Anda di halaman 1dari 5

5.

Teknik dan Ukuran Jarum


Para petugas yang melaksanakan vaksinasi harus memahami teknik dasar dan petunjuk
keamanan pemberian vaksin, untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan trauma akibat
suntikan yang salah. Pada tiap suntikan harus digunakan tabung suntikan dan jarum baru, sekali
pakai dan steril. Sebaiknya tidak digunakan botol vaksin yang multidosis, karena risiko infeksi.
Apabila memakai botol multidosis (karena tidak ada laternatif vaksin dalam sediaan lain) maka
jarum suntik yang telah digunakan menyuntikkan tidak boleh dipakai lagi mengambil vaksin.
Tabung suntik dan jarum harus dibuang dalam tempat tertutup yang diberi tanda (label)
tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari luka tusukan atau pemakaian ulang. Tempat
pembuangan jarum suntik bekas harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
Sebagian besar vaksin harus disuntikkan ke dalam otot. Penggunaan jarum yang pendek
meningkatkan risiko terjadi suntikan subkutan yang kurang dalam.
Standar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain
dalam beberapa hal seperti berikut :
1.

Pada bayi-bayi kurang bulan, umur dua bulan atau yang lebih muda dan bayi-bayi kecil

lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm.


2.

Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dapakai jarum ukuran 25 dengan panjang 16

mm, untuk bayi-bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12 mm.
3.

Untuk suntikan intradermal pada vaksin BCG dipakai jarum ukuran 25-27 dengan

panjang 10 mm.
6. Arah Sudut Jarum pada Suntikan Intramuskular
Jarum suntik harus disuntikkan dengan sudut 45o sampai 60o ke dalam otot vastus
lateralis atau otot deltoid (lengan atas). Untuk otot vastus lateralis, jarum harus diarahkan ke arah
lutut dan untuk deltoid jarum harus diarahkan ke pundak. Kerusakan saraf dan pembuluh
vaskular dapat terjadi apabila suntikan diarahkan pada sudut 90o. pada suntikan dengan sudut
jarum 45o sampai 60o akan mengalami hambatan ringan pada waktu jarum masuk ke dalam otot.
7. Tempat Suntikan yang Dianjurkan

Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi pada bayi-bayi
dan anak-anak umur dibawah 12 bulan. Regio deltoid adalah alternatif untuk vaksinasi pada
anak-anak yang lebih besar (mereka yang telah dapat berjalan) dan orang dewasa.
Daerah anterolateral paha adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi-bayi dan
tidak pada pantat (daerah gluteus) untuk menghindari risiko kerusakan saraf ischiadica (nervus
ischiadicus). Risiko kerusakan saraf ischiadica akibat suntikan didaerah gluteus lebih banyak
dijumpai pada bayi karena variasi posisi saraf tersebut, masa otot lebih tebal, sehingga pada
vaksinasi dengan suntikan intramuskular di daerah gluteal dengan tidak sengaja menghasilkan
suntikan subkutan dengan reaksi lokal yang lebih berat.
Sedangkan untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit di atas insersi otot deltoid
(lengan atas), sebab suntikan-suntikan diatas puncak pundak memberi risiko terjadinya keloid.
8. Posisi Anak dan Lokasi Suntikan
Vaksin yang disuntikkan harus diberikan pada bagian dengan risiko kerusakan saraf,
pembuluh vaskular serta jaringan lainnya. Penting bahwa bayi dan anak jangan bergerak saat
disuntik, walaupun demikian cara memegang bayi dan anak yang berlebihan akan menambah
ketakutan sehingga meningkatkan ketegangan otot. Perlu diyakinkan kepada orang tua atau
pengasuh untuk membantu memegang anak atau bayi, dan harus diberitahu agar mereka
memahami apa yang sedang dikerjakan.
Alasan memilih otot vastus lateralis pada bayi dan anak umur dibawah 12 bulan adalah :
1.

Menghindari risiko kerusakan saraf ischiadica pada suntikan daerah gluteal.

2.

Daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan secara

adekuat.
3.

Sifat imunogenesitas vaksin hepatitis B berkurang bila disuntikkan di daerah gluteal.

4.

Menghindari risiko reaksi lokal dan terbentuk pembengkakan di tempat suntikan yang

menahun.
5.

Menghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.

9.Vastus Lateralis, Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian anterolateral
paha. Vaksin harus disuntikkan ke dalam batas antara sepertiga otot bagian atas dan tengah yang
merupakan bagian yang paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 45o-60o terhadap

permukaan kulit, dengan jarum kearah lutut, maka jarum tersebut harus menembus kulit selebar
ujung jari di atas (ke arah proksimal) batas hubungan bagian atas dan sepertiga tengah otot.
Anak atau bayi diletakkan di atas meja periksa, dapat dipegang oleh orang tua/pengasuh
atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua atau pengasuhnya. Celana (popok) bayi harus
dibuka bila menutupi otot vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian vaksin
akan disuntikkan terlalu bawah di daerah paha. Kedua tangan dipegang menyilang pelvis bayi
dan paha dipegang dengan tangan antara jempol dan jari-jari. Posisi ini akan mengurangi
hambatan dalam proses penyuntikan dan membuatnya lebih lancar.
Lokasi suntikan pada vastus lateralis :
1.

Letakkan bayi di atas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang.

2.

Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut.

3.

Cari trochanter mayor femur dan condylus lateralis dengan cara palpasi, tarik garis yang

menghubungkan kedua tempat tersebut. Tempat suntikan vaksin ialah batas sepertiga bagian atas
dan tengah pada garis tersebut (bila tungkai bawah sedikit menekuk, maka lekukan yang dibuat
oleh tractus iliotibialis menyebabkan garis bagian distal lebih jelas).
4.

Supaya vaksin yang disuntikkan masuk ke dalam otot pada batas antara sepertiga bagian

atas dan tengah, jarum ditusukkan satu jari di atas batas tersebut.
10. Deltoid, Posisi Anak dan Lokasi Suntikan
1.

Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk suntikan di daerah deltoid ialah duduk di

atas pangkuan ibu atau pengasuhnya.


2.

Lengan yang akan disuntik dipegang menempel pada tubuh bayi, sementara lengan

lainnya diletakkan di belakang tubuh orang tua atau pengasuh.


3.

Lokasi deltoid yang benar adalah penting supaya vaksinasi berlangsung aman dan

berhasil.
4.

Posisi yang salah akan menghasilkan suntikan subkutan yang tidak benar dan

meningkatkan risiko penetrasi saraf.


Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik membuka lengan atas dari pundak ke siku.
Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu separuh antara akromnion dari insersi
pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan membuat sudut 45o-60o mengarah pada

akromnion. Bila bagian bawah deltoid yang disuntik, ada risiko trauma saraf radialis karena saraf
tersebut melingkar dan muncul dari otot trisep.
11.Pengambilan Vaksin dari Botol (Vial)
Untuk vaksin yang diambil menembus tutup karet atau yang telah dilarutkan, harus
memakai jarum baru. Apabila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka, dapat dipakai jarum
yang sama. Jarum atau semprit yang telah digunakan menyuntik seseorang tidak boleh
digunakan untuk mengambil vaksin dari botol vaksin karena risiko kontaminasi silang, vaksin
dalam botol yang berisi dosis ganda (multidosis) jangan digunakan kecuali tidak ada alternatif
lain.
12. Penyuntikan Subkutan
Perhatian untuk suntikan subkutan :
1.

Arah jarum 45o terhadap kulit.

2.

Cubit tebal untuk suntikan subkutan.

3.

Aspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan.

4.

Untuk suntikan multipel diberikan pada bagian ekstrimitas berbeda.

13. Penyuntikan Intramuscular


Perhatian untuk penyuntikan intramuskular :
1.

Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot.

2.

Suntik dengan arah jarum 45o-60o, lakukan dengan cepat.

3.

Tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan telunjuk saat jarum ditusukkan.

4.

Aspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk meyakinkan tidak masuk ke dalam

vena. Apabila terdapat darah, buang dan ulangi dengan suntikan baru.
5.

Untuk suntikan multipel diberikan pada bagian ekstrimitas berbeda.

14. Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan
dalam periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap tandatanda kerusakan (warna dan kejernihan). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah
diencerkan cepat mengalami perubahan pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 yang steril

dianjurkan untuk mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm digunakan untuk
menyuntikkan vaksin.

Anda mungkin juga menyukai