Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No. RM
No.Model
0 0 8 5 4 2
: 8542P24/280411
DATA PASIEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tempat/tanggal lahir
Jenis kelamin
Pekerjaan
Agama
Suku
Nama Ayah
Nama Ibu
Pekerjaan Orang Tua
Alamat Orang Tua
Tanggal Pendaftaran
Tanggal Pencetakan
Golongan darah
Penyakit jantung
Diabetes
Haemophilia
Hepatitis
Penyakit lainnya
Alergi terhadap obat
Alergi terhadap makanan
:A
: tidak ada / ada. : ...
: tidak ada / ada. : puasa/2 jam pp..
: tidak ada / ada. : ...
: tidak ada / ada. : ...
: tidak ada / ada. : ...
: tidak ada / ada. : ...
: tidak ada / ada. : ...
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pasien datang untuk merapikan gigi-giginya yang kurang rapi. Pasien merasa kurang nyaman
dengan keadaan gigi-giginya tersebut.
Durasi
3 menit
1 menit
Frekuensi
sering
kadang-kadang
Intensitas
kuat
sedang
Ket.
masih
masih
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign :
Tekanan darah: 110 / 70: hipertensi / hipotensi / normal
Nadi
: 80 x/menit.
Pernafasan
: 32 x/menit.
Suhu
: A febris oC.
Berat badan
: 49 kg.
Tinggi Badan
: 159 cm.
Jarak N Gn
x 100
Lebar Bizygomatik
Bentuk muka : 15 X 100 = 107,14 ( Hiperleptoprosop)
14
Profil Muka
: Cembung
Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital / garis Simon
Maksila
: 1/3 Distal Premolar 1 (kanan dan kiri sama)
Mandibula
: Kanan : 1/3 Distal Premolar 1 Kiri : Distal Premolar 1
Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
Tonus Otot Mastikasi
: Normal
Tonus Otot Bibir
: Normal
Bibir Posisi Istirahat
: incompetensi otot bibir pasien
Free Way Space
: 62,3 61,4 = 1,4 mm
Fasial
Neuromuscular K. Ludah K. Limfe
Deformitas TAK
TAK
TAK
TAK
Nyeri
TAK
TAK
TAK
TAK
Tumor
TAK
TAK
TAK
TAK
Gangguan TAK
TAK
TAK
TAK
Fungsi
Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :
(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial diagnosanya)
Tl. Rhg
TAK
TAK
TAK
TAK
TMJ
TAK
TAK
TAK
TAK
ODONTOGRAM :
28: Normal
17: Normal
27: Normal
16: Normal
26: Normal
15[55]:Mesiopalatotorsiversi
25[65]:Normal
14[54]:Normal
24[64]:Normal
13[53]:Normal
23[63]:Labioversi
12[52]:Mesiopalatotorsiversi
22[62]:Mesiopalatotorsiversi
31[71]:Normal
42[82]:Normal
32[72]:Normal
43[83]:Mesiolabiotorsiversi
33[73]:Mesiolabiotorsiversi
44[84]:Mesiolabiotorsiversi
34[74]:Linguoversi
45[85]:Normal
35[75]:Bukoversi
46:Normal
36:Normal
47:Normal
37:Normal
48:Normal
38:Normal
Keterangan :
Terdapat space antara gigi 12 dan 21
Torus palatinus
: tidak ada
Torus mandibula
: tidak ada
Palatum
: dalam
Supernumerary Teeth : tidak ada
Diastema
: ada, pada gigi 11 dan 21
Gigi anomali
: tidak ada
Gigi Tiruan
: tidak ada
Oral Hygiene
: 1,33 baik.
Relasi Gigi Gigi Pada Oklusi Sentrik :
ANTERIOR
: Overjet : 8mm
Overbite : 4,6mm
Palatal bite
: 31, 32, 41,41
Deep bite
: 31,32,41,42
Open bite
: tidak ada
Edge to edge bite : tidak ada
Cross bite
: tidak ada
POSTERIOR
Cross bite
: 25 dan 35
Open bite
: tidak ada
Scissor bite
: tidak ada
Cup to Cup bite : tidak ada
Relasi Molar Pertama Kanan : Kelas II angle
Relasi Molar Pertama Kiri : Kelas II angle
Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas
: Segaris
Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : Segaris
ANALISIS FOTO MUKA
Tampak Depan
Bentuk Muka : Hiperleptoprosop
Tampak Samping
Profil Muka : .Cembung
Rahang Bawah
: U form, simetris
: Trapezoid, simetris
RAHANG BAWAH
Kan Kiri Normal
an
5
5
4.97 6.60
5,8
5,7
5.45 6.85
6,4
6
6.15 8.15
7,2
6,4
6.35 8.75
6,7
7,8
6.80 9.55
10,7 11
10.62 13.05
10
10
8.90 11.37
Gigi Ka
Ket.
Gigi
nan
1
8
9,2
7.40 9.75
Normal
1
2
7
7,2
6.05 8.10
Normal
2
3
7,4 8
7.05 9.32
Normal
3
4
7
7,6
6.75 9.00
Normal
4
5
7,7 6,3
6.00 8.10
Normal
5
6
10
10
9.95 12.10
Normal
6
7
10
10,8 8.75 10.87
Normal
7
Kesimpulan :
1. Lebar gigi mesiodistal rahang atas berukuran normal.
2. Lebar gigi mesiodistal rahang bawah berukuran normal.
3. M3 kanan dan kiri rahang atas unerupsi.
4. M3 kanan dan kiri rahang bawah unerupsi.
Ket.
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
PERHITUNGAN PERHITUNGAN
Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 3,14 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 34,5
Jarak P1-P1 perhitungan : I x 100 = 39,25 mm
Diskrepansi : -4,75 mm
80
Jarak M1-M1 pengukuran
: 46,3 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : I x 100 = 49,06 mm Diskrepansi : -2,76 mm
64
Keterangan:
*Pertumbuhan lengkung gigi inter P1 mengalami kontraksi ringan sebesar -4,75 mm.
*Pertumbuhan lengkung gigi inter M1 mengalami kontraksi ringan sebesar -2,76 mm.
Metode Korkhaus:
Tabel Korkhaus
: 18 mm
Jarak I (P1-P1) pengukuran
: 18 mm Diskrepansi : 0 mm
Keterangan:
*Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi kearah anterior adalah 0 mm.
Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1
Jarak P1-P1 (tonjol)
: 95,4 mm
: 37 mm Indeks P : Jarak P1-P1 x 100%
md M1-M1
37 mm X 100% = 38,7 %
95,4 mm
Keterangan :
*Lengkung gigi tidak dapat untuk menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal karena indeks
P<43%
Jarak inter fossa canina
: 37
Keterangan :
*Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal karena indeks
FC>37%.
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, maka terdapat kekurangan/kelebihan ruang :
RA kanan : +1 mm
RB kanan
: -0,9 mm
kiri
:
mm
kiri
: -2,2 mm
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM
*Rontgen OPG
DIAGNOSIS SEMENTARA
Kasus maloklusi menyangkut masalah estetika dengan malposisi gigi individual.
Solusi masalah :
Rahang Atas : Penggrindingan gigi 13,22,23
Rahang Bawah : Penggrindingan 43
DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi angle kelas II sub divisi 1 tipe dental
Dengan malrelasi berupa :
Deep bite gigi 31,32,41,42,
Rahang Atas :
15 : mesiopalatotorsiversi,, kemungkinan karena pada gigi 51 dicabut belum saatnya tanggal
sehingga terjadi kekurangan ruang erupsi.
12: mesiopalatotorsiversi, kemungkinan karena pada gigi 15 mengalami mesiopalatotorsiversi
sehingga terjadi kekurangan ruang erupsi.
11: distolabiotorsiversi dan labioversi, kemungkinan karena terdesak oleh gigi 12 yang geser ke
mesial dan mengalami malposisi gigi individual yaitu mesiopalatotorsiversi.
23 : Labioversi, kemungkinan karena ada desakan pertumbuhan dari gigi 22 yang mengalami
malposisi gigi individual yaitu mesiopalatotorsiversi sehingga terjadi kekurangan ruang untuk
erupsi.
22: mesiopalatotorsiversi,kemungkinan karena terdapat pertumbuhan rahang yang kecil sehingga
gigi 22 mengalami desakan pertumbuhan dan terjadi malposisi gigi individual.
21: distolabiotorsiversi,kemungkinan karena ada desakan pertumbuhan dari gigi 22 yang
mengalami malposisi gigi individual yaitu mesiopalatotorsiversi sehingga terjadi kekurangan
ruang untuk erupsi.
Rahang Bawah :
35: bukoversi, karena terdapat pertumbuhan rahang yang kecil sehingga gigi 35 mengalami
desakan pertumbuhan dan terjadi malposisi gigi individual.
34 : linguoversi, kemungkinan karena pada gigi 35 mengalami malposisi gigi individual yaitu
bukoversi sehingga terjadi kekurangan ruang untuk erupsi
33: mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena terdapat pertumbuhan rahang yang kurang ke arah
anterior sehingga gigi 33 mengalami malposisi gigi individual yaitu mesiolabiotorsiversi
44; mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena ada desakan pertumbuhan dari gigi 43 yang
mengalami malposisi gigi individual yaitu mesiolabiotorsiversi sehingga terjadi kekurangan
ruang untuk erupsi
43: mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena terdapat pertumbuhan rahang yang kurang ke arah
anterior sehingga gigi 43 mengalami malposisi gigi individual yaitu mesiolabiotorsiversi.
41: distolabiotorsiversi, kemungkinan karena kebiasaan dari kecil yang tidak baik.
RENCANA PERAWATAN :
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi, dan tindakan lanjut)
1. Menghilangkan bad habit.
2. Membersihkan kalkulus dan debris yang terdapat di beberapa regio rahang atas dan
bawah.
3. Menumpat beberapa gigi yang berlubang.
4. Mencari ruang
b. Foto profil
- Jika N SNA > 43%, berarti N - GN pendek => menunjukkan Deep Over Bite
disebabkan oleh infraoklusi gigi-gigi posterior
- Jika N SNA < 43%, berarti N - GN panjang => menunjukkan Deep Over Bite
disebabkan oleh supraoklusi gigi-gigi anterior
- Jika N SNA = 43%, berarti N - GN normal tapi ada Deep Over Bite =>
menunjukkan Deep Over Bite disebabkan oleh kombinasi supraoklusi gigi
anterior dan infraoklusi gigi posterior
c. Sefalogram (hasil sefalometri radiografi)
Digunakan untuk Deep Over Bite tipe skeletal
- Sudut bidang mandibula (MPA) kecil. MPA adalah sudut yang dibentuk oleh
bidang mandibula (MP) dan Frankfurt Horozontal Plane (FHP)
- Ramus mandibula pendek
- Sudut gonion tajam
- Pertumbuhan muka arah vertikal kurang
d. Langsung pada pasien (metode Thompson & brodie)
Ukur jarak N SNA dengan kaliper geser
Misal diperoleh N SNA = 43mm, berarti N GN =100mm.
Lunakkan stenz (thermoplastic compaund), taruh diatas dataran oklusal
gigi-gigi posterior rahang bawah, lalu pasien disuruh menggigit sampai
diperoleh jarak N GN = 100mm. Tunggu sampai stenz mengeras.
Dalam keadaan stenz masih digigit, periksa oklusi pasien.
Kemungkinan yang terjadi :
1. Deep Over Bite hilang, tapi stenz masih tebal (gigi-gigi posterior tidak
beroklusi), => deep over bite disebabkan oleh infraoklusi gigi posterior
2. Deep Over Bite masih terlihat, tapi stenz sudah tergigit habis (gigi-gigi
posterior beroklusi), => deep over bite disebabkan oleh supraoklusi gigi
anterior
3. Deep Over Bite masih terlihat dan stenz masih tebal, => deep over bite
disebabkan oleh kombinasi supraoklusi gigi-gigi anrterior dan infraoklusi gigi
posterior
Instruksi pemakaian pada pasien :
Pada deep over bite yang disebabkan oleh supraoklusi gigi anterior bawah alat tetap
dipakai pada waktu makan dan pada waktu tidak makan tetap digigit-gigit ringan agar
terjadi intrusi gigi anterior bawah lebih cepat dari elongasi gigi posterior
Pada deep over bite yang disebabkan oleh infraoklusi gigi posterior alat tetap dipakai
pada waktu makan tapi jangan digigitkan terlalu keras.
Pada deep over bite yang disebabkan oleh infraoklusi gigi posterior alat dipakai pada
waktu makan agar terjadi keseimbangan antara intrusi gigi anterior bawah dan elongasi
gigi-gigi posterior.
Pemeriksaaan setelah pemakaian
- Tidak boleh menimbulkan rasa saki persendian (TMJ)
- Untuk mengetahui pada pasien :
1. Alat masih dipakai ukur jarak interoklusal gigi posterior apakah ada pengurangan space?
2. Alat dilepas ukur overbite pasien, apakah ada pengurangan over bite?
3. Jika overbite masih lebih besar dari normal sedangkan gigi posterior sudah kontak, maka
penebalan peninggi gigitan ditambah dengan melapisi dengan akrilik self curing sampai
kembali mencapai jarak interoklusal gigi-gigi posterior 2 4mm.
pengaktifan finger spring pada gigi 22 untuk menggeser gigi kearah distal
sampai menutup bekas penggrindingan gigi 22. Setelah gigi 22 kearah
distal/palatinal lalu pengaktifan finger spring untuk gigi 21 kearah distal
untuk menempati ruang bekas penggrindingan gigi 23 dan 22, agar posisi
gigi tersebut bisa dalam posisi lengkung normal.
Aktifkan labial arch dengan cara mengecilkan loop, berfungsi untuk
meretrak gigi anterior dan mengkoreksi overjetnya dan menjaga kestabilan
gigi-gigi yang sudah bergerak.
Pengurangan verkeilung secara selektif.
Rahang bawah:
a. Tahap I
Setelah dilakukan penggrindingan pada gigi 43.lalu dilanjutkan
pengaktifan finger spring pada gigi 42 untuk mendorong gigi kearah
distal, setelah itu pengaktifan finger spring pada gigi 41 untuk menggeser
gigi kearah distal sampai menutup bekas penggrindingan gigi 43.Agar
posisi gigi tersebut bisa dalam posisi lengkung normal.
Aktifkan labial arch dengan cara mengecilkan loop, yang berfungsi untuk
meretrak gigi anterior dan mengkoreksi overjetnya.
Pengurangan verkeilung secara selektif.
4. Penyesuaian oklusi
6.
Topikal aplikasi Flour dilakukan pada gigi-gigi sudah yang dilakukan penggrindingan
supaya mencegah terjadinya karies.
7.
Pemasangan Retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi yang
telah dikoreksi dan menunggu terjadinya proses aposisi tulang alveolar di sekitar gigi,
sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.
GAMBAR ALAT
Rahang Atas:
Tahap I:
Keterangan:
1. Labial arch pada gigi 13 dan 23 dengan
stainless wire 0,7 mm.
2. Adam klamer pada gigi 16 dan 26
dengan stainless wire 0,7 mm
3. Simple spring, pada gigi 13 dengan
stainless wire 0,6 mm.
4. Finger spring, pada mesial gigi 23, 22,
21 dengan stainless wire 0,6 mm.
5. Plat akrilik
6. Peninggi gigitan
Rahang Bawah:
Tahap I:
Keterangan:
1. Labial arch dengan U loop pada gigi 13
dan 23 dengan stainless wire 0,7
mm
2. Adam klamer yang diletakkan pada
gigi 16 dan 26 dengan stainless wire
0,7 mm.
3. Finger spring, pada mesial gigi 43, 42,
41 dengan stainless wire 0,6 mm.
4. Plat Akrilik
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat
giginya, usia pasien masih muda, kooperatif dan komunikatif, kesehatan gigi dan jaringan
pendukung gigi yang masih baik serta keadaan sosial dan ekonomi pasien yang mendukung.
Mahasiswa
Yunisca Septiani
NO MODEL:
Nama Pasien
Operator
Pembimbing
BAGIAN ORTODONSIA
KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
8542P24/280411
8542P24/280411
8542P24/280411
8542P24/280411
8542P24/280411