Anda di halaman 1dari 7

Dibuat Oleh :

NAMA

: MONA SARI

KELAS

: VII.B

SEKOLAH

: SMPN 1 RUPIT

Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam.


Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat
miskin.
Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang
baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua
orangtua mereka itu.
Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu
menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka
menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan.
Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah
bundanya,

Ayah

dan

Ibu

jahat.

Mengapa

menyusahkan orang miskin?! Raja dan Ratu sangat


marah

mendengar

perkataan

putra

mereka

itu.

Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat


salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana
ini! usir Raja.
Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri
Rauna

yang

tersentak,

lalu

menangis

memohon

kepada ayah bundamya, Jangan, usir Kakak! Jika

Kakak harus pergi, saya pun pergi! Raja dan Ratu


sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna
pergi mengikuti kakaknya.
Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa.
Mengubah
Kusmantari.

nama

menjadi

Mereka

pun

Kusmantoro

mencari

guru

dan
untuk

mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu


untuk menyadarkan kedua orangtua mereka.
Keduanya sampai di sebuah gubug. Rumah itu dihuni
oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek
sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka.
Mereka mencoba mengetuk pintu.
Silakan masuk, Anak Muda, sambut kakek renta
yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucu
bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja pura-pura
tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya,
Kami, kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru
pada Panembahan.
Kakek

sakti

tersenyum

bernama

Panembahan

mendengar

kebohongan

Manraba

itu

Kusmantoro.

Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba


menerima keduanya menjadi muridnya. Panembahan

Manraba

menurunkan

kanuragan

pada

ilmu-ilmu

Kusmantoro

kerohanian
dan

dan

Kusmantari.

Keduanya ternyata cukup berbakat.


Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang
diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru
bijaksana dan sakti itu.
Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua.
Anakku,

Kusmantoro

dan

Kusmantari.

Untuk

sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmuilmu

lainnya

melaksanakan

akan
satu

kuberikan
amalan.

setelah

Amalan

kalian

apa

itu,

Panembahan? tanya Kusmantari.


Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di
samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju
istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum
bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan
Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan
Ratu, kedua orang tua mereka.
Kusmantoro

dan

Kusmantari

terkejut.

Namun

keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak


ingin penyamaran mereka terbuka.

Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja


dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun
syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat
jika

disertai kejujuran

hati,

pesan Panembahan

Manraba.
Ketika

menjelang

Kusmantari

tidur

resah.

malam,

Keduanya

Kusmantoro

memikirkan

dan

pesan

Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang


kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri
Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka
berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya
berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.
Akhirnya,

pagi-pagi

sekali

mereka

menghadap

Panembahan.
Kami

berdua

mohon

maaf,

Panembahan.

Kami

bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan


selama ini.

Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian


berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri
Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di
istana.

Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji


Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke
istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda
mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua
orang tua mereka yang berbaring lemah itu.

Puteri

Rauna

lalu

meracik

dua

kuntum

melati

pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada


ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan
Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Puteri
Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati
ajaib itu pada Panembahan. Dan menanamnya di
taman

mereka.

Sehingga

istana

mereka

dikenal

dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi


kelembutan hati dan kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai