Anda di halaman 1dari 2

Peran aktif wanita dalam pembangunan di Indonesia mengalami perkembangan

yang cukup signifikan. Hal ini dapat kita lihat salah satunya melalui sejarah
perjuangan R.A Kartini menuntut perannya sebagai wanita untuk berkarya bagi
bangsanya di berbagai bidang dengan pengarus utamaan kesetaraan gender.

Peran wanita untuk membangun sebuah bangsa tentu saja mutlak diperlukan, hal
ini didasari oleh berbagai macam kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh wanita
itu sendiri baik secara general maupun individual. Ruang apresiasi bagi para kaum
wanita saat ini telah diberikan dan semakin terbuka, wanita telah diberikan
kesempatan untuk menunjukkan eksistensinya dalam pembangunan suatu bangsa.
Terbukti pemerintah saat ini juga telah menyediakan program Pemberdayaan
Perempuan untuk meningkatkan status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat
mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki agar dapat membangun anak
Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan bertaqwa serta terlindungi.

Salah satu indikator integrasi perempuan dalam pembangunan adalah tingkat


partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan disemua bidang lapangan kerja
sebagai politikus, PNS, karyawan, buruh perusahaan termasuk petani, hingga tahun
1998 saja mencapai 40,2 persen. Tentu hal itu akan terus bertambah setiap
tahunnya. Saat ini, sudah sangat banyak tokoh-tokoh wanita yang ikut
berpartisipasi aktif dalam memajukan bangsa. Bahkan Jokowi telah melantik 8
menteri perempuan di kabinet kerjanya saat ini. Mereka adalah Rini Soemarno
( Menteri Badan Usaha Milik Negara ) , Siti Nurbaya Bakar ( Menteri Kehutanan dan
Lingkungan Hidup) , Puan Maharani ( Menteri Koordinator Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan ), Nila F Moeloek ( Menteri Kesehatan ), Khofifah Indar Parawansa (
Menteri Sosial), Yohana Yembise ( Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak), Retno LP Marsudi ( Menteri Luar Negeri ), dan Susi Pudjiastuti (
Menteri Kelautan dan Perikanan).

Menteri-Menteri tersebut bukan hanya sekedar menjabat, mereka mampu


membuktikan eksistensi mereka dengan meraih berbagai macam penghargaan baik
ditingkat Nasional, hingga mengharumkan nama Indonesia di Tingkat Internasional.
Sebut saja, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Kehutanan dan
Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mendapatkan penghargaan internasional dari
Internasional Film Festival for Women, Social, Issues, and Zero Discrimination
(IFFWSZ), karena perannya yang dianggap cukup besar dalam membuat perubahan
di masing-masing bidang yang digeluti. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti yang terkenal dengan ketegasannya juga memiliki prestasi yang tak
kalah hebat, ia berhasil dinobatkan sebagai Kanjeng Ratu Ayu (KRAY) Susi
Pudjiastutiningrat, dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Ia juga telah berhasil

membuat Indonesia sebagai Negara nomor 1 dalam hal memberantas Illegal Fishing
di seluruh dunia. Sungguh prestasi yang luar biasa dan sangat patut untuk
dibanggakan.

Beberapa daerah di Indonesia juga pernah dipimpin oleh sosok Bupati / Walikota
wanita yang luar biasa. Sebut saja, lliza Saaduddin Djamal (Walikota Banda Aceh,
Aceh), Tri Rismaharini ( Walikota Surabaya ), Cristiany Eugenia Paruntu (Bupati
Minahasa Selatan, Sulawesi Utara), Airin Rachmi Diany (Walikota Tangerang Selatan,
Banten), Rita Widyasari (Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur) , Indah Putri
Indriani (Wakil Bupati Luwu Utara, Sulawesi Selatan), Anna Sophanah (Bupati
Indramayu, Jawa Barat), dll.

Bahkan, Indonesia pernah dipimpin oleh Presiden wanita Megawati Soekarnoputri,


selama 3 tahun ( 2001-2004 ).

Menjadi tiang negara membutuhkan kecerdesan intelektual yang tinggi, sehingga


kaum wanita wajib belajar dan mengasah kemampuannya untuk berkontribusi
dalam pembangunan. Diakui selama ini ada anggapan bahwa kualitas perempuan
dalam pembangunan masih sangat rendah, itulah yang menyebabkan peran kaum
perempuan tertinggal dalam segala hal. Seharusnya, Kaum wanita di Indonesia juga
harus memiliki kepercayaan diri bahwa mereka mampu bersaing dan menjadi
subject dalam mebangun bangsanya sendiri, Bangsa Indonesia.

Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu
buruk, maka runtuhlah negara.
Soekarno

Anda mungkin juga menyukai