan dan pengembangan peternakan
yang merata dan berkelanjutan dengan mempedomani dokumen perencanaan yang ada,
seperti Renstra, RPJMD, RPJPD, dengan rincian sebagai berikut :
1. Menyiapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan perencanaan umum dan program.
2. Mengumpulkan data dan bahan yang berkaitan dengan perencaan umum program dan
kegiatan pembangunan peternakan.
3. Merumuskan rencana dan program kerja umum pembangunan peternakan.
4. Menyiapkan bahan pelaksanaan perencanaan umum dan program.
b. Melaksanakan sosialisasi, monitoring, evaluasi, serta pengendalian pelaksanaan program
dinas secara rutin dan tertib, dengan rincian
1. Melaksanakan sosialisasi pelaksanaan program sesuai dengan pedoman umum,
petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang ada.
2. Mengkoordinir dan melaksanakan monitoring pelaksanaan program dinas secara
kontiniu.
3. Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan program dinas secara berkala.
4. Mengkoordinir dan melaksanakan pengendalian pelaksanaan program dinas, sesuai
dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran Dinas Peternakan.
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
13
j.
Melaksanakan koordinasi dan bekerjasama dengan Bidang, Bagian, Sub Bidang, Sub
Bagian dan Instansi/Bagian terkait
g. Melaksanakan penetapan lokasi, penyebaran bibit ternak dan penggunaan bibit unggul
h. Melaksanakan pengadaan/ produksi dan pengawasan semen beku
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
14
i.
j.
k. Melaksanakan bimbingan dan pemantauan produksi mani beku ternak lokal (lokal
spesifik) untuk kabupaten.
l.
u. Melaksanakan bimbingan dan pemantauan ternak bibit asal impor wilayah kabupaten
v. Menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas melalui Kepala Bidang Produksi Ternak.
w. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai lingkup tugasnya
x. Melaksanakan pembinaan staf di lingkungan Seksi Perbibitan Ternak.
y. Menyusun Standart Operating Procedure(SOP)bidang tugasnya.
(10). Kepala Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak mempunyai tugas menyiapkan bahan
rumusan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai
urusan yang menjadi kewenangannya. Uraian Tugas Kepala Seksi Optimasi Kawasan dan
Penyebaran Ternak adalah:
a. Menghimpun, mempelajari dan menyusun peraturan dan perundang-undangan sebagai
landasan normatif dalam menyusun pedoman, petunjuk dan prosedur kerja seksi
penyebaran dan pengembangan ternak.
b. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan tugasnya serta menyiapkan
bahan petunjuk pemecahan masalah.
c. Menyusun rencana kerja dan anggaran berbasis kinerja sesuai tugasnya dengan
mempedomani Renstra Dinas
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
15
j.
Melaksanakan
bimbingan
pelaksanaan
evaluasi
pelaporan
penyebaran
dan
pengembangan ternak.
m. Membina hubungan kerja antar seksi di Bidangnya dan bidang-bidang lainnya.
n. Melakukan pembinaan pada staf
o. Melaporkan pelaksanan tugas kepada kepala Dinas melalui Kepala Bidang Produksi
Ternak .
p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai lingkup tugasnya
q. Melaksanakan Penyusunan Stndart Operating Procedure (SOP) bidang tugasnya
(11).Kepala SeksiPakan Ternak mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun bahan kebijakan
dan perumusan pelaksanaan kegiatan berdasarkan urusan dan program sesuai ruang
lingkup tugasnya yang menjadi kewenangannyai.Uraian Tugas Kepala Seksi Pakan Ternak
adalah:
a. Menghimpun, mempelajari dan menyusun peraturan dan perundang-undangan sebagai
landasan normatif dalam menyusun pedoman, petunjuk dan prosedur kerja seksi pakan
ternak.
b. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan tugasnya serta menyiapkan
bahan petunjuk pemecahan masalah.
c. Menyusun rencana kerja dan anggaran berbasis kinerja sesuai tugasnya dengan
mempedomani Renstra Dinas
d. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan seksi pakan ternak
e. Menyiapkan bahan dan menyusun kebijakan pelaksanaan urusan pakan ternak.
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
16
f.
j.
Melaksanakan bimbingan standar mutu pakan ternak dan pengawasan mutu pakan ternak
m. Melaksanakan bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan jadi dan pakan
konsentrat
n. Melaksanakan bimbingan pembuatan, penggunaan dan peredaran pakan tambahan dan
pelengkap pengganti (additive and supplement)
o. Melaksanakan bimbingan usaha mini feedmil pedesaan (home industry)
p. Melaksanakan pemeriksaan pakan jadi dan pakan konsentrat
q. Melaksanakan pemeriksaan pakan tambahan dan pengganti (additive and supplement)
r.
(12). Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan mempunyai tugas
menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup tugasnya sesuai
urusan yang menjadi kewenangannya. Uraian Tugas Kepala Seksi Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit Hewan adalah:
a. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan sebagai landasan normatif
dalam menyusun pedoman, petunjuk dan prosedur kerja di bidang pengendalian dan
pemberantasan penyakit hewan.
b. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan tugasnya serta menyiapkan
bahan petunjuk pemecahan masalah.
c. Menyusun rencana kerja dan anggaran berbasis kinerja sesuai tugasnya dengan
mempedomani Renstra Dinas
d. Melaksanakan pengamatan, penyidikan, dan pemetaan penyakit hewan
e. Melaksanakan bimbingan pembangunan dan pengelolaan laboratorium keswan dan
kesmavet, satuan pelayanan peternakan terpadu
f.
17
j.
k. Melaksanakan bimbingan penerapan dan standar teknis minimal rumah sakit hewan.
l.
Melaksanakan pengawasan lalu lintas ternak dan hewan kesayangan dari/ke wilayah
Kabupaten
18
rencana
kerja
dan
anggaran
berbasis
kinerja
sesuai
tugasnya
kabupaten
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
19
perhelatan /Qurban)
x. Monitoring dan Surveilans Zoonosis serta Food Borne Desease
y. Menyiapkan persyaratan teknis keamanan dan mutu Bahan Pangan Asal Hewan (Daging,
Susu dan Telur)
z. Menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas melalui Kepala Bidang
aa. Melaksanakan pembinaan staf
bb. Menyusun Standart Operating Procedure(SOP)bidang tugasnya.
(14). Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Pengawasan Obat Hewan
mempunyai tugas
menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup Pelayanan Medik dan
Pengawasan Obat Hewan.Uraian Tugas Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Pengawasan
Obat Hewan adalah sebagai berikut ;
a.
b.
c.
d.
Menyusun rencana kerja dan anggaran berbasis kinerja sesuai tugasnya dengan
mempedomani Renstra Dinas
e.
Melaksanakan penerapan kebijakan obat hewan dan standar mutu obat hewan
f.
g.
h.
i.
j.
20
a. Memfasilitasi penerbitan perizinan obat hewan dan Memberikan izin praktek Dokter
Hewan.
b. Melaksanakan penerbitan penyimpanan mutu dan perubahan bentuk obat hewan
c.
j.
m.
n. Memfasilitasi persyaratan teknis izin usaha depo, toko,kios obat hewan, tempat praktek
Dokter Hewan, klinik hewan,dan rumah sakit hewan.
o. Menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas melalui Kepala Bidang
p. Melaksanakan pembinaan staf di lingkungan Seksi Pelayanan Medik dan Pengawasan
Obat Hewan
q. Menyusun Standart Operating Procedure(SOP)bidang tugasnya.
(15). Kepala Seksi Perizinanmempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kebijakan
teknis ruang lingkup dan kewenangannya. Uraian Tugas Kepala Seksi Perizinan dan
Pembiayaan adalah sebagai berikut:
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
21
Melaksanakan bimbingan dan pelayanan pemberian rekomendasi izin usaha rumah sakit
hewan/ pasar hewan, izin praktek dokter hewan, laboratorium keswan dan kesmavet, RPH
dan RPU, usaha obat hewan di tingkat depo, toko dan kios obat hewan, poultry shop dan
pet shop berkoordinasi dengan bidang teknis terkait
Memberikan izin pengadaan, peredaran dan pengembangan alat dan mesin peternakan
dan keswan
j.
k. Memfasilitasi pemberian surat keterangan asal hewan dan produk hewan yang masuk dan
keluar kabupaten
l.
Melaksanakan koordinasi dengan sub bidang didalam dan luar Bidang Pembinaan Usaha
Peternakan dalam menjalankan tugas.
Menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Keswan melalui Kepala
Bidang Pembinaan Usaha Peternakan dan Keswan.
22
bimbingan
pengembangan
dan
pemanfaatan
sumber-sumber
pembiayaan/kredit
i.
j.
23
Melaksanakan pembinaan kepada peternak dan pengolah hasil peternakan yang telah
menerima bantuan pembiayaan dan permodalan
u. Menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Keswan melalui Kepala
Bidang Pembinaan Usaha Peternakan dan Keswan.
v. Melaksanakan pembinaan staf di lingkungan Seksi Pembiayaan dan Permodalan.
w. Melaksanakan penyusunan Standart Operating Procedure(SOP)bidang tugasnya yang
berhubungan dengan pembiayaan, penyaluran dan penggunaan dana baik yang
bersumber dari Pemerintah, Lembaga Perbankan / Investor.
(17)Kepala Seksi
rumusan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup tugasnya sesuai dengan urusan
dan kewenangannya.Uraian Tugas Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil adalah
sebagai berikut:
a. Menghimpun dan mempelajari peraturan dan perundang-undangan sebagai landasan
normative dalam menyusun pedoman,petunjuk dan prosedur kerja seksi Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
b. Menyusun rencana kerja dan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas seksi
Pengolahan dan Pemasaran Hasil berpedoman kepada Renstra Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan
c. Menyusun Peraturan-peraturan untuk mendukung pelaksanaan tugas seksi Pengolahan
dan Pemasaran Hasil
d. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan tugas seksi pengolahan dan
pemasaran hasil serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
e. Menyusun rencana kerja dan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas seksi
pengolahan Pemasaran hasil berpedoman kepada Renstra Dinas Peternakan dan
Keswan
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
24
f.
Melaksanakan bimbingan peningkatan mutu hasil peternakan dan hasil bahan asal hewan
wilayah kabupaten
j.
Melaksanakan bimbingan pembinaan mutu, produk olahan dan pengolahan hasil serta
pemasaran
o.
p.
Melaksanakan bimbingan penerapan standar unit pengolahan, alat transportasi dan unit
penyimpanan dan kemasan hasil peternakan
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w. Memfasilitasi pelaku pengolah hasil dalam peningkatan mutu, diversifikasi hasil olahan
serta perluasan jaringan pemasaran
x.
y.
25
z.
Menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas Peternakan dan Keswan melalui Kepala
Bidang
Pembinaan Usaha Peternakan dan Keswan
j.
26
q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ruang lingkup
tugasnya.
r.
(19). Kepala Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas
menyiapkan bahan rumusan dan melaksanakan kebijakan teknis ruang lingkup tugasnya
sesuai dengan urusan dan kewenangannya. Uraian Tugas Kepala Seksi Kelembagaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun dan mempelajari peraturan dan perundang-undangan sebagai landasan
normatif dalam menyusun pedoman, petunjuk dan prosedur kerja dibidang kelembagaan
dan pengembangan sumber daya manusia
b. Mengiventaris, dan mengklasifikasikan kelembagaan kelompok tani ternak sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku
c. Melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia kelompok melalui pembinaan
kelompok tani ternak
d. Melaksanakan bimbingan kelembagaan usaha tani, manajemen usaha tani dan
pencapaian pola kerjasama usaha tani.
e. Melaksanakan bimbingan penerapan pedoman kerjasama/kemitraan usaha peternakan
f.
j.
Melaksanakan koordinasi dengan seksi didalam dan luar Bidang Pengelolaan Sumber
Daya dalam menjalankan tugasnya.
k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya
l.
Melaksanakn Pembinaan dan penjalinan kerjasama yang baik dengan seksi terkait dan
organisasi lain demi kelancaran tugas.
27
dengan urusan dan kewenangannya, Uraian Tugas Kepala Seksi Alsin dan Teknologi
Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai berikut:
a. Menghimpun dan mempelajari peraturan dan perundang-undangan sebagai landasan
normative dalam menyusun pedoman, petunjuk dan prosedur kerja di bidang sarana
usaha peternakan.
b. Mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan Seksi Alsin dan Teknologi
Peternakan dan Kesehatan Hewan sesuai dengan urusan;
c. Menyiapkan bahan kebijakan pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangannya;
d. Menyusun rencana kegiatan tahunan Seksi
Peternakan dan
Melaksanakan penerapan kebijakan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan
dan kesmavet
g. Melaksanakan Identifikasi, inventarisasi dan kebutuhan alat dan mesin peternakan dan
kesehatan hewan dan kesmavet.
h. Melaksanakan pengawasan penerapan standar mutu alat dan mesin peternakan dan
keswan dan kesmavet
i.
j.
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan jasa alat dan mesin peternakan dan
kesehatan hewan dan kesmavet.
k. Melakukan analisis teknis, ekonomis dan sosial budaya alat dan mesin peternakan,
kesehatan hewan dan kesmavet sesuai kebutuhan lokalita wilayah kabupaten.
l.
28
Melakukan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan alat dan mesin peternakan dan
kesehatan hewan dan kesmavet.
s. Melaksanakan pengembangan alat dan mesin peternakan dan keswan sesuai standar;
t.
Melaksanakan kaji ulang alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan dan kesmavet
yang direkomendasikan untuk usaha peternakan;
u. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang
berlaku;
v. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan
w. Mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang
berlaku;
x. Membina hubungan kerja antar seksi di Bidang Pengelolaan Sumber Daya.
y. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan ruang lingkup
tugasnya.
z. Menyusun Standart Operating Procedure(SOP )bidang tugasnya
2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota didukung oleh personil sebanyak 102 orang baik yang berada
di kantor Kabupaten maupun yang berada di kecamatan/lapangan( data tahun 2011),dengan
rincian sebagai berikut:
1. PNS yang berada pada kantor 42 orang dan THL 3 orang sehingga berjumlah 45 orang
2. PNS yang berada di Kecamatan (Medis/Paramedis/Petugas IB/PKB) 21 orang
3. PNS yang berada pada SPP-Negeri Padang Mengatas (SMK-PP) 36 orang
29
Tabel II.1 : Jumlah Pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan Tingkat
golongan dan tingkat pendidikan.
Jumlah per
Golongan/THL
S1
D III
SLTA
SLTP
SD
Jumlah
IV
III
35
16
II
22
30
Honor/PTT
62
Jumlah
102
NO
I
II
Jumlah
NO
III
1
2
KENDARAAN
Kendaraan Roda 4
Kendaraan Roda 2
Infocus
Container
Alat Penyemprot/splaye
gendong
Meja Rapat
Meja belajar
1
2
2
1
33
34
35
4
5
Mesin Tik
Filling Kabinet
15
10
36
37
IV
Jumlah
3
37
2
22
1
12
80
30
6
7
8
9
10
Buffet Kaca
Lemari Kaca/Stalase
Plang Merek
White Board
Papan data
2
2
14
18
1
38
39
40
41
42
11
Lemari Arsip
12
43
12
44
13
69
45
14
46
15
47
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Meja Komputer
Meja tamu
Kursi putar
Kursi bisa / kayu
Kursi bisa / kayu dan busa
Kursi tamu
Kursi tunggu
Lemari Es
Air Conditioner/AC
Tlevisi
Kipas Angin
Compact Disc
Warles
Q-phone
Faximele
Handy Talky
Radio Komunikasi
8
1
19
12
15
4
1
2
2
1
8
1
2
2
1
1
4
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
ALAT LABORATORIUM
Microskope
24
25
26
Peralatan Veteriner
27
Peralatan Packing
28
29
Stabilizer
Speaker
Lap Top dan Note Book
Dap.Jet Pump
Lemari Obat
Mixer / Pengaduk makan
ayam
Grender (alat procesing/lailain)
Dryer (alat procesing/lai-lain)
Penampung darah (alat
procesing/lai-lain)
Pengolahan air panas (alat
procesing/lai-lain)
Kandang Observasi
UPS
Monitor
CPU
Kompouter Accer Aspire
Hardisk
Printer
Scener
Grerobak
Tabung racun api
Papan Data Elekronik
Tenda
Filbet
Slang
Papa Informasi (Baliho)
Alat Ukur (GPS)
3
1
13
1
5
1
1
1
1
1
4
13
2
1
4
3
21
1
1
1
1
1
3
1
1
1
4
1
3
3
3
3
31
Jumlah
NO
Jumlah
30
31
32
33
34
35
36
Timer
37
38
39
40
Lemari Laboratorium
41
42
Hb Meter
43
Vacutainer plain
30
44
Refrigator
45
Thermos es besar
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
4
4
4
2
4
12
1
3
VI
ALAT KEDOKTERAN
19
Inseminator gan
20
21
Trocar Besar
22
Tas Operasional IB
Vagina Speculum
Kambing
Foetotomi Set
Trocar kecil
23
Drenching Gun
24
Catheter
25
Hoof Knife
Automatic syiringe
26
Tatooning Forcep
27
Castyration knife
10
Meja Operasi
28
Pemotong Tanduk
11
Mayo Stand
29
12
Bowi Stand
30
1
1
32
13
I.V Stand
31
Peralatan Restrain
14
Instrument Cabinet
32
15
Lampu sorot
33
16
Sterilisasi Elektrik
34
Alat Penetasan
17
Minor Set
35
Kandang observasi
18
Mayor Set
36
Handy Came
Proyektor/incubator
Layar Proyektor
Standar Proyektor
VIII
1
33
Pada tahun 2006, Sekretariat Dinas memiliki nomenklatur sebagai Bagian Tata Usaha,
dengan tiga seksi yaitu:
1.
2.
3.
34
Pendidikan dan Pelatihan formal dengan fokus kegiatan, Diklat teknis untuk aparatur dinas.
35
kantor,cetak dan penggandaan,Penyediaan bola lampu, kabel dan cok listrik, penyediaan
bahan pembersih kantor, gorden, laptopndan kelengkapan komputer, pelaksanaan rapatrapat dan perjalanan dinas.
2.
Progam peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan fokus kegiatan pengadaan
lemari, meja dan kursi kerja, pemeliharaan ruangan kantor, penyediaan suku cadang,jasa
servis dan BBM kenderaan kendaraan dinas.
3.
Program peningkatan disiplin aparatur, dengan fokus kegiatan pengadaan pakaian Linmas
dan kelengkapannya
4.
5.
36
2.3.2
Bidang Produksi.
Pada tahun 2006, Bidang Produksi memiliki nomenklatur yang berbeda dengan
sekarang yaitu Sub dinas Budidaya Peternakan,dengan tiga seksi:
1.
2.
3.
sarana dan prasarana pembibitan ternak yang fokusnya pada pengadaan frozen semen dan honor
Tim ET dan petugas IB, kegiatan Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat dengan fokus
kegiatannya sosialisasi,Pelatihan Teknis, Penyebaran Sapi Bali,Brahman Cross dan Simental,
serta pengadaan Laptop dan Pembelian kamera digital.Kegiatan Penelitian dan pengolahan gizi
dan pakan ternak denganfokus kegiatan pengambilan sampel pakan ternak dan analisa labor.
Pada Tahun 2007 Bidang Produksi melaksanakan satu Program yaitu Program
peningkatan produksi hasil peternakan dengan tiga kegiatan yakni pembangunan sarana dan
prasarana pembibitan ternak, Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat, Penelitian dan
pengolahan gizi dan pakan ternak dan, serta Penelitian dan pengolahan gizi dan pakan ternak.
Pada tahun 2008, Bidang Produksi Peternakan melaksanakan program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan.
Pada tahun 2009, Bidang Produksi Peternakan melaksanakan program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan.
Pada tahun 2010, Bidang Produksi Peternakan melaksanakan program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan.
2.3.3
nomenklatur sebagai Subdinas Perlindungan dan Pengamanan Hasil dengan tiga seksi yakni;
1.
2.
3.
penanggulangan penyakit ternak, dengan tiga kegiatan yaitu; Pendataan masalah Ternak dengan
fokus kegiatannya Buku data statistik peternakan dan perikanan, Kegiatan Pemusnahan ternak
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
37
yang terjangkit penyakit endemik dengan fokus kegiatan Vaksinasi rabies,SE dan AI,Elimininasi,
sosialisasi, pengadaan roda empat (mobil unit) pelayanan kesehatan hewan keliling, pengadaan
kendaraan dinas roda dua dan pengadaan alat-alat kedokteran hewan, serta Kegiatan
Pengawasan Perdagangan Ternak antar Daerah dengan fokus kegiatan pengawasan lalu lintas
hewan serta pengadaan assesories mobil unit pelayanan kesehatan hewan keliling.
Pada tahun 2007, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet melaksanakan program
Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dengan kegiatan Pendataan Masalah
Peternakan dan Pemusnahan Ternak yang terjangkit penyakit endemik, serta kegitan
Pengawasan Perdagangan antar daerah.
Pada tahun 2008, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet melaksanakan Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.
Pada Tahun 2009, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet melaksanakan program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.
Pada Tahun 2010, Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet melaksanakan program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak.
2.3.4
nomenklatur sebagai Subdinas Bina Usaha Peternakan dengan tiga seksi yakni:
1. Seksi Perizinan dan Permodalan,
2. Seksi Informasi, Promosi dan Pemasaran
3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan .
Pada tahun 2006, Bidang Pembinaan Usaha Peternakan melaksanakan Satu Program
yaitu Pogram peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan dengan dua kegiatan yaitu
Kegiatan Pembangunan Sarana dan prasarana produksi peternakan dengan fokus kegiatan
sosialisasi dan peresmian pasar ternak, Biaya opersional pasar ternak, pengadaan mesin
pengolah air bersih, pembelian gerobak, pembelian mesin potong rumput, pembelian
handsprayer, pembelian mesin tik, pembelian almari, pembelian printer dan pembelian meja kerja
serta pengadaan ternak potong jenis simmental untuk percontohan di pasar ternak.
Kegiatan kedua adalah kegiatan Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah,
dengan fokus kegiatannya adalah lomba ternak tingkat Kabupaten Lima Puluh Kota, dan lomba
ternak tingkat propinsi serta bazar produksi peternakan.
RENSTRA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2010-2015
38
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, namun seksinya berada pada Bidang Pembinaan
Usaha Peternakan (Subdin Bina Usaha Peternakan) yakni Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan
Kelembagaan.
Pada Tahun 2007, Bidang Pengelolaan Sumber Daya melaksanakan progam Peningkatan
Penerapan Teknologi Peternakan dengan kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
Peternakan Tepat Guna.
Pada Tahun 2008,
39
40
keberadaan suatu organisasi. Proses analisisnya sendiri bisa dimulai dari internal dan eksternal
dulu atau kedua-duanya secara bersama-sama.
Kekuatan, dapat diwujudkan sebagai suatu sumber daya, keterampilan/ kemampuan,
atau keuntungan.Sedangkan kelemahan dapat didefinisikan sebagai suatu hal batasan atau
kekurangan dalam sumber daya, keterampilan/kemampuan dan kapabilitas yang secara serius
merintangi performansi efektif suatu organisasi.Fasilitas, sumberdaya financial, kapabilitas
manajemen, keterampilan, dapat menjadi sumber dari kelemahan-kelemahan organisasi.
Peluang, merupakan suatu kondisi menguntungkan utama dalam lingkungan organisasi
tertentu.Sedangkan acaman dapat berwujud sebagai suatu situasi tidak menguntungkan dari
lingkungan organisasi tertentu, dapat juga diartikan sebagai rintangan-rintangan kunci terhadap
posisi organisasi saat ini dan yang diinginkan.
SWOT ANALISA INTERNAL DAN EKSTERNAL
KEKUATAN (STRENGTHS)
KELEMAHAN (WEAKNESS)
S1
W1
S2
W2
W4
T1
S3
S4
S5
S6
O1
O2
O3
O4
W3
W5
T2
T3
T4
41
O5
O6
T5
T6
Faktor
eksternal
Faktor
internal
Kekuatan (Strengths)
1
PELUANG (OPPORTUNITIES)
TANTANGAN (THREATS)
Strategi kekuatan-Tantangan
(S-T)
Meningkatkan pemahaman
aparatur terhadap tupuksi dan
regulasi dalam pembangunan
peternakan dan kesehatan
hewan
Meningkatkan koordinasi dan
kerjasama dengan pihak terkait
baik vertical maupun horizontal
dalam pemanfaatan sumberdaya
alam untuk kebutuhan
42
43
No
Kelemahan (Weakness)
Mengembangkan alternatife/trobosan
pemanfaatan teknologi tepat guna
untuk peningkatan difersifikasi dan
kualitas produk olahan hasil
peternaka
Meningkatkan koordinasi dengan
pihak terkait dalam perencanaan,
pengawasan pos lalu lintas ternak
untuk mengawasi keluar masuknya
ternak, produksi ternak dan olahan
hasil peternakan
Meningkatkan pembinaan dan
supervisi terhadap kelompok tani
ternak yang memperoleh dana
bansos, baik yang bersumber dari
APBN, APBD provinsi dan APBD
kab.lima puluh kota
Strategi kelemahan-Tantangan
(W-T)
Meningkatkan pemahaman
aparatur disnak dan keswan
terhadap kebijakan dan regulasi
serta tugas pokok dan fungsi
untuk peningkatan kinerja
pelayanan publik
Meningkatkan koordinasi dengan
pihak terkait dalam perencanaan
pembangunan peternakan dan
keswan serta pengawasan atas
penggunaan anggaran agar
efektif, efisien dan akuntabel
dalam pelaksanaannya
Meningkatkan koordinasi dengan
pihak terkait seperti Perguruan
Tinggi, Balai Penelitian dalam
rangka pemanfaatan dan
diseminasi teknologi peternakan
tepat guna untuk meningkatkan
kualitas pengolahan dan
difersivikasi produk olahan hasil
peternakan oleh pelaku
Meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait dalam hal
pengawasan dan pelarangan
pemotongan ternak betina
produktif
Meningkatkan koordinasi dengan
pihak terkait dan pelaku usaha
peternakan untuk mencarikan
solusi atas penyediaan bahan
pakan ternak yang cukup besar
44
45
d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait dalam hal pemanfaatan
teknologi tepat guna dan untuk peningkatan produksi peternakan dan pengolahan produksi
hasil peternakan
e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait dan antar daerah dalam hal
peningkatan jaringan pemasaran produksi peternakan
4. Strategi kelemahan dan tantangan
a. Meningkatkan pemahaman aparatur Disnak dan Keswan terhadap kebijakan dan regulasi
serta tugas pokok dan fungsi untuk peningkatan kinerja pelayanan publik
b. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait dalam perencanaan pembangunan
peternakan dan kesehatan hewan serta pengawasan atas penggunaan anggaran agar
efisien,efektif dan akuntabel dalam pelaksanaannya
c. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pengawasan dan pelarangan
pemotongan ternak betina produktif
d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait dan pelaku usaha peternakan
untuk mencarikan solusi atas penyediaan bahan pakan ternak yang cukup besar
e. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait seperti Perguruan Tinggi, Balai Penelitian
dalam rangka pemanfaatan dan desiminasi teknologi peternakan tepat guna untuk
meningkatkan kualitas pengolahan dan diversifikasi produk olahan hasil peternakan oleh
pelaku
f. Meningkatkan pengawasan dan pembinaan bersama instansi terkait atas pemanfaatan dan
pengelolaan dana bansos oleh kelompok tani, baik bersumber dari APBN, APBD Provinsi
Sumatera Barat dan APBD Kab. Lima Puluh Kota.
46
47
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan fungsi Pelayanan Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota sesuai tugas pokok
dan fungsinya melaksanakan pelayanan publik dengan 2 urusan, yakni urusan pilihan pertanian
dan wajib statistik dengan 4 bidang yakni Bidang Produksi Peternakan, Bidang Kesehatan Hewan
dan Kesehatan Masayarakat Veteriner, Bidang Pembinaan Usaha Peternakan serta Bidang
Pengelolaan Sumber Daya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi sesuai tupoksi adalah
sebagai berikut:
1. Permasalahan bidang Produksi Peternakan
a. Masih tingginya pemotongan sapi /kerbau betina produktif
b. Masih lemahnya pengawasan pelaksanaan Inseminasi Buatan yang dilaksanakan oleh
kelompok/swasta maupun aparatur dinas
c. Belum optimalnya penyebaran sapi pada masayarakat
d. Belum optimalnya pelaksanaan IB(inseminasi buatan)
e. Tingginya ketergantungan bahan pakan ternak terutama jagung dan tepung tulang dari
pasokan luar.
f. Belum optimalnya pengawasan mutu bibit dan pakan yang beredar.
2. Permasalahan bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masayarakat Veteriner
a. Belum tersedianya pos lalu lintas ternak didaerah perbatasan dengan provinsi tetangga.
b. Belum tersedianya rumah potong hewan yang representatif
c. Masih tingginya kasus rabies dan penyakit menular
d. Masih tingginya gangguan reproduksi pada ternak sapi.
e. Masih terbatasnya tenaga medis dan paramedis dalam pelayanan ke masyarakat.
f. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dan pemerintah nagari dalam mendukung
pemberantasan rabies dan penyakit menular ternak.
3. Permasalahan bidang Pembinaan Usaha Peternakan
a.
b.
c.
47
d.
4.
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daera (RPJMD) Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2010-2015 visi Kabupeten Lima Puluh Kota dalam jangka menengah adalah
Terwujudnya Kebersamaan, Kemakmuran dan Kesejahteraan di Lima Puluh Kota yang
Bernuansa Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Adapun misi pembangunan sebagai penjabaran visi tersebut sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mewujudkan pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis sektor riil dengan investasi
yang kondusif.
7.
8.
9.
fungsi (sesuai dengan program dan kegiatan) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang
terkait dengannya ,sebagaimana tabel dibawah ini:
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010-2015
48
Program/Kegiatan
Ket
Mewujudkan
Pemerintahan Misi 1
yang bersih dan berwibawa
berkala
Sda
sda
Sda
sda
Sda
sda
kendaraan
dinas
beserta
Sda
sda
data/
informasi/
Sda
sda
49
Program peningkatan
peternakan
1. Pembangunan sarana
pembibitan ternak
produksi
dan
prasarana
bibit
ternak
kepada
sda
sda
produksi peternakan
1. Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil
produksi peternakan
2. Fasilitasi kerjasama regional/nasional/
internasional penyediaan hasil produksi
peternakan komplementer
3. Pembangunan sarana dan prasarana pasar
produksi hasil peternakan.
4. Pembangunan pusat-pusat etalase/eksebisi/
promosi atas hasil produksi peternakan
5. Pemeliharaan rutin/berkala pusat-pusat etalase /
eksebisi/ promosi atas hasil produksi peternakan
6. Promosi atas hasil produksi peternakan
unggulan daerah
7. Penyuluhan pemasaran produksi peternakan
8. Pembangunan pusat-pusat penampungan
produksi hasil peternakan masyarakat
50
Sda
sda
51
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki topografi yang bergunung (dengan kelerengan lebih
dari 40%) yaitu sekitar 56,5% dari luas wilayah kabupaten, sedangkan kelerengan yang dapat
dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya yaitu dibawah 40% sekitar 43,5% dari luas wilayah
kabupaten topografi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota bervariasi antara datar, bergelombang,
dan berbukit-bukit.
Pada saat ini kawasan pengembangan peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota terbagi
dua. Sebelah Selatan merupakan daerah pengembangan ternak besar berupa sapi potong dan
sapi perah, di sebelah utara merupakan wilayah pengembangan ternak unggas. Berdasarkan
kesesuaian dan daya dukung lahan, wilayah potensial untuk pengembangan ternak besar adalah
di Kecamatan Akabiluru, Harau, Guguak, Mungka, Suliki, Bukik Barisan, Gunuang Omeh, Kapur
IX dan Pangkalan Koto Baru untuk ternak besar. Sedangkan untuk unggas terurtama ayam ras
petelur dan ayam potong dilokasikan di Kecamatan Mungka, Guguak dan Payakumbuh.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka pengembangan peternakan disesuaikan
dengan potensi lahan dan sumber daya alam.
3.5 Penentuan isu-isu strategis
Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang siqnifikan bagi pembangunan daerah baik
pada waktu sekarang maupun masa datang. Isu strategis pada dasarnya menyangkut unsur dan
aspek yang sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pembangunan di Kabupaten
Lima Puluh Kota. Karakteristik isu-isu strategis adalah kondisi yang mendasar, berjangka panjang
dan mendesak serta menentukan pencapaian tujuan pembangunan.
Apabila isu-isu strategis tidak diantisipasi secara baik akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar atau dapat menghilangkan peluang untuk meningkatkan proses pembangunan dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat jangka panjang.
Adapun yang menjadi Isu strategis adalah sebagai berikut:
1. Lambatnya peningkatan populasi karena belum optimalnya tingkat produktifitas ternak,
angka kebuntingan yang rendah,serta tingginya angka pemotongan betina produktif.
2. Kurangnya ketersediaan bahan baku pakan ternak,terutama jagung sehingga kabupaten
Lima Puluh Kota masih membeli dari daerah tetangga.
3. Masih tingginya kasus gigitan rabies, dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam
eliminasi anjing liar.
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010-2015
52
4. Belum optimalnya pengelolaan dana bansos pada kelompok tani ternak yang berkaitan
dengan rendahnya kapasitas kelompok dan pola pikir kelompok yang beranggapan
Bansos dan Hibah tersebut sebagai bantuan lepas.
53
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, yang dimaksud dengan visi adalah rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penjelasan lain menyebutkan bahwa visi
merupakan cara pandang terhadap sesuatu yang ingin diwujudkan dimasa datang. Untuk dapat
mewujudkan kondisi imajiner tersebut, maka visi disusun dengan cara mempertimbangkan sintesa
kondisi organisasi dengan arah pembangunan yang akan dilakukan. Visi yang disusun harus
mencerminkan gambaran tentang fungsi dan peran organisasi dalam konteks pembangunan
daerah, dimana fungsi tersebut akan membuat kehidupan internal daerah berlangsung efektif.
Perumusan visi dan misi jangka menengah SKPD merupakan salah satu tahap penting
penyusunan dokumen Renstra SKPD sebagai hasil dari analisis sebelumnya. Visi menjelaskan
arah atau suatu kondisi ideal di masa depan yang ingin dicapai (clarity of direction) berdasarkan
kondisi dan situasi yang terjadi saat ini yang menciptakan kesenjangan (gap) antara kondisi saat
ini dan masa depan yang ingin dicapai. Di sini, visi diciptakan melampaui realitas sekarang. Visi
bukan hanya mimpi atau serangkaian harapan, tetapi suatu komitmen dan upaya merancang dan
mengelola perubahan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, visi didasarkan pada realita, bukan
pikiran berandai-andai (wishfull thinking), tetapi dengan fokus pada masa depan. Pernyataan visi
yang artikulatif akan memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai masa depan yang
diharapkan dan mengatasi kesenjangan yang terjadi.
Perumusan Visi SKPD
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin
dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang
akan datang. Visi dan misi SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan
terbaik SKPD baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya
mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan, dan peningkatan
daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
54
Menggambarkan arah yang jelas tentang kondisi pembangunan masa depan yang ingin
dicapai melalui penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD dalam lima tahun
mendatang.
2.
Disertai dengan penjelasan yang lebih operasional sehingga mudah dijadikan acuan bagi
perumusan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan.
3.
Disertai dengan penjelasan mengapa visi tersebut dibutuhkan SKPD, relevansi visi dengan
permasalahan dan potensi pembangunan di daerah yang terkait dengan tugas dan fungsi
SKPD.
4.
Sejalan dengan visi dan misi kepala daerah dan arah pembangunan daerah jangka
menengah.
Visi SKPD yang baik harus dapat memenuhi syarat sebagai berikut:
1.
2.
3.
Memungkinkan, wajar, dan layak untuk dicapai dengan situasi, kondisi, dan kapasitas yang
ada (feasible).
4.
Memusatkan perhatian kepada isu dan permasalahan utama daerah, sehingga pemerintahan
dan pembangunan daerah dapat beroperasi dan terselenggara secara efektif, efisien, dan
berkelanjutan serta dapat terjamin eksistensi daerah dimasa depan (focused).
5.
6.
7.
Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang singkat, jelas, dan padat.
Adanya visi yang jelas dan terarah diharapkan mampu menarik komitmen dan
menggerakkan organisasi dan setiap perangkatnya untuk berbuat demi kepentingan organisasi,
menciptakan makna bagi masyarakat yang dilayani, menciptakan standar keunggulan yang
hendak dicapai dan menjembatani keadaan yang ada sekarang dengan keadaan masa depan.
Oleh karena itu visi rencana strategis yang disusun haruslah sesuai dengan kaidah dan kebutuhan
organisasi dan masyarakat serta kebutuhan daerah. Dengan kata lain visi tersebut diharapkan
mampu memberi dan membawa daerah kepada perubahan dan perkembangan yang lebih baik.
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010 - 2015
55
Berdasarkan dasar pemikiran ini dirumuskanlah visi rencana strategis Dinas Peternakanan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota 2010-2015 yaitu :
Terwujudnya Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai
Sentra Produksi Peternakan yang tangguh di Sumatera Barat
Dalam visi ini terdapat tiga (3) kata kunci yaitu Sentra produksi, peternakan dan
Tangguh yang memiliki makna sebagai berikut :
1. Sentra Produksi, merupakan pusat atau centra dari hasil hasil peternakan, baik berupa
daging, telur, susu dan populasi ternak baik secara kualitas maupun kuantitas dsb.
2. Peternakan, merupakan segala urusan yang berkaitan dengan sumber daya fisik,benih, bibit
dan/atau bakalan, pakan, alat dan mesin peternakan, budidaya ternak, panen, pascapanen,
pengolahan, pemasaran, dan pengusahaannya.
3. (Peternakan yang)Tangguh, diartikan sebagai kegiatan peternakan yang telah menjadi
komoditi usaha unggulan masyarakat yang mampu bersaing dengan komoditi usaha lain
dalam menumbuhkan perekonomian masyarakat,sebagi upaya meningkatkan pendapatan
masyarakat serta memenuhi kebutuhan pangan gizi.
Berdasarkan 3 kata kunci tersebut diketahui bahwa kedepannya Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan bertekad menjadikan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai Sentra produksi
peternakan, baik itu ternak unggas (ayam ras, buras ) berupa peningkatan produksi telur maupun
peningkatan produksi daging bagi ayam pedaging, serta ternak besar seperti sapi, maupun
kerbau, yang mampu menghasilkan bibit-bibit unggul,meningkatan produktifitas daging sehingga
mendukung program nasional PSDS.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, bahwa Visi SKPD merupakan cita-cita
SKPD yang realistis dengan telah mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki. Sehubungan
dengan visi yang dicetuskan tersebut, maka pada tabel berikut terdapat beberapa potensi yang
ada, antara lain sbb:
56
I.
JENIS TERNAK
1.
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2
Sapi Potong
Sapi Perah
Kerbau
Kuda
Kambing
Ayam Buras
Ayam Ras Petelur
Ayam Ras Pedaging
Itik
Burung Puyuh
2007
3
56.416
89
21.922
238
21.611
555.248
3.934.111
663.337
143.365
331.913
2008
4
61.735
75
21.381
253
22.214
490.912
4.058.991
954.986
157.188
388.985
Populasi Ternak/ekor
2009
2010
5
6
63.214
65.577
93
96
21.560
22.643
195
166
23.768
25.561
882.498
1.001.820
4.734.598
4.858.940
3.463.800
4.081.580
181.410
182.863
782.125
817.645
2011
7
32.625
10
12.952
118
27.218
1.016.693
4.796.490
5.867.890
141.535
751.601
Ket
Pada tabel diatas terlihat bahwa populasi ternak sapi potong dan kerbau menurun pada tahun
2011, hal disebabkan oleh pemakaian data PSPK 2011.
Jenis Ternak
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Ayam Buras
233.204,16
206.183
313.570
563.696
639.912
2.
Ayam Ras
25.493.039,28
26.302.262
31.294.821
36.503.751
37.462.427
3.
Itik
670.948,20
735.640
862.962
995.941
1.003.917
4.
Burung Puyuh
430.159,25
504.124
396.764
797.767
833.997
Ctt: 1 kg telur ayam buras= 25 butir, 1 kg telur ayam ras=16 butir , 1 Ikg itik = 15 butir
57
Jenis Ternak
2007
2008
2009
2010
2011
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
10.
Sapi Potong
Sapi Perah
Kerbau
Kuda
Kambing
Ayam Buras
Ayam Ras Petelur
Ayam Ras Pedaging
Itik
Burung Puyuh
596.912,42
69.900,30
207.138
595.503
1.615.396
4.289.736,92
59.138,06
19.825,60
848.025
75.600
121.692
257.800
526.503
1.674.333
4.585.365
64.840
22.366
828.128
142.290
207.158
69.113
529.203
3.088.612
3.255.972
99.028
38.509
1.175.231
142.290
204.387
72.500
1.074.882
3.465.725
4.447.588
106.669
77.430
1.193.514
15.300
358.476
92.689
1.220.216
3.556.744
6.394.081
107.523
80.946
IV. Jumlah Rumah Tangga Pemelihara Ternak di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2007 s.d
2011
Jumlah Rumah Tangga Pemelihara Ternak di Kabupaten Lima Puluh Kota dari tahun
2007 s.d tahun 2011, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
NO
JENIS TERNAK
1.
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2
Sapi Potong
Sapi Perah
Kerbau
Kuda
Kambing
Ayam Buras
Ayam Ras Petelur
Ayam Ras Pedaging
Itik
Burung Puyuh
4.1.2.
2007
3
26.385
9.447
131
6.556
50.917
885
379
3.591
247
Ket
Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan rumusan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi
yang ingin dicapai. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan
58
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Misi disusun untuk memperjelas jalan
atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.
Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi SKPD. Rumusan misi SKPD yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi
SKPD yang ingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD
bersangkutan. Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk
memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan menentukan jalan yang
akan ditempuh untuk mencapai visi SKPD.
Rumusan misi dalam dokumen Renstra SKPD dikembangkan dengan memperhatikan
faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan) pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas
jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi SKPD. Oleh
karena itu, pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan
mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Kriteria suatu rumusan misi:
1.
Menunjukkan dengan jelas upaya-upaya yang akan dilakukan oleh SKPD dalam rangka
mewujudkan visi SKPD.
2.
3.
2.
yang harus ada atau dicapai supaya visi SKPD benar-benar terwujud di akhir periode
perencanaan. Rumusan misi merupakan upaya untuk mewujudkan keadaan atau kondisi yang
diinginkan. Upaya-upaya yang akan dikembangkan, harus memanfaatkan faktor-faktor pendorong
dan mengantisipasi faktor-faktor penghambat yang telah diidentifikasi pada perumusan isu
strategis.
Jika pernyataan visi menunjukkan keadaan/kondisi yang ingin dicapai pada akhir periode
perencanaan, maka pernyataan misi menunjukkan kerja-kerja/upaya untuk mewujudkan visi
tersebut.
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010 - 2015
59
Sehubungan dengan visi di atas maka misi yang hendak dilaksanakan Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan selama lima tahun ke depan adalah dengan penekanan kepada
peningkatan produksi peternakan ke depan. Adapun misi-misi tersebut sebagai berikut :
1. Meningkatkan kinerja kelembagaan, aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
dan sarana penunjang pembangunan peternakan
2. Meningkatkan kapasitas pelaku usaha peternakan, penyediaan data informasi dan
teknologi peternakan
3. Mencegah dan mengendalikan penyakit hewan menular.
4. Mengembangkan kawasan sentra produksi peternakan untuk meningkatkan produksi
peternakan
5.
Meningkatkan kinerja kelembagaan dan aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan,
maksudnya adalah peningkatan kinerja pelayanan publik dalam menumbuhkembangkan
organisasi kelompok peternak baik di daerah sentra peternakan maupun diluar daerah sentra
peternakan, sarana prasarana penunjang pembangunan peternakan, serta meningkatkan
kualitas pelayanan aparatur dinas dan
aparatur.
2.
Meningkatkan kapasitas pelaku usaha peternakan, penyediaan data ,informasi dan teknologi
peternakan maksudnya adalah meningkatkan kemampuan pelaku usaha peternakan baik
perorangan maupun kelompok sehingga diperoleh usaha yang produktif, efisien dan efektif,
serta tersedianya data dan informasi peternakan yang akuntabel sebagai bahan
perencanaan dan evaluasi, selanjutnya terolah dan terserapnya teknologi peternakan yang
tepat guna .
3.
4.
dikembangkan sesuai dengan rancangan tata ruang dan disesuaikan dengan daya dukung
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010 - 2015
60
lahan yang ditunjang ketersediaan sarana produksi peternakan (sapronak) sehingga produksi
ternak dapat ditingkatkan, dan berkembangnya sentra produksi ternak besar, ternak unggas
dan ternak kecil.
5.
Berdasarkan misi-misi di atas, maka upaya awal yang perlu dilakukan dalam pencapaian
visi adalah menyamakan dan mengerahkan semua energi/sumber daya untuk meningkatkan
produksi peternakan. Setelah adanya kesamaan persepsi maka potensi keberhasilan pencapaian
visi lebih besar, karena merupakan komitmen bersama dalam suatu organisasi.
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis
daerah yang dihadapi. Rumusan pernyataan tujuan biasanya disusun dengan membalikkan
pernyataan isu, permasalahan, dan peluang menjadi suatu kalimat positif yang ringkas.
Pernyataan tujuan biasanya dimulai dengan menggunakan suatu kata kerja (verb) yang
menjelaskan arah keinginan/preferensi (lebih/kurang) dan suatu kata benda (noun) yang
menjelaskan obyek yang menjadi perhatian.
Rumusan tujuan merefleksikan konteks pembangunan yang dihadapi SKPD dan memiliki
keterkaitan dengan visi SKPD yang ingin dicapai. Pernyataan tujuan tersebut akan diterjemahkan
kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Dalam menentukan tujuan tidaklah mutlak harus
terukur, kuantitatif, ataupun tangible, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai apa yang akan dicapai dimasa mendatang.
Rumusan tujuan harus realistis dan dapat dicapai. Berikut ini adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam perumusan tujuan pembangunan:
1.
Diturunkan secara lebih operasional dari masing-masing misi SKPD yang telah ditetapkan.
Untuk mewujudkan suatu misi, dapat dicapai melalui beberapa tujuan.
2.
3.
61
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara
terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun ke depan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan
fungsi SKPD atau kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan
indikator kinerja.
Adapun Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2010-2015 sebagaimana pada tabel di
bawah ini.
NO.
TUJUAN
(1)
(2)
1.
Meningkatkan Populasi
ternak
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
(3)
(4)
Meningkatnya
populasi ternak
Perkembangan
populasi ternak:
1. Sapi/ekor
2.
3.
4.
5.
6.
Kebau/ekor
Kambing
Itik (ekor)
Ayam Buras
Ayam Ras
Petelur
7. Ayam Ras
Pedaging
8. Puyuh
2.
Meningkatkan
Produktifitas
ternak
Meningkatnya
produktifitas
Ternak
Tingkat
Perkembangan
produksi
ternak:
1. Daging sapi
/ton
2. Daging
Kerbau /Ton
3. Daging
Kambing
/ton
4.Telur itik/kg
5. Telur ayam
buras/kg
6. Telur ayam
ras/kg
3.
Menumbuh
Kembangkan pelaku
agribisnis peternakan
Meningkatnya
Pertumbuhan
peternakan
Tingkat
pertumbuhan
ternak.(%)
- Sapi
- Kerbau
- Kambing
32.625
12.952
26.642
87.863
1.026.666
4.980.414
34.197
13.355
27.769
192.120
1.052.537
5.104.924
35.891
12.792
28.944
196.923
1.078.851
5.232.547
37.723
12.555
30.168
201.847
1.105.822
5.363.361
39.702
12.325
31.444
206.863
1.133.467
5.497.445
4.183.620
4.288.210
4.395.415
4.505.301
4.617.933
817.712
838.155
859.109
880.587
902.601
879.624
925.542
975.195
1.028.933
1.087.148
88.210
88.975
87.526
86.120
84.754
61.042
72.355
85.756
101.628
120.926
1.003.917
1.046.361
1.072.520
1.099.333
1.126.816
577.788
592.233
607.039
622.215
637.770
4,96
18,24
5,10
18,22
5.25
18,21
40.293.311 41.300.644
5,39
18,21
5,54
18,19-
62
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
(2)
(3)
(4)
Mewujudkannya
pengembangan
kawasan peternakan
berdasarkan komoditi
dengan pemanfaatan
sumber bahan baku
lokal pertambahan
produksi.
Terwujudnya
kawasan sentra
peternakan yg
sesuai dengan
komoditi dan
dengan
pemanfaatan
sumber bahan
baku lokal utk
peningkatan
produksi ternak.
NO.
TUJUAN
(1)
4.
5.
6.
Meningkatkan kualitas
program dinas dan
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Meningkatkan
penyediaan sarana
dan prasarana
penunjang
1. Tingkat
pemanfaatan
bahan /pakan
lokal utk
kebutuhan gizi
pakan ternak
60 %
65 %
75%
85 %
90 %
2. Tingkat
pendistribusian
ternak
60%
65 %
75 %
85 %
90%
Tingkat
pengembangan
progam dan
sistim
pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
83 %
84 %
86 %
88 %
90 %
Tingkat
kelancaran
administrasi
perkantoran
82 %
84 %
86 %
88 %
90 %
Tingkat
ketersediaan
sarana dan
prasarana
aparatur.
82 %
84 %
86 %
88 %
90 %
Terwujudnya
1. Tingkat
peningkatan
kapasitas SDM
kapasitas dan
aparatur.
disiplin sumber
daya aparatur 2. Tingkat disiplin
aparatur dalam
melaksanakan
tugas dan
fungsi.
84 %
85 %
86 %
88 %
90 %
82 %
84 %
86 %
88 %
90 %
Terwujudnya
progam dan
pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
yang trasnparan
dan akuntabel
Tersedianya
sarana dan
prasarana
penunjang
kegiatan
7.
Meningkatkan
kapasitas dan disiplin
aparatur.
8.
Meningkatkan
kemampuan dan
kelembagaan pelaku
usaha peternakan
Terwujudnya
kemampuan dan
kelembagaan
pelaku usaha
peternakan
Tingkat SDM
Petani ternak
65 %
70 %
75 %
80 %
90 %
9.
Meningkatkan
penyediaan data dan
informasi peternakan
yang akuntabel
Tersedianya
data,informasi
peternakan yg
akurat &
akuntabel setiap
tahun untuk
Tingkat
keakuratan
data,statistik
/informasi peter
Nakan. &
keswan
85 %
87 %
88 %
90 %
90 %
63
NO.
TUJUAN
(1)
(2)
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
(3)
(4)
perencanaan
10.
Meningkatkan dan
memfasilitasi teknologi
peternakan yg tepat
guna
Tersedianya
1. Tingkat
teknologi
penerapan
peternakan yg
teknologi
lebih berdaya
peternakan.
guna dan berhasil 2.Tersedianya
guna
paket
teknologi
peternakan
tepat guna.
55 %
60 %
70 %
80 %
90 %
55 %
60 %
70%
80 %
90 %
3.Tersedia
sarana dan
prasarana
teknologi
peternakan
tepat guna
55 %
60 %
70 %
80 %
90 %
11
Meningkatkan
kepedulian thd
kesehatan hewan dan
biosekuriti
Menurunnya
angka penyakit
dan
terkontrolnya
hyegiene usaha
peternakan.
Tingkat
60%
pencegan dan
penanggulangn
penyakit ternak.
70%
75%
85 %
95 %
12.
Meningkatkan
kapasitas
pengendalian dan
pemberantasan
penyakit hewan
menular.
Meningkatnya
taraf kesehatan
hewan/ternak
Tingkat
pendataan
msalah
peternakan
60%
70%
75%
85%
95%
13
Meningkatkan mutu
bahan asal hewan dan
hasil bahan asal
hewan yang ASUH
Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat thd
pentingnya
kesehatan
hewan.
Tingkat
pemeliharaan
dan
pencegahan
penyakit
menular ternak
60%
70%
75%
85%
95%
14
Meningkatkan mutu
pelayanan
Kesehatan hewan
Meningkatkan
deteksi dini
penyakit hewan
Tingkat
pemusnahan
ternak yang
terjangkit
endemik
60%
70%
75%
85%
95%
15
Meningkatkan
pengawasan obat
hewan
Menurunnya
angka kejadian
penyakit hewan
menular
Tingkat
pengawasan
perdagangan
ternak antar
daerah
60%
70%
75%
85%
95%
16
Meningkatkan
kapasitas surveilans
Meningkatnya
respon thd
wabah penyakit
penyakit hewan
menular
Meningkatnya
Ketersediaan
oabt hewan yang
64
NO.
TUJUAN
(1)
(2)
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
(3)
(4)
sesuai dengan
kebutuhan
17
Terwujudnya
peningkatan pelayanan
pemberian
rekomendasi usaha
agribisnis peternakan
Meningkatnya
usaha pelaku
agribisnis
peternakan
Tingkat
penyaluran/
pemberian
rekomendasi
kpd pelaku
usaha utk
mendapatkan
kredit
perbankan.
57 %
61 %
64%
67%
70%
18.
Terwujudnya
peningkatan dan
pengembangan pasar
produksi peternakan
dan produk olahan
hasil peternakan yang
berdaya
saing
Berkembangnya
pasar produksi
Hasil peternakan
dan produk
olahan
peternakan
Tingkat
pengembangan
pasar produksi
hasil
peternakan dan
hasil olahan
peternakan
57 %
61 %
64 %
67%
70%
19.
Terwujudnya
kerjasama penyediaan
hasil produk
Terjalin
kesepakatan
kerjasama
penyediaan hasil
produksi
peternakan.
Nota
kesepahaman/
Kerjsama dlm
penyediaan
dan pemasaran
hasil produksi
peternakan.
57%
61 %
64%
67%
70%
20
Terwujudnya
peningkatan
pembangunan sarana
& prasarana utk
pemasaran produk
hasil peternakan
1. Tersedianya
sarana dan
prasarana
pemasaran
hasil
peternakan
Tingkat
ketersediaan
sarana dan
prasarana
pemasaran
hasil
peternakan
57%
61 %
64 %
67%
70 %
21
Terwujudnya
pembangunan pusatpusat
etalase/eksibis/promosi
atas produk olahan
peternakan
Tersedianya
outlet untuk
pemasaran hasil
peternakan
Tingkat
ketersediaan
sarana dan
prasarana
pemasaran
hasil
peternakan
57%
61 %
64 %
67%
70 %
22.
Terwujudnya
peningkatan
pemeliharaan &
perawatan sarana
¶sarana
pemasaran produk
olahan hasil
peternakan.
Terpeliharanya
sarana dan
prasarana pasar
hasil peternakan
dan produk
olahan hasil
peternakan
Tingkat
ketersediaan
alokasi dana
untuk
pemeliharaan
pasar hasil
peternakan.
57%
61 %
64 %
67%
70 %
65
SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
(2)
(3)
(4)
23.
Terwujudnya
pengembangan
pengolahan informasi
permintaan pasar atas
produksi peternakan
masyarakat
Tersedianya
informasi harga
komoditi hasil
peternakan yang
dapat diakses
oleh produsen
dan konsumen
Tingkat akurasi
informasi harga
komoditi hasil
peternakan dan
aksebilitasnya
oleh pelaku
usaha
Peternakan
57%
61 %
64 %
67%
70 %
24.
Terwujudnya
peningkatan
pengawasan dan
pembinaan thd pelaku
agribisnis peternakan
Pelaksanaan
kegiatan menjadi
tepat sasaran dan
berdaya guna
Laporan
monitoring dan
evaluasi
pemasaran
hasil produk
peternakan.
57%
61 %
64 %
67%
70 %
NO.
TUJUAN
(1)
Bertolak dari misi yang ditetapkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dan
diwujudkan pada akhir pelaksanaan Renstra Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah :
1. Terlaksananya kinerja aparatur dan tersedianya sarana penunjang pembangunan peternakan.
2. Tercapainya peningkatan kapasitas pelaku usaha peternakan dan tersedianya data, informasi
yang akurat dan akuntabel serta terlaksananya teknologi peternakan .
3. Terhindarnya Kabupaten Lima Puluh Kota dari penyakit hewan menular
4. Terwujudnya kawasan sentra produksi peternakan
5. Terlaksananya agribisnis peternakan yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
4.3.
tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan
efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana
untuk melakukan transformasi, reformasi dan perbaikan kinerja birokrasi. Strategi merupakan
langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Strategi harus dijadikan rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah. Rumusan
strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai dan
selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Strategi yang akan ditempuh dalam rangka melaksanakan kebijakan yang telah diuraikan
di atas adalah sebagai berikut:
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010 - 2015
66
Misi 1: Meningkatkan kinerja kelembagaan dan aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
dan sarana Penunjang Pembangunan Peternakan;
a.
Strategi
1. Mengembangkan dan membina serta memberdayakan struktur organisasi Dinas dan
UPTD
2. Meningkatkan penyediaan dan kualitas regulasi
3. Meningkatkan kualitas SDM Apatur Dinas
4. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana penunjang, baik untuk Dins maupun
untuk pembangunan peternakan
5. Meningkatkan koordinasi dan singkronisasi program dan kegiatan dengan Dinas
Petrnakan Provinsi dan Kementrian Pertanian
b. Kebijakan
1. Menyusun struktur organisasi yang profesional dan akuntabel
2. Mengembangkan mekanisme kontrol/pengawasan yang efektif terhadap pelaksanaan
program dan anggaran
3. Melaksanakan penataan dan kualitas pelayanan publik
4. Melakukan penataan asset dan barang habis pakai agar pemanfaatanya berdaya
guna, berhasil guna dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Meningkatkan kualitas dan sistim rekruitmen aparatur
6. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman aparatur melalui Diklat penjenjangan
dan Diklat Fungsional/Bimbingan Teknis
Misi 2: Meningkatkan kapasitas pelaku usaha peternakan, penyediaan data dan informasi serta
tekhnologi peternakan
a. Strategi
1. Menyusun standar/kriteria pembentukan kelembagaan usaha peternakan
2. Melakukan surevy untuk updating data dan informasi peternakan
3. Menyediakan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
4. Melakukan desiminasi teknologi peternakan tepat guna kepada kelompok tani
ternak/peternak
b.
Kebijakan
1. Meningkatkan koordinasi tentang pembinaan kelembagaan dengan instansi terkait
seperti BP4K,Distanhorbun,dll
67
Strategi
1. Mendorong penongkatan kualitas mutu genetic ternak
2. Mendorong peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pembibitan ternak
3. Pengawasan bibit ternak dan mutu pakan ternak yang digunakan pelaku usaha
peternakan
4. Mengoptimalkan
pemanfaatan
pembudidayaan ternak
RENSTRA DISNAKKESWAN 2010 - 2015
68
Kebijakan
1. Pengadaan sarana dan prasarana pembibitan ternak dan meningkatkan pelayanan kepada
peternak dan pelaku usaha peternakan
2. Meningkatkan monitoring, evaluasi serta supervise terhadap bibit ternak yang ada
pelaksanaan kawasan ternak.
3. Melaksanakan penelitian, pengolahan dan kaji terap untuk pemanfaatan sumber daya lokal
yang ada.
4. Meningkatkan koordinasi dan sinkrinisasi dengan pihak terkait dalam peningkatan populasi
dan produktifitas ternak, seperti dengan BIBI Tuah Sakato, BPTU-SP dan pihak terkait
lainnya.
5. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dengan pihak terkait dalam hal pengawasan dan
pengendalian pemotongan ternak betina produktif.
Misi 5. Meningkatkan agribisnis peternakan yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
a. Strategi
1. Meningkatkan Sumber Daya Masyarakat Peternak, kelompok dan pelaku pengolah hasil
melalui pelatihan, bimbingan teknis dan workshop.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi peternakan dan hasil olahan peternakan
3. Memberikan informasi dan rekomendasi kepada kelompok/peternak/pelaku pengolah hasil
untuk memperoleh akses permodalana yang bersumber dari pemerintah dan per-bankan
4. Pengembangan jaringan kerjasama dan promosi hasil produksi peternakan
5. Meningkatkan fasilitas pasar produksi hasil peternakan dan outlet pemasaran produk
olahan hasil peternakan
6. Menyediakan biaya operasional pasar produksi peternakan dan produk olahan hasil
peternakan
b. Kebijakan
1. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk pemberian rekomendasi izin usaha
dan permodalan bagi pelaku agribisnis peternakan
69
2. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait untuk pengembangan kemitraan inti dan
plasma.
3. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait untuk peningkatakan
produksi dan promosi produk peternakan
4. Memfasilitasi pertemuan antara pelaku agribisnis peternakan secara berkala dan menjalin
kerjasama secara professional
5. Meningkatkan pembangunan dan perawatan sarana prasarana pasar produksi peternakan
dan outlet produk olahan hasil peternakan
6. Meningkatkan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan izin usaha peternakan,
pemanfaatan dana oleh pelaku agribisnis yang telah di fasilitasi serta peningkatan mutu
dan pemasaran produk olahan hasil peternakan
70
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,
DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan perumusan rencana program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indifikatif.
Selanjutnya dapat dilihat pada matrik program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010-2015 yang
disertai kebutuhan dan/pagu indikatif.
71
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Sebagai ukuran capaian keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan bagian dari upaya
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas selama periode Renstra, perlu ditetapkan Indikatornya.
Indikator Kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota, dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
No
Indikator
Kondisi
Kinerja
pada awal
Periode
RPJMD
Tahun
2010
Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun
2014
Tahun
2015
2.
3.
Kondisi
Kinerja
pada
akhir
Periode
RPJMD
72
73
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010-2015 disusun sebagai acuan dan
pedoman perencanaan pembangunan bidang peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota yang
bersifat teknis dan strategis untuk 5 (lima) tahun kedepan.
Guna menjadikan dokumen ini sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sangat
diperlukan komunikasi dan diskusi yang mendalam baik yang bersifat internal dengan masingmasing bidang di SKPD ini dan diskusi dengan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dan
stakeholders peternakan lainnya. Hal ini telah dan sedang dilaksanakan. Diharapkan pada
Rancangan Akhir Renstra SKPD dan penetapan Renstra-SKPD dapat disajikan sesuai dengan
aturan. Rencana Strategis ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Demikianlah Rencana Strategis ini disusun agar dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam
pengambilan kebijakan dan pedoman pelaksanaan Program dan Kegiatan lima tahun mendatang.
75
TABEL V-1
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Tujuan
Sasaran
Indikator
Sasaran
Kode
Program dan
Kegiatan
Indikator
Kinerja
Program
(Outcome)
dan
Kegiatan
(Output)
6
Data
capaian
pada
tahun
Awal
Perencan
aan
7
target
8
80%
100
Tahun 2011
Tahun 2012
Rp
9
target
10
Tahun 2013
Rp
11
target
12
Tahun 2014
Rp
13
target
14
Kondisi
Kinerja
Pada Akhir
Periode
Renstra
SKPD
Tahun 2015
Rp
15
target
16
Rp
17
target
18
Unit
Kerja
SKPD
PenangGung
Jawab
Rp
19
20
Lokasi
21
Terlaksananya
administrasi kantor
dengan baik
Terwujudnya
kelancaran surat
menyurat
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
21 01
Output :
Tersedianya benda pos
berupa materai
450,000
lbr
200
lbr
600,000
207
lbr(147
lbr,3000, 60 lbr
6000)
801,000
350
lbr (306
lbr,3000, 180 lbr
6000)
1,998,000
500
lbr (400
lbr,3000, 100
lbr 6000)
5,649,000 Disnak-
Outcome :
Terlaksananya surat
menyurat dengan baik
Terwujudnya
penyediaan jasa
lancarnya komunikasi
komunikasi, sumber penyediaan listrik dan air
Terwujudnya
penyediaan jasa
administrasi
Penyediaan jasa
21 01 02 komunikasi, sumber daya
air dan listrik
Keswan
Output :
Tersedianya penerangan, air
bersih dan lancarnya
komunikasi dinas
80%
1 tahun
24,000,000 1 tahun
28,940,000 1 tahun
42,071,050 1 tahun
45,000,000 1 tahun
90%
1 tahun
82,500,000 1 tahun
100,800,000 1 tahun
124,800,000 1 tahun
196,080,000 1 tahun
65%
1 tahun
5,800,000 1 tahun
1,000,000 1 tahun
2,554,550 1 tahun
7,500,000 1 tahun
70%
1 tahun
11,210,000 1 tahun
10,875,000 1 tahun
53,533,000 1 tahun
40,000,000 1 tahun
Outcome :
Lancarnya komunikasi, air
bersih danpenggunaan listrik
kantor
Lancanya administrasi keuangan
di Disnak keswan
Penyediaan jasa
21 01 07 administrasi keuangan
Output :
Tersedianya honorarium
aparatur kegiatan dinas
Outcome :
Terlaksananya pelayanan
keuangan dan fasilitasnya
Terwujudnya
kebersihan kantor
21 01 08 Penyediaan jasa
kebersihan kantor
Output :
Tersedianya Alat Tulis Kantor
Outcome :
Lancanya pelayanan
administrasi kantor
RENSTRA
SKPD DISNAKKESWAN 2011 - 12015
21 01
Tersedianya barang Terpenuhinya kebutuhan cetak
cetakan dan
panggandaan
dan penggandaan
5
11 Penyediaan barang
cetakan dan penggandaan
Lancarnya
komunikasi lewat
45,000,000 telepon, air bersih
dan penerangan
listik kantor
terpenuhi
185,011,050 DisnakKeswan
Pyk
604,180,000 DisnakKeswan
Pyk
7,500,000 Terwujudnya
kebersihan kantor
dan pekarangannya
sehingga
menimbulkan
kenyamanan dalam
bekerja
24,354,550 DisnakKeswan
Pyk
53,533,000 Lancarnya
pelayananan adm
perkantoran karena
keb ATK dapat
terpenuhi
169,151,000 DisnakKeswan
Pyk
100,000,000 Terlaksananya
pelayanan
keuangan dan
fasilitasnya melalui
penyediaan honor
petugas
Output :
Terlayaninya kebersihan
kantor
Tersedianya alat
tulis kantor
Pyk
6
Output :
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Penyediaan barang
cetakan dan penggandaan
70%
1 tahun
70%
1 paket
75%
497 porsi
7,254,950 1 tahun
4,600,000 1 paket
4,199,950 1 tahun
10,935,000
1 paket
8,497,500
1525 porsi
13,640,000 1 tahun
15,000,000 1 tahun
30,620,000
25,000,000
1 paket
30,000,000
1500 porsi
1 paket
Outcome :
Terwujudnya kelancaran
dalam melaksanakan
pekerjaan
Tersedianya makan
dan minum rapat
Terpenuhinya makan dan minum
dan tamu Disnak- rapat dan tamu Disnak-Keswan
Keswan
Output :
8,517,000
843 porsi
Tersedianya kebutuhan
makan dan minum rapat dan
tamu Disnak
15,000,000 Terpenuhinya
kebutuhan barang
cetakan dan
penggandaan
berdasarkan rasio
kebutuhan sehingga
Terpenuhinya
30,000,000
kebutuhan peralatan
dan perlengkapan
kantor dalam
memberikan
pelayanan
25,000,000
Tepenuhinya
kebutuhan makan
dan minum dalam
pelaksanaan rapat
dan pelayanan tamu
dinas
55,094,900 DisnakKeswan
Pyk
87,539,500 Disnak-
Pyk
Keswan
Outcome :
Terlayaninya makan dan
minum rapat dan tamu
Tersedianya dana
perjalanan daerah
didalam dan diluar
Kab. Lima Puluh
Kota
Meningkatnya
kinerja aparatur
Output :
Terlaksananya perjalanan
dinas di dalam dan luar
daerah dengan lancar
70%
1 tahun
54,370,000 1 tahun
98,940,000 1 tahun
178,815,000 1 tahun
125,000,000 1 tahun
Outcome :
Lancarnya pelaksanaan
kegiatan di dalam dan luar
daerah
21 02
Tersedianya
kendaraan jabatan
21 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional
Output :
Tersedianya mobil untuk
kepala dinas
Output :
Tersedianya biaya
operasional kendaraan
dinas/operasional
Outcome :
Lancarnya mobilitas kegiatan
dinas
635,940,000 Disnak-
Pyk
Keswan
Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
1 bh
75%
389,140,000
1 bh
Outcome :
Lancarnya mobilitas kegiatan
dinas
Tersedianya dana
pemeliharaan
65%
1 tahun
56,890,000 1 tahun
56,580,000 1 tahun
90,930,400 1 tahun
100,000,000 1 tahun
Tersedianya mobil
300,000,000 jabatan kepala dinas
untuk menunjang
kelancaran tugas
dan fungsi dinas
110,000,000 Terpeliharanya
kondisi kendaraan
dinas dalam
keadaan baik untuk
menunjang tugas
operasional dinas
689,140,000 Disnak-
Pyk
Keswan
414,400,400 DisnakKeswan
Pyk
2
Tersedianya dana
untuk rehabilitasi
gedung kantor
3
Terpeliharanya gedung kantor
4
5
21 02 42 Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor
6
Output :
Terealisasinya rehab kamar
mandi dan WC
Disnak,Gedung ktr UPT
10
10%
1 unit
12
11
55,072,550
1 unit
14
13
40,000,000
1 unit
16
15
30,000,000
1 unit
Outcome :
Terwujudnya gedung kantor
yang nyaman
Menciptakan
kedisiplinan dan
keseragaman
aparatur dalam
berpakaian dinas
Tersedianya
pakaian dinas
harian dan
perlengkapannya
21 03
Output :
Tersedianya pakaian dinas
harian dan perlengkapannya
60%
103
stel
26,300,000
103
stel
26,300,000
103
stel
52,225,000
140
stel
70,000,000
140
stel
Outcome :
Terwujudnya tertib berpakaian
dinas aparatur DisnakKeswan
Meningkatkan
kualitas sumber
daya aparatur
Meningkatkan
pengembangan
sistem pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
Terlaksananya
peningkatan SDM
aparatur
Tersusunnya
Terwujudnya laporan monev dan
laporan monev dan bahan perencanaan
bahan perencanaan
Disnak Keswan
18
40,000,000
Terpeliharanya
gedung dan
halaman kantor
sehingga
menimbulkan
kenyamanan dalam
bekerja
165,072,550 DisnakKeswan
Pyk
80,000,000 Terpenuhinya
kebutuhan pakaina
dinas pegawai
sehingga akan
mendorong
semangat kerja
254,825,000 DisnakKeswan
Pyk
19
20
21
Program peningkatan
disiplin aparatur
1
Terwujudnya tertib berpakaian
dinas aparatur Disnak-Keswan
17
Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
21 05
Output :
Tersedianya dana pelatihan
aparatur
Outcome :
Terlaksananya peningkatan
SDM aparatur
65%
1 tahun
7,500,000 1 tahun
4,500,000 1 tahun
46,985,000 1 tahun
50,000,000 1 tahun
55,000,000 Terpenuhinya
kebutuhan
pendidikan dan
pelatihan formal
bagi PNS sehingga
akan meningkatkan
kapasitas pegawai
75%
1 tahun
8,372,200 1 tahun
5,000,000 1 tahun
15,860,000 1 tahun
45,000,000 1 tahun
75%
Penumbuhan
kelp 20 klp
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
21 06
21 06 01 Penyusunan laporan
Output :
capaian kinerja dan ikhtisar - Tersusunnya laporan monev
pelaksanaan program dan
realisasi kinerja SKPD
kegiatan APBN dan APBD
tersusunnya bahan
- perencanaan baik APBN
maupun APBD
Outcome :
- Laporan monev pelaksanaan
program dan kegiatan APBD
- tersusunnya bahan
perencanaan baik APBN
maupun APBD
Meningkatnya
kelembagaan
petani
Tersedianya
kelompok tani
sebagai wadah
pembangunan
sektor peternakan
1 21 05
1 21 05
Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
16 Peningkatan kemampuan
lembaga petani
Output :
- Terlaksananya pembinaan
kelompok tani sebanyak 20
kelompok setiap tahun
Outcome :
- Terlaksananya pertemuan
dan pembinaan kelompok
kenaikan kelas
kelp 10 kelp
69,940,000 Penumbuhan
kelp 20 klp
kenaikan kelas
kelp 15 kelp
34,231,000 Penumbuhan
kelp 20 klp
kenaikan kelas
kelp 15 kelp
30,000,000 Penumbuhan
kelp 20 klp
kenaikan kelas
kelp 15 kelp
175,000,000 Penumbuhan
kelp 20 klp
kenaikan
kelas kelp 15
kelp
10
11
12
13
14
126,860,000
13 kecamatan
15
16
17
18
19
20
21
(1.23) - STATISTIK
Program Pengembangan
Data / informasi / Statistik
Daerah
Meningkatkan
validitas data
peternakan
Output :
Meningkatkan
kesehatan
Hewan /ternak
dan terkendalinya
penyakit hewan
menular secara
bertahap
Terlaksananya
pencegahan,penan
ggulangan penyakit
ternak dan
terkendalinya kasus
Rabies, SE, AI dan - Melaksanakan survailains
penyakit hewan
penyakit hewan/ternak
lainnya
20%
13 Kecamatan
2 01
21 01 Pendataan masalah
peternakan
output
Terlaksananya survailen
- penyakit hewan
75%
1400
107,098,750
ekor
2 01
- Melaksanakan sosialisasi
AI,Rabies
- Terlaksnanya
Penanggulangan Penyakit
Reproduksi Ternak
- Melaksanakan Pengobatan
ekor
honor
12 bln
70%
- Melaksanakan pembangunan
5000
209,359,900
dosis
1500
45,000,000
ekor
honor
12 bln
1500
175,000,000
ekor
1500
ekor
honor
12 bln
honor
12 bln
13000
167,590,850
20000
20000
300,000,000
20000
dosis
dosis
dosis
78 kali
100 kali
100 kali
100 kali
400
ekor
1000
ekor
1500
ekor
1500
ekor
1500
ekor
2 unit
1 unit
857,865,000
2 unit
(APBN)
- Terlaksanaya peningkatan
kopetensi SDM Puskeswan
60,000,000
dosis
- Tersedianya sarana
transportasi dan komunikasi
Terlaksananya
puskeswan dan peralatan
Pelayanan Prima di
secara bertahap
Pusat Kesehatan
Hewan
- Menyediakan sarana komunikasi
dan transportasi
- Menyediakan sofwer dan program
untuk recording penyakit hewan
- Melaksanakan peningkatan
kopetensi SDM Puskeswan
63,000,000
175,000,000 Terlaksananya
kegiatan surveilen
serologis
penyakit hewan
/ternak
Terlaksananya pembangunan
puskeswan dan peralatan
secara bertahap
200
Terdeteksi penyakit
hewan secara dini
Terpetakan keadaan
penyakit
hewan/ternak
Tersedianya buku
- Terlaksnanya sosialisasi
Penyakit hewan
4 orang
912,450,000
2 unit
(APBN)
436,750,000
(APBN)
1,250,000,000
2 unit
(APBN)
7unit
1 unit
7 unit
2 unit
2 unit
10 0rang
10 0rang
10 0rang
300,000,000
1,250,000,000
4,270,315,000
(APBN)
(APBN)
2 unit
10 0rang
outcome
- Tersedianya bangunan dan
peralatan puskeswan
- Tersedianya sarana
transportasi dan komunikasi
- Tersedinya sofwer dan
program untuk recording
penyakit hewan puskeswan
memiliki SDM yang telah
berkopetensi dalam bertugas
01 21 03 Pemusnahan ternak yang
output
terjangkit penyakit endemik - Terlaksananya pemusnahan
/eliminasi anjing-anjing liar
unggas Positif AI
500,000,000 13 kecamatan
(2.01) - PERTANIAN
2 01 21 01 Program pencegahan dan
penanggulangan
penyakit ternak Kegiatan
500,000,000
13 kecamatan
outcome
- Terdeteksi penyakit hewan
secara dini
185,350,000 13 Kecamatan
Penyusunan dan
Pengumpulan Data
Statistik Daerah
Terlaksananya pemusnahan
unggas positif Avian Infuenza
(AI)
6
outcome
60%
1000
ekor
147,135,350
2600
ekor
25,000,000
3000
ekor
40,000,000
3000
ekor
175,000,000
3000
ekor
2000
2000
2000
2000
ekor
ekor
ekor
ekor
10
11
12
13
14
15
16
175,000,000
17
18
19
20
21
Termusnahkan /eliminasi
hewan hewan penular rabies
- Terputuskannya mata rantai
penyebaran virus AI
Melaksanakan pengawasan
01 21 04 Pengawasan perdagangan
output
- Terlaksananya pengawasan
lalulintas hewan/ternak ,BAH
dan HBAH
- Terlaksnanya pengawasan
dan pembinaan Kesmavet
Terlaksananya sosialisasi
- Good Farming Practices
60%
60,728,000
3 cek
50,640,000
3 cek
45,000,000
3 cek
200,000,000
3 cek
poin
poin
poin
poin
2
sampel
20
120
sampel
50
200
sampel
100
200
sampel
100
200
sampel
100
peternak
peternak
peternak
peternak
peternak
200,000,000
outcome
-
Terawasinya masuknya
penyakit hewan berasal dari
luar daerah
Peningkatan SDM
Petugas
Program Peningkatan
Produksi Hasil
Peternakan
01
22
01
75%
- Peningkatan pendapatan
petani peternak
321,785,000
Frozen semen
19000 dosis,
terlatihnya 2
orang petugas
PKB dan 1
ATR, 1 orang
Inseminator
dan terbangun
POS IB
225,324,950
Frozen semen
19000 dosis,
terlatihnya 2
orang petugas
PKB dan 1 ATR,
1 orang
Inseminator dan
350,000,000 terbangun POS
IB
(APBN)
750,000,000
16,681,000 Terlaksananya
PKB dan
Recording
sebanyak 5000
(APBD)
ekor
sapi,peningkat
an mutu
genetik dan
Produktivitas
ternak
40,205,000
Terlaksananya
PKB dan
Recording
sebanyak
(APBD)
1000 ekor
sapi,peningkat
300,000,000 an mutu
genetik dan
Produktivitas
(APBN)
ternak
29,200,000
50,000,000
300,000,000
(APBN)
400,000,000
(APBN)
- Terlaksananya IB dan ET
- Adanya Sarana Operasional
IB dan ET
01
Terlaksananya
Terlaksananya Recording Ternak
Pemeriksaan
Kebuntingan untuk Terlaksananya Pemeriksaan
menilai
Kebuntingan
keberhasilan IB.
Tersedianya sarana
dan prasarana
penunjang sarana
perbibitan
- Terbangunnya Pos IB di 3
kecamatan
output
Adanya recording ternak yang
baik dan produksi dengan
baik
outcome
- Tersedianya pakan ternak yg
berkualitas
- Tersedianya sarana dan
prasarana perbibitan
- Terlaksananya PKB untuk
memantau keberhasilan IB
65%
Terlaksananya
PKB dan
Recording
sebanyak 1000
ekor
sapi,peningkatan
mutu genetik
dan
Produktivitas
ternak
Terlaksananya
PKB dan
Recording
sebanyak
(APBD)
10000 ekor
sapi,peningkata
300,000,000 n mutu genetik
dan
Produktivitas
(APBN)
ternak
(APBD)
600,000,000
(APBN)
Frozen
semen 19000
dosis,
terlatihnya 2
orang
petugas PKB
dan 1 ATR, 1
orang
Inseminator
dan
terbangun
POS IB
732,782,050
terjadinya
2,209,286,000 Disnak- Kab. Lima
peningkatan
Keswan Puluh Kota
populasi,tersedianya
fozen semen
92.000, tenaga PKB
10 orang,5 orang
ATR dan 2 orang 1,886,000,000
500,000,000 tenaga TE, populasi
sapi
100.000 ekor
(APBN)
(APBN)
dan kerbau 35.000
ekor
Terlaksanany
a PKB dan
Recording
sebanyak
10000 ekor
sapi
,peningkatan
mutu genetik
dan
Produktivitas
ternak
50,000,000
(APBD)
600,000,000
(APBN)
1,800,000,000
(APBN)
2
3
Penyebaran Bibit
Tersebarnya bibit ternak yang
Ternak kepada
bekualitas kepada masyarakat
masyarakat melalui
Kelompok
4
2
01
5
22 03 Pendistribusian Bibit
Ternak Kepada
Masyarakat
6
Output :
- Meningkatnya pendapatan
- peternak
Meningkatnya
populasi ternak
Outcome
:
- Tersebarnya bibit ternak
kepada masyarakat
- Berkembangnya usaha
peternakan
Terlaksananya
pengawasan mutu
pakan ternak
01
Output :
Tersedianya pakan ternak
yang berkualitas dan ternak
dapat berproduksi dengan
baik
7
8
55% Tersebarnya
bibit ternak
untuk Kelompok
tani ternak dan
peningkatan
populasi ternak
serta
meningkatanya
kesejahteraan
Peternak
45%
Outcome :
- Tersedianya bahan pakan
ternak yang berkualitas
- Terawasinya pakan ternak
yang beredar
9
11
10
12
47,110,400 Tersebarnya
88,589,500 Tersebarnya
bibit ternak
bibit ternak
450,000,000 untuk
2,721,570,500 untuk
Kelompok tani
Kelompok tani
(APBN)
(APBN)
ternak dan
ternak dan
peningkatan
peningkatan
populasi ternak
populasi
serta
ternak serta
meningkatanya
meningkatany
kesejahteraan
a
Peternak
kesejahteraan
Peternak
7,570,500 Terawasinya
19,865,500 Terawasinya
pakan ternak
pakan ternak
yang beredar,
yang beredar,
terbinanya
terbinanay
kelompok tani
kelompok tani
1,083,500,000
ternak dalam
ternak dalam
(APBN)
masalaha
masalaha
pakan ternak
pakan ternak
dan
dan
termanfaatkan
termanfaatkan
nya bahan
nya bahan
baku pakan
baku pakan
lokal
lokal
Terawasinya
pakan ternak
yang beredar,
terbinanya
kelompok tani
ternak dalam
masalah pakan
ternak dan
termanfaatkanny
a bahan baku
pakan lokal
01
22 06 Pembelian dan
output
Pendistribusian Vaksin dan - Terlaksananya pembelian
Pakan Ternak
vaksin rabies dan SE
- Terlaksnanya penataan dan
70%
5000
dosis
10,390,000
Terwujudnya
pengembangan
agribisnis
peternakan yang
berbasis Nagari
- Terwujudnya
keikut sertaan
peternak dan
pengolah hasil
dalam acara
pameran gelar
agribisnis
- Berkembangnya
agribisnis
peternakan yang
berbasis Nagari
- Adanya perkembangan
agribisnis yang berbasis Nagari
- Adanya peningkatan motivasi
peternak dan pengolah hasil
- Meningkatnya pengetahuan
masyarakat dibidang
peternakan dan pengolahan
hasil
15%
13000
dosis
30 Ps dan
23,000,000
20000
dosis
50 Ps
13
14
27,615,000 Tersebarnya
bibit ternak
1,000,000,000 untuk
Kelompok tani
(APBN)
ternak dan
peningkatan
populasi ternak
serta
meningkatanya
kesejahteraan
Peternak
18,360,050
Terawasinya
pakan ternak
yang beredar,
terbinanay
kelompok tani
750,000,000
ternak dalam
(APBN)
masalaha
pakan ternak
dan
termanfaatkann
ya bahan baku
pakan lokal
35,000,000
20000
dosis
50 Ps
15
17
19
21
16
18
20
75,000,000 Tersebarnya
75,000,000 adanya peningkatan 313,314,900 Disnak- Kab Lima
bibit ternak
populasi ternak
Keswan Puluh
Kota
1,000,000,000 untuk
1,000,000,000 pada 21 kelompok 6,171,570,500
Kelompok
tani ternak
(APBN)
(APBN)
(APBN)
tani ternak
dan
peningkatan
populasi
ternak serta
meningkatany
a
kesejahteraan
Peternak
50,000,000 Terawasinya
pakan ternak
yang beredar,
terbinanay
kelompok tani
50,000,000
ternak dalam
(APBN)
masalaha
pakan ternak
dan
termanfaatka
nnya bahan
baku pakan
lokal
150,000,000
20000
dosis
50 Ps
depo Obat
depo Obat
depo Obat
depo Obat
hewan
hewan
hewan
hewan
1x
setahun
25 peternak /
kelp
43,462,000
1x
setahun
25 peternak /
kelp
250,000,000
1x
setahun
105 peternak
/ kelp
150,000,000
kota
- Meningkatnya
pelaku
- Meningkatnya
agribisnis di kab
LPK yg berbasis
nagari
543,462,000 Disnakkeswan
Ditentukan
kemudian
Kab.Lima
Puluh Kota
1
- Terwujudnya
peningkatan
bantuan modal
usaha bersubsidi
yang didapatkan
oleh peternak,
kelompok dan
pengolah hasil
dari pemerintah
dan perbankan
2
- Meningkatnya
usaha yang
dilaksanakan dan
pengolah hasil
10
12
11
14
13
16
15
17
18
19
20
21
Output:
- Terlaksananya keikutsertaan
dlm acara gelar agribisnis
nasional
- Terlaksananya penyaluran /
pemberian rekomendasi
kepada pelaku usaha
peternakan dlm mendapatkan
dana subsidi pemerintahdan
perbankan lainnya
Program Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi Peternakan
Terwujudnya
- Berkembangnya
pengembangan inovasi teknologi di - Adanya perkembangan inovasi
2 01
teknologi
bidang peternakan
peternakan dan dan pengolah hasil teknologi terapan peternakan dan
pengolah hasil
pengolah hasil
peternakan dan
pengembangan
- Adanya perluasan jaringan
pemasaran hasil
- Bertambah luas jaringan
pemasaran produksi peternakan
produksi
pemasaran hasilo produksi
dan pengolahan hasil
peternakan
peternakan
Penelitian dan
23 01 pengembangan
pemasaran hasil produksi
Output:
-
peternakan
-
Terlaksananya keikutsertaan
dlm acara gelar agribisnis
nasional
0 4 paket
150,000,000 4 paket
Terlaksananya penyaluran /
pemberianrekomendasi
kepada pelaku
usahapeternakan dlm
mendapatkan danasubsidi
pemerintahdan
perbankanlainnya
Outcome:
300,000,000
100,000,000 Terlaksananya
kerjasama regional
dan nasional dlm
bidang penyediaan
hsl produksi ternak
200,000,000 Disnak-
Disnak-
Kab.
keswan
lima
puluh
kota
Meningkatnya motivasi
masyarakat untuk berusaha di
bidang agribisnis peternakan.
- Meningkatnya pengetahuan
masyarakat dibidang
peternakan dan pengolahan
hasil
Terwujudnya
- Meningkatnya produksi
- Adanya Peningkatan produksi hasil2 01 23 02 Fasilitasi kerjasama
Output
peningkatan
regional/nasional/
hasil peternakan
peternakan
Terlaksananya kesepakatan
pelaksanaan
internasional penyediaan
kerjasama dengan
fasilitasi
hasil produksi peternakan
- Meningkatnya industri
- Adanya peningkatan industri
pengusaha baik regional
kerjasama
komplementer
pengolah hasil peternakan
pengolah
maupun nasional
regional &
RT skala kecil dan
- Terlaksananya temu usaha
nasional di
bidang
menengah
kemitraan
peternakan &
Outcome
Terwujudnya kesepakatan
pengolah hasil
- kerjasama dgn pengusaha
baik regional maupun
nasional.
- Meningkatnya produksi hasil
peternakan
Terwujudnya
- Tersedianya pasar - Adanya pasar produksi hasil
2 01 23 03 Pembangunan sarana dan
Output :
pembangunan
produksi hasil
prasarana pasar produksi peternakan yang representatif
sarana &
peternakan yang
hasil peternakan
- Adanya perkembangan akses
Terlaksananya pembangunan
prasarana untuk representatif.
pasar produksi hasil
- Berkembangnya
pemasaran produksi hasil
pemasaran
peternakan beserta sarana
akses pemasaran
produksi hasil
peternakan sbg fasilitas
dan prasarana penunjang
produksi hasil
peternakan
peternakan
untuk menjual hasil ternak
outcome:
- Tersedianya pasar produksi
hasil peternakan beserta
sarana & prasarana
penunjang
30%
---
15%
1 tahun
26,060,000 -
100,000,000 1 kali
- 2 lokasi
1 unit
395,200,000
(APBN)
keswan
- Kab.Lima
Puluh Kota/
- ditentukan
kemusian
101,060,000 Disnakkeswan
Kab.
lima
puluh
kota
1
- Terwujudnya
pembangunan
pusat2 etalase
/eksibisi /promosi
atas produk
olahan
peternakan.
2
- Tersedianya
kawasan sebagai
pusat penjualan
promosi produk
olahan peternakan
- Terlaksananya
penataan tempat
penjualan/ promosi
produk olahan
3
- Adanya lokasi/kawasan yang
menjadi pusat penjualan dan
promosi produk olahan.
4
5
6
01 23 04 Pembangunan pusat-pusat
Output:
etalase/eksibisi/promosi
atas hasil produksi
Terlaksananya pembangunan
peternakan
pusat-pusat promosi dan
pemasaran hasil produksi
peternakan.
7
10%
8
-
10
12
11
14
13
2 unit
16
15
50,000,000 1 unit
18
17
25,000,000 - Tersedianya outlet outlet yg
mempromosikan &
menjual hasil
olahan peternakan
20
19
75,000,000 Disnakkeswan
21
Kab.
lima
puluh
kota
Outcome :
- Tersedianya tempat yang
menjadi pusat
penjualan/promosi atas hasil
produksi peternakan
- Meningkatnya
transaksi penjualan
produk olahan
Terwujudnya
pemeliharaan &
perawatan
sarana dan
prasarana pasar
produksi
peternakan
1 lokasi
24,440,000 2 lokasi
30,705,000 2 lokasi
50,000,000 2 lokasi
Terwujudnya
upaya
peningkatan
promosi hasil
produksi
peternakan
unggulan
Terwujudnya
penyuluhan
pemasaran
produksi
peternakan dan
hasil olahan
01 23 08 Penyuluhan pemasaran
produksi peternakan
Kab.
lima
puluh
kota
150,000,000 Disnakkeswan
Kab.
lima
puluh
kota
Meningkatnya
kenyamanan &
transaksi di pasar
produksi hasil
peternakan
---
1 unit
50,000,000 2 unit
50,000,000 2 unit
70%
2 kali
207,767,000 2 kali
214,451,550 4 kali
163,592,800 4 kali
250,000,000 4 kali
1.Dikenalnya
250,000,000 produksi peternakan 1,085,811,350 Disnak& produk olahan
keswan
peternakan
unggulan Kab. Lima
Puluh Kota.
2. Bertambahnya
jaringan pemasaran
produksi peternakan
dan produk olahan
hasil peternakan.
- Kab.Lima
Puluh Kota/
Ditentukan
kemudian
- Berkembangnya jaringan
pemasaran peternakan dan
hasil olahan
Output:
Terselenggaranya sosialisasi
pemasaran hasil peternaka
dan olahannya kepada
peternak dan pengolah hasil
Outcome:
-
155,145,000 Disnakkeswan
25%
Meningkatnya pengetahuan
masayrakat mengenai seni
memasarkan produksi hasil
peternakan dan hasil
olahannya
25%
2 kali
50,000,000 2 kali
50,000,000 Semakin
meningkatnya
jaringan pemasaran
produksi
peternakan yang
dihasilkan oleh
peternak dan
pengolah hasil
100,000,000 Disnakkeswan
Kab.
lima
puluh
kota
1
Terwujudnya
pembangunan
pusat-pusat
penampungan
produksi hasil
peternakan
masyarakat
2
Terlaksananya
pembangunan
sarana dan
prasarana tempat
penampungan
produksi
peternakan dan
hasil olahan
3
- Adanya tersedia tempat utk
2
menampung produksi peternakan
dan hasil olahan sebelum
diolah/dipasarkan.
4
5
6
01 23 09 Pembangunan pusat-pusat
Output:
penampungan produksi
Terlaksananya pembanguna
hasil peternakan
pusat-pusat penampungan
masyarakat
produksi hasil peternakan
masyarakat.
Outcome:
- Tersedianya sarana dan
7
---
9
-
10
11
12
13
14
15
1 unit
16
17
19
18
20
200,000,000 - Tersedianya tempat-tempat
200,000,000 Disnakpenampungan produksi hasil
keswan
peternakan yang dihasilkan
oleh masyarakat
21
Kab.
lima
puluh
kota
Pengolahan informasi
- Terpantaunya harga- komoditi
Adanya pemantauan terhadap harga
2 01 23 10 permintaan pasar atas
hasil produksi peternakan
masyarakat
peternakan produk olahan
komoditii peternakan
- Tersedianya
- Adanya informasi harga pasar
informasi pasar
yg dapat diakses oleh peternak
untuk komoditi
& pengolah hasil.
peternakan dan
produk olahan
Terwujudnya
pelaksanaan
penyuluhan
distribusi
pemasaran
produksi
peternakan dan
hasil olahan
- Terlaksananya
penyuluhan kepada
peternak &
pengolah hasil
tentang distribusi
pemasaran hasil
peternakan dan
hasil olahan
01 23 11 Penyuluhan distribusi
pemasaran atas hasil
produksi peternakan
masyaraka
- Lancarnya
distribusi
pemasaran
produksi
peternakan dan
produk olahan.
Terwujudnya
pelaksanaan
penyuluhan
kualitas dan
teknis kemasan
produk olahan
- Terlaksananya
penyuluhan tentang
kualitas dan teknik
pengemasan
produk olahan
kepada pengolah
hasil
- Meningkatnya
kualitas kemasan
produk olahan
- Meningkatnya
daya tarik
konsumen untuk
membeli produk
olahan
Output:
-
20%
1 tahun
30,000,000 1 tahun
Terlaksananya pemantauan
harga pasar untuk komoditi
peternakan
Outcome:
Tersedianya informasi pasar
- utk komoditi peternakan
yang dapat diakses oleh
masyarakat
OutPut
- Terselenggaranya sosialisasi
distribusi pemasaran hasil
produksi peternakan kepada
masyarakat pengolah hasil
10%
12%
2 kali
100,000,000 Semakin
meningkatnya
jaringan pemasaran
produksi peternakan
yang dihasilkan oleh
peternak dan
pengolah hasil
50,000,000 2 kali
Outcome:
- Meningkatnya pengetahuan
masyarakat mengenai
distribusi pemasaran
produksi hasil peternakan
dan hasil olahannya
Output
- Terselenggaranya sosialisasi
ttg kualitas & teknis kemasan
kepada pelaku usaha
pengolah hasil peternakan
Outcome;
- Meningkatnya pengetahuan
masyarakat mengenai
kualitas dan teknis kemasan
hasil olahannya
8 Kecamatan
1
Terwujudnya
peningkatan
pelaksanaan
monitoring,evalua
si dan pelaporan
2
Meningkatnya
pengawasan dan
pembinaan kepada
peternak,kelompok
& pengolah hasil yg
mendapatkan
tambahan modal
usaha dr
Pemerintah maupun
dari Perbankan.
3
Adanya peningkatan
pengawasan dan pembinaan
kepada peternak,kelompok dan
pengolah hasil yang mendapat
tambahan modal usaha dari
pemerintah dan perbankan
4
5
01 23 13 Monitoring, evaluasi dan
pelaporan
6
Output"
-
7
25%
30%
Tersedia nya
TTG 2 paket
10
1 tahun
12
11
22,788,550 1 tahun
14
13
43,260,200 1 tahun
16
15
75,000,000 1 tahun
17
50,000,000
500,000,000 Terlaksananya
inovasi teknologi
peternakan tepat
guna sebanyak 19
paket
700,000,000
700,000,000
18
Kegiatan yang
dilaksanakan tepat
sasaran dan
bermanfaat bagi
kemakmuran &
kesejahteraan
masyarakat
20
19
21
191,048,750 Disnak- Kab. Lima
Keswan Puluh Kota
Terlaksananya koordinasi,
sinkronisasi lintas sektoral
bifdang perizinan,
permodalan dan pemasaran
Outcome:
Pelaksanaan kegiatan mnjd
tepat sasaran sehingga dpt
dimanfaatkan oleh msyrkt
2 01
24
2 01
24 01 Penelitian dan
pengembangan teknologi
peternakan tepat guna
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
Output :
- Tersedianya paket teknologi
tepat guna
Outcome :
- Terlaksananya
pengembangan teknologi
peternakan tepat guna
350,000,000
Tersedianya
Tersedianya sarana dan
prasarana dan
prasarana teknologi peternakan
sarana peternakan tepat guna
tepat guna
Tersedia nya
TTG 4 paket
60,000,000
700,000,000
(APBN)
2 01
Output :
- Terlaksananya pengadaan
alsinnak
Outcome :
- Tersedianya sarana dan
prasarana teknologi
peternakan tepat guna
35%
2 paket
182,535,000 3 paket
400,000,000
(APBN)
49,539,000 4 paket
400,000,000
(APBN)
(APBN)
(APBN)
66,670,000 4 paket
100,000,000 6 paket
400,000,000
(APBN)
400,000,000
(APBN)
(APBN)
600,000,000 Terlaksananya
pengadaan sarana
dan prasarana
peternakan tepat
guna sebanyak 19
600,000,000 paket
(APBN)
2,450,000,000
(APBN)
2,200,000,000
(APBN)
/SK/SKT/Disnak&Keswan/ 2012
TENTANG
Mengingat
ii
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan
atas Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota Nomor 3 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah
Tahun 2011 Nomor 117).
19. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 10 Tahun 2011
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh
Kota Tahun 2011 Nomor10).
20. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 14 Tahun 2011
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2010-2015.
21. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 81 tahun 2011 tentang Tugas
Pokok dan fungsi Eselon III dan Uraian Tugas Eselon IV pada Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota
22. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 4 tahun 2012 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Kerja Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
KESATU
:
:
KEDUA
iii
KEEMPAT
Payakumbuh
15 Juni 2012
iv
Lampiran
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
: PENDAHULUAN ............................................................................
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
29
2.3
33
2.4
39
47
47
Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
48
51
..........................
3.4
52
52
54
3.5
BAB IV
4.1
54
4.2
61
4.3
BAB V
66
71
72
: PENUTUP .....................................................................................
75
vi