Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum nekropsi pada DOC, yaitu :

1 buah pisau operasi (scalpel)


1 buah gunting bedah (tajam tumpul)
1 buah pinset
2 buah pisau bedah (besar dan kecil)
Spuit
Glove
Masker
Trash bag
Jarum Pentul
Alas sterofom

Sedangkan bahan yang digunakan untuk praktikum nekropsi pada DOC, yaitu :

1 ekor DOC
Air dingin
Alkolhol

3.2 Langkah Kerja


DOC
-

Diperiksa terlebih dahulu tubuh bagian luar dan diamati gejala klinis

tertentu.
Diperiksa secara teliti adanya parasit eksternal pada bulu dan kulit. Diamati
warna pial dan cuping telinga. Diperhatikan pula terhadap kemungkinan
adanya diare, leleran dari paru, nares dan mata serta kemungkinan adanya

kebengkakan dan perubahan warna daerah facial.


Dieutanasi dengan cara mematahkan leher pada persendian atlanto-

occipitalis, emboli udara kedalam jantung/foramen magnum.


Dibasahi dengan air terlebih dahulu untuk menghindari bulu tidak

berterbangan, karena hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran.


Dibaringkan pada bagian dorsal dan dibuat suatu irisan pada kulit di bagian
medial paha dan abdomen pada kedua sisi tubuh. Paha ditarik ke bagian
lateral dan diteruskan irisan dengan pisau sampai persendian coxo
femoralis. Irislah kulit pada bagian medial dari kaki / paha dan periksa otot

dan persendian pada daerah tersebut.


Dibuat irisan melintang pada kulit daerah abdomen, lalu kulit ditarik ke
bagian anterior dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorax sampai

mandibula. Irisan pada kulit juga diteruskan ke bagian posterior di daerah


-

abdomen.
Diperhatikan warna, kualitas, dan derajat dehidrasi dari jaringan sub-kutan

dan otot-otot dada.


Dibuat irisan pada otot di daerah brachialis (kiri dan kanan) untuk

memeriksa nervus dan plexus brachialis.


Dibuat irisan melintang pada dinding peritoneum, di daerah ujung sternum
(procesus xyphoideus) ke arah lateral. Di buat juga suatu irisan
longitudinal di daerah abdomen melalui linea mediana ke arah posterior

sampai daerah kloaka. Cara ini akan membuka cavum abdominalis.


Dibuat suatu irisan longitudinal melalui m. pectoralis pada kedua sisi
sternum sepanjang persendian kostokondral semua costae mulai dari
posterior ke anterior. Pada bagian anterior, irisan pada kedua sisi thorax
harus bertemu pada daerah rongga dada, setelah memotong tulang

choracoid dan clavicula. Cara ini akan membuka rongga dada.


Diperiksa kantung udara di daerah abdominalis dan thorakalis. Periksa juga
letak berbagai organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai
posisinya tanpa menyentuh organ tersebut. Jika akan mengambil sampel

untuk isolasi bakteri, jamur, virus harus dilakukan secara aseptis.


Diperhatikan kemungkinan terhadap adanya cairan, eksudat, transudat atau

darah di dalam rongga perut dan rongga dada.


Dikeluarkan saluran pencernaan dengan memotong oesophagus pada
bagian proksimal proventrikulus. Tarik seluruh saluran pencernaan ke arah
posterior dengan memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka.

Periksa bursa fabrisius terhadap abnormalitas tertentu.


Dikelurakan dan dilakukan pemeriksaan Hepar, lien
Dibuat irisan secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus,
intestinum

tenue,

coecum,

colon

dan

cloaka.

Periksa

terhadap

kemungkinan adanya lesi dan penyakit.


Dikeluarkan saluran reproduksi dan oviduct di iris secara longitudinal

kemudian periksa ovarium yang meliputi stroma dan folikelnya.


Diperiksa ureter dan ren pada posisinya. Organ tersebut dikeluarkan untuk

dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut.


Diperiksa nervus dan plexus ischiadichus setelah otot abductor pada bagian

medial paha dipisahkan.


Bangkai di balik hingga kepala menghadap operator.
Dibuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharynx, oesophagus

dan ingluvies. Periksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut.


Diperiksa glandula thyroidea dan parathyroidea di daerah trachea.

Diincisi secara longitudinal melalui larynx, trachea, bronkus sampai ke


pulmo. Organ tersebur dapat dikeluarkan secara bersamaan setelah pulmo
diangkat dari perlekatannya. Pemeriksaan pulmo terhadap ukuran, warna,

konsistensi bidang irisan dan uji apung.


Diperiksa jantung terhadap keadaan perikardium, ukuran, warna dan apek
cordis. Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui
atrium dan ventrikel kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah

ventrikel.
Paruh dipotong bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga

cavum nasi dan sinus infraorbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan.
Semua persendian diperiksa dengan membuat irisan pada kulit diantara
kaput dan sulkus persendian. Pemeriksaan tendo, khususnya tendo

gastrocnemius dan tendo flexor digitalis.


Untuk memeriksa otak, kulit dan tulang leher di daerah persendian diiris
sehingga foramen magnum dan medulla oblongata kelihatan. Otak dapat
dikeluarkan sebagai berikut : kulit di daerah kepala dibuka, kemudian
dibuat irisan dengan gunting dari foramen magnum ke arah os frontalis
yang membentuk sudut 40 pada kedua sisi tulang tengkorak. Selanjutnya
dibuat irisan melintang yang menghubungkan kedua sudut mata luar.
Melalui irisan tersebut tengkorak dibuka. Setelah tengkorak terbuka,
meninges di iris, kemudian bulbus olfactorius, nervi cranialis dipotong
sambil mengeluarkan seluruh bagian otak. Hypofisis cerebri yang masih

terlekat pada tulang tengkorak dikeluarkan dengan mengiris durameter


yang mengelilingi sella tursica. Sinus paranasales dan sinus lainnya
diperiksa dengan membuat suatu potongan melalui garis median hidung.

Hasil

LAPORAN
PRAKTIKUM PATOLOGI SISTEMIK DAN NEKROPSI
NEKROPSI PADA DOC

Oleh:
Nama

: Arnes Mardasella

NIM

: 135130107111027

Kelas

: 2013 C

Kelompok

: 07

Asisten

: Tim Patologi Sistemik dan Nekropsi

LABORATORIUM PATOLOGI SISTEMIK DAN NEKROPSI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Anda mungkin juga menyukai