PSIP2016

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan.

Suatu studi dapat di katakan sebagai suatu ilmu pengetahuan apabila memiliki status
keilmuan yang jelas. Karena status keilmuan yang jelas akan memperkokoh eksistensi suatu
studi tersebut manakala mendapat pengujian secara ilmiah.
Kebenaran suatu ilmu perlu diuji secara empiris dan untuk diuji secara empiris ini hendaknya
suatu disiplin ilmu memiliki persyaratan dan ciri-ciri ilmiah. Adapun ciri-ciri umum ilmu
pengetahuan menurut Randall dan Buckher :

Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.


Dapat digunakan untuk penyelidikan dan penemuan hal baru dan tidak menjadi
monopoli bagi yang menemukannya. Setiap orang dapat memanfaatkannya.
Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan.
Karena yang menyelidiknya dalah manusia. Kesalahan-kesalahan yang ada bukan
karena metode namun manusia yang menggunakan metode tersebut.
Sains bersifat objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode tidak tergantung kepada subyek yang
menggunakan, tidak tergantung kepada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ralp Ross dan Enerts Van Den Hag menyebutkan ciri-ciri ilmu :
Bersifat rasional, karena ilmu merupakan hasil dari proses berpikir dengan
menggunakan akal. (rasio)
Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh
pancaindera.
Bersifat umum, artinya hasil ilmu itu dapat dipergunakan oleh semua manusia.
Bersifat akumulatif, hasil ilmu itu dapat digunakan untuk dijadikan objek penelitian
berikutnya.

Madjid Noor menyebutkan karakteristik suatu ilmu dapat ditelusuri melalui pembahasan
tentang landasan ilmu, obyek ilmu, metode keilmuan (metode ilmiah), isi atau materi
dan fungsi ilmu.
Landasan ilmu
Ilmu pendidikan selalu berkaitan dengan eksistensi manusia yang mempunyai tujuan hidup.
Tujuan pendidikan senantiasa terkait dengan tujuan hidup manusia. Oleh karena itu ilmu
pendidikan hanya akan berdiri kokoh dan berkembang dengan pesat apabila berlandaskan
agama, pandangan hidup, filsafat hidup serta IPTEK. Karena dewasa ini pengembangan ilmu
tidak terisolasi, melainkan saling mempengaruhi dengan ilmu lain maka ilmu lain pun kerap
dijadikan landasan bagi pengembangan ilmu pendidikan. Contoh : landasan historis, landasan
ekonomi, landasan sosiologis dsb.

Obyek ilmu

Obyek ilmu dibagi menjadi 2. Yaitu obyek material dan formal.


Obyek material berkenaan dengan bidang kajian yang menjadi bahan suatu ilmu. Sedangkan
obyek formal berkenaan dengan bentuk khas yang membedakan ilmu tersebut dengan ilmu
lainnya.
Pada dasarnya, terdapat dua kelompok yang menjadi obyek material suatu ilmu. Yaitu alam
dan manusia. Sama seperti disiplin ilmu-ilmu sosial, Obyek material ilmu pendidikan adalah
manusia.
Sedangkan, obyek formal nya
M.J Lavengerd menyebut obyek formal pendidikan berupa situasi pendidikan/situasi
pedagogis. Orang dewasa (pendidik) orang yang belum dewasa (peserta didik)
D. Sujana menyebut obyek formal ilmu pendidikan adalah perkembangan pengalaman
manusia sebagai makhluk individu, sosial dan unik sepanjang hayatnya yang dapat dan harus
di belajarkan sehingga terwujud sikap dan perilaku yang kondusif untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupannya
Dari dua pendapat diatas nampak jelas bahwa pendapat pertama lebih menekankan pada
situasi pendidikan yang menjadi garapan ilmu pendidikan anak. Sedangkan pendapat kedua
memandang bahwa pendidikan itu tidak hanya terbatas pada kegiatan mendidik yang terjadi
dalam pergaulan antara pendidik dan peserta didik tetapi mencakup kegiatan pendidikan
dalam bentuk pengalaman belajar sepanjang hayat.
Metode keilmuan ( metode ilmiah)
Sebagaimana ilmu lain, pedagogik juga menggunakan metode ilmiah untuk mengetahui
kebenaran pengetahuan yang valid dan dapat dipercaya.
Metode ilmian disini merupakan penggabungan rasional dan pendekatan empiris.
Melalui pendekatan rasional suatu ilmu menyusun pengetahuan secara konsisten dan
kumulatif. Konsisten disini berarti ada keajegan atau kecocokan antara kebenaran
pengetahuan yang lama yang telah ditemukan dengan kebenaran yang akan diuji. Sedangkan
kumulatif berarti bahwa kebenaran pengetahuan itu berdasarkan mazhab tertentu.
Maksud empiris berarti ilmu disini berusaha memisahkan antara pengetahuan yang faktual
atau sesuai dengan faktanya dan tidak sesuai dengan fakta empiris.

D. Sujana (2000) menyebut metode ilmiah menggunakan:

Logico/deducto
Penyusunan kerangka logis dilengkapi argumentasi yang konsisten dengan
pengetahuan yang sebelumnya dan berupaya mengembangkannya.

hypothetical
Penerapan hipotesis yang merupakan upaya deduksi dari kerangka pemikiran yang

logis.

verificative
Verifikasi terhadap hipotesis tersebut untuk menguji kebenaran tentang diterima atau
tidak diterimanya pernyataan dalam hipotesis berdasarkan fakta empirik.

Metode ilmiah yang digunakan ilmu pendidkan terdiri atas metode kuantitatif dan kualitatif
dan bahkan gabungan dari keduanya. Metode penelitian yang digunakan akan sangat
bergantung kepada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian itu sendiri.
Metode metode penelitian yang dominan dalam keilmuan dan program pendidikan adalah
survey, eksperimen, studi kasus, penelitian tindakan. Adanya metode ilmiah disini penting
agar fungsi pendidikan dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai