Boiler merupakan instalasi penghasil uap yang dipakai untuk menggerakkan turbin
uap sebagai pembangkit tenaga di pabrik kelapa sawit, selain itu uap juga digunakan untuk
proses perebusan dan keperluan pemanasan lainnya. Boiler bekerja mengkonversi panas yang
dihasilkan bahan bakar ke dalam bentuk uap yang mengandung entalphy, yang kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin uap.
Bagian-Bagian Boiler
1. Ruang Bakar.
2. Pensuplai Udara Pembakaran.
3. Upper Drum.
4. Lower Drum.
5. Pipa Air.
6. Superheater.
7. Penangkap Abu Pembakaran.
8. Cerobong Asap (Chimney).
9. Shoot Blowing.
10. Safety Devices, adalah kelengkapan boiler yang harus ada untuk menjamin keamanan
dalam pengoperasiannya.
Dalam suatu proses produksi dalam industri, boiler merupakan suatu pembangkit
panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari boiler ini adalah memanaskan
kembali. Dalam suatu proses industri boiler harus dijaga agar effisiensinya cukup tinggi.Oleh
sebab itu adalah penting untuk menjaga kualitas air yang diumpankan untuk boiler, karena
akan berhubungan dengan effisiensi dari boiler tersebut.
Air yang digunakan sebagai air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi agar:
1. Peralatan boiler yang digunakan tidak rusak
2. Efesiensi pembakaran tinggi
3. Menghasilkan steam (uap) dengan kualitas yang baik
Ion Exchanger
Unit ini mengandung asam kuat dan asam lemah yang terikat dengan resin sebagai
bahan dasar. Adapun resin yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4). Fungsi penukar
kation ialah:
1.
2.
3.
Mencegah Korosi
Gas terlarut yang sering menimbulkan korosi pada tube boiler adalah O 2 dan CO2. Gas
CO2 selain berasal dari air uapan juga berasal dari dekomposist carbonat dalam air uapan.
Gas CO2 akan menurunkan nilai pH air . Oksigen yang larut dalam air uapan yang padas
dengan cepat akan melkukan oksidasi dengan metal :
Fe
Fe2O3.
Dimana Fe2O3 yang terentuk bersifat lebih katodik dari logam Fe, sehingga dapat
mengakibatkan serangan korosi sumur (pitting corrosion)
Apabila air terlalu asam (pH>7) maka air akan melarutkan lapisan pelindung logam
yaitu Fe2O4 (magnetide) yang ada, selanjutnya dapat melarutkan logam Fe yang terdapat
didalamnya.
Fe2O4 + 8 H +
3 Fe2 + + 4 H2O
Fe + H2 ( g )
Fe + 3 H +
Fe3+ + 1,5 H2 ( g )
Serangan korosi tersebut sering terjadi pada lapisan yang mengalami retakan Fe3O4
atau sambungan celahan logam. Jika ada ion Ce maka Fe 2+ akan permukaan logam
mengakibatkan retakan (hydrogen tracking). Jika pH air lebih tinggi dari 11. air yang bersifat
alkalis akan merapuhkan pelindung
Fe3O4 sehingga logam Fe dan FeO akan larut mengikuti reaksi :
FeO + 2 NaOH
Fe + 2 NaOH
Na2FeO2 + H2O
Na2FeO2 + H2
Hal ini yang dikenal dengan cacstic crading. Ion clorida (CT) ini dapat terbawa
steam. Ion chloride mampu berpenitrasi ke dalam lapisan logam yang akan mengakibatkan
timbulnya retakan di dalam logam (chloride cracking corrosion) dengan mekanisme :
Fe
Fe2+ + 2e
Fe2+ + 2 c
Fe c 2