Bab II Petrologi Batuan Beku
Bab II Petrologi Batuan Beku
N
o
Kandungan silika
Asam (acid)
Intermediate
52 66 %
Andesit
Diorit
Basa (basic)
45 52 %
Basalt
Gabro
Ultrabasa
<45 %
Peridotit
Dunit
>66 %
Gambar 2. Dunit
(sumber: anonim, 2015)
Warna
: Hijau Kehitaman
Genesa batuan
: Intrusif
Komposisi batuan
Ukuran butir
: Fanerik
Jenis batuan
: Beku Ultrabasa
2. Peridotit
Peridotit adalah kelompok betuan ultrabasa. Pada umumnya berwarna gelap,
berat jenisnya 33,3. Komposisi dan persentase secara umum dari mineral
pembentuk batuannya adalah: mineral mafic (olivin, piroksen, hornblenda) 8595%, mineral bijih (magnetit, ilmenit, kromit dll) 10-3%, plagioklas kalsium 5%.
Terlihat pada gambar 3.
Warna
Struktur
: Massif
Tekstur
: Ekstrusif
Gambar 3. Peridotit
(sumber : anonim, 2015)
Gambar 4. Gabbro
(sumber: anonim, 2015)
Karakteristik :
Genesa
: hitam
Kristalinitas
: hipokristalin
Granularitas
: afanitik
Relasi
: inequigranular
Struktur
: masive
Fabric
: subhedral
Basal
Batuan basal berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan
10
Gambar 5. Basalt
(sumber: anonim, 2015)
Karakteristik :
a. Batuan Beku vulkanik
b. Ukuran Kristal halus
c. Indeks warna 40-70
d. Mineral Mafik utama: augit, hipersten, olivin
e. Mineral utama felsik: Ca plagioklas
C. Batuan Beku Intermediet
Batuan beku Intermediet adalah batuan beku yang mengandung
SiO2sebesar 52-65%. Terbentuk dari pembekuan magma dimana pembekuan
berada di daerah pipa gunung api. Memiliki komposisi mineral: plagioklas,
piroksin, meineral mafik, biotite. Ciri-ciri umum batuan beku intermediat: berbutir
kasar, warna agak gelap, Indeks warna <40%. Berikut contoh batuan beku
intermediet: andesit dan diorit.
1. Andesit
Bagian-bagian kecil yang berwarna hitam disebut mineral biotit dan yang
berwarna putih disebut potassium feldspar. Kristal terbesar dinamakan phenocryst,
terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut
11
dari bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan magma. Terlihat
pada gambar 6.
Gambar 6. Andesit
(sumber: anonim, 2015)
2. Diorit
Diorit adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granit dan gabro.
Batuan ini mengandung sedikit plagioklas feldspar, mineral berwarna terang, dan
hornblend berwarna hitam. Tidak seperti granit, batuan diorit tidak mengandung
mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga tidak seperti gabro, diorite
mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung soda, tidak mengandung
kalsit plagioklas. Apabila batuan diorit ini dihasilkan dari letusan gunung api
maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesit. Terlihat pada gambar 7.
Gambar 7. Diorit
(sumber: anonim, 2015)
Karakteristik :
12
a. Genesa: batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat
cepat
b. Warna: abu-abu
c. Kristalinitas: Hipokristalin
d. Granularitas: Fanerik
e. Relasi: Inequigranular
f. Struktur: masiv
g. Komposisi minera: plagioklas,biotit,sanidin,gelas.
h. Kegunaan: Sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung
atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan/jalan raya
D. Batuan Beku Asam
Batuan beku Asam adalah batuan beku yang bersifat asam, memiliki
kandungan SiO2 > 60%, memiliki indeks warna < 20%. Terbentuk langsung dari
pembekuan magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi
padat di daerah vulkanik dengan temperatur tinggi. Pada umumnya batuan beku
asam memiliki warna terang, karena terletak pada golongan felsik. Berasal dari
magma asam kaya kuarsa, sedangkan kandungan oksida magnesiumnya rendah.
Memiliki komposisi mineral utama: hornblende, muskovite, feldspar, kuarsa dan
mineral tambahan seperti: apatit, rulit, zirkon, bijih, sphare. Berikut contoh batuan
beku asam yaitu riolit dan granit.
1. Riolit
Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya sifat asid batuan ini
bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila
kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering ditemukan berupa lava. Terlihat
pada gambar 8.
13
Gambar 8. Riolit
(sumber: anonim, 2015)
Karakteristik :
a. Genesa: batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat
cepat
b. Warna: cokelat
c. Kristalinitas: hipokristalin
d. Granularitas: afanitik
e. Relasi: equigranular
f. Struktur: masif
g. Komposisi mineral: plagioklas, mikroklin, biotit, orthoklas, glass
h. Kegunaan: untuk bahan campuran semen
2. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak
digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75
gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa
Latin granum. Terlihat pada gambar 9.
14
Gambar 9. Granit
(sumber: anonim, 2015)
Karakteristik :
a. Genesa: batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat
cepat
b. Warna: cokelat
c. Kristalinitas: hipokristalin
d. Granularitas: Fanerik
e. Relasi: Inequigranular
f. Struktur: masiv
g. Komposisi mineral: plagioklas, hornblend, anorthoklas, orthoklas, glass.
h. Kegunaan: sebagai keramik
II.2 Cara Pemerian
Dalam Pemerian batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik
batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam
membicarakan masalah sifat fisik batuan beku tidak akan lepas dari beberapa
berikut ini.
A. Jenis Batuan
Langkah pertama yang dilakukan saat pemerian batuan secara megaskopis
adalah menentukan jenis batuannya terlebih dahulu, setelah itu baru dilanjutkan
pada hal lainnya.
B. Warna
15
1. Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna
ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu
sendiri.
2. Warna lapuk batuan beku bisaanya terlihat agak kegelapan. Itu dipengaruhi
oleh proses eksternal pada batuan tersebut.
C. Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan
lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian besar
hanya dapat dilihat dilapangan saja. Terlihat pada gambar 10.
1. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen
lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
2. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut
menunjukkan arah yang teratur.
3. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubanglubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
4. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh
mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
5. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan
lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
D. Tekstur
16
17
2. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: ( Tabel 2 )
Tabel. 2 Granularitas
(Sumber: Anonim 2014)
< 1 mm
1-5 mm
6-30 mm
30 mm
Fine
Medium
Coarse
Very Coarse
a. Fanerik: Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain
secara megaskopis dengan mata biasa.
b. Afanitik: Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop.
c. Porphyritic: Merupakan tekstur khusus, dimana terdapat campuran butiran
kasar dengan butiran yang halus. Terlihat pada gambar 12.
3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga
bentuk kristal, yaitu:
a. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
b. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
c. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli. Terlihat
pada gambar 13.
18
19
E. Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal dan tempat terbentuknya.
1. Berdasarkan
warna
mineral
sebagai
penyusun,
batuan
beku
dapat
20
F. Petrogenesa
Menjelaskan seluruh aspek terbentuknya betuan mulai dari asal usul atau
sumber, proses primer terbentuknya batuan hingga perubahan-perubahan (proses
sekunder) pada betuan tersebut.
G. Nama Batuan
Setelah melakukan pemerian batuan tersebut, diakhir kita dapat menetukan
nama batuannya, dilihat dari tekstur, struktur dan komposisi minerlahnya.
Warna
Bentuk dan
Perawakan Kristal
Belahan
Keterangan
Olivin
Hijau
Tidak teratur,
membutir dan massif
Tidak
sempurna
Kilap kaca
Piroksen
Prismatik pendek,
massif, membutir
2 arah saling
tegak lurus
Amfibol
Hitam - coklat
Prismatik panjang,
menyerat dan
membutir
2 arah
membentuk
sudut lancip
Kilap arang
Biotit
Hitam - coklat
Tabular, berlembar
(memika)
2 arah
Kilap kaca
Feldspar
Alkali
Merah
jambu/putih/hijau
2 arah
Kilap kaca/lemak
Plagioklas
3 arah
Kilap kaca/lemak
Muskovit
Putih transparan
Tabular, berlembar
(memika)
1 arah
Kilap kaca/mutiara
Kuarsa
Tidak berwarna
Tidak teratur,
membutir dan massif
3 arah
Kilap kaca/lemak
Kalsit
Rombohedral,
massif, membutir
Sempurna
Prismatik, tabular
panjang, massif,
membutir
Prismatik/tabular
panjang. Massif,
membutir
Klorit
Hijau
Berlembar, memika
Sempurna
Umumnya pada
batuan metamorfik
dan lapukan batuan
beku basa
Serisit
Tabular, berlembar
Sempurna
Kilap kaca
berukuran halus
21
Asbes
Putih, abu-abu
kehijauan
Garnet
Coklat merah-hitam
Poligonal, membutir
Tidak ada
Kilap kaca/mutiara
Halit
Kubus, masif,
membutir
Sempurna
Sebagai garam
evaporate
Gypsum
Memapan, membutir,
menyerat
Sempurna
Lembar-lembar
tipis terjadi karena
evaporasi
Anhidrit
Massif, membutir
Sempurna
Karena evaporasi
Kilap lemak