Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM AGROMETEOROLOGI

PENGENALAN DAN PENGELOLAAN STASIUN IKLIM


NAMA

: MUHVIDATUL JANNAH

NIM

: 151510501136

GOL/KEL

: A/5

ANGGOTA

: 1.WINARNI WULANDARI

(151510501006)

2.WIWIK URSISCA WATI

(151510501032)

3. ABDUL RAZAQ

(151510501050)

4. VIKI BAYU W.

(151510501064)

5.WILDATUN MUNAWAROH (151510501185)


6. YULIA DEWI A.S

(151510501246)

7. FITA NUR HIKMAWATI


TANGGAL PRAKTIKUM

: 10 OKTOBER 2016

TANGGAL PENYERAHAN

: 17 OKTOBER 2016

ASISTEN

: 1. JEFRI ANGGARA
2. SUGENG SANTOSO
3. INDAH NURUL SAFITRI
4. MOH. KAMIL
5. MOHAMMAD EDI SANTOSO
6. PUTRI TUNJUNG SARI
7. FAIZ STANIA RUSDI

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian sebagai kebutuhan manusia, tentunya untuk memperoleh hasil
dengan mutu yang setinggi-tingginya dalam usaha tani seekonomis mungkin.
Keberhasilan budidaya tanaman pertanian mulai dari proses hidup, tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi tidak lepas dari kondisi fisik dan lingkungan
(atmosfer) tempat tumbuh tanaman. Adanya lingkungan yang sesuai, maka tujuan
untuk memperoleh hasil yang optimal dapat tercapai. Supaya, mengetahui
keadaan-keadaan tersebut kita perlu melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik
dan lingkungan (atmosfer). Mulai dari curah hujan, kecepatan angin, suhu tanah,
hingga intensitas penyinaran. Semua itu, dibutuhkan alat-alat pengamatan cuaca
yang memiliki fungsi dan prinsip-prinsip yang berbeda satu sama lain dengan
ketelitian yang berbeda-beda pula ( Fisher et al ., 2012).
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap produksi petanian
salah satunya adalah faktor iklim. Iklim merupakan kondisi cuaca kondisi cuaca
dalam jangka yang sangat panjang dan dalam wilayah yang luas. Cuaca adalah
kondisi atmosfer dalam waktu pendek dalam suatu wilayah. Pengaruh iklim
merupakan salah satu syarat tumbuhnya suatu tanaman. Unsur-unsur iklim yang
memberikan kontribusi terhadap bidang pertanian antara lain, hujan, angin,
kelembaban, temperatur, dan radiasi matahari. Unsur-unsur tersebut sangat
berkaitan satu sama lain (Aak, 1983).
Perbedaan suhu dapat mengakibatkan perbedaan respons tanaman, dimana
peningkatan suhu menyebabkan peningkatan transpirasi tanaman sehingga terjadi
penurunan produktivitas tanaman, peningkatan konsumsi air, waktu pematangan
buah atau biji yang singkat, penurunan mutu hasil, dan pendorong berkembangnya
hama penyakit tanaman (Dewi dkk., 2015). Berkembangnya hama dan penyakit
pada tanaman juga disebabkan oleh faktor iklim, misalnya faktor curah hujan.
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sering digunakan untuk
parameter iklim di suatu tempat (Dewi dkk., 2015). Pembuatan peta iklim dan
peta hujan sangat bergantung pada keadaan suatu iklim. Letak lokasi pengambilan

data berpengaruh terhadap kesempurnaan peta iklim yang dihasilkan. Hal ini,
dikarenakan seberapa besar sebar sebaran dan kerapatan pos penakar hujan di
suatu lokasi tersebut. Di sisi lain curah hujan merupakan hal yang penting dalam
siklus hidrologi dan memiliki variasi spasial serta temporal yang sangat besar.
Curah hujan juga penting dalam prediksi cuaca dan iklim dimana diperlukan
cakupan yang luas dan akurat. Pengetahuan tentang jumlah curah hujan pada
suatu daerah sangat penting untuk kesejahteraan manusia.Selain hujan , unsur
iklim yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas produksi pertanian yaitu
suhu (Avia dkk., 2013).
Peranan suhu antara lain, yaitu menentukan tempat dan waktu tanam. Data
iklim terutama suhu dapat dijadikan upaya untuk memperoleh informasi tenteng
kesesuaian tanaman berdasarkan iklim di daerah yang dikehendaki dengan melalui
evaluasi kesesuaian agroklimat. Pengukuran gejala-gejala sperti angin, merupakan
aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dari suatu obyek yang
diukur. Kegiatan tersbut merupakan tugas utam yang dilakukan dari stasiun
meteorologi. Secara umum peralatan meteorologi ada dua macam yaitu jenis biasa
dan pencatat. Perlatan jenis biasa misalnya termometer, barometer, pluviometer,
higrometer dan sebagainya. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat
kelembapan udara dalam sebuah bangunan dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Peralatan - peralatan seperti jenis
pencatat misalnya, termograf pertanian, barograf, hidrograf, pluviograf dan
lainnya (Rosidi dkk., 2015).
Lokasi yang digunakan untuk melakukan pengamatan atau pengukuran
unsur cuaca disebut stasiun cuaca. Stasiun cuaca, secara umum dibedakan menjadi
empat macam yaitu, stasiun sinoptik, stasiun klimatologis, stasiun meteorologi
pertanian serta stasiun hujan. Semua stasiun tersebut sangat berkontribusi
dibidang petanian, namuan satsiun yang sangat berkontribusi adalah satasiun
meteorologi pertanian.
Data iklim digunakan untuk peramalan cuaca ataupun iklim. Akan tetapi
siring perubahan tempertaur atmosfer menyebabkan kondisi atmosfer kian tidak
stabil. Hal ini, menyebabkan terjadinya anomali terhadap parameter cuaca yang

berlangsung lama, sehingga akan berdampak pada perubahan iklim. Salah satu
dampak adanya perubahan iklim yaitu curah hujan yang tinggi serta kenaikan
permukaan laut. Para ahli meteorologi dunia menggunakan peralatan yang telah
didtandardisasi untuk mengukur kondisi cuaca (Nicholson, 2001). Oleh karena itu,
pada praktikum kali ini akan dijelaskan tentang pengenalan dan pengelolaan
stasiun iklim.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Macam dan Fungsi Instrumentasi Meteorologi pada Stasiun
2.

Cuaca
Mengetahui Tatacara Pengelolaan Stasiun Cuaca

BAB 2. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan pratikum Perlindungan Tanaman pada acara Pengenalan Dan
Pengelolaan Stasiun Cuaca dilaksanakan pada hari Senin, 10 oktober 2016 pukul
15.00 sampai selesai bertempat di Stasiun Agroteknopark UNEJ.
2.2 Bahan dan Alat
2.2.1 Bahan
1. Alat tulis
2. Kertas label
3. Tali rafia
4. Timba
2.2.2

Alat
1. Tanah sawah (Antirogo)
2.3 Cara Kerja
1. Melakukan kunjungan ke stasiun cuaca yang telah ditentukan lokasinya
2. Mengamati instrumentasi yang ada pada stasiun tersebut dan memahami apa
fungsi alat tersebut
3. Mendiskusikan hasil pengamatan berkaitan dengan lokasi stasiun, kondisi
menginstrumentasi, cara pengambilan dan pencatatan data serta petugas
pencatat data pada stasiun yang di kunjungi

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius.


Avia, L. Q. Haryanto, A. 2013. Penentuan Suhu Threshold Awan Hujan di
Wilayah Indonesia Berdasarkan Data Satelit Mtsat dan Trmm
[Determination Of Threshold Temperature Of Rain Cloud Over Indonesian
Based On Mtsat And Trmm Satellite Data]. Sains Dirgantara, 10(2): 8289.
Dewi, S. M. Sobir dan Syukur, M. 2015. Interaksi Genotipe x Lingkungan Hasil
dan Komponen Hasil 14 Genotipe Tomat di Empat Lingkungan Dataran
Rendah. Agron Indonesia, 43(1): 59-65.
Fisher, A.C. Hanaemann, W. M. Roberts, M. J and Schlenker, W. 2012. The
Economic Impacts of Climate Change: Evidence from Agricultural Output
and Random Fluctuations in Weather: Comment. American Economic
Review, 102(7): 37493760.
Nicholson, S. 2001. Intisari Ilmu Cuaca. England: Erlangga.
Rosidi, D. F. Susanto, P. 2015. Pemantauan Suhu dan Kelembapan Secara
Otomatis yang Terintegrasi Datalogging Berbasis Arduino. Electrical and
Electronics Engineering, 13(2) : 25-30.
Wheeler, T. Braun, J. V. 2013. Climate Change Impacts on Global Food Security.
Science, 341(508) :508-341.

Anda mungkin juga menyukai