PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia
adalah
sebuah
Negara
yang
memliki
banyak
sekali
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut
pandang penulisnya.
II.
Karakteristik Esai
III.
Bentuknya Prosa
Singkat
Memiliki gaya berbeda
Selalu tidak utuh
Memenuhi keutuhan penulisan
Bersifat personal
Page 2
IV.
V.
Tipe Esai
Esai personal/pribadi
Esai deskriptif
Esai naratif
Esai persuasif/argumentatif
Esai reflektif
Esai kritik
Esai cukilan watak
Esai ekspositoris
Esai dokumentatif
Dsb.
Pendahuluan
Latar belakang informasi, pernyataan umum, tesis, pengenalan subtopik isi.
ISI/Tubuh
Argumen-argumen subtopik yg didukung fakta/data menyajikan seluruh nformasi
atas subjek.
Penutup
Sintesis, simpulan, final comment.
VI.
7.
8.
menarik minat
Revisi draft dan susun secara baik.
Page 4
Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H tentang hak atas
lingkungan hidup yang baik bersih dan sehat, sudah sepatutnya masyarakat terbebas dari
bahaya buangan yang disebabkan pembangunan pabrik liar. Selain itu, pembangunan
pabrik pun harus disertai sosialisasi pada warga. Tentu saja sosialisasi tersebut harus
disertai IMB dan Amdal yang sudah disahkan oleh pemerintah.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik simpulan tentang bahaya limbah yang
ditimbulkan pabrik, khususnya pabrik tekstil. Selain limbah, pembangunan pabrik tekstil
pun dapat berdampak pada keberlangsungan hidup warga sekitar.
Referensi: Setiadi, dkk. (1999). Pengolahan limbah cair industri tekstil yang mengandung
zat warna AZO reaktif dengan proses gabungan anaerob dan aerob. Diakses dari :
http://ppprodtk.fti.itb.ac.id/tjandra/wpcontent/uploads/2010/04/PublikasiNo20.pdf&cd=3
&ved=0CDEQFjACusg=AFQjCNG4bk gEWaFDIpiBGVgGdeytdEDxDg
II.
Profile feature
How to do it feature
Science feature
Human interest feature
Page 5
Page 6
OPINI
1. Pengertian Opini
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) opini adalah pendapat, pikiran,
atau pendirian. Dalam Wikipedia disebutkan opini adalah ide atau pikiran untuk
menjelaskan
kecenderungan
terhadap
perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan
pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang
berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung
ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.
Pendapat seseorang terhadap suatu permasalahan bersifat subjektif karena belum
mendapat pengujian. Semua orang memiliki kebebasan untuk berpendapat tentang suatu
permasalahan, baik permasalahan pelaksanaan kekuasaan, penyalahgunaan dana,
pelanggaran etika, dll. Agar pendapat kita dilihat dan diketahui oleh publik, maka kita
dapat menggunakan forum opini yang ada di media massa khususnya media cetak.
Dalam media massa cetak terdapat forum yang menampung aspirasi masyarakat.
Siapa saja bisa menyampaikan tulisannya ke media massa cetak. Namun tetap harus
memerhatikan syarat dan ketentuan layak atau tidaknya suatu opini untuk dibaca oleh
pulik.
Melalui media cetak, para penulis dapat menyampaikan buah pikirnya terhadap
suatu permasalahan yang nantinya dapat dibaca oleh orang lain. Setiap orang bebas
berpendapat, namun tetap harus memerhatikan syarat dan ketentuan layak atau tidaknya
suatu opini dikonsumsi publik. Untuk itu kita perlu mengetahui teknik-teknik penulisan
opini.
Page 7
2.
benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan. Sementara opini merupakan pikiran atau
pendirian seseorang tentang sesuatu disertai alasan yang kuat.
Ciri-ciri fakta
1. dapat dibuktikan kebenarannya
2. bersifat obyektif
3. berdasarkan kenyataan
Contohnya
Ciri-ciri opini
1. Kurang dapat di pertanggung jawabkan atau dibuktikan
2. Bersifat obyektif
3. Berdasarkan perkiraan, kemungkinan, dan perasaan
Contoh kalimat opini
Menurut saya warna merah lebih bagus dibandingkan dengan warna lain.
Seharusnya kamu tidak menjahili teman kamu.
Page 8
3.
dari menulis pengalaman hidup, menulis karya sastra (puisi, pantun, syair,dll), menulis
opini, dan lainnya. Sebelum mengetahui teknik penulisan opini kita perlu mengetahui
perbedaan antara kalimat opini dan kalimat fakta. Karena dalam opini nantinya kita
menuliskan tentang pendapat kita terhadap suatu permasalahan.
Ciri-ciri kalimat opini adalah kurang dapat dipertanggung jawabkan atau
dibuktikan, bersifat objektif, dan berdasarkan perkiraan, kemungkinan, dan perasaan.
Contoh kalimat opini seperti: menurut saya, pelaksanaan pemerintahan di Kota Banda
Aceh sudah bagus, warna merah lebih menarik dibandingkan warna lain, dll.
Kalimat fakta merupakan suatu hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan atau benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan. Ciri-ciri kalimat fakta adalah
daapt dibuktikan kebenarannya, bersifat objektif, dan berdasarkan kenyataan. Contoh
kalimat fakta adalah Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia, Aceh terletak di ujung
Pulau Sumatera.nSetelah mengetahui perbedaan kalimat fakta dan opini, kesulitan dalam
membuat opini akan berkurang.
Ada orang yang mengatakan menulis itu sulit ada juga yang mengatakan menulis
itu tidak sulit. Menulis opini di media cetak tidak sulit setelah mengetahui teknik-teknik
penulisan opini yang diuraikan berikut ini:
Pemilihan isu
Langkah pertama dalam menulis adalah menemukan isu atau tema. Isu bisa kita
dapatkan dari membaca media cetak, menonton televisi, diskusi, atau dari media sosial
seperti facebook dan twitter.
Pengumpulan data
Page 9
Ketika isu telah dipilih, kita harus mencari sebanyak mungkin data. Data ini bisa
kita dapatkan dari buku, artikel, atau blog. Ketersediaan internet sangat memudahkan kita
mencari data. Hal ini akan memudahkan untuk menginventarisir data yang kita
butuhkan. Buku dan koran juga sangat penting sebagai landasan teori dalam solusi yang
kita tawarkan dalam tulisan.
Pengolahan data
Ketika data telah dipilih, kita baca semua data itu. Lalu kita pilih yang sesuai
dengan tujuan tulisan kita. Pilihlah data-data yang sangat mendukung kekuatan tulisan
kita.
Memberi Judul
Judul tulisan sangat menentukan, karena di situlah pembaca tertarik atau tidak
untuk membaca tulisan kita. Ada banyak cara memberi judul tulisan. Bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan. Banyak media massa yang menyukai judul tulisan yang
memuat kata dan, seperti Kompas. Judul tulisan yang memuat kata dan menimbulkan
suatu persepsi keterkaitan sebuah fenomena (isu) dengan realitas yang kadang tak
terpikirkan.
Menutup tulisan
Tulisan lebih banyak ditutup dengan pernyataan. Ini menunjukkan bahwa penulis
cukup pe-de dengan solusi yang dia tawarkan. Meski ada juga model menutup tulisan
dengan pertanyaan. Goenawan Mohamad adalah contoh penulis yang sering
menggunakan kalimat pertanyaan dalam menutup tulisannya.
Menulis Opini
Pemilihan Isu; isu yang diangkat merupakan pembicaraan yang sedang hangat di
masyarakat. Di Banda Aceh sekarang sedang dilaksanakan Pekan Kebudayaab Aceh yang
ke 6. Ini dapat kita angkat menjadi masalah yang akan kita uraikan sebagai bahan opini
kita.
Pengumpulan Data; data pendukung untuk menulis opini bisa di dapat dari media massa
lain yang menuliskan isu yang sama seperti isu yang akan kita bahas. Contohnya media
cetak (Serambi) dan media online (www.serambinews.com).
Pengolahan data; data yang telah terkumpul di baca dan dipahami dengan seksama agar
kita menguasai masalah yang terjadi dan memudahkan kita untuk menuliskan pendapat
kita tentang PKA ke 6.
Memberi Judul; judul merupakan kata-kata pertama yang dibaca oleh pembaca sebelum
membaca isi tulisan opini kita. Judul harus dibuat semenarik mungkin. Misalnya Spirit
PKA yang ditulis oleh M. Adli Abdullah pada Kamis, 26 September 2013 09:53 WIB
dalam Serambi online.
Memberi Lead yang bagus; lead adalah inti pokok pembahasan yang akan diuraikan.
Dalam Opini Spirrit PKA dituliskan lead sebagai berikut:
Page 11
PEKAN Kebudayaan Aceh (PKA) VI, yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) pada 20 September lalu, kini tinggal beberapa hari lagi sebelum
ditutup pada 29 September 2013 mendatang. Lima tahun lalu (2009), di tempat yang
sama, yaitu di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Presiden SBY yang baru saja
menerima gelar Doktor Honoris Causa (Dr HC) bidang Perdamaian dari Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah), juga berkenan membuka perhelatan budaya PKA V.
4.
dalam memahami buah pikir yang kita tulis. Pertama deskripsikan fenomena yang terjadi,
mencari latar belakang fenomena yang terjadi, membandingkannya dengan teori atau
fenomena yang telah terjadi sebelumnya, lalu solusi yang kita berikan.
Dalam Opini Spirit PKA mendeskripsikan PKA adalah ajang pertunjukkan budaya
Aceh, yang kini digelar pertama kali tahun 1958. PKA yang monumental ini diadakan
pada masa Gubernur A Hasjmy. Awalnya ide PKA ini adalah bagian dari rehabilitasi
masyarakat Aceh pascakonflik vertikal episode pertama antara Aceh dengan Indonesia.
Melalui agenda budaya ini bisa memompa spirit warga untuk bangkit dari masa
kehancuran (darul harb) menuju masa damai (darussalam).
PKA II dilaksanakan di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang
waktu itu dipimpin oleh Gubernur Muzakkir Walad. PKA III dilaksanakan di
Blangpadang, Banda Aceh tahun 1988 pada masa Gubernur Prof Dr Ibrahim Hasan.
Setelah aksi PKA vakuum selama 16 tahun, maka pada tahun 2004, PKA IV diadakan
pada 19-28 Agustus 2004 pada masa Gubernur Abdullah Puteh. PKA ke 5 diadakan pada
masa gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada 2009 (PKA ini dilangsungkan setelah RI-GAM
berdamai pada 2005). PKA 6 dilaksanakan tahun 2013 pada masa Gubernur Zaini
Abdullah.
Menutup tulisan; dalam bagian penutup berisikan solusi yang akan disampaikan
penulis. Penulis melihat, ajang PKA ini dapat menjadikan sejarah dan budaya sebagai
Page 12
jembatan menuju kebangkitan. Jika masyarakat berpegang pada budaya yang kuat, maka
jati diri sebagai orang Aceh yang memiliki 13 bahasa daerah dengan berbagai etnik, maka
kita tidak kehilangan tongkat sebagai umat Islam. Perekat Aceh adalah budaya dan
agama.
5.
Jenis-Jenis Opini
Dalam media cetak, baik koran, majalah atau buletin terdapat satu halaman khusus yang
berisikan pendapat pembaca. Di koran, halaman ini di isi tiga unsur yaitu redaksi, para
ahli, dan pembaca. Opini yang ditulis oleh tim redaksi disebut tajuk rencana atau
editorial. Yang ditulis oleh ahli disebut op-ed singkatan dari opini-editorial atau kolom
untuk artikel opini di majalah. Yang ketiga ditulis oleh pembaca atau masyarakat disebut
surat pembaca, pembaca menulis, dll.
Media
Cetak
Serambi
Kompas
Republika
Antara
Opini
Kompasiana
Kolom
Artikel
Opini-Editorial (Op-Ed)
Sebuah op-ed adalah sebuah artikel di koran yang mengekspresikan pendapat seorang
penulis bernama yang biasanya tidak terafiliasi dengan dewan redaksi surat kabar. Op-ed
dituliskan oleh ahli yang bersangkutan terhadap permasalahan yang dituliskan. Ini
Page 13
berbeda dari editorial (yang biasanya ditandatangani dan ditulis oleh anggota dewan
redaksi) dan surat pembaca (yang disampaikan oleh pembaca jurnal atau surat kabar).
Surat Pembaca
Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca da dimuat dalam rubrik
khusus surat pembaca. Surat pembaca biasanya berisi keluhan atau komentar pembaca
tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat. Panjang surat
pembaca rata-rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca lebih merupakan layanan publik
dari pihak redaksi terhadap masyarakat.
Page 14
PENGERTIAN
Rrencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili
redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Dalam media cetak Serambi Indonesia forum editorial ditulis dalam Salam Serambi
2.
Page 15
RESENSI BUKU
A.
Page 16
C.
Menurutnya, ada empat manfaat praktis yang diperoleh seseorang yang menulis resensi
buku, yaitu :
(1) melatih kemampuan bernalar
(2) memperkaya ilmu pengetahuan
(3) sebagai salah satu sumber penghasilan
(4) memperkaya buku bacaan.
Peran resensi buku dalam melatih kemampuan bernalar diperoleh dari aktivitas
yang dilakukan dalam meresensi, yaitu menilai buku. Melalui berbagai pertimbangan
yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan kelemahan dan keunggulan sebuah buku serta
perbandingannya dengan buku sejenis, resensator mulai melatih kemampuan berpikir
mereka agar menjadi lebih logis dan kritis. Ilmu pengetahuan juga dapat diperoleh
seorang resensator karena ia terbiasa mengkaji isi buku yang diresensinya secara teliti.
Sebagai salah satu sumber penghasilan, profesi sebagi resensator cukup menjajikan.
Resensator juga mempunyai keuntungan tambahan yaitu mempunyai banyak koleksi
buku pemberian penerbit yang buku terbitannya telah diresensi.
D.
Putra (2008:78) menyebutkan bahwa ada beberapa tahap penulisan resensi buku. Tahaptahap tersebut adalah :
(1) membaca keseluruhan isi buku untuk memperoleh gambaran menyeluruh
tentang buku,
(2) membaca bagian pengantar dan pendahuluan untuk memperoleh gambaran
kasar buku,
(3) mencatat kelebihan dan kekurangan buku,
Page 17
Judul
Pengarang
: Tere-Liye
Penerbit
Cetakan
Jumlah halaman
: 264 halaman
Sinopsis:
Tania, gadis yang harus merasakan pahitnya kehidupan kumuh kota besar, bertemu
dengan seseorang yang menjanjikan masa depan yang selama ini tak pernah ia
bayangkan. Ia menghantarkan secercah cahaya ke dalam ruang sempit dalam rumah
kardus yang ditinggali Tania bersama ibunya dan adik laki-lakinya. Bertahun-tahun
berlalu, cerita sedih dan bahagia silih berganti menyinggahi perjalanan Tania. Seiring
dengan itu, senyum dan kebaikan orang itu selalu menghantarnya hingga dewasa. Gadis
itu akhirnya sadar bahwa perasaan lugu yang diam-diam tumbuh di hatinya sejak dulu
bukanlah perasaan biasa selayaknya seorang adik kepada kakaknya. Salahkah perasaan
ini? Salahkah bila Tania menyukai seseorang itu, seseorang yang menjadi malaikat bagi
keluarganya?
Page 19
*****
Novel ini indah. Setidaknya menurutku yang tidak begitu menggemari kisah romansa
yang manis bertabur gula. Aku lebih suka kepingan cinta yang terselip melalui jalinan
tutur tokoh utama mengenai perjalanan hidup yang dilaluinya. Tak masalah bila harus
berakhir sepahit kinin*sekalipun.
Karakter Tania yang kuat dan cerdas memenuhi syarat heroine yang kusukai dalam cerita
manapun yang kubaca. Watak dia (aku tak mau menuliskan namanya, seperti Tania) yang
baik hati, penyayang, dan tulus menurutku menjadi prasyarat untuk menjadi tokoh favorit
yang disenangi semua orang, dari anak-anak hingga wanita yang membutuhkan
pendamping hidup. Sementara itu, sang Ibu yang begitu tegar telah mengajarkan Tania
tentang nilai-nilai kehidupan dan arti kesabaran dalam perjuangan melalui masa-masa
berat. Serta Dede, sang adik kecil yang suka menceletuk seenaknya, di saat-saat tertentu
bisa diandalkan dan mampu menjadi sosok yang pengertian.
Alur penceritaan yang maju-mundur, dari pemandangan kota Depok di masa kini, lalu
mundur ke masa lalu, serta terbagi menjadi bab-bab yang diceritakan secara sistematis,
runut sejak Tania kecil hingga dewasa. Novel ini juga menyimpan potongan teka-teki
terakhir yang akan menjawab pertanyaan yang menghantui Tania selama bertahun-tahun.
Seperti apa jawabannya? Silakan dibaca sendiri.
. Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh
begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.
NON FIKSI
9795239929
Rilis
2009
Halaman:
88p
Penerbit:
Dian Rakyat
Bahasa :
Indonesia
Rp.50.000
Anda gemar memasak? Gemar bikin masakan yang direbus hingga sayur menjadi sangat
empuk? Mungkin anda perlu berpikir ulang, karena menurut buku ini, pada prinsipnya manusia
untuk sehat, tidak membutuhkan resep masak. Karena setiap masakan menghilangkan hampir
semua nilai gizi dan yang pasti, nilai gizi TERBAIK sudah hilang sama sekali.
Page 21
Selain dicetak full color dengan art paper, buku ini juga lengkap dengan 32 variasi menu raw
salad untuk makan sehari-hari.
Anda ingin mencoba? Sepertinya Anda harus menahan diri terhadap godaan, makanan umum
seperti pecel lele, ayam goreng, soto, bakso, ketoprak, nasi goreng, kwe tiauw, dll yang pastinya
berseliweran di hadapan kita dan cenderung lebih mudah didapat.
Page 23
TEKS ULASAN
recount),
evaluasi
(evaluation),
dan
rangkuman
(evaluative
penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi. Bagian evaluasi juga berisi
gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian,
ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut. Pada bagian akhir yakni rangkuman, penulis
memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut (Kemendikbud, 2014: 152)
Sejalan dengan pendapat di atas, Isnatun dan Farida (2013: 57) mengemukakan bahwa
teks ulasan terdiri dari 5 struktur utama yaitu judul, data, pendahuluan, isi dan simpulan.
Bagian judul berisi judul ulasan yang memuat inti tulisan. Bagian data berisi informasi
mengenai karya yang diulas meliputi judul, tokoh/pemeran, penerbit, produser. Bagian
pendahuluan berisi latar belakang/topik yang diulas (pembuat karya, karya, keunikan
karya, perumusan tema karya). Bagian isi meliputi dua bagian penting yaitu ringkasan
dan evaluasi, ringkasan berisi sinopsis tentang karya yang akan diulas, sedangkan
evaluasi berisi pendapat atau penilaian penulis terhadap karya yang diulas. Bagian yang
terakhir adalah simpulan yang berisi penegasan ulang/penilaian terhadap karya yang
diulas dan memberikan pertimbangan apakah karya tersebut layak dinikmati atau tidak.
Sementara itu, Pardiyono (2007: 314) memaparkan teks ulasan mempunyai struktur
berupa title, identification, summary of the work + evaluation, dan author
and publisher. Title berisi judul yang dibuat oleh reviewer setelah membaca dengan
seksama buku atau karya intelektual yang akan diulas, judul bisa berbentuk frasa atau
klausa. Identification berisi pernyataan reviewer tentang apa yang akan dilakukan
berkaitan dengan judul yang telah dibuat. Summary of the work + evaluation berisi
ringkasan isi buku atau karya seni yang diulas, disertai dengan komentar dari reviewer
tentang isi buku atau karya seni tersebut. Komentar harus seimbang, meliputi kelebihan
dan kekurangan. Sementara itu, author and publisher berisi keterangan tentang penulis
buku atau karya seni yang diulas tersebut. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa teks ulasan mempunyai struktur utama yaitu orientasi/pembukaan yang berisi
judul, data dan gambaran umum serta informasi tentang sesuatu yang akan diulas. Bagian
tafsiran/isi berisi ringkasan serta pandangan mengenai karya yang diulas. Bagian evaluasi
berisi penilaian kelebihan dan kekurangan karya, penampilan, dan produksi yang diulas.
Pada bagian akhir, simpulan berisi penegasan ulang mengenai ulasan karya.
Page 25
berbeda
dengan,
di
samping
itu,
dengan
kata
lain
Teks ulasan adalah teks yang berisi tentang penilaian untuk mengetahui kualitas, kelebihan dan
Page 27
Sehubungan dengan itu, teks ulasan drama/film berarti teks yang berisi tinjauan/kritikan
terhadap kekurangan/kelebihan, kebermanfaatan (segi positif) atau ketidakbermanfaatan (segi
negatif) terhadap suatu pementasan drama/film.
Kritikan tersebut bergantung penginderaan (cara melihat dan mendengarkan) dari penulis
ulasan pementasan drama/film yang memunculkan 4 macam corak kritikan, yakni :
Untuk teks ulasan buku/novel/karya tulis lainnya sering juga disebut dengan resensi
Page 28
1. Pendahuluan (Orientasi)
Bagian teks ulasan yang menyatakan gambaran umum atau khusus mengenai karya seni
drama/film yang hendak di ulas kembali. Adapun bagian ini meliputi :
a.) Objek ulasan
Meliputi : judul drama/film, penulis drama/film, sutradara, para pelaku dan pemeran, film
hasil adaptasi dari novel/cerpen dengan judul dan karya siapa.
Contoh :
Mestakung merupakan akronim dari Semesta Mendukung sebuah film yang disutradarai
oleh John De Rantau, produksi Mizan Productions & Falcon Pictures. Film ini diangkat dari
novel non fiksi tentang seorang Profesor Yohanes Surya, Ph.D.,
Page 29
Meliputi : dialog, pemeran, alur, tata panggung, tata musik, tata lampu, kepiawaian pemeran
dalam adegan, kegunaannya, ciri khas produksinya, dan lain-lain.
c.) Pemutaran atau pementasan drama/film
Meliputi : tempat dan tanggal pementasan drama/film, kapan dirilisnya, siapa sutradaranya,
para pemain, penulis skenario, koreografer, dan sebagainya.
2. Tafsiran Isi (Interpretasi)
Bagian tafsiran umumnya berisi pandangan penulis tentang karya tersebut, meliputi :
a.) Unsur dari karya drama/film.
Misalnya : kekuatan/kelemahan alur, sinopsis cerita, kepiawaian pemeran, serius-tidaknya
pementasan,
keserasian
musik
pengiring,
kelancaran
dialog
pemeran,
ketelitian
pendeskripsian setting ke dalam layar, dan hal lain sesuai dengan kriteria pementasan
drama/film.
b.) Nilai-nilai yang akan disampaikan kepada penonton.
Misalnya : nilai pendidikan, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai kebudayaan, nilai
kejujuran, dan sebagainya.
Contoh :
Dalam film Sang Pemimpi sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah kerja
keras dan pantang menyerah untuk mencapai suatu impian.
c.) Perbandingan dengan karya drama/film yang mirip atau dengan sesuatu yang
suasana/kesannya mirip.
Page 30
Contoh :
Satu hal yang paling menonjol dari film ini adalah soundtracknya yang mampu
membangkitkan suasana percintaan antara pemeran utama pria dan wanita
b.) Rekomendasi untuk menggelitik keinginan/kemauan penonton ikut menonton pementasan
drama/film yang diulas.
Kelucuan film ini benar-benar terasa, para pemeran sangat piawai dalam mempengaruhi
penonton untuk tertawa.
Akting yang gemilang dipadu dengan naskah yang memikat, soundtrack yang enak
didengar, sinematografi yang indah, dan penyutradaraan yang tepat adalah alasan kenapa
film ini harus masuk ke dalam list film yang wajib kalian tonton.
4. Kesimpulan/Rangkuman
Bagian yang berisi kesimpulan tentang keadaan/kondisi suatu karya drama/film yang diulas.
Bagian
kesimpulan
juga
dapat
berisi
komentar
apakah
karya
tersebut
Berharap film ini dapat menjadi tontonan inspiratif bagi anak-anak Indonesia yang akan
memulai sebuah kerajaan bisnis.
Page 31
Berharap film ini mampu menggugah minat pemuda untuk tetap belajar dalam keadaan
apapun.
1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang
hendak diulas.
Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang khas pada objek
ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya drama/film yang sejenis.
Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat) seperti : menarik/tidak
menarik, mengharukan, memilukan, bernilai, memuaskan, baik/kurang baik, mencekam,
menakutkan, dan lain sebagainya. Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas.
Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat, watak,
tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana atua dalam
keadaan apa. Adjektiva juga mampu diperluas lagi dengan amat..., ....sekali, sangat.....
2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif
Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton, drama/film ini sungguh
menarik untuk ditonton, drama/film ini benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan
mengandung nilai moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.
3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal
a.)
Konjungsi
internal
(intrakalimat),
konjungsi
yang
menghubungkan
dua
Page 32
Menyatakan perbandingan, yaitu tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya, tetapi juga,
bukan saja/hanya..., melainkan juga...;
Menyatakan sebab-akibat, yaitu sebab, akibat, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana,
jikalau.
b.)
Konjungsi
eksternal
(antarkalimat),
konjungsi
yang
menghubungkan
dua
Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain, namun,
namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;
Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai akibat,
maka.
4. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)
Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengan, seperti, seperti
halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
5. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional
Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses. Misalnya :
makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan, mendengarkan, menunggu,
melebur, memukul, bertanya, dan lainnya.
Page 33
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal
(kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja bantu).
Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut, jadi/menjadi, meruapakan,
adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi, mungkin,
boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Esai merupaakan prosa yang membahas suatu masalah dalam sudut pandang
tertentu.
Page 34
2. Untuk menghasilkan tulisan opini yang bagus maka pilihlah isu yang teraktual
dan juga untuk mengakhiri setiap kalimat. Jangan terlalu banyak kalimat
pertanyaan.
3. Begitu banyak hal yang berkaitan dengan jenis tulisan dalam bahasa Indonesia
yang menjadikan beraneka macam jenis tulisan dalam bahasa Indonesia sampai
saat ini.
Page 35
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ari%20Kusmiatun,
%20S.Pd.,M.Hum./Penulisan%20Esai.pdf
http://www.upi.edu/main/file/akademik/Pedoman%20Penulisan%20Karya%20Ilmiah%20UPI
%20Tahun%202014.pdf
http://lib.unnes.ac.id/9027/1/6683.pdf
https://saladbowldetrois.com/2014/08/24/resensi-daun-yang-jatuh-tak-pernah-membenciangin/
https://eviwidi.wordpress.com/2010/07/09/review-buku-resep-panjang-umur-sehat-dansembuh/#more-1408
Page 36