Anda di halaman 1dari 80

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL


BELAJAR MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI PADA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TINGKAT 1
DI STIKES MITRA RIA HUSADA
TAHUN 2014/2015

NATALIA KRISTINA SITORUS


NIM: 14513021

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2015

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL


BELAJAR MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI PADA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TINGKAT 1
DI STIKES MITRA RIA HUSADA
TAHUN 2014/2015
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Diploma IV Bidan Pendidik
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Ria Husada

Oleh:
NATALIA KRISTINA SITORUS
NIM: 14513021

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat dan rahmatNya, Peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil
Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Pada Program Studi D-III
Kebidanan Tingkat 1 Di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2014/2015. Karya
Tulis ini diajukan sebagai salah satu tugas akhir Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Ria Husada Jakarta Timur dan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.
Pada kesempatan ini pula, Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
yang ditujukan kepada:
1.

Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, SpOG selaku Ketua STIKes Mitra RIA

2.

Husada.
Dra. Hj. Asmuyeni Muchtar, M.Kes selaku Puket I STIKes Mitra RIA

3.
4.
5.

Husada.
Ir. Ida Ismail Nasution, MBA selaku Puket II STIKes Mitra RIA Husada.
Emilia, S.SiT, M.KM selaku Puket III STIKes Mitra RIA Husada.
Lisa Trina Arlym, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Bidan Pendidik STIKes Mitra RIA Husada dan selaku penguji yang telah

6.

memberikan penilaian dan perhatiannya.


Imelda Diana M, SST, SKM, M.Keb, selaku pembimbing ke I yang telah
meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dalam memberikan pengarahan

7.

dan bimbingan.
Wiwit Wijayanti, SKM, M.KM, selaku pembimbing ke II yang telah

8.

memberikan pengarahan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.


Seluruh Dosen dan Staf D IV Bidan Pendidik STIKes Mitra Ria Husada
yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.

9.

Kedua orang tuaku tercinta beserta keluarga yang menjadi motivasi


terbesar baik secara moril maupun materil sehingga Peneliti tetap semangat
dalam menyelesaikan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
iv

10.

Teman-teman D-IV Bidan Pendidik Angkatan XIII STIKes Mitra RIA


Husada yang telah memberikan motivasi sehingga Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan-kekurangan

dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu Peneliti sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
yang akan datang.
Jakarta, Juni 2015

Peneliti

STIKes Mitra RIA Husada


Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Jakarta, Juni 2015
Natalia Kristina Sitorus
Faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada
program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
VII + 52 halaman + tabel+7 lampiran

ABSTRAK
Mata kuliah anatomi fisiologi merupakan salah satu dari serangkaian mata kuliah yang
diajarkan di D-III Kebidanan pada semester I. Pada jenjang ini semua mahasiswa harus
mempelajari mata kuliah anatomi fisiologi sebagai dasar ilmu medik sebelum mengambil mata
kuliah kebidanan lebih lanjut. berdasarkan data yang diperoleh, hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologi pada tahun 2013 dan 2014 diSTIKes Mitra Ria Husada masih rendah. Untuk itu, peneliti
ingin meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologi mahasiswa program studi D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada tahun
2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian analitik,
dengan desain penelitian crossecsional dimana variabel independen dan variabel dependen diteliti
pada waktu bersamaan, dengan cara membagikan kuesioner 78 mahasiswa tingkat 1.
Hasil penelitian ini yang memiliki disiplin iya ada sebanyak 75,6%, memiliki motivasi
tinggi sebanyak 70,0%, memiliki ketekunan iya ada sebanyak 69,2%, dan memiliki minat yang
tinggi ada sebanyak 60,2%, dan adapun hasil uji Chi square empat variabel tersebut ada terdapat
hubungan yang bermakna antara minat, motivasi, ketekunan, dan disiplin dengan hasil belajar
mata kuliah anatomi fisiologi. Sedangkan yang memiliki sikap positif sebanyak 55,1 %, adapun
pada hasil uji Chi square satu variabel tidak ada hubungan yaitu antara sikap dengan hasil belajar
mata kuliah anatomi fisiologi.
Kata kunci :hasil belajar, minat, motivasi, ketekunan, disiplin, ketekunan
Daftar bacaan : 29 (1999 2014)

STIKes RIA Partners Husada


Study Program D-IV Midwife Educator

vii

Jakarta, June 2015


Natalia Kristina Sitorus
Factors related to the learning outcomes of anatomy and physiology courses in the
Diploma program Midwifery Level 1 in STIKes Mitra Ria Husada 2015
VII + 51 pages + 5 table+ 7 attachments
ABSTRACT
Anatomy and physiology course is one of a series of courses that are taught in
the D-III Midwifery in semester I. In this level all students must study anatomy and
physiology courses as basic medical science courses before taking further obstetrics.
based on the data obtained, the results of study of anatomy and physiology courses in
2013 and 2014 diSTIKes Ria Mitra Husada still low. To that end, the researchers want to
investigate about the factors associated with learning outcomes of the courses of
anatomy and physiology students of D-III Midwifery Level 1 in STIKes Ria Mitra Husada
year 2014/2015.
This research uses design crossecsional research, quantitative analysis, a
population of 78 students the sample amounted to 78 students and research instrument
was a questionnaire.
Results of this study are disciplined yes there is as much as 75.6%, highly
motivated as much as 70.0%, have the perseverance yes there is as much as 69.2%, and
has a strong interest there is as much as 60.2%, and has a positive attitude as much as
55.1% there is also the result of Chi square test on five variables there are significant
relationship between interest, motivation, perseverance, and discipline with the learning
outcomes of courses of anatomy and physiology, while in variable no relationship is
between the attitude of learning outcomes of the courses of anatomy and physiology.
The conclusion is that the greater the interest, motivation, perseverance, and
discipline of the students, the learning outcomes of both the subjects of anatomy and
physiology, otherwise if the student has an interest, motivation, perseverance, and
discipline is lacking in subjects the learning outcomes of the course anatomo physiology
will be low , To increase interest, motivation, perseverance and discipline of students are
expected to form a team of students to learn and teachers are expected to carry out a
review of the material that has been given.
Keywords: learning outcomes,
perseverance
The reading list: 68 (1982 - 2014)

interest,

motivation,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


viii

perseverance,

discipline,

Nama

: Natalia Kristina Sitorus

Tempat/TanggalLahir

: Bogor, 25 Desember 1989

Agama

: Kristen Protestan

Suku

: Batak

Jenis Kelamin

: Perempuan

Telepon/Hp

: 0812-1064-0886

Alamat

: Jl Karanggan Tua No. 9 Rt 04/07


Kec. Gunung Putri Kel. Karanggan Kab. Bogor

Pendidikan :
1)
2)
3)
4)
5)

SDN Karanggan 01 Tua tahun 2002, Lulus berijazah.


SMPN 01 Citeureup tahun 2005, Lulus berijazah.
SMAN 01 Cibinong tahun 2008, Lulus berijazah
D-III Kebidanan STIKes MH. Thamrin Tahun 2011, Lulus berijazah.
Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik STIKes Mitra Ria Husada Tahun 20142015, masih mengikuti masa pembelajaran sampai saat ini, belum berijazah.

Pengalaman Kerja :
1.

RS FMC Bogor tahun 2012 s.d sekarang

DAFTAR ISI
ix
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
HALAMAN JUDUL..................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................

iii

KATA PENGANTAR..............................................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA


ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................

vi

ABSTRAK..................................................................................................

vii

ABSTRACT................................................................................................

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................

xi

DAFTAR ISI...............................................................................................

DAFTAR TABEL..................................................................................

xiii

DAFTAR BAGAN......................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Pertanyaan Penelitian.............................................................................
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................
1.4.1 Tujuan Umum..............................................................................
1.4.2 Tujuan Khusus..............................................................................
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................
1.5.1 Bagi STIKes Mitra Ria Husada...................................................
1.5.2 Bagi Peneliti.................................................................................
1.5.3 Bagi Peserta Didik.......................................................................
1.6 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................

1
4
4
4
4
4
5
5
6
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Belajar...............................................................................

2.2 Pengertian Hasil Belajar.....................................................................

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar....................................


x
2.4 Mata Kuliah Anatomi Fisiologi..............................................................

10
11

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa pada


mata kuliah anatomi fisiologi................................................................

13

2.5.1 Minat............................................................................................

13

2.5.2 Motivasi.......................................................................................

14

2.5.3 Ketekunan....................................................................................

18

2.5.4 Disiplin.........................................................................................

19

2.5.5 Sikap............................................................................................

20

2.8 Kerangka Teori.......................................................................................

23

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep...................................................................................

24

3.2 Definisi Operasional..............................................................................

25

3.3 Hipotesis Penelitian................................................................................

26

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Jenis Penelitian.......................................................................................

27

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................

27

4.2.1 Lokasi............................................................................................

27

4.2.2 Waktu............................................................................................

27

4.3 Populasi dan Sample Penelitian.......................................................

27

4.3.1 Populasi...................................................................................

27

4.3.2 Sampel.....................................................................................

28

4.4 Prosedur dan Instrumen Pengambilan Data......................................

28

4.4.1 Prosedur Pengambilan Data....................................................

28

4.4.2 Instrumen Pengambilan Data..................................................

28

1. Uji Validitas........................................................................

29

2. Uji Reliabilitas....................................................................

30

4.5 Pengumpulan Data...........................................................................

32

4.5.1 Data Primer.............................................................................

32

4.6 Variabel Penelitian...........................................................................

32

4.7 Instrumen Penelitian........................................................................


xi

32

4.8 Pengolahan Data..............................................................................

33

4.8.1 Pengolahan Data.....................................................................

33

4.9 Analisis Data....................................................................................

34

4.9.1 Analisis Univariat....................................................................

34

4.9.2 Analisis Bivariat......................................................................

34

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Hasil Analisis Univariat.........................................................................

36

5.2 Hasil Analisis Bivariat...........................................................................

38

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Peneliti..............................................................................

41

6.2 Pembahasan Penelitian...........................................................................

41

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan............................................................................................

50

7.2 Saran ......................................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
2.1
3.2

Konversi Nilai Mata Kuliah Anatomi Fisiologi......................................


Definisi Operasional................................................................................
xii

5.1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi..............................


5.1.2 Distribusi Frekuensi Minat, Motivasi, Ketekunan, Disiplin dan Sikap
Pada Mata Kuliah Anatomi Fisiologi.............................................................................
5.2.1 Distribusi Frekuensi Minat, Motivasi, Ketekunan, Disiplin dan Sikap
terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi.................................................

12
25
36
37
38

DAFTAR BAGAN
2.1
3.1

Kerangka Teori........................................................................................
Kerangka Konsep....................................................................................
xiii

23
24

DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Lembar Pembimbing
Surat Permohonan Study Pendahuluan
Surat Ijin Pengambilan Data
Lembar Permohonan Responden
Surat Pernyataan Persetujuan
Kuesioner Penelitian
Data Uji Validitas dan Realibilitas
Analisis Univariat dan Bivariat

BAB I
xv

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pendidikan merupakan

suatu

proses

yang

komplek

karena

didalamnya terdapat proses pengajaran dan pembelajaran, penelitian dan

pengabdian

pada

masyarakat,

yang

dalam

lingkungan

pendidikan

universitas disebut Tridharma Perguruan Tinggi. Fungsi dan peranan


tridharma perguruan tinggi baik secara individu dan bersama sama
merupakan faktor penting dalam

mencapai tujuan pendidikan yakni

membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya


manusia pembangunan yang bermutu (Suryabrata, 2008).
Ilmu anatomi merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran
yang diajarkan di D-III Kebidanan pada semester I. Pada jenjang ini semua
mahasiswa harus mempelajari mata pelajaran anatomi sebagai dasar ilmu
medik sebelum mengambil mata pelajaran kebidanan lebih lanjut. Meskipun
mata pelajaran merupakan bagian pengembangan dari ilmu biologi di
SMU/SMA, namun sebagian besar mahasiswa masih merasa

kesulitan

dalam mempelajari ilmu anatomi ini (Trisnanto, 2009).


Bagi mahasiswa D-III Kebidanan yang berasal dari sekolah kejuruan
(SMK) banyak yang merasa asing terhadap mata pelajaran ini dan menjadi
mata pelajaran yang sulit serta tidak diminati walaupun sebagian mahasiswa
menganggap sebagai mata pelajaran yang menarik (Sari, 2010).
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui
beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya,
dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan
memahami sesuatu dengan baik. Prestasi belajar adalah hasil yang diberikan
oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan
belajar (Wuryani, 2002).
Menurut Slameto

(2010)

terdapat

beberapa

faktor

yang
2
mempengaruhi hasil belajar antara lain fakor psikologisnya seperti motivasi
belajar mahasiswa, sikap, dan minat.
Hasil penelitian dilakukan oleh Andarmoyo (2011) mengenai
hubungan minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata kuliah
1
anatomi fisiologi pada mahasiswa
Program Studi D-III Keperawatan,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, terdapat
hubungan positif yang signifikan antara minat mahasiswa dengan prestasi
belajar.
Rendahnya minat mahasiswa ini juga mengakibatkan sikap ingin
tahu terhadap mata kuliah Ilmu Anatomi dan rasa solidaritas antar

mahasiswa dalam kuliah Ilmu Anatomi menjadi berkurang. Kondisi seperti


ini juga ditambah dengan mata kuliah yang dianggap sulit bagi sebagian
besar mahasiswa dan proses pembelajaran yang kurang menarik
menyebabkan mahasiswa kurang menghargai kegunaan dari mata kuliah
tersebut (Cano, 2006).
Selain sikap dan minat faktor internal yang mempengaruhi hasil
belajar adalah ketekunan dan disiplin. Penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2009) mengenai ketekunan belajar terhadap hasil belajar, terdapat
hubungan antara ketekunan dan prestasi belajar mahasiswa Prodi Kebidanan
Stikes Ichsan Medical Centre tahun 2009. Tingkat ketekunan mahasiswa
memberikan hasil belajar yang berbeda pada setiap mahasiswa, mahasiswa
yang semakin tekun belajar akan mendapatkan hasil belajar yang bagus,
sebaliknya mahasiswa yang kurang tekun belajar akan mendapatkan hasil
belajar yang kurang bagus (Dwi, 2014).
Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat
lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang
timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Disiplin dapat tumbuh
dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang
harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanakkanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang
semakin kuat (Inayah, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Nokwanti (2013) mengenai
3
Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap
Prestasi Belajar Siswa, terdapat hasil bahwa tingkat disiplin dan lingkungan
belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
belajar. Sikap disiplin mahasiswa dapat memperkuat dirinya sendiri untuk
selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri.
Sikap menurut Wirawan (1997), sikap siswa yang positif terhadap
mata pelajaran disekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses
belajar disekolah (Saefullah, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Zuliana (2014) tentang hubungan
antara sikap dengan hasil belajar mata kuliah konsep kebidanan didapat
hasil adanya hubungan yang signifikan antara sikap belajar dan hasil belajar
mata kuliah konsep kebidanan. Sikap siswa yang positif, terutama terutama

pada dosen dan mata pelajaran yang disajikan, merupakan tanda awal baik
bagi proses belajar mahasiswa. Sebaiknya jika sikap negatif mahasiswa
terhadap dosen dan pelajaran, apalagi diiringin dengan kebencian dengan
dosen atau pelajaran yang disajikan maka dapat menimbulkan kesulitan
belajar (Saifullah, 2008).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Program studi
D-III Kebidanan STIKes Mitra Ria Husada pada mata kuliah anatomi
fisiologi, nilai semester ganjil pada mata kuliah anatomi fisiologi dengan
jumlah mahasiswa sebanyak 105 mahasiswa pada tahun ajaran 2012/2013,
mahasiswa memiliki nilai IP 2,75 sebanyak 35,24 %. Pada nilai semester
ganjil pada mata kuliah anatomi fisiologi dengan jumlah

mahasiswa

sebanyak 80 mahasiswa pada tahun ajaran 2013/2014, mahasiswa memiliki


nilai IP 2,75 sebanyak 98,75 %. Terjadi penurunan indeks prestasi yang
sangat drastis dari tahun

2012/2013 ke tahun

2013/2014. Hal ini

mengindikasikan bahwa masih memerlukan usaha yang lebih keras untuk


meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah anatomi
4
fisiologi.
Setelah peneliti mewawancarai 10 mahasiswa D-III Kebidanan
tingkat I diketahui bahwa mereka motivasi untuk belajar dikelas pada mata
kuliah anatomi fisiologi tergantung pada dosen yang mengajar, jika dosen
yang mengajar menyenang maka minat mereka belajar semakin tinggi, jika
dosen yang mengajar tidak menyenangkan maka keinginan mereka untuk
belajar dikelas rendah. Terlihat juga minat mahasiswa terhadap mata kuliah
anatomi fisiologi rendah dari referensi buku anatomi fisiologi yang dimiliki
mahasiswa hanya hand out yang diberikan dosen.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar
mata kuliah anatomi fisiologi pada program studi D-III Kebidanan Tingkat 1
STIKes Mitra Ria Husada tahun 2014/2015.
1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan nilai semester ganjil pada mata kuliah anatomi terdapat


penurunan indeks prestasi yang sangat drastis dari tahun 2012/2013 ke
tahun 2013/2014 sebanyak 63,85 %.
1.3

Pertanyaan Penelitian
1.3.1
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada program studi D-III Kebidanan
1.3.2

tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada tahun 2014/2015.


Apakah terdapat hubungan antara motivasi, minat, ketekunan,
disiplin, dan sikap terhadap hasil belajar pada mata kuliah anatomi
fisiologi pada program studi D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes
Mitra Ria Husada tahun 2014/2015.

1.4

Tujuan Penelitian
1.4.1

Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologi pada program studi D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes

1.4.2

Mitra Ria Husada tahun 2014/2015.


Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh informasi tentang:
5
a. Diketahuinya distribusi frekuensi faktor- faktor yang
berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi
pada program studi D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes Mitra
Ria Husada tahun 2014/2015.
b. Diketahuinya hubungan antara motivasi

mahasiswa dengan

hasil belajar terhadap mata kuliah anatomi fisiologi pada


program studi D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes Mitra Ria
Husada tahun 2014/2015.
c. Diketahuinya hubungan antara minat mahasiswa dengan hasil
belajar terhadap mata kuliah anatomi fisiologi pada program
studi D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada
tahun 2014/2015.
d. Diketahuinya hubungan antara ketekunan dengan hasil belajar
terhadap mata kuliah anatomi fisiologi pada program studi

D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada tahun


2014/2015.
e. Diketahuinya hubungan antara disiplin mahasiswa dengan hasil
belajar terhadap mata kuliah anatomi fisiologi pada program
studi D-III Kebidanan tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada
tahun 2014/2015.
f. Diketahuinya hubungan antara sikap

dengan hasil belajar

terhadap mata kuliah anatomi fisiologi pada program studi DIII Kebidanan tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada tahun
2014/2015.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Bagi STIKes Mitra Ria Husada
a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Untuk menumbuhkan kesadaran bagi tenaga pendidik untuk
meningkatkan kualitas belajar mengajar agar dapat tercapainya
tujuan pendidikan.
c. Sebagai bahan referensi kepustakaan di STIKes Mitra Ria
6
Husada
1.5.2

Bagi Peneliti
a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
teori-teori tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil
belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada program studi D-III
Kebidanan Tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada tahun
2014/2015
b. Sebagai bahan referensi

1.5.3

untuk mengembangkan penelitian

hasil pembelajaran
Bagi Peserta Didik
a. Untuk mengetahui cara-cara dalam meningkatkan pencapaian
hasil belajar
b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian karya ilmiah.

1.6

Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil
belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada program studi D-III Kebidanan

Tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada tahun 2014/2015. Penelitian ini


dilakukan karena terjadi penurunan indeks prestasi yang sangat drastis dari
tahun 2012/2013 ke tahun 2013/2014 sebanyak 63,85%. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Program studi D-III Kebidanan
pada mata kuliah anatomi di STIKes Mitra Ria Husada tahun 2015 yang
beralamat di Jl. Karya Bakti No. 3 Cibubur Jakarta Timur 1372. Data
penelitian ini dikumpulkan secara primer dan sekunder. Data Sekunder
adalah rekapitualisasi nilai mata kuliah anatomi fisiologi tahun 2014/2015,
sedangkan pengambilan data primer dilakukan dengan mengisi kuesioner,
diolah dan dianalisis menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan
menggunakan analisa uji chi square. Jenis penelitian ini menggunakan
kuantitatif

dengan

memakai

metode

desktriptif

analitik

dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan data menggunakan


total sampling sejumlah 78 responden. Sampel penelitin ini adalah
7
mahasiswa Program studi D-III Kebidanan semester I STIKes Mitra Ria
Husada karena tahun ajaran 2014/2015, karenanya penurunan IP mata
kuliah anatomi dari tahun ajaran tahun

2012/2013 ke tahun

ajaran

2013/2014. Variabel independen pada penelitian ini adalah motivasi, minat,


ketekunan, disiplin, dan sikap, sedangkan variabel dependen adalah hasil
belajar mata kuliah anatomi pada program studi D-III Kebidanan tingkat 1.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mengartikan belajar menurut
bahasa adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan menurut
istilah yang dipaparkan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Hamalik
(2010), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman. Menurut Sugiarto (2007) belajar merupakan suatu
proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dan lingkunganya.
Slameto (2010) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Sadirman A.M menuliskan beberapa definisi belajar yang dikemukan
oleh para ahli. Sadirman menyimpulkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain
sebagainya. Belajar itu akan lebih baik, kalau subjek mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sudirman, 2011).
Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang
relatif permanen atau menetap sebagai hasil dari memperoleh pengetahuan
dan pengalaman karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

2.2 Pengertian Hasil Belajar


Sanjaya (2010) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian
dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus direncanakan.
9
Menurut Purwanto (2004) hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami
dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Hasil menunjukan
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas. Dalam siklus inputproses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat
8
perubahan proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah
mengalami belajar mahasiswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.
Sukmadinata (2004) mengemukan hasil belajar merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensi atau kapasitas yang
dimiliki sesorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilikat dari
perilakunya,

baik

perilaku

dalam

bentuk

penguasaan

pengetahuan,

keterampilan, berfikir maupun keterampilan motorik. Menurut Sudjana (2008)


hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar.
Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990) hasil belajar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
seperti aspek pengetahuan atau ingatan, aspek pemahaman, aspek aplikasi,
aspek analisis, aspek sintesi, dan aspek evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Aspek-aspek yang terdapat dalam ranah psikomotorik yatu gerakan
refleks, keterampilan, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresi dan
interpretatif.
Ketiga ranah diatas menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para
dosen karena berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam menguasi isi
bahan pengajaran.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar


10
adalah suatu ukuran keberhasilan peserta didik setelah melakukan kegiatan
belajar. Perserta didik dikatakan berhasil dalam belajarnya apabila prestasi
belajarnya menunjukan nilai yang tinggi atau sesuai dengan target yang telah
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Rumini (1997) dan Ahmadi (1991) dalam Margono (2004),
faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar dibedakan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor intrenal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri, yaitu
keadaan/kondisi jasmani dan rohani mahasiswa yang terdiri dari faktor
fisiologis dan psikologis. Yang termasuk faktor fisiologis: kematangan fisik,
keadaan indera, dan keaadan kesehatan dan yang termasuk faktor yang
psikologis terdiri dari minat, motivasi, sikap, intelegensi, tingkat stress,
kepuasan. Sedangkan yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar mahasiswa yaitu kondisi lingkungan disekitar mahasiwa
yang terdiri dari lingkungan sosial yaitu keluarga, guru, masyarakat, dan
teman. Sedangkan yang termasuk lingkungan non sosial yaitu rumah,
sekolah, peralatan. Hubungan faktor- faktor tersebut diatas menimbulkan
mahasiswa yang high achiever (berprestasi tinggi) dan under achiever
(berprestasi rendah) (Syah, 2000).
Menurut Syaiful Bahri faktor yang memepengaruhi prestasi/ hasil belajar
ada 4 antara lain :
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan mahasiswa. Dalam
lingkunganlah mahasiswa hidup dan berinteraksi dalam mata rantai
kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara
lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Selama hidup
mahasiswa tidak bisamenghindarkan diri dari lingkungan alami dan
lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda
ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan mahasiswa. Keduanya
mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap belajar mahasiswa
di kampus.

11
2. Faktor Instrumen
Setiap perguruan tinggi mempunyai tujuan yang akan dicapai, tujuan
tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka melincinkan kearah
itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan
jenisnya. Kurikulum/garis besar program pengajaran (GBPP) dapat
dipakai oleh guru/dosen dalam merencanakan program pengajaran.
Program perguruan tinggi dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar daya guna dan berhasil guna bagi
kemajuan belajar mahasiswa diperguruan tinggi.
3. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang.
4. Kondisi Psikologis
Belajar pada hakekatnya adalah proses psikologis. Semua keadaan dan
fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti
belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor
dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan
intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi
faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang
signifikan. Oleh karena itu minat, kecerdasan, bakat dan motivasi dan
kamampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang
utama mempengaruhi proses belajar mahasiwa.
2.4 Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari stuktur dan hubungan antara
bagian-bagian tubuh, sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari
fungsi bagian-bagian tubuh dan tubuh secara keseluruhan. Anatomi dan
fisiologi adalah ilmu dalam bidang kesehatan/kedokteran yang mempelajari
didalamnya anatomi dan fisiologi metabolisme tubuh, anatomi dan fisiologi
sistem saraf, anatomi dan fisiologi digestif, anatomi dan fisiologi payudara,
otak, panggul, dan bagian tubuh lainnya.

12
Tujuan pembelajaran anatomi yaitu memahami ilmu anatomi dasar,
sistem muskuloskletal, kardiosvaskuler, pernafasan, persyarafan, integumen,
pencernaan, perkemihan, reproduksi, panca indra, sistem endokrin

dan

menghubungkan antar sistem dalam tubuh manusia. Ilmu anatomi fisiologi


tubuh manusia ini wajib dikuasai oleh mahasiswa bidang kedokteran
khususnya, keperawatan, dan kebidanan.
Sedangkan tujuan pembelajaran fisiologi mata kuliah ini memberikan
kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami fungsi sistem tubuh
manusia yang berkaitan dengan proses reproduksi wanita meliputi reproduksi
fisiologis, peristiwa refleks dan gerakan, postur tubuh, keseimbangan cairan
dan elektrolit, perkembangan sel - sel darah, fungsi sistem kardiovaskuler,
proses oksigenasi, fungsi neuro endokrin dan hipotalamus, fungsi organ
reproduksi, metabolisme suhu tubuh, fungsi sistem pencernaan, perkemihan
dan panca indra.
Mata kuliah ini memiliki beban studi sebanyak 2 SKS 1 teori dan 1
praktek dan penempatannya pada mahasiswa D-III kebidanan semester 1,
mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang berhubungan dengan sistem
tubuh manusia dengan sistem reproduksi wanita.
Proses pembelajaran dilaksanakan dikelas dengan metode ceramah,
disklusi, dan penugasan. hasil belajar mata kuliah ini diperoleh dari kehadiran
10%, tugas 15%, UTS 35%, UAS 40%. Konversi nilai yang digunakan untuk
mata kuliah anatomi fisiologi.
Tabel 2.1
Konversi Nilai Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Nilai Absolut
79-100
68-78
56-67
41-55
0-40

Angka Mutu
3,51-4,00
2,75-3,50
2,00-2,74
1,00-1,99
0,00-0,99

Huruf Mutu
A
B
C
D
E

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

13
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata
Kuliah Anatomi Fisiologi

2.5.1 Minat
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari seluruh
faktor yang berhubungan dengan mahasiswa dan dosen. Mulai dari
perilaku dosen dalam mengajar sampai dengan tingkah laku
mahasiswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah pembelajaran.
Tingkah laku mahasiswa ketika mengikuti proses pembelajaran
mengindikasikan bahwa mahasiswa tertarik/tidak dengan pelajaran
yang sedang belangsung. Ketertarikan mahasiswa ini merupakan salah
satu tanda minat.
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) berarti
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan
sifat yang menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali
pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab dengan minat ia akan
melakukan sesuatu yang akan diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Sudarsono (2003) mengatakan minat merupakan bentuk sikap
ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dalam suatu kegiatan karena
menyadari pentingnya atau bernilainya suatu kegiatan tersebut.
Menurut Syah (2000) definisi minat adalah kecenderungan atau
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Begitu pula dengan Slameto (2010) yang menyatakan bahwa minat
adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena
mata kuliah yang akan dipelajari tidak sesuai dengan minat
mahasiswa, maka mahasiswa tersebut tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila
mata kuliah tersebut menarik minat mahasiswa, maka mata kuliah
tersebut akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat
14
sehingga menambah kegiatan belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Andarmoyo (2011) mengenai
hubungan minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada mahasiswa Program Studi D-III
Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Ponorogo, terdapat terdapat hubungan positif yang signifikan antara


minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) mengenai
hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah anatomi
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC Bintaro Tahun 2010, ada
hubungan antara minat dan prestasi belajar mahasiswa Prodi
Kebidanan Stikes Ichsan Medical Centre tahun 2009.
Penelitian yang dilakukan Utami (2014) tentang Faktorfaktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologis pada mahasiswa D-III Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria
Husada Jakarta Tahun 2014, hasil penelitian hubungan minat belajar
dengan hasil belajar disimpulkan bahwa ada hubungan minat belajar
dengan hasil belajar mata kuliah anatomi dan fisiologi pada
mahasiswa D III Kebidanan SRIKes Mitra Ria Husada tingkat 1
Tahun 2014.
2.5.2 Motivasi
Menurut Sardiman (2011) dalam masalah belajar motivasi
merupakan salah satu factor yang sangat penting dan syarat mutlak
membangkitkan semangat belajar siswa. Secara etimologis motivasi
berasal dari kata motif yang berasal dari bahasa latin movere, yang
kemudian menjadi motion yaitu gerak atau dorongan untuk
bergerak).
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia motivasi diartikan
sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabakan kelompok orangorang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
15
perbuatannya (Depdikbud,1998).
Sedangkan menurut Sardiman (2011) mengemukakan
motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan respon yang terjadi atas diri seseorang kareana adanya
kebutuhan-kebutuhan yang dapat mencapai tujuan tertentu.

Dalam menggerakkan motivasi belajar mahasiswa yang


terpenting adalah dapat menciptakan situasi dan kondisi mahasiswa
yang dimana mahasiswa melakukan aktifitas belajar.
Sedangkan motivasi menurut Dimyati (2006) adalah
kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi
belajar pada diri mahasiswa dapat menjadi lemah. Selanjutnya mutu
hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar
pada diri mahasisiswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan
suasana belajar yang menggembirakan.
Menurut Syaiful Bahri (2002), pada buku Psikologi
Belajar mengatakan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan dalam
mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang berasal dari diri peserta didik
akan mendukung untuk melakukan sesuatu yang di perintahkan,
motivasi ini yang disebut dengan motivasi intrinsik. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi ini adalah adanya rasa keingintahuan
mahasiswa terhadap sesuatu hal sehingga ia akan merasa terdorong
untuk melakukan apa yang ingin diketahui. Faktor lain adalah
mahasiswa, dimana jika siswa merasa tertarik ia akan melakukan
belajar dengan semangat dan tanggung jawab.
Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri siswa atau
motivasi yang diberikan oleh orang disekitarnya disebut dengan
motivasi ekstrinsik. Faktor ini seperti seperti dukungan yang diberikan
orang tua, maka anak akan merasa terdorong jika ia mendapatkan
perhatian dari orang tuanya. Faktor yang lain adalah adanya dukungan
dari dosen, karena dosen merupakan orang tua di institusi/perguruan
tinggi yang memahami dan mengetahui tingkat perkembangan dari
masing-masing mahasiswa. Salah satu cara yang dapat diberikan oleh
dosen dalam memberikan motivasi belajar adalah dengan memberikan
dukungan

kepada mahasiswa untuk berkompetisi dengan teman-

temannya dengan sehat untuk mencapai kompetensi yang maksimal


(Sutratinah, 2001).

16

Dalam

memberikan

motivasi

belajar

dosen

harus

memahami karakteristik para mahasiswanya agar motivasai yang di


berikan sesuai dengan tingkat kebutuhan atau tingkat kesulitan yang
di alami masing-masing mahasiswa karena setiap individu berbeda
dalam kemauan, kemampuan dan pengetahuannya.
Motivasi belajar memberikan arahan kepada mahasiswa
untuk apa ia belajar serta hasil apa yang akan diperolehnya jika ia
belajar dengan sungguh-sungguh. Mahasiswa yang memiliki motivasi
belajar

tinggi,

akan

melakukan

tindakan

yang

dapat

di

pertanggungjawabkan, senang terhadap tugas yang diberikan, rapi dan


memiliki tingkat disiplin yang tinggi

karena mahasiswa tersebut

sudah sudah memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam memperoleh


hasil belajar yang maksimal.
Salah satu faktor pendorong dalam proses belajar
mengajar adalah belajar guru/dosen, metode mengajar yang digunakan
sangat mempengaruhi cara belajar siswa dan motivasi siswa.
Pemberian pembelajaran harus disajikan dengan baik, jelas dan
menarik

dengan

pemilihan

metode

mengajar

yang

tepat.

Ketidakmampaun guru/dosen dalam memberikan bahan pelajaran


secara sistematis dapat menimbulkan interprestasi yang salah dari para
mahasiswa dan akhhirnya akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Dari beberapa uraian pendapat diatas dapat diambil
benang merahnya bahwa seseorang dapat melakukan tindakan untuk
17
mencapai tujuan diawali dengan adanya hasrat atau keinginan yang
digerakkan atau didorong untuk melakukan

tindakan misalnya

seorang siswa yang termotivasi ingin mendapatkan beasiswa, agar


keinginannya tercapai maka tindakan yang dilakukan diantaranya
dapat direalisasikan dalam bentuk kehadiran atau absensi dalam
mengikuti proses belajar mengajar dikelas.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam
memberikan rasa senang dan semangat dalam belajar sehingga
mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai
banyak tenaga untuk melakukan

kegiatan belajar. Motivasi

mempunyai tujuan dan fungsi sebagai pendorong usaha dalam

pencapaian hasil belajar. Dengan kata lain motivasi belajar tidak


hanya merupakan suatu energi yang menggerakan seseorang untuk
belajar, tetapi sebagai yang mengarahkan aktivitas seseorang kepada
tujuan belajarnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Andarmoyo (2011)
mengenai hubungan minat dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada mahasiswa Program Studi
D-III

Keperawatan,

Fakultas

Ilmu

Kesehatan,

Universitas

Muhammadiyah Ponorogo, terdapat hubungan positif yang signifikan


antara motivasi mahasiswa dengan prestasi belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2013) mengenai
hubungan motivasi belajar dengan indeks prestasi akademi mahasiswa
program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran Unsyiah Banda
Aceh,

menggunakan

teknik

analisis

data

menggunakan

uji

statistik chi-square, hasil penelitian adalah ada hubungan antara hasrat


dan keinginan belajar/berhasil, dorongan kebutuhan belajar (, harapan
akan cita-cita, penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif,
kegiatan yang menarik dengan indeks prestasi akademik pada
mahasiswa. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
motivasi belajar dengan indeks prestasi akademik pada mahasiswa
18
PSIK-FK Unsyiah Banda Aceh Tahun 2013.
Penelitian yang dilakukan Utami (2014) tentang Faktorfaktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologis pada mahasiswa D III Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria
Husada Jakarta Tahun 2014, hasil penelitian hubungan motivasi
belajar dengan hasil belajar disimpulkan bahwa ada hubungan
motivasi belajar dengan hasil belajar mata kuliah anatomi dan
fisiologi pada mahasiswa D III Kebidanan STIKes Mitra Ria Husada
2.5.3

tingkat 1 Tahun 2014.


Ketekunan
Ketekunan adalah

adanya

dorongan

untuk

memenuhi

kebutuhan dengan sikap yang pantang menyerah. Ketekunan sering


berhubungan dengan sikap dan minat dalam suatu pelajaran. Bila

suatu pelajaran dikarenakan suatu hal tidak menarik maka akan di


kesampingkan begitu menemukan kesulitan dalam mempelajarinya.
Sebaliknya siswa akan dapat berjam-jam melakukan kegiatan belajar
apabila pelajaran yang menarik baginya. Selain dipengaruhi oleh sikap
dan minat juga dipengaruhi kualitas pengajaran (Hakim, 2001).
Menurut Poerwadarminta (1996), ketekunan adalah kekerasan
tekad dan kesungguhan hati. Artinya bekerja, belajar, dan berusaha
semaksimal mungkin, sehingga dengan kesunggunan hati dan tekad
yang kuat bisa dijadikan sebagai teladan bagi orang lain dan
memberikan hasil pada dirinya sendiri.
Mahasiswa yang memiliki ketekunan tingkat tinggi, ia akan
lebih konsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh dosen maupun
lingkungan sekitarnya, dengan cara mencermati, merenungkan, dan
menganalisa kemudian memilih mana yang baik untuknya dan mana
yang harus ditinggalkan. Mahasiswa dengan ketekuanan tinggi sangat
peka dan sensitif sekali terhadap lingkungannya, ia pandai membaca
situasi, mampu mengambil keputusan yang tepat, capat namun
terkesan tenang, tanpa unsur paksaan.

19

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) mengenai


hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah anatomi
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC Bintaro Tahun 2010, terdapat
adanya hubungan antara ketekunan dan prestasi belajar mahasiswa
2.5.4

Prodi Kebidanan Stikes Ichsan Medical Centre tahun 2010.


Disiplin
Dalam kamus Bahasa Indonesi disiplin adalah 1) latihan batin
dan watak yang maksimal supaya segala perbuatan selalu menaai tata
tertib, 2) ketaatan pada aturan dan tata tertib (Purwodarminta, 1996).
Disiplin berasal dari kata yang sama dengan disciple yakni seorang
yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin.
Menurut teori ini orang tua dan dosen merupakan pemimpin dan anak
merupakan mahasiwa yang belajar dari mereka.
Disiplin adalah kesadaran untuk memanfaatkan waktu secara
teratur. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai waktu
yang di harapkan.

Ciri-ciri kedisplinan menurut Arikunto (2005), kedisplinan


mahasiswa dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu:
1) Aspek disiplin siswa di lingkungan keluarga
2) Aspek disiplin siswa dilingkungan sekolah
3) Aspek disipin siswa dilingkungan pergaulan
Dari ciri-ciri kedisiplinan menurut Arikunto (2005) diatas,
maka terdapat 7 indikator kedisiplinan sebagai berikut:
a.
Mengerjakan tugas dirumah
b.
Mempersiapkan keperluan untuk kuliah dirumah
c.
Sikap mahasiswa dikelas
d.
Kehadiran mahasiswa
e.
Melaksanakan tata tertib di Universitas/Perguruan Tinggi
f.
Berhubungan dengan meminjam barang dan ketepatan
g.

mengambalikan
Berhubungan dengan pemanfaatan waktu.

20

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) mengenai


hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah anatomi
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC Bintaro Tahun 2010, terdapat
hubungan antara disiplin dan prestasi belajar mahasiswa Prodi
Kebidanan Stikes Ichsan Medical Centre tahun 2009.
Penelitian yang dilakukan oleh Nokwanti (2013) mengenai
Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa, terdapat tingkat disiplin dan
lingkungan belajar di sekolah berpengaruh positif dan signifikan
2.5.5

terhadap prestasi belajar


Sikap
Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu
untuk berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau
gagasan. Sikap dapat diartikan sekelompok keyakinan dan perasaan
yang melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk
bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu. Menurut
Robert R.Gabe (dalam Siskandar, 2008), sikap merupakan kesiapan
yang terorganisir yang mengarahkan atau mempengaruhi tanggapan
individu terhadap obyek. Sedangkan menurut Berkowitz (Azwar,
1995) sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung (favorable) atau tidak mendukung (unfavorable) terhadap
objek tersebut. Selanjutnya lebih spesifik, Thurstone (Azwar, 2009)

memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif dan afek negatif


terhadap suatu obyek psikologis. Obyek psikologis yang dimaksud
adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan, orang, institusi, profesi,
dan ide-ide yang dapat dibedakan ke dalam perasaan positif atau
negatif.
Sikap sebagai predisposisi atau kecenderungan tindakan akan
memberi arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Tetapi hal ini
tidak berarti bahwa semua tindakan atau perbuatan seseorang identik
dengan sikap yang ada padanya. Seseorang mungkin saja melakukan
21
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap yang
positif terhadap universitas/institusi, dosen maupun terhadap temanteman akan merupakan dorongan yang besar bagi anak untuk
mengadakan hubungan yang baik. Dengan adanya hubungan yang
baik, dapat melancarkan proses pendidikan di sekolah. Sebaliknya
sikap yang negatif akan menyebabkan terjadinya hubungan yang tidak
harmonis dan hanya akan merugikan anak itu sendiri (Nurkancana,
2000).
Menurut Azwar, sikap terdiri atas 3 komponen yang saling
menunjang yaitu:
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai
oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan
stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat
disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut
masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan
berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/bereaksi
terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan

objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa


sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi
perilaku.
Selanjutnya Rosenberg (dalam Azwar, 2009), dengan teori
konsistensi afektfi-kognitifnya memandang bahwa ketiga komponen
tersebut di atas saling berinteraksi secara selaras dan konsistensi
22
dalam mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila ketiga
komponen itu ada yang tidak selaras atau tidak konsisten satu sama
lain, maka akan menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap
sampai konsistensi dapat tercapai kembali sehingga sikap yang semula
negatif dapat berangsur-angsur berubah menjadi positif. Akan tetapi
sikap yang ekstrim seperti sangat setuju atau sangat tidak setuju
biasanya tidak mudah untuk dirubah.
Dari semua pengertian yang di ungkapan di atas dapat diambil
sebuah pengertian tentang sikap adalah penerimaan, tanggapan, dan
penilaian seseorang terhadap suatu obyek, situasi, konsep, orang lain
maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses belajar maupun
pengalaman di lapangan yang menyebabkan perasaan senang
(positif/sangat positif) atau tidak senang (negatif/tidak negatif).
Penelitian yang dilakukan oleh Jainuri (2009) mengenai
pengaruh sikap dan intelegensi terhadap prestasi belajar, terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap belajar dan intelegensi secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Zuliana (2014) tentang
hubungan antara motivasi, sikap, dan lingkungan belajar dengan hasil
belajar mata kuliah konsep kebidanan pada mahasiswa tingkat 1 di
STIKes Medistra Indonesia Tahun 2014, terdapat adanya hubungan
yang signifikan antara sikap belajar dan hasil belajar mata kuliah
konsep kebidanan.

23
Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor Internal:
Faktor Fisiologis
a. Kematangan fisik
b. Keadaan indera
c. Keadaan kesehatan
Hasil Belajar
Faktor Psikologis
a. Minat
b. Motivasi
c. Sikap
d. Disiplin
e. Ketekunan
f. Intelegensi
Sumber : Menurut
Rumini (2004) dan Ahmadi (1991) dalam Margono (2004)
g. Tingkat stres
h. Kepuasan
Hubungan
Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

Catatan: Huruf yang ditebalkan merupakan variabel yang akan diteliti.


Tidak semua variabel yang diteori dibahas oleh peneliti karena adanya
keterbatasan waktu

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN


HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan antara
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara yang satu
dengan yang lain (Notoatmodjo, 2012).
Dari data yang diterangkan dalam tinjauan pustaka telah diperoleh
gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar.
Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya pada beberapa variabel, yaitu
yang terikat (dependent) adalah hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi.
Variable bebas (independent) adalah minat, motivasi, ketekunan, disiplin, dan
sikap. Untuk lebih jelasnya kerangka konsep dapat dilihat dalam bagan
kerangka berfikir berikut:
Variabel Independen
1.
2.
3.
4.
5.

Variabel Dependen

Minat
Motivasi
Ketekunan
Disiplin
Sikap

Hasil Belajar Mata


Kuliah Anatomi
Fisiologi

Bagan 3.1
Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hasil
Belajar Mata kuliah Anatomi Fisiologi Mahasiswa D III Kebidanan
Tingkat I STIKes Mitra Ria Husada

25

3.2 Definisi Operasional


Tabel 3.2
Variabel Definisi Operasional, Alat24Ukur, Cara Ukur, Hasil Ukur, dan
Skala Ukur
No.

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala
Ukur

Variabel Dependent
1.
Hasil Belajar

Nilai akhir program


studi D-III
Kebidanan tingkat 1
yang didapat dari
hasil pembelajaran
anatomi fisiologi
selama tingkat 1
melalui UTS,
Penugasan,
Kehadiran, dan UAS

Variabel Dependent
Minat
Keinginan yang
sangat besar untuk
mencapai tujuan
yang diharapkan dan
bersifat menetap.
3.
Motivasi
Dorongan yang
timbul dalam diri
seseorang.
4.
Ketekunan
Sikap bersungguhsungguh dan terus
menerus dalam
belajar meskipun
mengalami kesulitan,
hambatan dan
rintangan.
5.
Disiplin
Suatu kemauan dan
perbuatan mahasiswa
dalam mematuhi
seluruh peraturan
yang telah terangkai
dengan tujuan
tertentu.
6.
Sikap
Pola tingkah laku
mahasiswa untuk
berbuat sesuatu
dengan cara tertentu
terhadap orang,
benda , atau gagasan.
2.

Format Nilai

Melihat Rekap
Dokumen

1. Tinggi, IP
2,75
2. Rendah, IP <
2,75

Kuesioner

Perhitungan
dengan Skala
Likert

1.

Perhitungan
dengan Skala
Likert
Perhitungan
dengan Skala
Likert

1.
2.

Kuesioner

Perhitungan
dengan Skala
Likert

Kuesioner

Perhitungan
dengan Skala
Likert

Kuesioner
Kuesioner

Ordinal

Tinggi,
Mean
Kurang, <
Mean

Ordinal

Baik, Mean
Kurang, <
Mean
Ya, Mean
Tidak, <
Mean

Ordinal

1.
2.

Ya, Mean
Tidak, <
Mean

Ordinal

1.

Positif,
Mean
Negatif, <
Mean

Ordinal

2.

1.
2.

2.

Ordinal

26

3.3 Hipotesis Penelitian


a. Adanya hubungan antara minat mahasiswa terhadap hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2014/2015.
b. Adanya hubungan antara motivasi mahasiswa terhadap hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2014/2015.

c. Adanya hubungan antara ketekunan terhadap hasil belajar mata kuliah


anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 STIKes
Mitra Ria Husada Tahun 2014/2015.
d. Adanya hubungan antara disiplin mahasiswa terhadap hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2014/2015.
e. Adanya hubungan antara sikap terhadap hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 STIKes Mitra Ria
Husada Tahun 2014/2015.

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian analitik, dengan pendekatan crossecsional dimana variabel
independen dan variabel dependen diteliti pada waktu bersamaan, untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah

anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 STIKes


Mitra Ria Husada Tahun 2014/2015 (Notoadmojo, 2010).
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1

Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Program Studi D-III Kebidanan
STIKes Mitra Ria Husada.

4.2.2

Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015.

4.3 Populasi dan Sample Penelitian


4.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiono, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa
Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 STIKes Mitra Ria Husada
pada bulan Februari 2015 yang berjumlah 78 orang.

28
4.3.2 Sampel

27
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,


2010).
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling
yaitu sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program
Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada pada
bulan Februari tahun 2015 yang berjumlah 78 orang.
4.4 Prosedur dan Instrument Pengambilan Data

4.4.1

Prosedur Pengambilan Data


Prosedur pengambilan data adalah langkah-langkah prosedur
dan strategi yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis
data dalam penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, prosedur yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menghubungi STIKes

Mitra

Ria

Husada

untuk

mendapatkan izin operasional untuk memulai pengumpulan data.


2. Setelah mendapatkan balasan dari STIKes Mitra Ria Husada
kemudian peneliti sudah mendapatkan izin untuk mengumpulkan
data.
3. Peneliti mulai melakukan pengumpulan data yaitu dengan
menggunakan kuesioner, dimana kuesioner tersebut dibagikan
langsung oleh peneliti.
4. Responden mengisi kuesioner yang sudah dibagikan, setelah
selesai kemudian data dikumpulkan kepada peneliti.
4.4.2

Instrumen Pengambilan Data


Dalam penelitian ini untuk uji validitas dan reliabilitas
dilakukan pada 10 orang responden di Program Studi D-III Kebidanan
Universitas MH. Thamrin Tingkat 1, dari hasil uji kuesioner maka
dapat di tentukan berapa pertanyaan yang dikurangi atau disesuaikan.29
1. Uji Validitas
Sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur
suatu data. Untuk menguji apakah instrumen (dalam hal ini
kuesioner) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor
masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel
(pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkolerasi
secara signifikan dengan skor totalnya. Teknik korelasi yang
digunakan korelasi Pearson Product Moment.
Rumusnya :

Keterangan :
r
= Koefisien validitas item yang dicari
n
= Jumlah responden.

X
Y
x
y

= Score yang di peroleh subjek yang di peroleh setiap item


= Score yang di peroleh subjek yang di peroleh item
= Jumlah score dalam variable X
= Jumlah score dalam variable Y
Dalam penelitian ini untuk uji instrument di lakukan pada 10

orang responden di Universitas MH. Thamrin Jakarta dari hasil uji


kuesioner maka dapat di tentukan berapa pertanyaan yang
dikurangi atau disesuaikan. Nilai r tabel untuk n=10 adalah 0,632.
Keputusan Uji :
Bila r hitung lebih besar dari r tabel Ho ditolak, artinya
variabel valid.
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel Ho gagal ditolak, artinya
variabel tidak valid.
30
Untuk hasil dari Uji Validitas di Universitas MH. Thamrin
yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 10
responden ke mahasiswa DIII Kebidanan Tingkat 1 Semester 1
diperoleh data dibawah ini:
a. Variabel minat terdiri dari 20 pertanyaan, hasil R hitung =
0,779 nilai R tabel 0,632, Ho ditolak artinya variabel valid
dan realibel sebanyak 7 pertanyaan.
b. Variabel motivasi terdiri dari 20 pertanyaan, hasil R hitung =
0,779 nilai R tabel 0,632, Ho ditolak artinya variabel valid
dan realibel sebanyak 10 pertanyaan.
c. Variabel ketekunan terdiri dari 20 pertanyaan, hasil R hitung =
0,779 nilai R tabel 0,632, Ho ditolak artinya variabel valid
dan realibel sebanyak 5 pertanyaan.
d. Variabel disiplin terdiri dari 20 pertanyaan, hasil R hitung =
0,779 nilai R tabel 0,632, Ho ditolak artinya variabel valid
dan realibel sebanyak 11 pertanyaan.
e. Variabel sikap terdiri dari 20 pertanyaan, hasil R hitung = 0,779
nilai R tabel 0,632, Ho ditolak artinya variabel valid dan
realibel sebanyak 10 pertanyaan.
Untuk hasil Uji Validasi terlampir.
2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan


sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan
dengan alat ukur yang sama. Pertanyaan dikatakan reliabel jika
jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Jadi jika misalnya responden menjawab
tidak setuju terhadap prilaku merokok dapat mempertinggi
kepercayaan diri, maka jika beberapa waktu kemudian ia ditanya
lagi untuk hal yang sama, maka seharusnya tetap konsisten pada31
jawab semula yaitu tidak setuju.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1) Repeated measure atau ukur ulang. Pertanyaan ditanyakan
pada responden berulang pada waktu yang berbeda (misal
sebulan kemudian) dan kemudian dilihat apakah ia tetap
konsisten dengan jawabannya.
2) One shot atau diukur sekali saja. Disini pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
lain. Pada umumnya pengukuran dilakukan dengan one shot
dengan beberapa pertanyaan pengujian reliabilitas dimulai
dengan menguji validitas terlebih dahulu.
Jadi jika pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan
tersebut dibuang. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid
kemudian baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
Untuk mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara
melakukan uji Crombach Alpha.
Keputusan uji:
Bila Crombachs Alpha 0,6 artinya variabel reliable
Bila Crombachs Alpha < 0,6 artinya variabel tidak reliable
a. Variabel minat terdiri dari 7 pertanyaan, hasil Crombachs
Alpha = 0,919, nilai r tabel 0,632, Ho ditolak artinya
semua variabel valid dan realibel.
b. Variabel motivasi terdiri dari 10 pertanyaan, hasil

Crombachs Alpha = 0,930, nilai r tabel 0,632, Ho ditolak


artinya semua variabel valid dan realibel.
c. Variabel ketekunan terdiri dari 5 pertanyaan, hasil
Crombachs Alpha = 0,809, nilai r tabel 0,632, Ho ditolak
artinya semua variabel valid dan realibel.
d. Variabel disiplin terdiri dari 11 pertanyaan,

hasil

Crombachs Alpha = 0,949, nilai r tabel 0,632, Ho ditolak


32
artinya semua variabel valid dan realibel.
e. Variabel sikap terdiri dari 10 pertanyaan, hasil Crombachs
Alpha = 0,945, nilai r tabel 0,632, Ho ditolak artinya
semua variabel valid dan realibel.
Untuk hasil Uji Realibilitas terdapat pada lampiran.
4.5 Pengumpulan Data
4.5.1 Data Primer
Diperoleh dari hasil kuesioner langsung pada mahasiswa program
studi D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada pada
bulan Februari 2015. Menggunakan skala ukur Likert.
Pembobotan pada pertanyaan yang bersifat favourable adalah
Sangat Setuju (SS)=4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)=2, Sangat
tidak setuju (STS)=1.
Sedangkan pembobotan

pada

pertanyaan

yang

bersifat

unfavourable adalah Sangat Setuju (SS)=1, Setuju (S)=2, Tidak Setuju


(TS)=3, Sangat tidak setuju (STS)=4.
4.6 Variabel Penelitian
4.6.1

Variabel dependent yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi


akibat karena variabel bebas. Variabel dependent dalam penelitian ini

4.6.2

adalah hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi.


Variabel independent yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel terikat (Hidayat, 2007). Variabel independent
dalam penelitian ini adalah minat, motivasi, ketekunan, disiplin, dan
sikap.

4.7 Instrumen Penelitian


Menurut (Notoatmodjo, 2010) instrument penelitian adalah alat-alat
yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan

angket sebagai instrument penelitian yang meliputi pertanyaan tertulis yang


digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

33

Menurut Notoatmodjo (2010) instrumen penelitian adalah alat-alat


yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi 43 pertanyaan terdiri dari 7 pertanyaan tentang minat,
10 pertanyaan tentang motivasi, 5 pertanyaan tentang ketekunan, 11
pertanyaan tentang displin, dan 10 pertanyaan tentang sikap. Untuk mengukur
faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar maka alat ukur
kuesioner dengan bentuk check list dibagi 4 kategori yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4.8 Pengolahan Data
4.8.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menghasilkan informasi
yang benar sesuai tujuan penelitian dengan menggunakan program
komputerisasi. Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan:
a. Editing
Langkah pertama adalah memeriksa kembali semua kuesioner
yang telah terkumpul satu per satu, apakah kuesioner telah diisi
sesuai dengan petunjuk sebelumnya. Jika belum, kuesioner
dikembalikan untuk dilengkapi.
b. Coding
Memberikan kode pada setiap pertanyaan tertentu untuk
memudahkan pengolahan data.
c. Entry
Proses pemisahan atau pengelompokan data kedalam tabel
kemudian dikelompokan berdasarkan variable.
d. Tabulating
Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel-

34

tabel sesuai kriteria.


e. Cleanning

Pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada


kesalahan atau

tidak dengan mengetahui data yang hilang,

variasi data, konsistensi data, dan membuat tabel silang.


4.9 Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang sudah di entry
sehingga dihasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Analisis data pada penelitian
ini meliputi:
4.9.1

Analisis Univariat
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui proporsi masingmasing variabel yang diteliti minat, motivasi, ketekunan, disiplin,
dan sikap. Bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap
variabel yang akan diteliti agar dapat melihat hasil yang lebih valid
maka harus dimasukkan kedalam program pengolahan data.

P= f X 100
n

Keterangan
P = Jumlah persentase yang dicari
f = Jumlah frekuensi dari masing variabel
n = Jumlah penelitian (jumlah responden)
4.9.2

Analisis Bivariat
Menggunakan crosstab yaitu menyajikan data dalam bentuk
tabulasi yang meliputi baris dan kolom yang datanya berskala
ordinal atau katagori, dengan uji Chi Square menguji apakah ada
hubungan antara

masing-masing

variabel

bebas

variabel terikat. Uji Chi-square menggunakan alpha = 0,05.

terhadap

35

Uji ini untuk mengetahui H0 ditolak atau diterima dengan


ketentuan apabila P-value < , maka H 0 ditolak artinya ada
hubungan yang bermakna jika P-value , maka H0 diterima
artinya tidak ada hubungan yang bermakna antar variabel.
Aturan yang berlaku pada Chi Square untuk tabulasi silang
2x2 adalah sebagai berikut:
a.

Perhitungan pearson Chi-Square dipakai bila tabel lebih dari 2 x


2, misalnya 3 x 2, 2 x 3, dan seterusnya.

b.

Perhitungan Continuity Correction dipakai apabila tabel 2 x 2,


dan tidak ada nilai expectation (E) kurang dari 5.

c.

Perhitungan Fishers Exact Test dipakai bila tabel 2 x 2 dan


dijumpai Expectation (E) kurang dari 5.

Rumus :
2 = (Oi Ei)

df = (k-1)(b-1)

Ei
Keterangan :
2 = Chi Square
Oi = Nilai Observasi
Ei = Nilai Expectacy (Harapan)
df = Degree of Freedom (Derajat Kebebasan)
k

= Jumlah Kolom

= Jumlah Baris
Kriteria penilaian adalah bila nilai p < 0.05, dapat disimpulkan

ada hubungan antara variabel bebas dan terikat, demikian pula


sebaliknya bila nilai p 0.05, tidak ada hubungan yang bermakna
secara statistik antar variable independen dan dependen.

BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada seluruh mahasiswa program studi D-III
Kebidanan tingkat 1 semester 1 di STIKes Mitra Ria Husada bulan Februari
tahun 2015. Pada peneliti ini jumlah sampel sebanyak 78 mahasiswa. Adapun
hasil yang diperoleh sebagai berikut:
5.1

Hasil Analisis Univariat


Dalam analisa univariat menjelaskan secara deskiptif mengenai
variable dependent adalah hasil belajar mata kuliah anatomi fisologi,
sedangkan variabel independent adalah minat, motivasi, ketekunan,
disiplin, dan sikap.
Tabel 5.1.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Pada
Program Studi D-III Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada
Jakarta Tahun 2015
Variabel dependen
Nilai
Tinggi
Rendah

Jumlah

Presentase (%)

66
12

84,6
15,4

Berdasarkan tabel diatas dari 78 mahasiswa di STIKes Mitra Ria


Husada Jakarta memiliki nilai tinggi terhadap nilai anatomi fisologi
sebesar 84,6% dan yang memiliki nilai rendah sebesar 15,4%

37

Tabel 5.1.2
Distribusi Frekuensi Minat, Motivasi, 36
Ketekunan, Disiplin dan Sikap terhadap
Hasil Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi pada Program Studi D-III
Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
Variabel independen

Jumlah

Presentase (%)

Minat
Tinggi
Kurang

47
31

60,2
39,8

Baik
Kurang

57
21

70,0
30,0

Ya
Tidak

54
24

69,2
30,8

Ya
Tidak

59
19

75,6
24,4

Positif
Negatif

43
35

55,1
44,9

Motivasi
Ketekunan
Disiplin
Sikap

Berdasarkan tabel diatas, dari 78 responden mahasiswa Program Studi


D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Jakarta Tahun 2015,
mahasiswa mayoritas memilik minat yang tinggi sebesar 60,2% dan mahasiswa
yang memiliki minat kurang sebesar 39,8%.
Berdasarkan motivasi mayoritas mahasiswa Program Studi D-III
Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Jakarta Tahun 2015 memiliki
motivasi baik sebesar 70,0% dan mahasiswa yang memiliki motivasi kurang
sebesar 30,0%.
Berdasarkan ketekunan mayoritas mahasiswa Program Studi D-III
Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Jakarta Tahun 2015 memiliki
ketekunan sebesar 69,2% dan mahasiswa yang tidak memiliki ketekunan sebesar
30,8%.
Berdasarkan disiplin mayoritas mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan
Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Jakarta Tahun 2015 memiliki disiplin
38
sebesar 75,6% dan mahasiswa yang tidak memiliki disiplin sebesar 24,4%.
Berdasarkan sikap mayoritas mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan
Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Jakarta Tahun 2015 memiliki sikap positif
sebesar 55,1% dan mahasiswa yang memiliki sikap yang negatif sebesar 44,9%.
5.2

Hasil Analisis Bivariat


Kegunaan analisa bivariat adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan yang signifikan antara dua variabel. Untuk mengetahui adanya
hubungan antara hasil belajar dengan motivasi, minat, ketekunan, disiplin

dan sikap dilakukan hasil analisa statistic dengan menggunakan uji Chi
Square test adapun hasil dapat dilihat pada tabel ini :
Tabel 5.2.1
Distribusi Frekuensi Minat, Motivasi, Ketekunan, Disiplin dan Sikap Terhadap
Hasil Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Pada Program Studi D-III
Kebidanan Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
Nilai
Tinggi

Variabel
Minat
Tinggi
Kurang
Motivasi
Baik
Kurang
Ketekunan
Ya
Tidak
Dispilin
Ya
Tidak
Sikap
Positif
Negatif

44
22

93,6
71,0

55
11

Jumlah

Rendah
n

OR
(95%CI)

pValue

3
9

6,4
29,0

47
31

100,0
100,0

6,0

0,017

96,5
52,4

2
10

3,5
47,6

41
37

100,0
100,0

25,0

0,000

50
16

92,6
66,7

4
8

7,4
33,3

54
24

100,0
100,0

6,2

0,010

55
11

93,2
57,9

4
8

6,8
42,1

59
19

100,0
100,0

10,0

0,001

35
31

81,4
88,6

8
4

18,6
11,4

43
35

100,0
100,0

0,6

0,577

Hasil analisis hubungan antara minat dengan hasil belajar mata


kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada pada Tahun 2015, mahasiswa memiliki minat yang
tinggi sebanyak 6,4% yang mempunyai hasil belajar mata kuliah anatomi
39
fisiologinya rendah sedangkan yang mempunyai minat rendah dan hasil
nilainya juga rendah sebanyak 29,0%, hasil uji statistik menunjukan
pValue adalah 0,017<0,05 dengan demikian Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara minat dan nilai
dimana OR 6,0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang
memiliki minat rendah memiliki peluang untuk mendapatkan nilai rendah
terhadap hasil nilai pada mata kuliah anatomi fisiologi sebesar 6,0 kali
lebih besar dibanding dengan mahasiswi yang memiliki minat tinggi.
Hasil analisis hubungan motivasi hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada

pada Tahun 2015, diketahui yang memiliki motivasi tinggi sebesar 3,5%
yang memiliki nilai rendah pada mata kuliah anatomi fisiologi, sedangkan
diantara mahasiswa yang memiliki motivasi kurang sebesar 47,6% yang
memiliki nilai rendah, hasil uji statistik menunjukan pValue adalah
0,000<0,05 dengan demikian Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
adanya hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil belajar
pada mata kuliah anatomi fisiologi dimana OR 25,0. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi rendah memiliki
peluang untuk mendapatkan nilai rendah terhadap hasil nilai pada mata
kuliah anatomi fisiologi sebesar 25,0 kali lebih besar dibanding dengan
mahasiswi yang memiliki motivasi tinggi.
Hasil analisis hubungan antara ketekunan dengan hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada pada Tahun 2015, mahasiswa yang memiliki ketekunan
sebanyak 7,4% yang mempunyai hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologinya rendah sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki ketekunan
dan hasil nilainya juga rendah sebanyak 33,3%, hasil uji statistik
menunjukan pValue adalah 0,01<0,05 dengan demikian Ho ditolak
sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara
ketekunan dan nilai dimana OR 6,2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa yang tidak memiliki ketekunan mempunyai peluang untuk
mendapatkan nilai rendah terhadap hasil nilai pada mata kuliah anatomi
40
fisiologi sebesar 6,2 kali lebih besar dibanding dengan mahasiswi yang
memiliki ketekunan.
Hasil analisis hubungan antara disiplin dengan hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada pada Tahun 2015, mahasiswa memiliki disiplin
sebanyak 6,8% yang mempunyai hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologinya rendah sedangkan yang tidak mempunyai disiplin dan hasil
nilainya juga rendah sebanyak 42,1%, hasil uji statistik menunjukan
pValue adalah 0,001<0,05 dengan demikian Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara disiplin dan nilai

dimana OR 10,0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang


tidak memiliki disiplin mempunyai peluang untuk mendapatkan nilai
rendah terhadap hasil nilai pada mata kuliah anatomi fisiologi sebesar 10,0
kali lebih besar dibanding dengan mahasiswi yang memiliki disiplin.
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada pada Tahun 2015, mahasiswa memiliki sikap positif
sebanyak 18,6%

yang mempunyai hasil belajar mata kuliah anatomi

fisiologinya rendah sedangkan yg mempunyai sikap negatif dan hasil


nilainya juga rendah sebanyak 11,4%, hasil uji statistik menunjukan
pValue adalah 0,577 > 0,05 dengan demikian Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan hasil
belajar pada mata kuliah anatomi fisiologi yang artinya tidak ada
perbedaan antara sikap positif dan sikap negatif.

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka penelitian ini
menggunakan desain Cross Sectional, yang hanya dapat memperlihatkan
hubungan dengan cara mengamati variabel independent dan variabel
dependent pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat menentukan
hubungan sebab akibat antara kedua variabel tersebut.

Selain itu, karena hanya menghubungkan variabel independent dan


variabel dependent, kemungkinan ada beberapa variabel lain yang belum
masuk atau belum ikut dalam kerangka konsep.
6.2 Pembahasan Penelitian
6.2.1 Hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi
D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
Hasil penelitian terhadap 78 mahasiswa yang memiliki hasil
belajar tinggi terhadap mata kuliah anatomi fisiologi sebanyak 66
mahasiswa (84,6%), sedangkan mahasiswa yang mempunyai nilai
mata kuliah anatomi fisiologi rendah sebanyak 12 orang mahasiswa
(15,4%). Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
didik dalam periode tertentu (Sutratinah, 2001).
Menurut Ahmadi dalam Darryan (2009) hasil belajar adalah
tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari materi pelajaran
dikampus yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenai sejumlah pelajaran.

42

Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan berhasil apabila


41
mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mengetahui apakah suatu
kegiatan belajar dicapai secara optimal maka perlu diadakan penilaian
atau evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang
tingkat hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa setelah melakukan
kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Setelah diadakan penilaian atau evaluasi belajar

maka dapat diketahui prestasi belajar. Kata prestasi belajar dari bahasa
Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar adalah hasil evaluasi
belajar, yang oleh Bloom dinilai dalam 3 ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomor (Winkel, 2007).
6.2.2 Faktor minat yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah
anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Program Studi
D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada nilai P value adalah
0,017<0,05. Dengan demikian Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara minat dengan nilai mata kuliah anatomi
fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria
Husada Tahun 2015.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Sari (2010) mengenai
hubungan motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah anatomi
fisiologi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC, dimana terdapat
hubungan yang signifikan antara minat dengan hasil belajar terhadap
mata kuliah anatomi.

43

Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Andarmoyo


(2011) mengenai hubungan minat dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada mahasiswa Program Studi
D-III

Keperawatan

Fakultas

Ilmu

Kesehatan,

Universitas

Muhamadiyah Ponorogo, terdapat terdapat hubungan positif yang


signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan Utami (2014) tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologis
pada mahasiswa D III Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Jakarta
Tahun 2014, hasil penelitian hubungan minat belajar dengan hasil
belajar, disimpulkan bahwa ada hubungan minat belajar dengan hasil

belajar mata kuliah anatomi dan fisiologi pada mahasiswa D III


Kebidanan STIKes Mitra Ria Husada tingkat 1 Tahun 2014.
Serta selaras juga dengan penelitian Novita (2009) menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat mahasiswa,
mahasiswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak memperoleh
kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat
mahasiswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat
menambah kegiatan belajar. Jika mahasiswa yang kurang berminat
terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang
lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan
berguna bagi kehidupan serta yang berhubungan dengan cita-cita yang
berkaitan dengan bahan pelajaran yang dipelajari (Slameto, 2003).

44

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil


penelitian sesuai dengan teori yang ada dimana minat berhubungan
dengan prestasi belajar mahasiswa. Dengan minat yang rendah
prestasi belajar yang diperolehpun rendah, karena minat dapat
menimbulkan dorongan bagi sesorang untuk berbuat atau bersikap
sesuai dengan rangsangan yang ada. Dalam hal ini dosen sebaiknya
berusaha membangkitkan minat mahasiswa dengan cara menerapkan
tehnik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi dengan tujuan
untuk

menciptakan

menyenangkan

bagi

suasana

belajar

mahasiswa,

mahasiswa untuk belajar.

yang

sehingga

menantang
lebih

dan

mendorong

6.2.3 Faktor motivasi yang berhubungan dengan hasil belajar mata


kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Program Studi
D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada nilai P value adalah
0,000<0,05. Dengan demikian Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara motivasi dengan nilai mata kuliah
anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada Tahun 2015.
Penelitian ini selaras dengan yang dilakukan oleh Yusuf (2013)
mengenai hubungan motivasi belajar dengan indeks prestasi akademi
mahasiswa program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran
Unsyiah Banda Aceh, didapat bahwa ada hubungan antara motivasi
belajar dengan indeks prestasi akademik pada mahasiswa PSIK-FK
Unsyiah Banda Aceh Tahun 2013.
Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Saifulloh (2008) mengenai sikap, minat dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar bahwa motivasi belajar tidak mempengaruhi
45
hasil belajar.
Penelitian ini selaras yang dilakukan oleh Andarmoyo
(2011) mengenai hubungan minat dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada mahasiswa Program Studi
D-III

Keperawatan,

Fakultas

Ilmu

Kesehatan,

Universitas

Muhammadiyah Ponorogo, terdapat hubungan positif yang signifikan


antara motivasi mahasiswa dengan prestasi belajar,
Menurut (Slameto 2003) yang mengatakan bahwa motivasi
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasi yang mendorong mahasiswa ingin melakukan
kegiatan belajar dengan baik dan memperolah hasil yang baik pula
dari belajar.

Motivasi yang baik merupakan pendorong yang paling


efektif supaya mahasiswa bisa belajar dengan aktif dan maksimal.
Motivasi erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai, tanpa
motivasi yang jelas siswa tidak bisa melakukan kegiatan belajar
dengan baik, sehingga tidak terjadi perubahan perilaku dalam proses
pembelajaran.
6.2.4 Faktor ketekunan yang berhubungan dengan hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Program Studi
D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada nilai Pvalue adalah
0,01<0,05. Dengan demikian Ho ditolak, karena nilai Pvalue lebih
kecil dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara ketekunan dengan hasil nilai pada mata kuliah anatomi
fisiologi. Karena sebagian besar mahasiswa tidak memiliki ketekunan
pada mata kuliah anatomi fisiologi sehingga bisa mempengaruhi
proses pembelajaran pada mata kuliah anatomi fisiologi, ketekunan
46
merupakan salah satu faktor yang menentukan dengan hasil belajar
seseorang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Sari (2010) mengenai
hubungan motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah anatomi
fisiologi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC, dimana terdapat
hubungan yang signifikan antara ketekunan dengan hasil belajar
terhadap mata kuliah anatomi.
Ketekunan belajar (perseverance) erat kaitannya dengan
dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk belajar dan mengolah
informasi secara efektif dan efisien serta pengembangan minat dan
sikap yang diwujudkan dalam setiap langkah instruksional (Iskandar,
2002).
Sedangkan menurut Rusmini (2001), ketekunan adalah terus
maju ke satu tujuan walaupun banyak halangan. Orang yang tekun

akan terus berpegang pada komitmennya sampai terpenuhi meskipun


tidak mudah untuk melakukannya.
Dari pembahasan diatas menunjukan bahwa ketekunan
mempunyai hubungan dengan prestasi belajar. semakin tinggi tingkat
ketekunan mahasiswa maka akan semakin tinggi pula prestasi yang
diperoleh. Ketekunan merupakan dorongan yang datang dari dalam
diri mahasiswa karenanya guru/dosen harus mendorong mahasiswa
agar lebih tekun didalam belajar terutama dalam memecahkan
persoalan yang komplek.
6.2.5 Faktor disiplin yang berhubungan dengan hasil belajar mata
kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Program Studi
D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada nilai p value adalah
0,001<0,05. Dengan demikian Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara disiplin dengan nilai mata kuliah anatomi
47
fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria
Husada Tahun 2015.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Sari (2010) mengenai
hubungan motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah anatomi
fisiologi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC, dimana terdapat
hubungan yang signifikan antara disiplin dengan hasil belajar terhadap
mata kuliah anatomi.
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Linnek
(2008) tentang kedisiplinan dengan hasil belajar, terdapat hubungan
yang positif antara kedisiplinan dengan prestasi belajar. Semakin tinggi
kedisiplinan maka semakin tinggi pula prestasi belajar demikian pula
sebaiknya, semakin rendah kedisiplinan maka semakin rendah pula
prestasi belajar.
Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan mahasiswa
dalam belajar. Dalam belajar mahasiswa perlu disiplin untuk

mengembangkan motivasi yang kuat. Dengan demikian agar siswa


belajar lebih maju, mahasiswa harus disiplin didalam belajar.
Kedisiplinan di lingkungan Perguruan Tinggi/Universitas mencakup
kedisiplinan dosen, pegawai, staf dan lain-lain. Agar mahasiswa
disiplin haruslah dosen beserta staf yang lain juga harus disiplin pula
(Slameto, 2010).
Berdasarkan pembahasan diatas menunjukan bahwa prestasi
belajar ada hubungannya dengan kedisiplinan. Mahasiswa seharusnya
disiplin dalam belajar baik didalam ruangan/kelas maupun diluar,
selain itu sering kali mahasiswa jauh dari orang tua maka mahasiswa
dituntut untuk menerapkan disiplin pada dirinya. Namun demikian
mahasiswa harus selalu berusaha untuk membangkitkan kedisiplinan
mahasiswa baik disiplin waktu, belajar dan berinteraksi dengan
lingkungan.
48

6.2.6 Faktor sikap yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah
anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes
Mitra Ria Husada Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Program Studi D-III
Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada nilai p value adalah 0,557> 0,05.
Dengan demikian Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara sikap dengan nilai mata kuliah anatomi fisiologi
pada Program Studi D-III Kebidanan di STIKes Mitra Ria Husada Tahun
2015.
Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Saifulloh (2008) mengenai sikap, minat dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar bahwa sikap belajar tidak mempengaruhi hasil belajar.
Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zuliana (2014) tentang hubungan antara motivasi, sikap, dan lingkungan
belajar dengan hasil belajar mata kuliah konsep kebidanan pada

mahasiswa tingkat 1 di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2014, yaitu


adanya hubungan yang signifikan antara sikap belajar dan hasil belajar
mata kuliah konsep kebidanan.
Teori yang di ungkapkan oleh Azwar (2009) bahwa sikap
merupakan suatu respon evaluatif. Sikap seseorang terhadap obyek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) ataupun perasaan
tidak mendukung (non favorable) obyek tersebut. Pengukuran sikap akan
mengklasifikasikan respon evaluatif seseorang pada posisi memihak dan
tidak memihak, pada posisi setuju atau tidak setuju. Sikap dikatakan
sebagai respon, respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individual respon
evaluatif berarti bahwa bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu
didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu, yang memberikan
kesimpulan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik, buruk, positif,
negatif, yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak
49
suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap obyek
sikap. Secara definitif, sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan
keadaan pikiran yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan
terhadap suatu obyek yang diorganisir melalui pengalaman serta
mempengaruhi secara langsung pada perilaku.
Menurut Fitria (2011) sikap adalah kecenderungan untuk
bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata
(overtbehavior) melainkan masih bersifat tertutup (covertbehavior).
Sikap adalah penilaian seseorang terhadap suatu obyek, situasi, konsep,
orang lain maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses belajar
maupun pengalaman di lapangan yang menyatakan rasa suka (respon
positif) dan rasa tidak suka (respon negatif). Sikap merupakan salah satu
tipe karakteristik afektif yang sangat menentukan keberhasilan seseorang
dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajar, aspek psikologi sikap mahasiswa
sangat berpengaruh terhadap mahasiswa menerima materi. Sikap dalam
arti sempit adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut

Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif


menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu (Saifullah, 2012).
Sikap mahasiswa yang positif terutama terhadap dosen dan mata
kuliah yang disajikan, merupakan petanda awal yang baik bagi proses
belajar mahasiswa. Sebaliknya sikap negatif mahasiswa terhadap dosen
dan mata pelajaran, apalagi diiringi dengan dengan kebencian terhadap
dosen atau mata pelajarannya dapat menimbulkan kesulitan belajar
mahasiswa tersebut (Saifullah, 2012).
.

51
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang behubungan
dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi ditemukan:
1. Dari hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah anatomi fisiologi mayoritas
mempunyai nilai yang tinggi.
2. Minat mahasiswa pada mata kuliah anatomi fisiologi mayoritas
mempunyai minat yang tinggi sehingga terdapat adanya hubungan antara
minat dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada Program
Studi D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015.
3. Motivasi mahasiswa pada mata kuliah anatomi fisiologi mayoritas
mempunyai motivasi yang tinggi sehingga terdapat adanya hubungan
antara motivasi dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada

Program Studi D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada


Tahun 2015.
4. Ketekunan mahasiswa pada mata kuliah anatomi fisiologi mayoritas
mempunyai ketekunan sehingga terdapat adanya hubungan antara
ketekunan dengan hasil belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada
Program Studi D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada
Tahun 2015.
5. Dilihat dari disiplin mahasiswa pada mata kuliah anatomi fisiologi
mayoritas mahasiswa memiliki disiplin sehingga terdapat adanya
hubungan antara disiplin dengan hasil belajar mata kuliah anatomi
fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan tingkat 1 di STIKes Mitra
Ria Husada Tahun 2015.
6. Sikap mahasiswa pada mata kuliah anatomi fisiologi mayoritas
mempunyai sikap positif pada mata kuliah anatomi dibandingkan dengan
sikap negatif dan tidak terdapat ada hubungan antara sikap dengan hasil
belajar mata kuliah anatomi fisiologi pada Program Studi D-III Kebidanan
tingkat 1 di STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2015.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut,
maka saran yang peneliti usulkan
50
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk meningkatkan motivasi, ketekunan, disiplin dan minat,
sebaiknya peserta didik membentuk team belajar untuk
mempermudah menghafal dan memahami materi pembelajaran.
Jika peserta didik salah satu tidak hadir dalam team tersebut atau
tidak mengerjakan tugas menghafal, maka akan mendapatkan
sanksi sehingga akan memacu mahasiswa untuk meningkatkan
hasil belajar.
b. Untuk tenaga pendidik diharapkan melakukan review terhadap
materi pembelajaran yang telah diberikan pada saat akhir
2.

pembelajaran.
Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, menambah wawasan dan


pengalaman bagi penelitian, dan dapat dijadikan rujukan untuk
penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
A, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Abror. 2000. Psikologi pendidikan. Tata Wacana. Yogyakarta
Adrian. 2004. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa.
Ahmad, Safullah. 2009. Pengaruh Sikap, Minat, dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Bahasa Arab Kelas IV SD Mohammadiyah Sapen Yogyakarta.
Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Andarmoyo, Sulistyo. 2011. Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Mahasiswa D III
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo

Anung, Pramudyo. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Dosen Negeri Pada Kopertis Wilayah V Yogyakarta. Diperoleh 2-12-2014,
http://jurnal.umy.ac.id/files/journals/8/articles/1456/public/1456-2104-1PB.pdf
Arifin, Z. 1991. Evaluasi Interaksional : Prinsip, Tehnik, Prosedur. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Asmawi. 2002. Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi Industri &
Organisasi. Jakarta
Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta : Pustaka
Pelajar.
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional Balai Pustaka
Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Calhoun, J.F dan Joan Ross Acocella. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKIP Semarang
Cano, J. 2006. The Root of Motivation. The Agricultural Education.
Crow, L.D, dan Crow, A. (1982). Psikologi Pendidikan. penerj. Kasijan Z.
Surabaya : PT Bina Ilmu
Darwyan. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Diadit Media
Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Fathoni, Abdurrahman.. 2006. Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta : Rineka Cipta
Fitria. 2011. Sikap Belajar Siswa. Tersedia : http//rizcafitria.wordpress.com
Gie. 2001. Cara kerja Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta : Gajah Mada
Univercity Press
Hakim, Thursan. 2001. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pupsa Swara
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplin, 2009
http://www. pendidikanbelajar.teach.co.id.2008

http://www. pendidikankebidanan.midwifery.co.id.2006
Inayah. 2013. Hubungan antara Kedisiplinan Siswa dengan Prestasi Belajar pada
Siswa Kelas X di SMA Batik 1 Surakarta
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung
Jainuri, M. 2009. Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Kelas II
SMK Tri Bhakti Bangko
John. 2008. Psikologi Pendidikan edisi II. Jakarta : Kencana
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Mukhlis, Fahruddin. 2006. Hakikat Pendidikan. Diperoleh 28 November 2014,
dari

http://zainalabidindalimunthe.blogspot.com/2010/11/hakikat-

pendidikan.html
Mukhtar dan Rusmini. 2001. Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya
dalam Pembelajaran. Jakarta: CV Fifa Mulia Sejahtera
Nana, Syaodih Sukmadinata. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nokwanti. 2013. Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta.
Nurkancana, Wayan. 2006. Pemahaman Individu. Nurkancana. 2000. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional
Qory, Dellasera. 2013. Kualitas Pendidikan Indonesia. Diperoleh 28 November
2014, dari http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikanindonesia-refleksi-2-mei-552591.html
Poerwadarminta. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Purwanto. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung :Remaja
Rosdakarya
Saefullah, U. (2012). Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenada Media
Sardiman. 2004. Petunjuk Tehnik Penyelenggaraan Belajar Mengajar. Jakarta :
Raja Grafindo Persada

Sari. 2010. Hubungan Motivasi Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IMC.
Siskandar. 2008. Sikap Dan Motivasi Siswa Dalam Kaitan Dengan Hasil Belajar
Matematika Di SD. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Tahun XIV, No.
072.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jarkata: Rineka
Cipta
Soetomo. 2000. Dasardasar Interaksi Belajar dan Mengajar. Surabaya : Usaha
Nasional
Sri Rumini, Sri Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka
Cipta
Sudarsono. 1993. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sugiarto. 2007. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Melalui
Penerapan. Metode Tutor Sebaya Suatu Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa Kelas III.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sujana. 2001. Cara Belajar Siswa Efektif. Bandung : W Sinar
Sukmadinata. 2007. Pengendalian Mutu Sekolah Menengah. Jakarta : Refika
Anditama
Surya. 2002. Pengembangan Alat Ukur Psilkologi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sutadipura. 2002. Aneka Problematik Keguruan. Bandung : Angkasa
Sutratinah, Tirtonegoro. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya :
Usaha Nasional.
Syah, Muhibbin (2000). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Syaiful, Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta

Tirtonegoro. 2002. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Diadit


Media
Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara
Utami. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar mata kuliah
anatomi fisiologis pada mahasiswa D-III Tingkat 1 di STIKes Mitra Ria
Husada Jakarta Tahun 2014
Winkel,W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Wuryani, Djiwandono. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Yusuf, M. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Indeks Presentasi Akademik
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Unsyiah Banda Aceh
Zuliana. 2014. Hubungan Antara Motivasi, Sikap, Dan Lingkungan Belajar
Dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan pada Mahasiswa
Tingkat 1 di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2014

INFORMED CONSENT
Dengan hormat,
Dengan ini saya
Nama
No. Siswa
Asal Instansi

:
: Natalia Kristina Sitorus
: 14513021
: STIKes Mitra Ria Husada Cibubur Jakarta Timur

Akan mengadakan suatu penelitian untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan
judul FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL
BELAJAR MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI PADA PROGRAM
STUDI D-III KEBIDANAN TINGKAT 1 DI STIKES MITRA RIA HUSADA
TAHUN 2014/2015, guna memenuhi syarat mengikuti ujian akhir program D-IV
Bidan Pendidik, untuk itu penulis memohon dengan hormat kepada mahasiswa DIII Kebidanan Mitra Ria Husada bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada daftar kuesioner berikut ini dengan


ikhlas tanpa prasangka. Kesediaan waktu dan informasi yang saudara berikan
sangat berharga bagi kami. Kerahasiaan identitas diri saudara dan data-data
penulis jamin dan hal ini sudah merupakan etika dalam penelitian untuk menjamin
segala data yang menjadi rahasia responden, maka kami mohon untuk
memberikan jawaban mengenai pertanyaan dengan sebenarnya.
Sebelum dan sesudahnya, penulis mengucapkan terima kasih atas
kerjasamanya.

Hormat saya,

(Natalia Kristina)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama
:
No. Siswa
:
Kelas
:
Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada halaman inform consent
saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang akan
dilakukan oleh mahasiswa DIV Bidan Pendidik STIKes Mitra RIA Husada Jakarta
dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI PADA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TINGKAT 1 DI STIKES MITRA
RIA HUSADA TAHUN 2014/2015
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif
terhadap saya dan keluarga saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden
pada penelitian ini.
Jakarta, Februari 2015

Responden

KUESIONER
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi.

Nama

No Presensi

Kelas

Petunjuk Pengisian Angket

1. Tulislah nama, no presensi dan kelas pada kolom yang telah disediakan.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan
memberikan tanda check list () atau silang (x) pada kolom yang telah
tersedia.
Keterangan untuk pertanyaan mengenai minat, motivasi, ketekunan,
disiplin, dan sikap:
SS

: Sangat Setuju

: Setuju

TS

: Tidak Setuju

STS

: Sangat Tidak Setuju

3. Tidak diperkenankan memilih atau memberikan jawaban lebih dari satu.

1. MINAT
No Pernyataan
1.

Saya tidak peduli dengan nilai anatomi fisiologi saya,

2.

yang penting nilai pelajaran yang lain bagus.


Saya senang dengan mata kuliah ini, sehingga saya

3.

sering membaca kembali pelajaran yang di berikan.


Saya tidak suka bertanya pada saat proses pembelajaran

4.

anotomi fisiologi berlangsung.


Agar tugas yang diberikan dosen menjadi lebih baik,

SS

TS

STS

SS

TS

STS

saya akan menambah referensi tidak hanya dari buku


5.

tapi juga internet.


Saya lebih sering mempergunakan waktu untuk belajar

6.
7.

daripada untuk bercanda.


Saya selalu ingin mengulang jika nilai saya jelek.
Saya selalu bersemangat untuk mengikuti perkuliahan
anatomi fisiologi

2. MOTIVASI
No Pernyataan
1.

Saya senang mencontek/mengopek pada saat ujian

2.

anatomi fisiologi agar mendapat nilai memuaskan.


Jika dosen mengumumkan hasil ulangan di depan kelas,

3.

saya tidak bersemangat lagi dalam belajar.


Saya tidak menyukai mata kuliah anatomi fisiologi
karena

4.

dosen

yang

mengajar

dikelas

sangat

membosankan.
Jika nilai hasil ulangan saya rendah, saya tidak
berkeinginan untuk mencapai nilai yang tinggi pada

5.

ulangan berikutnya.
Saya tidak menyukai mata kuliah anatomi fisiologi

6.

karena banyak materi dan rumus yang harus dihafal.


Ketika ulangan mata kuliah anatomi fisiologi, saya

7.

berusaha keras untuk mendapat hasil terbaik


Saya akan menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil

8.

sangat penting bagi saya


Saya sangat senang pada pembelajaran mata kuliah
anatomi fisiologi sehingga saya ingin mengetahui lebih

9.

lanjut pokok bahasan mengenai anatomi fisiologi


Setelah mempelajari mata kuliah anatomi fisiologi, saya

percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes/ujian.


10. Jika nilai mata kuliah anatomi saya jelek/kurang, maka
menurut saya itu adalah wajar

3. KETEKUNAN
No. Pernyataan

SS

TS

No. Pernyataan
S
1.
Saya selalu telat masuk kelas ketika belajar anatomi

SS

TS STS

1.

Saya tidak pernah mengerjakan tugas pribadi saya

2.

pada mata kuliah anatomi fisiologi.


Saya mendiskusikan mata kuliah yang menurut

STS

saya sulit dengan teman-teman atau siapapun yang


menurut saya lebih mengerti mata kuliah anatomi
3.

fisiologi.
Saya selalu aktif bertanya dalam setiap season

4.

dalam presentasi.
Saya malas mempelajari kembali materi yang telah

5.

diajarkan oleh dosen.


Saya menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh dosen.

4. DISIPLIN

2.

fisiologi.
Saya selalu mengumpulkan tugas mata kuliah

3.

anatomi fisiologi tepat waktu.


Saya tidak hadir untuk belajar kelompok mata

4.

kuliah anatomi fisiologi.


Saya senang jika dosen

datang telat, karena

5.

mengurangi jam belajar anatomi fisiologi.


Saya senang jika dosen saya jarang datang ketika
pelajaran anatomi fisiologi, dan hanya memberi

6.

tugas saja.
Walaupun teman saya memaksa mengajak saya

7.

bolos, tapi saya tetap menolak.


Saya tidak senang bila dosen anatomi fisiologi

8.

datang tepat waktu.


Saya selalu senang jika jadwal perkuliahan antomi

9.

fisiologi ada yang kosong


Saya sering menunda untuk mengumpulkan tugas

10.

dari dosen.
Saya selalu tidak membawa buku-buku yang
berhubungan mengenai mata kuliah anatomi pada

11.

saat pembelajaran dikelas


Saya selalu membawa makanan untuk menghidari
kebosanan saat belajar dikelas.

5. SIKAP
No. Pernyataan
SS
1.
Saya tidak senang duduk didepan saat mata kuliah
2.

anatomi fisiologi.
Jika tidak bisa berkonsentrasi saat mata kuliah anatomi
fisiologi, saya biasanya melakukan aktivitas lain (sms,

3.

mengobrol, baca komik) didalam kelas


Saya selalu merasa tidak konsentrasi dalam belajar

4.

mata kuliah anatomi fisiologi.


Saya merasa cemas menghadapi ujian mata kuliah
anatomi fisiologi dari pada menghadapi ujian mata

5.

kuliah lain.
Saya merasa cemas menghadapi ujian mata kuliah

TS

STS

anatomi fisiologi dari pada menghadapi ujian mata


6.

kuliah lain.
Saya merasa gugup dan tidak senang dalam

7.

menghadapi mata kuliah anatomi fisiologi.


Saya tidak peduli jika teman saya mendapat nilai

8.

matematika lebih tinggi dari saya.


Saat dosen menjelaskan di depan kelas, saya bercanda

9.

dan mengobrol dengan teman.


Saya takut bertanya kepada dosen jika ada materi yang

10.

belum jelas mengenai mata kuliah anatomi.


Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya
untuk tetap mempertahankan perhatian saya

Anda mungkin juga menyukai