PENDAHULUAN
di
wilayah
perkotaan
terus
prasarana
kota.
Perkembangan
kota
perkotaan
yang
mengakibatkan
produksi
oksigen
dan
menyerap
merupakan
tempat
interaksi
sosial
bagi
30%
dari
luas
wilayah.
Selain
itu,
rakyatnya
baik
masyarakat
masyarakat
perkotaan.
pedesaan
Pertumbuhan
sebagai
berusaha
negara
untuk
yang
sedang
melakukan
masyarakat
Indonesia.
Untuk
menyerahkan
sebagian
kewenangan
mengatur
pemerintahan
dalam
dan
mengurus
sistem
Negara
urusan
Kesatuan
sebagai
pusat
pertumbuhan,
penyediaan
kawasan
hunian,
fasilitas
pemanfaatan
ruang
dalam
bentuk
penciptaan
maupun
pemanfaatan
ruang
mangkal
aktivitas
tertentu
yang
akan
kesejahteraan
berdampak
masyarakat.
pada
Demi
peningkatan
menciptakan
pertumbuhan
yang
semakin
di
antara
permasalahan
perkotaan.
lain
banjir
Masalah-masalah
semakin
dan
meningkatnya
lingsor,
semakin
dan
ruang
terbuka
hijau
di
kawasan
wewenang
kepada
daerah
untuk
pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan,
administratif
pemanfaatan
ruang
kewenangan
sebagai
otonomi
daerah
dan
yang
dengan
berbeda.
implementasi
tersebut,daerah
juga
tingkat
Dengan
kebijakan
memiliki
di
wilayahnya
dan
bertanggungjawab
peraturan
perundang-undangan,
sehingga
jelas
kepada
Tahun
tentang
2007
didalamnya
mengatur
Undang-Undang
Penataan
No.
Ruang
mengenai
26
yang
ketentuan
kebijakan
pengendalian
lingkungan
Ruang
Terbuka
Hijau
(RTH)
di
dalam
ruang
yang
bergitu
kompleks.
RTH
dan
menimbulkan
banyaknya
banyak
pembangunan
polusi
khususnya
yang
polusi
udara.
harus
memiliki
2.
pada
pemerintah
kota
2.
hijau.
Memberikan
kontribusi
teoritik
mengenai
2.
yang
telah
diusahakan
oleh
pemerintah.
b. Kebijakan manajemen ruang terbuka hijau
perkotaan
1) Ketersediaan dokumen kebijakan
2) Proses Penerapan
Mengenai bagaimana proses maupun
tahapan
pengelolaan
ruang
terbuka
pemanfaatan
dan
pengembangan
BAB V Penutup
Pada Bab V ini berisi Kesimpulan, Saran dan
Rekomendasi yang diberikan untuk Kajian Ruang
Terbuka Hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KERANGKA TEORI
1. Tinjauan tentang Ruang Terbuka Hijau
a. Pengertian Umum dan Ruang Lingkup
Ruang Terbuka Hijau
Sebagai salah satu unsur kota yang
penting
khususnya
dilihat
dari
fungsi
ada,
rumah/bangunan
termasuk
halaman
pribadi,
seharusnya
ditanami
tumbuh-tumbuhan.
Dari
tumbuh
tanaman,
tumbuh
secara
sengaja
ditanam.
alamiah
baik
yang
maupun
yang
Sedangkan
menurut
tertentu
dengan
status
tumbuhan
hijau
berkayu
dan
sebagai
dan
semak,
tumbuhan
tumbuhan
rerumputan
lainnya
dan
perinci
(pedu,
tumbuhan
penunjang
fungsi
RTH
yang
atau
hanya
tumbuh-tumbuhan,
sedikit
namun
usaha
(lingkungan
skala
bangunan
peribadatan,
kebun
kota,
kebun
binatang,
raya,
kebun
taman
hutan
terbuka
ruang
luar
berbeda
dengan
space),
(exterior
istilah
yang
ada
dalam
bangunan.
(interior
Definisi
space)
ruang
di
luar
dalam
adalah
secara
halaman
sekolah,
termasuk
plaza
intensif,
lapangan
atau
square
seperti
olahraga,
(Gunadi,
1995 : 35).
Zona hijau bisa berbentuk jalur (path),
seperti jalur hijau jalan, tepian air waduk
atau danau dan bantaran sungai, bantaran
rel
kereta
api,
saluran/jaringan
listrik
taman
pertanian
kota,
sebagai
Ruang
Terbuka
dan
seterusnya
Hijau.
Ruang
tanaman
sayuran
pun
kini
hadir
b.
dipertegas
lagi
pada
KTT
2007
tentang
Penataan
Ruang
(UUPR)
pengaturan
mengenai
Ruang
pula
dalam
Pasal
Ayat
(1)
RTH
yang
29
merupakan
penjelasan
RTH
publik
dimiliki
dan
digunakan
untuk
kepentingan
masyarakat
termasuk
secara
RTH
umum.
publik
Yang
antara
lain
sungai
dan
pantai.
Yang
dan
milik
halaman
rumah/gedung
swasta/masyarakat
yang
ditanami tumbuhan.
Pasal 29 Ayat (2) UUPR Proporsi 30
persen
merupakan
untuk
menjamin
ekosistem
sistem
ukuran
kota,
baik
hidrologi
minimal
keseimbangan
keseimbangan
dan
sistem
yang
selanjutnya
akan
meningkatkan
ketersediaan
udara
estetika
kota.
Untuk
lebih
didorong
tumbuhan
diatas
untuk
menanam
bangunan
gedung
miliknya.
Pasal 29 Ayat (3) UUPR Proporsi
RTH publik seluas minimal 20 persen
yang
disediakan
oleh
pemerintah
minimal
pencapaiannya
dapat
lebih
sehingga
dijamn
memungkin
dan
distribusinya
ditegaskan
(1)
dan
ayat
(3)
disesuaikan
dengan
memperhatikan
Ruang
Terbuka
Hijau
(RTH)
Perkotaan
Secara umum ruang terbuka publik
(open space) di perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau.
RTH perkotaan adalah bagian dari ruangruang terbuak suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan
vegetasi (endemik maupun introduksi) guna
mendukung
budaya
dan
memberikan
manfaat
ekologis,
arsitektural
manfaat
yang
sosialdapat
ekonomi
(kesejahteraan)
bagi
masyarakatnya.
berupa
ruang
terbuka
yang
maupun
diperuntukkan
genangan.
Secara
fisik
areal-areal
khusus
RTH
sebagai
dapat
yang
area
dibedakan
fungsi
ekologis,
sosial/budaya,
sosial,
sarana
rekreasi,
dan
nilai
kota
keindahan
melelui
dapat
dan
keberadaan
ekonomi
seperti
pengsahaan
menjadi
lahan
(urban
baik
secara
langsung
lahan-lahan
kosong
pertanian/perkebunan
agriculture)
dan
pengembangan
susunan
konfigurasi
RTH
dapat
merupakan
ekologis
dan
konfigurasi
seperti
perbukitan,
kawasan
sepadan
hutan
sungai,
lindung,
sempadan
yang
dibentuk
mengikuti
pola
kelurahan,
RTH
kecamatan,
RTH
kota
segi kepemilikan,
RTH
perkotaan,
RTH
merupakan bagian atau salah satu subsistem dari sistem kota secara keseluruhan.
RTH
sengaja
dibangun
secara
merata
jaminan
(fisik),
pengadaan
yang
RTH
sebagai
peneduh,
produsen
satwa,
penyerap
(pengolah)
tempat
pendididikan
perkotaan,
dan
produsen
bagian
dari
usaha
pertanian,
e. Manfaat RTH
Manfaat RTH kota secara langsung dan
tidak langsung sebagian besar dihasilkan
dari adanya fungsi ekologis, atau kondisi
alami ini dapat dipertimbangkan sebagia
pembentuk berbagai faktor. Berlangsungnya
ekologis
alami
didalam
lingkungan
kota
manusiawi.
Taman
yang
tempat
sehat
dan
peletakan
efektif
melalui
mekanisme
daun
dan
permukaan
tumbuhan
maka
dengan
sendirinya
akan
terik
sinar
matahari,
disamping
dan
bencana
alam
lain,
dari
kumpulan
telah
diseleksi
dan
disesuaikan
Lokasi
yang
berbeda
(seperti
pusat
kota,
kawasan
pesisir,
RTH
harus
menjadi
bahan
daun,
cepat
tumbuh,
6) Dapat
menghasilkan
meningkatkan
oksigen
kualitas
dan
lingkungan
kota;
7) Bibit/benih udah didapat dengan harga
murah/terjangkau oleh masyarakat.
g. Teknis Perencanaan
Dalam rencana
pembangunan
dan
suatu
wilayah
perkotaan
per
kesehatan
kapita
dan
c) Arah
dan
tujuan
pembangunan
kota.
RTH berluas minimum merupakan
RTH
yang
berfungsi
ekologis
yang
atau
lebih
luas
dari
RTH
dan
kualitas
lingkungan
dan
kultural kota.
2) Lokasi lahan kota yang potensial dan
tersedua untuk RTH;
3) Struktur dan pola RTH yang akan
dikembangkan;
mengandung
pemerintah
local
tiga
yang
arti
menunjuk
yaitu
pada
di
daerah,
pemerintahan
function)
dan
fungsi
pelaksana
mempunai
kewenangan
untuk
daerah
yang
dipilih
oleh
penduduk setempat;
4) Pemerintah daerah menyelenggarakan
kegiatan
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan; dan
5) Pemerintah
daerah
memberikan
pelayanan dalam wilayah jurisdiksinya.
Birokrasi
lokal
yaitu
organisasi
pemerintahan
daerah
yang
daerah
beserta
aparaturnya.
lokal
merupakan
konsekuensi
Birokrasi
dari
kebijakan
desentralisasi
yang
yang
ditetapkan
daerah
setempat
pusat.
Siklus
oleh
pemerintah
ataupun
pemerintah
penyelenggaraan
negara
administrasi
negara.
Kebijakan
administrasi
yang
akan
publik
administrasi
menyelenggarakan
oleh
akan
rakyat
dan
mengevaluasi
selanjutnya
yang
mana
penyelenggaraan
provinsi
itu
dibagi
atas
kabupaten,
kota
itu
mengurusi
sendiri
urusan
Rakyat
anggota-anggotanya
pemerintahan
yang
dipilih
melalui
dan
walikota
sebagai
kepala
pemilihan umum.
4) Gubernur,
bupati,
masing-masing
Daerah
daerah
provinsi,
daerah
menjalankan
yang
ditentukan
Pemerintah Pusat.
oleh
undang-
sebagai
urusan
6) Pemerintah
Daerah
menetapkan
berhak
peraturan
peraturan-peraturan
melaksanakan
pembantuan.
7) Susunan
otonomi
dan
penyelenggaraan
untuk
daerah
lain
dan
untuk
dan
tata
tugas
cara
pemerintah
daerah
pemerintahan
berpedoman
pada
daerah
itu
asas-asas
wewenang
Negara
Kesatuan
Indonesia.
2) Asas Dekonsentrasi
Yaitu
pelimpahan
Republik
wewenang
pemerintah
kabupaten
desa
tugas tertentu.
untuk
atau
kota
melaksanakan
Dengan
adanya
otonomi
daerah
bentuk
menyarankan
empat
dekonsentrasi
pengalihan
yang
yang
pertama,
tanggung
jawab
berbeda,
besar
yaitu
melibatkan
pemerintah
skala
otonomi.
dan derajat
Bentuk
kedua
yang
dari
melibatkan
keputusa
dan
delegasi
manajemen
organisasi
yang
tidak
berada
dibawah
dimaksud
dengan
ruang
adalah
bumi
sebagai
satu
kesatuan
dalam
melaksanakan
kegiatan
di
permukaan
atas
dan
daratan,
dibawah
termasuk
di
atas
dan
yang
dibawah
bagian
bumi
negara
dibawahnya,
Indonesia
yuridisnya.
3) Ruang udara
dimana
memiliki
adalah
ruang
hak
yang
memiliki
hak
yuridisnya.
adalah
pembentuk
susunan
rona
unsur-unsur
lingkungan
alam,
industri,
pertanian,
serta
pola
Penataan
proses
pemanfaatan
ruang
adalah
perencanaan
ruang
dan
tata
suatu
ruang,
pengendalian
pemanfaatan ruang.
c. Asas dan Tujuan Penataan Ruang
Berdasar Pasal 2 Undang-Undang
nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Republik
Indonesia,
penataan
mengintegrasikan
berbagai
lain
pemerintah,
pemerintah
dan
diselenggarakan
ruang
dan
pola
ruang,
menjamin
kelestarian
dan
lingkungan
memperhatikan
dengan
kepentingan
mendatang.
4) Keberdayaguna dan Keberhasilguna
Penataan
ruang
diselenggarakan
dengan mengoptimalkan manfaat ruang
dan sumber daya yang terkandung
didalamnya
terwujudnya
serta
tata
berkualitas.
5) Keterbukaan
Penataan
ruang
menjamin
ruang
yang
diselenggarakan
kepada
masyarakat
untuk
mengutamakan
kepentingan
masyarakat.
8) Kepastian Hukum dan Keadilan
Penataan
ruang
diselenggarakan
dengan
berlandaskan
ketentuan
hukum
peraturan
atau
perundang-
dengan
rasa
keadilan
9) Akuntabilitas
Penyelenggaraan penataan ruang dapat
dipertanggungjawabkan,
prosesnya,
pembiayaan
baik
maupun
dimulai
dengan
untuk
menjamin
kelestarian
tempat
permukiman
perkotaan,
jasa
pemerintahan,
yang
harus
dipenuhi
bagi
gangguan
manusia,
kebakaran,
sehat,
menular,
lingkungan,
dari
pencemaran
pembinaan
jasmani/rohani;
4) Dinamika
hidup
bebas
kesehatan
tinggi,
sifat
administratif
diatur
yang
oleh
jelas
yang
Undang-
Undang/peraturan
tertentu
dan
ditetapkan
mengatur
Lingkungan
kota
wilayah
kewenangannya.
menanggung
beban
yang
membutuhkan
sarana
dan
ekonomi,
budaya
juga
menuntut
a. Pelaksanaan;
b. Penerapan.
Kamus
Webster
pendek
merumuskan
to
bahwa
secara
implement
kebijakan
ini,
dapat
maka
dipandang
Peraturan
Peradilan,
Pemerintah,
Pemerintah
Eksekutif
penulisan
ini,
implementasi
diberi
makna
implementasi
adalah
memahami
sesudah
apa
suatu
yang
sebenarnya
program
terjadi
berlaku
atau
dampak-dampak
nyata
adalah
keputusan
pada
proses
kebijakan
keputusan
umumnya,
badan
peradilan.
keputusan
Pada
tersebut
menstruktur
implementasinya.
dan
Proses
mengatur
ini
proses
berlangsung
suatu
implementasi
kesimpulanbahwa
adalah
suatu
pengertian
proses
yang
termasuk
manusia,
organisasional,
maupun
swasta
dana,
baik
oleh
(individu
atau
sebelumnya
oleh
pembuat
kebijakan.
Agar implementasi suatu kebijakan dapat
tercapai tujuannya serta dapat diwujudkan,
harus dipersiapkan dengan baik. Sebaliknya,
bagaimanapun
baiknya
persiapan
dan
kebijakan
baik,
direncanakan
dapat
harus
dengan
diimplementasikan
dipersiapkan
baik
sejak
dan
tahap
Kota Cirebon
Fasilitas Umum
dan Ruang Publik
Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kota Cirebon
seluasPemikiran
30% sesuai
Gambar 2.1 RTH
Kerangka
UUPR
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN
stasiun
pompa
yang
berfungsi
laut,
Kota
Cirebon
termasuk
daerah
pasokan
Perusahaan
Daerah
Air
Minum
Secara
umum
kondisi
lingkungan
di Kota
kawasan
yang
masih
memiliki
kualitas
lingkungan
yang
masih
baik
yaitu
memiliki
Kawasan
lingkungan
di
yang
masih
bawah
memiliki
ambang
batas
wilayah
Argasunya,
Harjamukti,
wilayah
kawasan
bekas
galian
Argasunya,
Mangunkusumo,
Jl.
Karanggetas,
Jl.
estimasi
Kota
jumlah
Cirebon
dan
komposisi
berdasarkan
Sensus
Cirebon
kecamatan
tersebar
yang
di
memiliki
lima
kecamatan,
tingkat
kepadatan
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
14.079
13.006
14.324
13.412
14.223
13.630
13.936
13.982
12.660
12.216
13.902
13.378
13.310
12.714
11.670
11.312
10.550
10.794
8.686
9.376
7.601
8.184
6.336
6.113
3.817
4.136
2.612
2.966
1.556
2.213
1.373
2.364
Jumlah
27.085
27.736
27.863
27.916
24.866
27.280
26.024
22.982
21.344
18.062
15.785
12.454
7.963
5.578
3.777
3.737
Jumlah
160.623
149.305
300.434
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Kecamatan
dan Jenis Kelamin Tahun 2011
No
Kecamatan
Kelurahan
1
2
3
4
5
Harjamukti
Lemahwungkut
Pekalipan
Kesambi
Kejaksan
2011
2010
5
4
4
5
4
22
22
Jumlah
Penduduk
Rasio Jenis
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
52.289
27.257
14.441
35.677
20.964
160.628
143.600
51.270
26.273
14.860
35.471
21.912
149.306
147.789
103.559
53.530
29.321
71.148
42.676
300.434
296.339
Kelamin
101.99
103.76
97.05
100.58
95.67
100.55
100.55
dan
kesejahteraan
sosial,
pemerataan
serta
seni
ekonomi,
budaya
dan
olahraga.
1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan
ekonomi
masyarakat
diindikasikan
dan
pemerataan
dengan
melihat
Pertumbuhan PDRB
Produk
Domestik
merupakan
indikator
menggambarkan
dalam
Regional
yang
dapat
pertumbuhan
ekonomi
waktu
tertentu,
kurun
menggambarkan
Bruto
struktur
ekonomi
dan
oleh
berbagai
unit
produksi
suatu
waktu
tertentu,
dimana
domestik
regional
bruto
Kota
dan
harga
berlaku
mengalami
disebut
pula
Laju
Pertumbuhan
2.
dan
perkembangannya
sejak
dalam
kandungan,
pembangunan
manusia
daya
ditandai
dapat
meningkatkan
manusia
dengan
Kota
kualitas
Cirebon
meningkatnya
yang
derajat
capaian
kinerja
penyelenggaraan
terhadap
indikator
Angka
Melek
Usia
Harapan
Hidup,
persentase
penduduk
yang
memiliki
lahan
dan
rasio
sumber
daya
kualitas
ditandai
meningkatnya
Manusia
indikator
yang
oleh
Indeks
dapat
utama,
semakin
Pembangunan
terlihat
yaitu
dari
tiga
kesehatan,
menunjukan
bahwa
ketersediaan
ekonomi
berpengaruh
pada
Angka
Melek
Huruf.
Peningkatan
yang
pinggiran
kota
akibat
berbagai
periode
tahun
2008
2011
meningkat
sebesar
0,06
jika
Tabel 3.3
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2008-2012
Kota Cirebon
No
1.
Jumlah
usia
penduduk
diatas
15
yang
bisa
tahun
membaca
2.
Tahun
Uraian
menulis
Jumlah
2008
2009
2010
2011
2012
209.724
215.262
208.487
211.346
216.210
221.874
214.824
217.748
dan
penduduk
usia 15 tahun ke
3.
atas
Angka Melek Huruf
97,00
97,02
97,05
97,06
b.
setiap
tahunnya
menunjukan
Sekolah
penduduk
Kota
Cirebon
poin
dibandingkan
tahun
2010.
Kota
Cirebon
baru
Pertama
kelas
(SMP)
SMA.
atau
baru
Untuk
lebih
Tabel 3.4
Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kota Cirebon
Tahun 2008-2011
No
1.
Indikator
Rata-rata Lama
2008
9,20
Tahun
2009
2010
9,46
9,47
2011
9,75
Sekolah (tahun)
Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2007-2011, BPS :
Tahun 2012.
c.
Partisipasi
Murni
di
Kota
kecuali
pada
penurunan
tahun
sebesar
2011
0,08%
mengalami
dari
tahun
Pemerintah
menuntaskan
Kota
program
Cirebon
untuk
wajib
belajar
Jenjang
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
2008
95,63
90,67
70,71
Tahun
2009
2010
95,76
96,01
92,05
92,39
71,55
72,49
2011
99,27
95,71
72,41
Berdasarkan
menunjukan
Kota
menuntaskan
Tahun,
data-data
tersebut
Cirebon
Program
mengingat
Wajib
sesuai
sudah
Belajar
ketentuan
85
menuntaskan
dinyatakan
Program
Wajib
telah
Belajar
Tahun.
Selain Angka Partisipasi Murni (APM),
Angka
Partisipasi
digunakan
besar
untuk
anak
usia
Kasar
(APK)
menunjukan
menurut
sering
berapa
tingkat
dan
penyerapan
dunia
jenjang
pendidikan
tiap
tahunnya
mengalami fluktuasi.
Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang
pendidikan SD/MI pada tahun 2011 adalah
sebesar 137,46 persen atau mengalami
penurunan
sebesar
21,4
persen
penurunan
sebesar
57,33
sebesar
84,41
persen
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
akan
sangat
mempengaruhi
(lapangan)
dan
penelitian
normatif.
dari
sudut
bentuk
penelitian
saran-saran
dilakukan
untuk
menganai
apa
mengatasi
yang
masalah-
terbuka
hijau
di
Cirebon
berdasarkan
yang
digunakan
dalam
penelitian
hukum diantaranya dalah pemdekatan undangundang (statute approach), pendekatan kasus (case
appropach),
pendekatan
historis
(historical
dari
disesuaikan
luas
wilayahkota
dengan
landasan
Cirebon
yang
yuridisnya.
(conceptual
menggunakan
konsep
ruang
sebagai
dasar
approach)
prinsip-prinsip
analisis
yaitu
penataan
peniliti
untuk
adalah
jenis
data
primer
dan
data
langsung
jenis
dari
data
narasumber
sekunder
pertama,
antara
lain
hasil
penelitian
yang
berwujud
laporan,
dan
primernya
adalah
hasil
wawancara
Hukum
Primer,
yaitu
bahan-bahan
Perlindungan
Lingkungan Hidup;
dan
Pengelolaan
2007
tentang
Penataan
Ruang
hasil-hasil
penelitian,
buku-buku,
hukum
sekunder
primer
seperti
dan
kamus
bahan
hukum
hukum,
kamus
terpenting
dalam
penelitian
untuk
terkumpul
tersebut
dipertanggungjawabkan.
Dalam
lebih
penelitian
dapat
ini,
analisis
data
Menurut
yang
Jhonny
bersifat
Ibrahim
kualitatif
deduktif.
analisis
kualitatif
model
analisis
data
yang
antar
tahap-tahap
sehingga
data
yang
dan
benar-benar
data
yang
mendukung
data
sedemikian
rupa
sehingga
permasalahan
yang
dikaji
dalam
ini
adalah
penting
yang
kedua
konfigurasi
sehingga
memberi
yang
mudah
dipakai
kemungkinan
adanya
pengambilan kesimpulan.
3. Menarik Kesimpulan
Pada awal pengumpulan data penulis harus
memahami arti berbagai hal yang meliputi
segala hal yang ditemani dengan melakukan
pencatatan-pencatatan peraturan, pernyataanpernyataan konfigurasi yang mungkin, alur
sebab
akibat,
akhirnya
peneliti
menarik
analisa
data
tersebut
dapat
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Reduksi Data
Kesimpulan
Gambar 4.1
Interaktif Model Analysis
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan terhadap masalah
yang diangkat dalam kajian ini, dapat ditarik
kesimpulan sebagai barikut:
1. Bahwa
Implementasi
ketentuan
penyediaan
Ruang
yakni
Pemkot
Cirebon
kota
Terbuka
melalui
Hijau
perbanyakan
Ruang
sebagaimananya
yang
penyediaan
pembangunan
ruang
terbuka
hijau
taman-taman
kota
pembangunan
ditemukan
beberapa
ruang
faktor
terbuka
hijau
penghambat.
peraturan
daerah
tentang
ruang
solusi
pemecahannya
yaitu
5.2. SARAN
1.
atribut
yang
berada
di
taman
5.3. REKOMENDASI
Pemerintah
Kota
Cirebon
perlu
segera
bagi
para
penyalahgunaan
pelaku
manfaat
ruang
pelanggaran
terbuka
hijau
dengan
pertumbuhan
mengabaikan
kebutuhan
dan
perkembangan
aspek
kehidupan perkotaan.
dan
kelestarian
daya
kota,
dukung
tanpa
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintah Daerah;
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2009
tentang
Rustam
Hakim,
2004, Arsitektur
Lansekap,Manusia,
M,
1975.
An
Introduction
to
Landscape
1971.
Design
On
the
Land.
(The