BAB III
HIPNOSIS FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN
masa
James
Braid,
hipnosis
dikenal
dengan
nama
43
44
45
Prancis
lainnya
sampai
Charles
ternyata
juga
46
anestesia,
amnesia,
perbedaan
individual
dalam
disebut
sebagai
Bapak
Hypnosis,
karena
dia
yang
47
48
,
0
356
"# $% &'()* + *
.
/
2
= >? 7
89:; 5<
http://www.fadhilza.com/2008/10/tadabbur/mengenal-hypnotis.html. Diakses
pada tanggal 30 mei 2013 pukul 21.18 WIB
49
50
D.
E $ "#.$A B0 C @)
J
=$FGH0I
A'B .&
S TU
OF PQ #.K A D M"N
W.$2
X
V
YDZ* [
S TU
OF PQ
8 ^ . *
\ ]9 M"N
YD0"ab *
_` .
*
'TfbSc X de
8abc X
h[ iD
V
g
8
&O
)W2 j
k Q
n
2
Q lm
H
f
^#
b q o#pG 5 Z* [ i
=>r?
Artinya: dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka
semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin,
Sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu
berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya
Tuhan Kami, Sesungguhnya sebahagian daripada Kami telah
dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan Kami telah
sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami".
Allah berfirman: "Neraka Itulah tempat diam kamu, sedang kamu
kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)".
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui."
b. Hipnosis Modern
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan kajian mengenai
potensi otak manusia, saat ini hipnosis modern yang berbasis psikologi
pesat dikembangkan. Hipnosis modern merupakan pengembangan dan
manajemen fungsi otak kanan dan otak kiri. Metode hipnosis yang
dilakukan yakni, menamakan otak kiri dengan pikiran sadar, sedangkan
otak kanan dengan pikiran bawah sadar. Adapun hipnoterapi yang
dikembangkan oleh para ahli psikologi dengan mengembangkan teori
otak kanan (alam bawah sadar) yang digunakan untuk terapi para pasien
51
maka hal itu tidak termasuk sihir, karena itu adalah ilmu yang ilmiah
yang diperbolehkan dan dikembangkan secara logis dengan penelitian.9
Oleh pihak yang mendukung wacana pemanfaatan hipnosis dalam
penegakan hukum, argumentasi yang dibangun didasarkan pada
kemutakhiran ilmu pengetahuan dan pembaharuan atas hukum acara
pidana. Dikemukakan bahwa seiring terus berkembangnya ilmu
pengetahuan tentang potensi manusia, khususnya berkait alam sadar,
setengah sadar, dan alam bawah sadar manusia, terbuka sebuah potensi
pemanfaatan hipnosis dalam ranah hukum. Pemanfaatan hipnosis dalam
menggali keterangan saksi, tersangka dan/atau terdakwa adalah sebuah
keniscayaan solutif upaya paksa yang menghindarkan kekerasan, yang
diakui atau tidak acapkali muncul dalam praktik interogasi. Di sisi lain
metode ini sebagai wujud penyeimbang perlunya extralaw enforcement
terhadap pola tindak pelaku extraordinary crime. Sementara pada saat
bersamaan, pihak kontra dengan lantang menolak trobosan hukum
pemanfaatan hipnosis dimaksud dengan bertameng pada ketentuan
tekstual hukum positif yang sama sekali tidak mengaturnya. Argumentasi
lanjutan berupa naskah ilmiah yang belum pernah ada sebelumnya,
menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dirampungkan terlebih
dahulu sebelum mengkaji pemanfaatan hipnosis dalam ranah hukum
(hipnosis forensik). Selama ini metode yang sudah dikenal hanya sebatas
52
dalam
penyelesaian
hukum
di
Indonesia
sebagai
10
h.108,109
11
53
54
55
56
18
19
57
Penjelasan dari gambar diatas adalah terdapat jenis pikiran itu yaitu
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Dan diantara keduanya tersebut
yang bergaris putus-putus ada kekuasaan dari critical factor itu sendiri,
yang merupakan bagian dari pikiran yang selalu menganalisa segala
informasi yang masuk dan menentukan tindakan rasional seseorang. Ini
mempunyai fungsi untuk melindungi pikiran bawah sadar dari ide,
informasi. Ketika dalam kondisi sadar, critical factor akan menghalangi
sugesti yang ingin ditanamkan ke pikiran bawah sadar. Ketika seseorang
ingin menghipnosis orang lain yang harus dilakukan adalah dapat
memanipulasi critical factor itu sendiri. Cara memanipulasi daerah critical
factor ini adalah dengan menggunakan suatu teknik yang dinamakan
induksi. Induksi ini dilakukan dengan cara membuat pikiran sadar si
subjek ini merasa sibuk, bingung, kelelahan, atau lengah, sehingga pintu
gerbang atau jalan tol menuju pikiran bawah sadar dan critical factor ini
terbuka dan tidak berfungsi. Kemudian sugesti akan langsung menjangkau
pikiran bawah sadarnya. Dan si subjek ini berada dalam kondisi trance.
Namun apabila terjadi konflik antara pikiran sadar dan pikiran bawah
sadar, maka pikiran bawah sadar akan selalu menang.20
Pikiran sadar mempunyai empat fungsi utama, yaitu mengenali
informasi yang masuk dari panca indra, membandingkan dengan memori
20
58
Alpha
Theta
Delta
pikiran sadar
RAS
pikiran
bawah sadar
21
59
22
60
23
61
disk) yang ada dalam diri setiap orang. Apabila berhasil menjalin
komunikasi dengan pikiran bawah sadar, maka bisa menghapus,
menambah, mengurangi, mengubah, atau memperbaiki suatu program
yang ada dalam pikiran bawah sadar.
62
potongan
tersebut
melewati
pergelangannya
yang
http://lilincommunity.blogspot.com/2010/05/tentang-hypnosis.html diakses
pada tanggal 31 mei 2011 pukul 10.58 WIB
63
dicatat. Sebab satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang hypnotist
yang melakukan forensic hypnosis, yaitu sang hypnotist tidak bisa
membuat atau memaksa seorang tersangka untuk mengaku sebagai pelaku
kejahatan karena hal ini tidak mungkin bisa dilakukan.
Perlu dicatat, menurut Prof. Yusti Probowati, guru besar psikologi
forensik pertama di Indonesia menyampaikan, beberapa kasus dengan
trauma yang berat menolak untuk menceritakan kejadian yang dialaminya.
Psikolog forensik dapat membantu polisi dalam melakukan penggalian
informasi terhadap korban, misal pada anak-anak atau wanita korban
kekerasan dibutuhkan keterampilan agar korban merasa nyaman dan
terbuka. Penggalian korban perkosaan pada anak yang masih sangat belia
dapat digunakan alat bantu boneka.25
Oleh sebab itu Departemen Keamanan Publik Kota texas
mengeluarkan kebijakan bahwa hipnosis forensik tidak diterapkan bagi
seseorang yang sudah berstatus sebagai tersangka dan terdakwa. Alasan
kebijakan demikian disebabkan karena bahwa orang yang terhipnotis
sejatinya tidak tertidur atau tidak sadar, sehingga seseorang yang dalam
kondisi hipnosis tidak akan bisa dipaksa membocorkan rahasianya, tidak
dapat ditekan untuk mengatakan kebenaran, tidak akan terjebak dalam
hipnosis, tidak dapat dibuat untuk melakukan hal-hal bodoh, dan
sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa seseorang dalam kondisi hipnosis
25
64
D. Tahapan Hipnosis
1. Hipnosis secara umum
Dalam melakukan hipnosis sendiri ada beberapa tahapan yang
dilalui, secara umum ada dua tahapan, yaitu:
a) Pre-induksi
Pre-induksi merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu
situasi dan kondisi yang kondusif antara ahli hipnosis dengan suyet
(orang yang dihipnosis). Dalam tahapan pre-induksi ini ahli hipnosis
membangun hubungan dengan suyet melalui percakapan ringan, saling
berkenalan, serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan ahli hipnosis
secara mental terhadap suyet. Selain itu, pada tahapan ini suyet diberi
informasi seputar hipnosis dan manfaatnya untuk kemudian dipastikan
apakah suyet benar-benar mau dihipnosis atau tidak
b) Induksi
Tahap induksi merupakan sarana utama untuk membawa
seseorang berpindah dari pikiran sadar (conscious mind) ke pikiran
bawah sadar (subconscious mind), atau mengubah fokus eksternal
(keadaan sekitar) ke fokus internal (keadaan dalam diri). Biasanya
menggunakan alat bantu fiksasi serta sugesti dengan bahasa verbal
yang sederhana dan mudah dimengerti.
65
misalnya
dengan
meminta
suyet/subjek
26
66
67
menunjukkan
kedalaman
hipnosis,
adalah
dengan
68
69
maka
hipnoterapis/penyidik
bisa
menghentikan
70
71
kejadian,
karena
terjadi
penghalang
(blocking)
yang
72
1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa;
5. Pada
penanganan
pelaku/korban/saksi
anak-anak
dibutuhkan
30
73
31
http://wacana-penggunaan-hipnotisme-dlm-hukum-pembuktian.html diakses
pada tanggal 29 mei 2011 pukul 21.38 WIB