Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia

adalah

sebuah

Negara

yang

memliki

banyak

sekali

keanekaragaman. Salah satu dari keanekaragaman yang dimiliki Indonesia adalah


bahasa. Ada bahasa jawa, sunda, bali dan melayu. Itu semua disatukan oleh
bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia ada banyak
sekali hal yang harus kita pelajari. Tidak hanya sekedar berbicara tetapi kita juga
harus tahu seluk beluk akan bahasa. Salah satunya yaitu jenis tulisan dalam
bahasa Indonesia. Dalam pembahasan kali ini pembaca akan diajak untuk
memahami jenis tulisan dalam bahasa Indonesia. Diharapkan setelah membaca
makalah ini dapat memberi informasi yang bermanfaat.
B. Rumusan masalah
Untuk memudahkan pembahasan maka akan dibahas sub masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apakah itu esai?
2. Bagaimana tekhnik penulisan opini yang benar?
3. Apa saja karakteristik tajuk rencana?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian tentang esai
2. Mengetahui tekhnik penulisan opini yang benar
3. Mengetahui karakteristik dari tajuk rencana

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut
pandang penulisnya.
II.

Karakteristik Esai

III.

Bentuknya Prosa
Singkat
Memiliki gaya berbeda
Selalu tidak utuh
Memenuhi keutuhan penulisan
Bersifat personal

Tujuan Menulis Esai

Melakukan eksplorasi atas respon individu terhadap suatu peristiwa, keadaan


ataupun ide dan gagasan tertentu (personal essay).

Contoh: tulisan tentang

pengalaman pribadi tentang facebook.


Mengajak pembaca untuk meyakini opini penulis dan dapat juga untuk
meyakinkan pembaca agar melakukan suatu aksi tertentu (persuasive essay).

Contoh: tulisan tentang bahaya TV untuk anak-anak.


Menjelaskan tentang bagaimana melakukan sesuatu hal ataupun menunjukkan
bagaimana sesuatu bekerja (how-to essay). Contoh: tulisan tentang bagaimana

cara menggunakan Internet untuk proses belajar.


Membandingkan dan mengkontraskan dua atau lebih ide, peristiwa, literatur
atau hal lainnya (compare-and-contrast essay). Contoh: tulisan tentang
keuntungan dan kelebihan belajar dengan basis PBL.

Page 2

Menunjukkan tentang bagaimana suatu sebab akan menimbulkan dampak tertentu


(cause-and-effect essay). Contoh: tulisan tentang manfaat yang akan dirasakan

jika keseimbangan alam terjaga.


Mendeskripsikan suatu permasalahan dan menawarkan solusinya (problemand-solution essay). Contoh: tulisan tentang masalah-masalah yang timbul di era
pasar bebas dan solusinya.

IV.

V.

Tipe Esai
Esai personal/pribadi
Esai deskriptif
Esai naratif
Esai persuasif/argumentatif
Esai reflektif
Esai kritik
Esai cukilan watak
Esai ekspositoris
Esai dokumentatif
Dsb.

Schematic Structure of Essay

Pendahuluan
Latar belakang informasi, pernyataan umum, tesis, pengenalan subtopik isi.
ISI/Tubuh
Argumen-argumen subtopik yg didukung fakta/data menyajikan seluruh nformasi
atas subjek.
Penutup
Sintesis, simpulan, final comment.
VI.

Langkah Menulis Esai


1.
Rumuskan gagasan pokok
2.
Pikir dan rumuskan pikiran utama pendukung gagasan pokok tersebut
3.
Kembangkan dan gali fakta tiap pikiran utama itu
4.
Bangun paragraf dari pikiran pokok & pengembang yang ada
5.
Bangun paragraf selanjutnya
6.
Susun paragraf simpulannya
Page 3

7.

Pikirkan paragraf pembuka untuk kenalkan topik pada pembaca dan

8.

menarik minat
Revisi draft dan susun secara baik.

Contoh Esai Eksplanasi


Dampak Limbah Industri bagi Lingkungan
Berkembangnya industri Indonesia saat ini membawa titik cerah terhadap aspek ekonomi,
namun hal tersebut juga memberi dampak negatif pada lingkungan. Pengembangan
industri mengakibatkan banyaknya eksploitasi sumber daya yang intensif dan berujung
pada pembuangan limbah. Jika hal tersebut tidak cepat ditangani, maka lingkungan di
sekitar kawasan industri dapat tercemar.
Pada hakikatnya, pembangunan pabrik yang baik disertai dengan izin mendirikan
bangunan (IMB) dan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Jika
suatu bangunan tidak memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangunan tersebut tidak
layak untuk didirikan. Namun pada praktiknya, banyak sekali 80 pelanggaran yang
dilakukan perusahaan, seperti pabrik tekstil PT. Kahatex di Bandung Timur yang
memperluas lahan tanpa memiliki Amdal.
Pembangunan pabrik tekstil yang tidak sesuai aturan bisa berdampak buruk pada
lingkungan di sekitarnya. Efek samping yang ditimbulkan dapat berupa banjir,
kekeringan, polusi udara, dan penyakit. Adanya pabrik industri dapat juga menimbulkan
kebisingan sehinggan kehidupan warga terganggu. Keadaan tersebut tentu membuat
masyarakat cemas.
Meskipun industri tekstil menjadi komoditi ekspor yang diandalkan, tetapi industri ini
dapat menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan tertutama masalah limbah
cairnya yang mengandung bahan organik yang tinggi, kadang-kadang juga logam berat
(Setiadi, dkk, 1999). Oleh karena itu, air limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum
keluar pabrik.

Page 4

Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H tentang hak atas
lingkungan hidup yang baik bersih dan sehat, sudah sepatutnya masyarakat terbebas dari
bahaya buangan yang disebabkan pembangunan pabrik liar. Selain itu, pembangunan
pabrik pun harus disertai sosialisasi pada warga. Tentu saja sosialisasi tersebut harus
disertai IMB dan Amdal yang sudah disahkan oleh pemerintah.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik simpulan tentang bahaya limbah yang
ditimbulkan pabrik, khususnya pabrik tekstil. Selain limbah, pembangunan pabrik tekstil
pun dapat berdampak pada keberlangsungan hidup warga sekitar.
Referensi: Setiadi, dkk. (1999). Pengolahan limbah cair industri tekstil yang mengandung
zat warna AZO reaktif dengan proses gabungan anaerob dan aerob. Diakses dari :
http://ppprodtk.fti.itb.ac.id/tjandra/wpcontent/uploads/2010/04/PublikasiNo20.pdf&cd=3
&ved=0CDEQFjACusg=AFQjCNG4bk gEWaFDIpiBGVgGdeytdEDxDg

BERITA KISAH (FEATURE)


I.

Pengertian berita kisah (feature)


Berita kisah adalah tulisan tentang kejadian yang dapat menyentuh
perasaan atau menambah pengetahuan lewat penjelasan secara rinci dan
mendalam.

II.

Jenis-jenis feature di antaranya:


a.
b.
c.
d.

Profile feature
How to do it feature
Science feature
Human interest feature
Page 5

feature menceritakan perjalanan hidup seseorang, bisa juga hanya


menggambarkan sepak terjang orang tersebut dalam suatu peristiwa dalam waktu
tertentu. Profile feature tidak hanya bercerita tentang kesuksesan seseorang, tetapi
juga kegagalan sesorang. Tujuannya adalah agara pembaca dapat bercermin
melalui kehidupan orang lain.
How to do it feature, berita yang menjelaskan agar orag melakukan sesuatu.
yang diberikan merupakan petunjuk penting bagi pembaca.
Science feature adalah tulisan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai
oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan,
menggunakan madai.
Human interest feature, merupakan feature yang didalamnya menonjolkan hal
hal yang menyentuh perasaan sebagai hal hal yang menarik, termasuk
didalamnya terdapat kesenangan dan hobby.

Page 6

OPINI
1. Pengertian Opini
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) opini adalah pendapat, pikiran,
atau pendirian. Dalam Wikipedia disebutkan opini adalah ide atau pikiran untuk
menjelaskan

kecenderungan

atau preferensi tertentu

terhadap

perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan
pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang
berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung
ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.
Pendapat seseorang terhadap suatu permasalahan bersifat subjektif karena belum
mendapat pengujian. Semua orang memiliki kebebasan untuk berpendapat tentang suatu
permasalahan, baik permasalahan pelaksanaan kekuasaan, penyalahgunaan dana,
pelanggaran etika, dll. Agar pendapat kita dilihat dan diketahui oleh publik, maka kita
dapat menggunakan forum opini yang ada di media massa khususnya media cetak.
Dalam media massa cetak terdapat forum yang menampung aspirasi masyarakat.
Siapa saja bisa menyampaikan tulisannya ke media massa cetak. Namun tetap harus
memerhatikan syarat dan ketentuan layak atau tidaknya suatu opini untuk dibaca oleh
pulik.
Melalui media cetak, para penulis dapat menyampaikan buah pikirnya terhadap
suatu permasalahan yang nantinya dapat dibaca oleh orang lain. Setiap orang bebas
berpendapat, namun tetap harus memerhatikan syarat dan ketentuan layak atau tidaknya
suatu opini dikonsumsi publik. Untuk itu kita perlu mengetahui teknik-teknik penulisan
opini.

Page 7

2.

Perbedaan fakta dengan opini


Fakta merupakan suatu hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan atau

benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan. Sementara opini merupakan pikiran atau
pendirian seseorang tentang sesuatu disertai alasan yang kuat.
Ciri-ciri fakta
1. dapat dibuktikan kebenarannya
2. bersifat obyektif
3. berdasarkan kenyataan

Contohnya

Indonesia pernah dijajah oleh Belanda

Provinsi Aceh terlatak di ujung pulau sumatera

Ciri-ciri opini
1. Kurang dapat di pertanggung jawabkan atau dibuktikan
2. Bersifat obyektif
3. Berdasarkan perkiraan, kemungkinan, dan perasaan
Contoh kalimat opini
Menurut saya warna merah lebih bagus dibandingkan dengan warna lain.
Seharusnya kamu tidak menjahili teman kamu.
Page 8

3.

Teknik Penulisan Opini


Setiap orang bisa menulis apa saja. Dari kecil kita telah belajar menulis. Mulai

dari menulis pengalaman hidup, menulis karya sastra (puisi, pantun, syair,dll), menulis
opini, dan lainnya. Sebelum mengetahui teknik penulisan opini kita perlu mengetahui
perbedaan antara kalimat opini dan kalimat fakta. Karena dalam opini nantinya kita
menuliskan tentang pendapat kita terhadap suatu permasalahan.
Ciri-ciri kalimat opini adalah kurang dapat dipertanggung jawabkan atau
dibuktikan, bersifat objektif, dan berdasarkan perkiraan, kemungkinan, dan perasaan.
Contoh kalimat opini seperti: menurut saya, pelaksanaan pemerintahan di Kota Banda
Aceh sudah bagus, warna merah lebih menarik dibandingkan warna lain, dll.
Kalimat fakta merupakan suatu hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan atau benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan. Ciri-ciri kalimat fakta adalah
daapt dibuktikan kebenarannya, bersifat objektif, dan berdasarkan kenyataan. Contoh
kalimat fakta adalah Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia, Aceh terletak di ujung
Pulau Sumatera.nSetelah mengetahui perbedaan kalimat fakta dan opini, kesulitan dalam
membuat opini akan berkurang.
Ada orang yang mengatakan menulis itu sulit ada juga yang mengatakan menulis
itu tidak sulit. Menulis opini di media cetak tidak sulit setelah mengetahui teknik-teknik
penulisan opini yang diuraikan berikut ini:

Pemilihan isu
Langkah pertama dalam menulis adalah menemukan isu atau tema. Isu bisa kita
dapatkan dari membaca media cetak, menonton televisi, diskusi, atau dari media sosial
seperti facebook dan twitter.

Pengumpulan data
Page 9

Ketika isu telah dipilih, kita harus mencari sebanyak mungkin data. Data ini bisa
kita dapatkan dari buku, artikel, atau blog. Ketersediaan internet sangat memudahkan kita
mencari data. Hal ini akan memudahkan untuk menginventarisir data yang kita
butuhkan. Buku dan koran juga sangat penting sebagai landasan teori dalam solusi yang
kita tawarkan dalam tulisan.

Pengolahan data
Ketika data telah dipilih, kita baca semua data itu. Lalu kita pilih yang sesuai
dengan tujuan tulisan kita. Pilihlah data-data yang sangat mendukung kekuatan tulisan
kita.

Memberi Judul
Judul tulisan sangat menentukan, karena di situlah pembaca tertarik atau tidak
untuk membaca tulisan kita. Ada banyak cara memberi judul tulisan. Bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan. Banyak media massa yang menyukai judul tulisan yang
memuat kata dan, seperti Kompas. Judul tulisan yang memuat kata dan menimbulkan
suatu persepsi keterkaitan sebuah fenomena (isu) dengan realitas yang kadang tak
terpikirkan.

Memberi Lead yang bagus


Lead atau kepala tulisan adalah pintu masuk berikutnya. Lead yang bagus adalah
kunci untuk memancing pembaca agar menuntaskan tulisan kita. Menulis lead bisa
dengan cara pernyataan, pernyataan, kutipan, deskripsi, atau kesimpulan dari tulisan kita

Membuat alur tulisan


Page 10

Alur tulisan biasanya adalah mendeskripsikan fenomena yang terjadi, lalu


mencari latar belakang fenomena yang terjadi, membandingkannya dengan teori atau
fenomena yang telah terjadi sebelumnya, lalu solusi yang kita berikan.

Menutup tulisan
Tulisan lebih banyak ditutup dengan pernyataan. Ini menunjukkan bahwa penulis
cukup pe-de dengan solusi yang dia tawarkan. Meski ada juga model menutup tulisan
dengan pertanyaan. Goenawan Mohamad adalah contoh penulis yang sering
menggunakan kalimat pertanyaan dalam menutup tulisannya.
Menulis Opini
Pemilihan Isu; isu yang diangkat merupakan pembicaraan yang sedang hangat di
masyarakat. Di Banda Aceh sekarang sedang dilaksanakan Pekan Kebudayaab Aceh yang
ke 6. Ini dapat kita angkat menjadi masalah yang akan kita uraikan sebagai bahan opini
kita.
Pengumpulan Data; data pendukung untuk menulis opini bisa di dapat dari media massa
lain yang menuliskan isu yang sama seperti isu yang akan kita bahas. Contohnya media
cetak (Serambi) dan media online (www.serambinews.com).
Pengolahan data; data yang telah terkumpul di baca dan dipahami dengan seksama agar
kita menguasai masalah yang terjadi dan memudahkan kita untuk menuliskan pendapat
kita tentang PKA ke 6.
Memberi Judul; judul merupakan kata-kata pertama yang dibaca oleh pembaca sebelum
membaca isi tulisan opini kita. Judul harus dibuat semenarik mungkin. Misalnya Spirit
PKA yang ditulis oleh M. Adli Abdullah pada Kamis, 26 September 2013 09:53 WIB
dalam Serambi online.
Memberi Lead yang bagus; lead adalah inti pokok pembahasan yang akan diuraikan.
Dalam Opini Spirrit PKA dituliskan lead sebagai berikut:
Page 11

PEKAN Kebudayaan Aceh (PKA) VI, yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) pada 20 September lalu, kini tinggal beberapa hari lagi sebelum
ditutup pada 29 September 2013 mendatang. Lima tahun lalu (2009), di tempat yang
sama, yaitu di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Presiden SBY yang baru saja
menerima gelar Doktor Honoris Causa (Dr HC) bidang Perdamaian dari Universitas
Syiah Kuala (Unsyiah), juga berkenan membuka perhelatan budaya PKA V.
4.

Membuat alur tulisan


Alur tulisan yang dibuat harus tersusun rapi agar pembaca tidak kebingungan

dalam memahami buah pikir yang kita tulis. Pertama deskripsikan fenomena yang terjadi,
mencari latar belakang fenomena yang terjadi, membandingkannya dengan teori atau
fenomena yang telah terjadi sebelumnya, lalu solusi yang kita berikan.
Dalam Opini Spirit PKA mendeskripsikan PKA adalah ajang pertunjukkan budaya
Aceh, yang kini digelar pertama kali tahun 1958. PKA yang monumental ini diadakan
pada masa Gubernur A Hasjmy. Awalnya ide PKA ini adalah bagian dari rehabilitasi
masyarakat Aceh pascakonflik vertikal episode pertama antara Aceh dengan Indonesia.
Melalui agenda budaya ini bisa memompa spirit warga untuk bangkit dari masa
kehancuran (darul harb) menuju masa damai (darussalam).
PKA II dilaksanakan di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang
waktu itu dipimpin oleh Gubernur Muzakkir Walad. PKA III dilaksanakan di
Blangpadang, Banda Aceh tahun 1988 pada masa Gubernur Prof Dr Ibrahim Hasan.
Setelah aksi PKA vakuum selama 16 tahun, maka pada tahun 2004, PKA IV diadakan
pada 19-28 Agustus 2004 pada masa Gubernur Abdullah Puteh. PKA ke 5 diadakan pada
masa gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada 2009 (PKA ini dilangsungkan setelah RI-GAM
berdamai pada 2005). PKA 6 dilaksanakan tahun 2013 pada masa Gubernur Zaini
Abdullah.
Menutup tulisan; dalam bagian penutup berisikan solusi yang akan disampaikan
penulis. Penulis melihat, ajang PKA ini dapat menjadikan sejarah dan budaya sebagai
Page 12

jembatan menuju kebangkitan. Jika masyarakat berpegang pada budaya yang kuat, maka
jati diri sebagai orang Aceh yang memiliki 13 bahasa daerah dengan berbagai etnik, maka
kita tidak kehilangan tongkat sebagai umat Islam. Perekat Aceh adalah budaya dan
agama.

5.

Jenis-Jenis Opini

Dalam media cetak, baik koran, majalah atau buletin terdapat satu halaman khusus yang
berisikan pendapat pembaca. Di koran, halaman ini di isi tiga unsur yaitu redaksi, para
ahli, dan pembaca. Opini yang ditulis oleh tim redaksi disebut tajuk rencana atau
editorial. Yang ditulis oleh ahli disebut op-ed singkatan dari opini-editorial atau kolom
untuk artikel opini di majalah. Yang ketiga ditulis oleh pembaca atau masyarakat disebut
surat pembaca, pembaca menulis, dll.

Contoh forum opini di media cetak adalah

Media

Nama Forum Opini

Cetak
Serambi
Kompas
Republika
Antara

Opini
Kompasiana
Kolom
Artikel

Opini-Editorial (Op-Ed)
Sebuah op-ed adalah sebuah artikel di koran yang mengekspresikan pendapat seorang
penulis bernama yang biasanya tidak terafiliasi dengan dewan redaksi surat kabar. Op-ed
dituliskan oleh ahli yang bersangkutan terhadap permasalahan yang dituliskan. Ini
Page 13

berbeda dari editorial (yang biasanya ditandatangani dan ditulis oleh anggota dewan
redaksi) dan surat pembaca (yang disampaikan oleh pembaca jurnal atau surat kabar).

Surat Pembaca
Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis oleh pembaca da dimuat dalam rubrik
khusus surat pembaca. Surat pembaca biasanya berisi keluhan atau komentar pembaca
tentang apa saja yang menyangkut kepentingan dirinya atau masyarakat. Panjang surat
pembaca rata-rata 2-4 paragraf. Rubrik surat pembaca lebih merupakan layanan publik
dari pihak redaksi terhadap masyarakat.

Page 14

TAJUK RENCANA (EDITORAL)


1.

PENGERTIAN
Rrencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media

sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili
redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Dalam media cetak Serambi Indonesia forum editorial ditulis dalam Salam Serambi
2.

SIFAT TAJUK RENCANA

Tajuk rencana mempunyai sifat :


v Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian
atau mingguan, atau dua mingguan dan bulanan.
v Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek social,
politik, ekonomi, kebudayaan, hokum, pemerintahan, atau olah raga bahkan
entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
v Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap
dari media massa yang menulis tajuk rencana tersebut.
v Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena
setiap media yang mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam
kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

Page 15

RESENSI BUKU
A.

Pengertian Resensi Buku


Kata resensi berasal dari verba latin recensere (re+censere) yang berarti

menimbang-nimbang, menilai kembali; dengan kata lain berarti semacam


menghakimi, mengadili. Meresensi buku merupakan aktivitas seseorang untuk
mencurahkan gagasan secara tertulis dalam hal menimbang baik buruknya suatu buku.
Hal-hal yang ditimbang dari buku tersebut meliputi isi, struktur penyajian, serta
manfaatnya bagi pembaca. Pada perkembangannya, resensi tidak hanya diperuntukkan
bagi sebuah buku, baik sastra maupun nonsastra. Resensi juga diperuntukkan bagi karya
yang lain baik berupa film, drama, musik, film, dan sebagainya.
Namun, antara resensi buku dan kritik buku memiliki perbedaan yang esensial.
Kritik lebih memusatkan diri kepada penilaian isi buku secara rinci sedangkan resensi
hanya memberikan penilaian secara garis besar 34 saja. Artinya, resensi buku berisi
catatan sebuah buku yang disertai komentar secara singkat.
B.

Tujuan Resensi Buku

Tujuan tersebut adalah


(1) membantu pembaca (publik) yang belum berkesempatan membaca buku yang
diresensi
(2) mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi
(3) mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan
(4) mengetahui perbandingan buku yang telah dihasilkan penulis yang sama atau
buku-buku karya penulis lain yang sejenis
(5) bagi penulis buku, informasi atas buku yang diulas dapat digunakan sebagai
masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya

Page 16

C.

Manfaat Resensi Buku


Pendapat mengenai manfaat resensi buku juga dikemukakan oleh Ahira (2009).

Menurutnya, ada empat manfaat praktis yang diperoleh seseorang yang menulis resensi
buku, yaitu :
(1) melatih kemampuan bernalar
(2) memperkaya ilmu pengetahuan
(3) sebagai salah satu sumber penghasilan
(4) memperkaya buku bacaan.
Peran resensi buku dalam melatih kemampuan bernalar diperoleh dari aktivitas
yang dilakukan dalam meresensi, yaitu menilai buku. Melalui berbagai pertimbangan
yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan kelemahan dan keunggulan sebuah buku serta
perbandingannya dengan buku sejenis, resensator mulai melatih kemampuan berpikir
mereka agar menjadi lebih logis dan kritis. Ilmu pengetahuan juga dapat diperoleh
seorang resensator karena ia terbiasa mengkaji isi buku yang diresensinya secara teliti.
Sebagai salah satu sumber penghasilan, profesi sebagi resensator cukup menjajikan.
Resensator juga mempunyai keuntungan tambahan yaitu mempunyai banyak koleksi
buku pemberian penerbit yang buku terbitannya telah diresensi.
D.

Langkah-langkah meresensi buku

Putra (2008:78) menyebutkan bahwa ada beberapa tahap penulisan resensi buku. Tahaptahap tersebut adalah :
(1) membaca keseluruhan isi buku untuk memperoleh gambaran menyeluruh
tentang buku,
(2) membaca bagian pengantar dan pendahuluan untuk memperoleh gambaran
kasar buku,
(3) mencatat kelebihan dan kekurangan buku,
Page 17

(4) mencermati kebenaran materi,


(5) membandingkan buku yang diresensi dengan buku lain yang sejenis,
(6) mencermati hal-hal baru dalam buku,
(7) mencermati penggunaan bahasa dalam buku,
(8) meneliti penggunaan ejaan dan tanda baca,
(9) mencermati penampilan fisik, dan
(10) memberikan saran atau anjuran pada pembaca mengenai buku yang diresensi.
beberapa hal yang harus diperhatikan seseorang ketika meresensi sebuah buku, yaitu:
a. membaca harus secara teliti dan cermat,
b. memcatat hal-hal penting 40 yang ada dalam buku,
c. harus objektif, teliti, dan cermat,
d. memperhatikan etika sebagaimana layaknya orang membicarakan karya orang
lain,
e. memakai bahasa yang menarik dan segar, dan
f. memiliki wawasan kelimuan yang luas dan menguasai bidang yang diresensi.

Contoh Resensi Novel


FIKSI
[RESENSI] DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN
Page 18

Judul

: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Pengarang

: Tere-Liye

Penerbit

: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan

: Ketujuh, September 2012

Jumlah halaman

: 264 halaman

Sinopsis:
Tania, gadis yang harus merasakan pahitnya kehidupan kumuh kota besar, bertemu
dengan seseorang yang menjanjikan masa depan yang selama ini tak pernah ia
bayangkan. Ia menghantarkan secercah cahaya ke dalam ruang sempit dalam rumah
kardus yang ditinggali Tania bersama ibunya dan adik laki-lakinya. Bertahun-tahun
berlalu, cerita sedih dan bahagia silih berganti menyinggahi perjalanan Tania. Seiring
dengan itu, senyum dan kebaikan orang itu selalu menghantarnya hingga dewasa. Gadis
itu akhirnya sadar bahwa perasaan lugu yang diam-diam tumbuh di hatinya sejak dulu
bukanlah perasaan biasa selayaknya seorang adik kepada kakaknya. Salahkah perasaan
ini? Salahkah bila Tania menyukai seseorang itu, seseorang yang menjadi malaikat bagi
keluarganya?
Page 19

*****
Novel ini indah. Setidaknya menurutku yang tidak begitu menggemari kisah romansa
yang manis bertabur gula. Aku lebih suka kepingan cinta yang terselip melalui jalinan
tutur tokoh utama mengenai perjalanan hidup yang dilaluinya. Tak masalah bila harus
berakhir sepahit kinin*sekalipun.
Karakter Tania yang kuat dan cerdas memenuhi syarat heroine yang kusukai dalam cerita
manapun yang kubaca. Watak dia (aku tak mau menuliskan namanya, seperti Tania) yang
baik hati, penyayang, dan tulus menurutku menjadi prasyarat untuk menjadi tokoh favorit
yang disenangi semua orang, dari anak-anak hingga wanita yang membutuhkan
pendamping hidup. Sementara itu, sang Ibu yang begitu tegar telah mengajarkan Tania
tentang nilai-nilai kehidupan dan arti kesabaran dalam perjuangan melalui masa-masa
berat. Serta Dede, sang adik kecil yang suka menceletuk seenaknya, di saat-saat tertentu
bisa diandalkan dan mampu menjadi sosok yang pengertian.
Alur penceritaan yang maju-mundur, dari pemandangan kota Depok di masa kini, lalu
mundur ke masa lalu, serta terbagi menjadi bab-bab yang diceritakan secara sistematis,
runut sejak Tania kecil hingga dewasa. Novel ini juga menyimpan potongan teka-teki
terakhir yang akan menjawab pertanyaan yang menghantui Tania selama bertahun-tahun.
Seperti apa jawabannya? Silakan dibaca sendiri.
. Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh
begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.

NON FIKSI

Resep Panjang Umur Sehat dan Sembuh


Page 20

Oleh: Dr. Tan Shot Yen, M. Hum dan Hindah Muaris


ISBN

9795239929

Rilis

2009

Halaman:

88p

Penerbit:

Dian Rakyat

Bahasa :

Indonesia

Rp.50.000
Anda gemar memasak? Gemar bikin masakan yang direbus hingga sayur menjadi sangat
empuk? Mungkin anda perlu berpikir ulang, karena menurut buku ini, pada prinsipnya manusia
untuk sehat, tidak membutuhkan resep masak. Karena setiap masakan menghilangkan hampir
semua nilai gizi dan yang pasti, nilai gizi TERBAIK sudah hilang sama sekali.
Page 21

Lantas apa pula makanan yang baik itu?


Ternyata, makanan yang bergizi lengkap dan sangat baik untuk kesehatan tubuh kita, adalah
makanan mentah atau Raw food. Ya, karena pada hakekatnya, sayur dan buah adalah
karbohidrat, karena apabila dipecah dalam proses pencernaan keduanya menjadi gula. Jadi sayur
dan buah bukan hanya sekadar sumber serat, vitamin, mineral, atau antioksidan. Raw food,
sangat berguna untuk tubuh menjadi lebih sehat, dan membuat kita bisa berumur panjang.
Raw food terbaik sebenarnya adalah semua jenis kecambah dan sayur muda, termasuk buah
mengkal, yang ditanam pada lahan subur yang masih perawan (pristine), tanpa polusi/cemaran
tanah.
Dalam buku ini juga dijelaskan tentang beberapa mitos makanan yang konon sangat
bermanfaat akan tetapi setelah diteliti lebih lanjut, tidak terlalu banyak kandungan vitamin
maupun kalium di dalamnya yang berguna untuk tubuh kita.
Contohnya adalah buah Pisang. Pisang ternyata tidaklah sehebat yang disangka. Menurut
literatur, buku Enter The Zone, oleh Sears B, yang dipublikasikan oleh New York: Harper
Collins Publisher, 1995 masalah terbesar yang ditemui pada pisang adalah nilai glikenik
indeksnya yang tinggi, yaitu cepat diubah menjadi gula. Ini sangat mengacaukan kadar gula
darah manusia. Dampaknya bukan saja mempertahankan kegemukan, tapi begitu gula darah
meroket maka insulin akan ikut melonjak dan hormone eikosanoid yang buruk pun ikut-ikutan
naik, dengan dampak: penyempitan pembuluh darah.
Dari tabel komposisi pangan Indonesia yang diterbitkan oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia
2009, TIDAK DITEMUKAN kalium dalam pisang ambon, pisang raja dan pisang mas (Kalium 0
mg / 100 gram pisang) Pisang kepok: ditemukan kalium sebanyak 300 mg / 100 gram. (hal. 12).
Selain itu, juga diungkapkan beberapa penyajian makanan yang salah kaprah. Apa saja dan
bagaimanakah itu? Sepertinya jika Anda memang ingin mencoba menjalani hidup dengan
makanan-makanan mentah untuk kesehatan Anda, Anda wajib untuk memiliki buku ini.
Page 22

Selain dicetak full color dengan art paper, buku ini juga lengkap dengan 32 variasi menu raw
salad untuk makan sehari-hari.
Anda ingin mencoba? Sepertinya Anda harus menahan diri terhadap godaan, makanan umum
seperti pecel lele, ayam goreng, soto, bakso, ketoprak, nasi goreng, kwe tiauw, dll yang pastinya
berseliweran di hadapan kita dan cenderung lebih mudah didapat.

Page 23

TEKS ULASAN

a. Pengertian Teks Ulasan


Teks ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari analisis terhadap berbagai
hal. Analisis bisa dilakukan pada buku, novel, berita, laporan, atau dongeng. Teks ulasan
memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan dengan latar, waktu, tempat, serta
karakter yang ada di dalam teks tersebut (Kemendikbud, 2014: 147). Sementara itu,
Isnatun dan Farida (2013: 57) memandang teks ulasan sebagai tulisan yang isinya
menimbang atau menilai sebuah karya yang dikarang atau dicipta orang lain. Adapun
karya yang dapat dinilai meliputi film, buku, novel, pertunjukan teater, lagu dan
semacamnya. Sejalan dengan dua pendapat sebelumnya, Pardiyono (2007: 317)
mengemukakan bahwa teks ulasan adalah bentuk teks yang memberikan kritik, membuat
evaluasi atau melakukan review terhadap karya cipta intelektual. Bentuk karya cipta
intelektual yang dimaksud adalah buku, film ataupun karya seni yang lain. Dari pendapat
yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan teks ulasan adalah sebuah analisis,
penilaian atau review mengenai berbagai karya yang diciptakan orang lain. Penilaian
dilakukan dengan mengemukakan kelebihan dan kekurangan karya yang diulas. Adapun
karya tersebut dapat berupa buku, novel, dongeng, film dan semacamnya.

b. Struktur Organisasi Teks Ulasan


Teks ulasan mencakup empat struktur utama, yaitu orientasi (orientation), tafsiran
(interpretative

recount),

evaluasi

(evaluation),

dan

rangkuman

(evaluative

summation) (Kemendikbud, 2014: 149-150). Bagian orientasi berisi gambaran umum


karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut dapat berupa
nama, kegunaan, dan sebagainya. Sementara itu, bagian tafsiran berisi pandangan
mengenai karya atau benda yang diulas. Pada bagian tersebut penulis biasanya
membandingkan karya atau benda yang diulas dengan karya atau benda yang mirip.
Penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya. Selanjutnya, pada bagian evaluasi
Page 24

penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi. Bagian evaluasi juga berisi
gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian,
ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut. Pada bagian akhir yakni rangkuman, penulis
memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan karya tersebut (Kemendikbud, 2014: 152)
Sejalan dengan pendapat di atas, Isnatun dan Farida (2013: 57) mengemukakan bahwa
teks ulasan terdiri dari 5 struktur utama yaitu judul, data, pendahuluan, isi dan simpulan.
Bagian judul berisi judul ulasan yang memuat inti tulisan. Bagian data berisi informasi
mengenai karya yang diulas meliputi judul, tokoh/pemeran, penerbit, produser. Bagian
pendahuluan berisi latar belakang/topik yang diulas (pembuat karya, karya, keunikan
karya, perumusan tema karya). Bagian isi meliputi dua bagian penting yaitu ringkasan
dan evaluasi, ringkasan berisi sinopsis tentang karya yang akan diulas, sedangkan
evaluasi berisi pendapat atau penilaian penulis terhadap karya yang diulas. Bagian yang
terakhir adalah simpulan yang berisi penegasan ulang/penilaian terhadap karya yang
diulas dan memberikan pertimbangan apakah karya tersebut layak dinikmati atau tidak.
Sementara itu, Pardiyono (2007: 314) memaparkan teks ulasan mempunyai struktur
berupa title, identification, summary of the work + evaluation, dan author
and publisher. Title berisi judul yang dibuat oleh reviewer setelah membaca dengan
seksama buku atau karya intelektual yang akan diulas, judul bisa berbentuk frasa atau
klausa. Identification berisi pernyataan reviewer tentang apa yang akan dilakukan
berkaitan dengan judul yang telah dibuat. Summary of the work + evaluation berisi
ringkasan isi buku atau karya seni yang diulas, disertai dengan komentar dari reviewer
tentang isi buku atau karya seni tersebut. Komentar harus seimbang, meliputi kelebihan
dan kekurangan. Sementara itu, author and publisher berisi keterangan tentang penulis
buku atau karya seni yang diulas tersebut. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa teks ulasan mempunyai struktur utama yaitu orientasi/pembukaan yang berisi
judul, data dan gambaran umum serta informasi tentang sesuatu yang akan diulas. Bagian
tafsiran/isi berisi ringkasan serta pandangan mengenai karya yang diulas. Bagian evaluasi
berisi penilaian kelebihan dan kekurangan karya, penampilan, dan produksi yang diulas.
Pada bagian akhir, simpulan berisi penegasan ulang mengenai ulasan karya.
Page 25

c. Ciri Kebahasaan Teks Ulasan


Ciri kebahasaan teks ulasan mencakup dua poin penting (Isnatun dan Farida, 2013: 57)
yaitu: 1) penggunaan kata-kata yang menyatakan sudut pandang/keberpihakan penulis,
seperti

berbeda

dengan,

di

samping

itu,

dengan

kata

lain

2) penggunaan kata yang menyatakan persetujuan atau penolakan. Sementara itu,


Pardiyono (2007: 314) mengemukakan ciri kebahasaan teks ulasan mencakup
penggunaan kalimat deklaratif dan penggunaan bentuk present tense yang dominan, serta
penggunaan konjungsi untuk menunjukkan argumen yang berisi kelebihan dan
kekurangan karya atau benda yang diulas.
Secara lebih spesifik, Kemendikbud mengemukakan bahwa teks ulasan memiliki lima
ciri kebahasaan sebagai berikut.
1) Kata sifat sikap Kata sifat merupakan kata yang memberikan keterangan lebih khusus
tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Dengan demikian kata sifat
sikap mengacu pada perilaku pelaku sintaksisnya (Alwi, 2003: 171-175).
2) Kata benda dan kata kerja Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia,
binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Ciri kata benda tidak dapat diingkarkan
dengan kata tidak. Sementara itu, kata kerja adalah kata yang mengandung makna
perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat. Pada umumnya kata kerja tidak
dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan kesangatan (Kemendikbud, 2014:
152-153).
3) Metafora Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan
(Kemendikbud, 2014: 153).
4) Kalimat Majemuk Teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat majemuk, baik kalimat
majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat (Kemendikbud, 2014: 154).
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang
hubungan antarklausanya koordinatif, sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah
kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu, yang
Page 26

hubungan antar klausanya subordinatif atau disebut kalimat kompleks (Kemendikbud,


2014: 196).
5) Kata rujukan merupakan jenis kata yang merujuk pada partisipan tertentu. Kata yang
digunakan sebagai keterangan lanjutan mengenai suatu hal, bahan sumber yang dipakai
untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut; acuan; referensi (Kemendikbud, 2014: 196).
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri kebahasaan teks ulasan secara
spesifik meliputi kata sifat sikap, kata benda dan kata kerja, metafora, kalimat, kata
rujukan, serta konjungsi. Bahasa yang digunakan mencakup penggunaan kata-kata yang
menyatakan sudut pandang/keberpihakan penulis yang menyatakaan persetujuan atau
penolakan

Pengertian, Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan Drama/Film


-

Teks ulasan adalah teks yang berisi tentang penilaian untuk mengetahui kualitas, kelebihan dan

kekurangan sebuah karya.


Teks ulasan tujuan utamanya tentu untuk memberikan penilaian/kritik/saran/komentar terhadap

karya dengan memberikan deskripsi dan pendapat mengenai karya tersebut.


Teks ulasan ada beberapa bentuk, misalnya untuk membahas ulang karya buku/novel, buku sastra
atau pementasan drama/film. Untuk teks ulasan karya tulis, kita sering menyebutnya dengan
istilah Resensi sedangkan yang akan kita bahas kali ini adalah Teks Ulasan Drama/Film.

A. PENGERTIAN TEKS ULASAN DRAMA/FILM

Page 27

Sehubungan dengan itu, teks ulasan drama/film berarti teks yang berisi tinjauan/kritikan
terhadap kekurangan/kelebihan, kebermanfaatan (segi positif) atau ketidakbermanfaatan (segi
negatif) terhadap suatu pementasan drama/film.
Kritikan tersebut bergantung penginderaan (cara melihat dan mendengarkan) dari penulis
ulasan pementasan drama/film yang memunculkan 4 macam corak kritikan, yakni :

Corak kritik apresiasi

Corak kritik eksposisi

Corak kritik evaluasi

Corak kritik prevalensi


Untuk lebih mudah memahami, ada beberapa ciri dari teks ulasan. Adapun ciri-ciri teks
ulasan secara umum yaitu :

Memuat informasi berdasarkan pandangan/opini penulis terhadap suatu karya.

Pendapat tersebut berdasarkan fakta yang diinterpretasikan dari karya tersebut.

Untuk teks ulasan buku/novel/karya tulis lainnya sering juga disebut dengan resensi

B. STRUKTUR TEKS ULASAN DRAMA/FILM

Page 28

1. Pendahuluan (Orientasi)
Bagian teks ulasan yang menyatakan gambaran umum atau khusus mengenai karya seni
drama/film yang hendak di ulas kembali. Adapun bagian ini meliputi :
a.) Objek ulasan
Meliputi : judul drama/film, penulis drama/film, sutradara, para pelaku dan pemeran, film
hasil adaptasi dari novel/cerpen dengan judul dan karya siapa.
Contoh :

Mestakung merupakan akronim dari Semesta Mendukung sebuah film yang disutradarai
oleh John De Rantau, produksi Mizan Productions & Falcon Pictures. Film ini diangkat dari
novel non fiksi tentang seorang Profesor Yohanes Surya, Ph.D.,

b.) Hal yang menarik untuk diulas (menonjol)

Page 29

Meliputi : dialog, pemeran, alur, tata panggung, tata musik, tata lampu, kepiawaian pemeran
dalam adegan, kegunaannya, ciri khas produksinya, dan lain-lain.
c.) Pemutaran atau pementasan drama/film
Meliputi : tempat dan tanggal pementasan drama/film, kapan dirilisnya, siapa sutradaranya,
para pemain, penulis skenario, koreografer, dan sebagainya.
2. Tafsiran Isi (Interpretasi)
Bagian tafsiran umumnya berisi pandangan penulis tentang karya tersebut, meliputi :
a.) Unsur dari karya drama/film.
Misalnya : kekuatan/kelemahan alur, sinopsis cerita, kepiawaian pemeran, serius-tidaknya
pementasan,

keserasian

musik

pengiring,

kelancaran

dialog

pemeran,

ketelitian

pendeskripsian setting ke dalam layar, dan hal lain sesuai dengan kriteria pementasan
drama/film.
b.) Nilai-nilai yang akan disampaikan kepada penonton.
Misalnya : nilai pendidikan, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai kebudayaan, nilai
kejujuran, dan sebagainya.
Contoh :

Dalam film Sang Pemimpi sikap moral yang disarankan kepada penonton adalah kerja
keras dan pantang menyerah untuk mencapai suatu impian.
c.) Perbandingan dengan karya drama/film yang mirip atau dengan sesuatu yang
suasana/kesannya mirip.

Page 30

Contoh :

Suasana penantian, mungkin masih mengacu pada modernisme Beccket. Taruhlah


senada dengan penantian dalam Waiting for Godot (Menunggu Godot).
3. Evaluasi
Bagian evaluasi berisi penilaian pribadi penulis mengenai penampilan, dan produksi karya
seni drama/film yang diulas, meliputi :
a.) Kekuatan dan kelemahan dari pementasan drama atau produksi film.
Contoh :

Satu hal yang paling menonjol dari film ini adalah soundtracknya yang mampu
membangkitkan suasana percintaan antara pemeran utama pria dan wanita
b.) Rekomendasi untuk menggelitik keinginan/kemauan penonton ikut menonton pementasan
drama/film yang diulas.

Kelucuan film ini benar-benar terasa, para pemeran sangat piawai dalam mempengaruhi
penonton untuk tertawa.

Akting yang gemilang dipadu dengan naskah yang memikat, soundtrack yang enak
didengar, sinematografi yang indah, dan penyutradaraan yang tepat adalah alasan kenapa
film ini harus masuk ke dalam list film yang wajib kalian tonton.
4. Kesimpulan/Rangkuman
Bagian yang berisi kesimpulan tentang keadaan/kondisi suatu karya drama/film yang diulas.
Bagian

kesimpulan

juga

dapat

berisi

komentar

apakah

karya

tersebut

bernilai/berharga/berguna/layak atau tidak bagi pembaca/penonton.


Contoh :

Berharap film ini dapat menjadi tontonan inspiratif bagi anak-anak Indonesia yang akan
memulai sebuah kerajaan bisnis.

Page 31

Berharap film ini mampu menggugah minat pemuda untuk tetap belajar dalam keadaan
apapun.

C. CIRI KEBAHASAAN TEKS ULASAN DRAMA/FILM

1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang
hendak diulas.
Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang khas pada objek
ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya drama/film yang sejenis.
Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat) seperti : menarik/tidak
menarik, mengharukan, memilukan, bernilai, memuaskan, baik/kurang baik, mencekam,
menakutkan, dan lain sebagainya. Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas.
Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, sifat, watak,
tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban atas pertanyaan bagaimana atua dalam
keadaan apa. Adjektiva juga mampu diperluas lagi dengan amat..., ....sekali, sangat.....
2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif
Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton, drama/film ini sungguh
menarik untuk ditonton, drama/film ini benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan
mengandung nilai moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.
3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal
a.)

Konjungsi

internal

(intrakalimat),

konjungsi

yang

menghubungkan

dua

argumen/gagasan/ide dalam kalimat simpleks atau dua kelompok klausa.


Terdapat 4 (empat) kategori makna hubungan :

Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi dan, atau, serta;

Page 32

Menyatakan waktu, yaitu sejak, setelah, sesudah, ketika, saat;

Menyatakan perbandingan, yaitu tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya, tetapi juga,
bukan saja/hanya..., melainkan juga...;

Menyatakan sebab-akibat, yaitu sebab, akibat, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana,
jikalau.
b.)

Konjungsi

eksternal

(antarkalimat),

konjungsi

yang

menghubungkan

dua

peristiwa/deskripsi hal/benda dalam kalimat kompleks atau 2 kalimat simpleks.


Sama halnya dengan intrakalimat, konjungsi ini juga dibedakan atas 4 kategori makna
hubungan :

Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi lebih lanjut, di samping itu, selain itu;

Menyatakan waktu/temporal, yaitu pertama, kedua, ketiga, mula-mula, lalu, kemudian,


berikutnya, selanjutnya, akhirnya ;

Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain, namun,
namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;

Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai akibat,
maka.
4. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)
Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengan, seperti, seperti
halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
5. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional
Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses. Misalnya :
makan, minum, membawa, berbicara, melamun, bertepuk tangan, mendengarkan, menunggu,
melebur, memukul, bertanya, dan lainnya.

Page 33

Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal
(kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas predikat (kata kerja bantu).

Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut, jadi/menjadi, meruapakan,
adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.

Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi, mungkin,
boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Esai merupaakan prosa yang membahas suatu masalah dalam sudut pandang
tertentu.

Page 34

2. Untuk menghasilkan tulisan opini yang bagus maka pilihlah isu yang teraktual
dan juga untuk mengakhiri setiap kalimat. Jangan terlalu banyak kalimat
pertanyaan.
3. Begitu banyak hal yang berkaitan dengan jenis tulisan dalam bahasa Indonesia
yang menjadikan beraneka macam jenis tulisan dalam bahasa Indonesia sampai
saat ini.

Page 35

DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ari%20Kusmiatun,
%20S.Pd.,M.Hum./Penulisan%20Esai.pdf
http://www.upi.edu/main/file/akademik/Pedoman%20Penulisan%20Karya%20Ilmiah%20UPI
%20Tahun%202014.pdf
http://lib.unnes.ac.id/9027/1/6683.pdf
https://saladbowldetrois.com/2014/08/24/resensi-daun-yang-jatuh-tak-pernah-membenciangin/
https://eviwidi.wordpress.com/2010/07/09/review-buku-resep-panjang-umur-sehat-dansembuh/#more-1408

Page 36

Anda mungkin juga menyukai