Galakthorrea

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Dharma Lindarto

Divisi Endokrin-Metabolik
Depatemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU RSUP H. Adam Malik Medan

Abstract: Galactorrhea, or inappropriate lactation, is a relatively common problem that occurs in


approximately 20 to 25 percent of women. In response to the hypothyroid state, a compensatory
increase in the discharge of central hypothalamic thyrotropin releasing hormone results in
increased stimulation of prolactin secretion. Furthermore, prolactin elimination from the systemic
circulation is reduced, which contributes to increased prolactin concentrations, diffuse pituitary
enlargement, which will reverse with appropriate thyroid hormone replacement therapy.
Keywords: hypothyroidism, myxedema and galactorrhea

PENDAHULUAN
Galaktorrea adalah pengeluaran air susu
atau seperti susu dari payudara yang bukan
karena melahirkan atau setelah enam bulan
melahirkan dari ibu yang tidak menyusukan.
Pengeluaran
ini
berhubungan
dengan
peningkatan hormon prolaktin, dapat bersifat
menetap atau kadang-kadang dengan jumlah
sedikit atau banyak dari satu atau kedua
(1,2).
payudara
Penyebab terbanyak galaktorrea adalah
tumor
pituitari
kemudian
rangsangan
neurogenik, kelainan tiroid dan gagal ginjal
(3).
Dari data-data bahwa insiden
kronik
(4),
galaktorrea antara 3-7.4%
tetapi insiden
(5).
sebenarnya tidak diketahui
KASUS
Seorang wanita, nama: PMT, umur: 42
tahun, suku Mandailing, janda, masuk RS
tanggal 18 Mei 2007, dengan keluhan utama:
(Allow) kesadaran menurun sejak 3 hari
terakhir, disertai bengkak kedua lengan dan
tungkai, sesak nafas, kram otot, ganguan
bicara, kedinginan sampai menggigil, nyeri
dada kiri dan sulit BAB. OS mempunyai 2
anak remaja dan mempunyai penyakit yang
sama pada salah satu kakaknya. Riwayat
menghentikan pemakaian obat Thyrax selama
6 bulan.
Tanda vital:
Kesadaran: somnolen, TD; 130/90 mmHg,
Nadi 68x/mnt teratur, pernafasan 26 x/mnt,

tempratur (Axilla) 36,5C. edema nonpitting


(+).
Pemeriksaan Fisik: pucat, dingin; rambut
menipis dan kasar, sembab kedua kelopak
mata, struma tidak teraba. Pada Dada:
payudara, paru, jantung; normal; perut: gerak
usus melemah, anggota gerak atas dan bawah;
edema nonpitting dan reflek tendon menurun.
Laboratorium:
3
Hb; 10,5 gr%, Erit; 3,8 jt/mm , Ht: 31,9%,
3
3
lekosit; 9000/mm , Trombosit; 381.000/mm ,
LED; 100 mm/jam, Gula darah sewaktu; 140
mm/dl, Bilirubin total; 0,37 mg/dl, Bil direk;
0,09, AST; 36 U/L, ALT 25, ALP 71 U/L,
Gamma GT; 15 u/L, Ureum 22 mg/dl,
kreatinin; 0,9 mg/dl. Na; 142 mmol/L,
Kalium; 2,9 mg/dl, Klorida; 95 mmol/L.
Kolesterol total: 147, Tg 111, HDL 55, LDL
70 mg/dl, T3= 0,00 ug/dl (N; 0,51-1,65), T4=
0,41 ug/dl (N 4,5-12), TSH > 40 uIU/ml (N
0,32-5,0), TPO Ab > 1300 U/L (N< 60).
Pemeriksaan:
Foto Dada: jantung dan paru normal. EKG;
SR, VR; 59 x/m, T- Inv; I, II dan aVL, V2-V6.
Diagnosa: Miksedem dengan Penyakit Arteri
Koroner.
Pengobatan:
Penanganan miksedem, L- thyroxin 1x100 g
ac pagi, clopidogrel 1 x 75 mg, atorvastatin
1x10 mg, diltiazem 1x30 mg, isosorbid
dinitrat 1x10mg.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007

307
Universitas Sumatera Utara

Laporan Kasus

Dua minggu setelah perawatan OS


mengalami galaktorrea dari kedua payudara
dalam jumlah banyak, dan berhenti setelah
diberi bromocriptine mesylate 1x 2,5 mg
(selama 3 hari). Empat hari berikutnya OS
dipulangkan dan hanya diberikan L- tirksin
1x100 g dan tidak pernah mengalami
kekambuhan galaktorrea.
DISKUSI
Miksedem adalah komplikasi hipotiroidism
berat yang jarang dan bersifat fatal,
mengakibatkan kelainan beberapa organ dan
perburukan mental. Ini dapat terjadi jika
keadaan hipotiroidism mengalami kegagalan
mengkompensasi faktor pencetus seperti
(6)
infeksi .
Diagnosa miksedem adalah gejala klinis
hipotiroidism disertai penurunan tiroksin (T4)
dan triiodotironin (T3) dan peningkatan
(7),
thyroid stimulating hormone (TSH) dan
hipotiroidism jarang menyebabkan galaktorrea
(8)
pada anak maupun dewasa .
Ada beberapa mekanisme keadaan
galaktorrea
hipotiroidism
menyebabkan/
hiperprolaktinemia, diantaranya adalah pada
keadaan miksedem/hipotiroidism menyebabkan peningkatan kompensasi dari thyrotropin
releasing hormone (TRH) sentral yang
merangsang peningkatan sekresi prolaktin dan
(9).
pembesaran diffus pituitary Hiperprolaktin
dapat juga disebabkan karena penurunan
sekresi dopamin dan penurunan kliren
(10).
metabolik prolaktin
Semua keadaan ini
dapat diperbaiki dengan pemberian hormon
(9)
tiroid .
OS mengalami kesadaran menurun,
disertai bengkak kedua lengan dan tungkai,
sesak nafas, kram otot, gangguan bicara,
kedinginan sampai menggigil, nyeri dada kiri
dan sulit BAB, riwayat menghentikan
pemakaian Thyrax 1x100 g/hari selama 6
bulan, terdapat penurunan T3 dan T4,
peningkatan TSH, TPO Ab. Foto dada:
jantung dan paru normal. EKG; SR, VR; 59
x/m, T- Inv; I, II dan aVL, V2-V6, dan
berdasarkan data-data di atas ditegakan
diagnosa Miksedem dengan Penyakit arteri
koroner.
Galaktorea adalah gejala klinik penting
akibat
hipotiroidism
terhadap
sekresi
(11),
untuk menegakan diagnosa harus
prolaktin
disingkirkan penyebab sekunder, kemudian
308

dilakukan pemeriksan prolaktin serum,


follicle-stimulating
hormone,
luteinizing
hormone dan thyroid stimulating hormone
(TSH), karena sekresi prolaktin bersifat labil,
kadang-kadang dan harus dikonfirmasi dengan
sekurang-kurangnya dua kali pemeriksaan.
Prolaktin serum 20 - 200 g/L terdapat oleh
karena berbagai penyebab, sedangkan nilai >
200
g/L
indikasi
adanya
adenoma
(10)
lactotroph .
Pengobatan
galaktorrea
jika
memungkinkan ditujukan terhadap penyakit
dasarnya dan nilai kadar prolaktin serum.
Obat pilihan hiperprolaktinemia adalah agonis
dopamin
sedangkan
Bromocriptin
diindikasikan pada hyperprolactin induced
(3)
anovulatory infertility .
OS mengalami galaktorrea dari kedua
payudara tanpa tanda infeksi setelah dua
minggu perawatan miksedem, dan tetap
diberikan dosis L-tiroksin 100 g/hari untuk
penyakit dasar, bromocriptine 2,5 mg/hari
selama 3 hari, pemeriksaan prolaktin serum
tidak dilakukan.
KESIMPULAN
Dilaporkan satu kasus hipotiroidism
kronis yang mengalami miksedem dengan
gejala galoktorrea. Galaktorrea mengalami
perbaikan setelah diberikan L-tiroksin dan
dosis kecil bromocriptin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jardines L. Management of nipple
discharge. Am Surg 1996;62:119-125.
2. Wilson JD, Frantz AG. Endocrine
disorders of breast. In: Wilson JD, Foster
DW.
Williams
Textbook
of
th
Endocrinology.9 Edition. Philadelphia:
Saunders; 1998. p 877-910.
3. Leung A, Pacaud D. Diagnosis and
Management of Galactorrhea. Am Fam
Physician 2004; 70:543-50,553-4.
4. Dietz JR. Nipple discharge. Prob in Gen
Surg. 2003;20(4),42-55.
5. Rosenfeld JA. Evaluation and treatment
of galactorrhea. Am Fam Physician. 2001;
63(9):1763-70.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume


40 y No. 4Sumatera
y Desember
2007
Universitas
Utara

Dharma Lindarto

6. Jordan
RM.
Myxedema
coma:
Pathophysiology, therapy, and factors
affecting prognosis. Med Clin North Am
1995;79:185-94.

Galaktorrea pada Miksedem

9. Asa SL, Ezzat S. The pathogenesis of


pituitary tumours. Nat Rev Cancer 2002;
2:836-49.

7. Wall CR. Myxedema Coma: Diagnosis


and Treatment. Am Fam Physician 2000;
62:2485-90.

10. Serri O, Chik CL, Ur E, Ezzat S.


Diagnosis
and
management
of
hyperprolactinemia. CMAJ 2003; 169:
575-81.

8. Raber W, Gessl A, Nowotny P,


Vierhapper H. Hyperprolactinaemia in
hypothyroidism: clinical significance and
impact of TSH normalization. Clin
Endocrinol [Oxf] 2003; 58:185-91.

11. Contreras P, Generini G, Michelsen H, et


al. Hyperprolactinemia and galactorrhea:
spontaneous
versus
iatrogenic
hypothyroidism. J. Clin Endocrinol Metab
1981; 53:1036.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007

309
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai