Anda di halaman 1dari 19

BAB I

1.1 PENGERTIAN PLTU


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar
serta MFO untuk start up awal.
1.2 SEJARAH PLTU
Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael
Faraday dapat membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet.
Dengan peragaan dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar memotong medan
magnet yang berubah-ubah akan terinduksi suatu tegangan listrik padanya. Kini
rancangan semua mesin listrik adalah didasarkan pada bukti nyata tersebut.
Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan perkembangan
pembuatan dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik untuk publik di
London. Pasokan ini diperoleh dari generator DC yang digerakkan dengan mesin
bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan uap dari boiler pembakaran manual.
Permintaan tenaga listrik tumbuh berkembang dan pembangkit kecil muncul di
seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk bergabung agar menjadi
ekonomis. Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak
menghasilkan listrik sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem
banyak fasa (poly phase) medan berputar

Pada tahun 1882 Sir Charles Parson mengembangkan Turbin generator AC


pertama dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit
1

Neptune di Tyne Inggris. Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam
medan magnet, tetapi ternyata bahwa semakin besar output yang diinginkan akan
lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan magnet berputar didalam kumparan
yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap berkembang sehingga pada
1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm beroperasi. Sementara itu
karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit pembangkit juga berkembang
dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk organisasi untuk mengoperasikan
sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat penyaluran dan pengatur beban.
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan
energi listrik yang ekonomis.PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah
energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

1.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PLTU


Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain :
1. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair,
gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan
4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relatif lama
Namun PLTU mempunyai bebrapa kelemahan yang harus dipertimbangkan dalam
memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :
Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar

Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu


Investasi awalnya mahal

BAB II
2.1 PLTU YANG ADA DI INDONESIA
A. PLTU yang ada di Jawa dan Bali
No Pembangkit Tempat

Kapasitas Keterangan

1 x 625

PLTU Batubara seharga US $ 428,794,037

MW

yg menghemat BBM /tahun Rp.4,3 Triliun

PLTU 1
Banten

Suralaya

& menyerap tenaga kerja masa konstruksi

2.500 orang
PLTU Batubara seharga US $ 492,940,279
2

PLTU 2
Banten

Labuhan

2 x 300

yg menghemat BBM /tahun Rp.4,15

MW

Triliun & menyerap tenaga kerja masa


konstruksi 1.700 orang

PLTU 3
Banten
PLTU 1 Jawa
Barat

Lontar

Indramayu

3 x 315
MW
3 x 330
MW
Terletak di desa Citarik, kecamatan
Palabuhan ratu, Proyek ini dikerjakan oleh

PLTU 2 Jawa Pelabuhan

3 x 350

konsorsium Shanghai Electric Corp Ltd

Barat

MW

dan Maxima Infrastruktur. Nilai

Ratu

kontraknya US$ 566,984 juta dan Rp


2,205 triliun
PLTU Batubara seharga US $ 558.005.559
6

PLTU 1 Jawa
Tengah

Rembang

2 x 315

yg menghemat BBM /tahun Rp.4,15

MW

Triliun & menyerap tenaga kerja masa


konstruksi 1.700 orang

PLTU 2 Jawa
Tengah
PLTU 1 Jawa
Timur

Cilacap

Pacitan

1 x 600
MW
2 x 315
MW
PLTU Batubara seharga US $ 466.257.004

PLTU 2 Jawa
Timur

Paiton

1 x 660

yg menghemat BBM /tahun Rp.4,4 Triliun

MW

& menyerap tenaga kerja masa konstruksi


1.700 orang

10 PLTU 3 Jawa Tj. Awar

2 x 350

Selengkapnya Lihat di A
4

Timur

Awar Tuban MW

PLTU
11 Tanjung Jati Jepara
B

2 x 661

Selengkapnya lihat di

MW

B. PLTU yang ada di luar Jawa dan Bali


No Pembangkit

Kapasitas

PLTU NAD

2 x 100 MW

PLTU 2 Sumatra Utara

2 x 200 MW

PLTU Sumatra Barat

2 x 100 MW

PLTU 3 Bangka Belitung

2 x 25 MW

PLTU 4 Bangka Belitung

2 x 15 MW

PLTU 1 Riau

2 x 10 MW

PLTU 2 Riau

2 x 7 MW

PLTU Kepulauan Riau

2 x 7 MW

PLTU Lampung

2 x 100 MW

10 PLTU 1 Kalimantan Barat

2 x 50 MW

11 PLTU 2 Kalimantan Barat

2 x 25 MW

12 PLTU 1 Kalimantan Tengah

2 x 60 MW

13 PLTU Kalimantan Selatan

2 x 65 MW

14 PLTU 2 Sulawesi Utara

2 x 25 MW

15 PLTU Sulawesi Tenggara

2 x 10 MW

16 PLTU Sulawesi Selatan

2 x 50 MW

17 PLTU Gorontalo

2 x 25 MW

Keterangan

PLTU Asam-asam unit III dan IV

18 PLTU Maluku

2 x 15 MW

19 PLTU Maluku Utara

2 x 7 MW

20 PLTU 1 NTB

2 x 15 MW

21 PLTU 2 NTB

2 x 25 MW

22 PLTU 1 NTT

2 x 7 MW

23 PLTU 2 NTT

2 x 15 MW

24 PLTU 1 Papua

2 x 7 MW

25 PLTU 2 Papua

2 x 10 MW

2.2 PRINSIP KERJA PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik

sebagai

hasil

dari

perputaran

medan

magnet

dalam

kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin
agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian
digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung terus
menerus dan berulang-ulang.
Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung dengan

turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh
kebocoran kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk
mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus.
Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam
siklus.
2.3 SKEMA PLTU

K
eterangan gambar :

1. Stack

19. MFO Pump

2. Boiler

20. MFO Heater

3. FD Fan

21. Burner

4. Air Heater

22. Circulating Water Pump

5. Steam Drum

23. Desalination Plant

6. Primary Superheater

24. Distillate Water Pump

7. Economizer

25. Make Up Water Tank

8. Header

26. Make Up Water Pump

9. Water Wall

27. Demin Water Tank

10. Secondary Superheater

28. Demin Water Pump

11. Reheater

29. Condensate Pump

12. Wind Box

30. LP Heater

13. HP Turbine

31. Deaerator

14. IP Turbine

32. Boiler Feed Pump

15. LP Turbine

33. HP Heater

16. Generator

34. 18 kV/150kV Switch Yard

17. Condenser

35. Transmission

18. MFO Tank

2.4 FUNGSI DAN TOOLS YANG DIGUNAKAN DALAM PLTU


SISTEM BOILER DAN TURBINE PADA PLTU
BOILER
Boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap pada tekanan dan
temperatur tinggi (superheated vapor). Perubahan dari fase cair menjadi uap
dilakukan dengan memanfaatkan energi panas yang didapatkan dari pembakaran
bahan bakar. Boiler pada PLTU Semarang menggunakan minyak residu atau biasa
disebut MFO (Marine Fuel Oil) sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan
bakar pendukung adalah solar atau biasa disebut HSD (High Speed Diesel), dimana
solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal (ignition) untuk membakar MFO.
Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi secara radiasi, dan
konveksi.
Bagian pemindah panas dari boiler terdiri dari pemanas mula (Low Pressure
Heater dan High Pressure Heater) , economizer, pemanas lanjut (Superheater), dan
pemanas ulang (Reheater).
Pemindahan panas dalam boiler terjadi dalam proses :
1. Radiasi di ruang bakar
2. Konveksi di Economizer dan Air Heater
3. Kombinasi radiasi dan konveksi di Superheater dan Reheater.

Komponen Utama Boiler


Komponen utama boiler terdiri dari : Wall Tube, Main Drum, Primary
Superheater, Secondary Superheater, Reheater, dan Economizer. Sedangkan
komponen pendukung terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air Preheat Coil,
Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve.
Wall Tube

Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang disatukan oleh membran,
oleh karena itu disebut dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir air
yang akan dididihkan. Dinding pipa boiler adalah pipa yang memiliki ulir dalam
(ribbbed tube), dengan tujuan agar aliran air di dalam wall tube berpusar (turbulen),
sehingga penyerapan panas menjadi lebih banyak dan merata, serta untuk mencegah
terjadinya overheating karena penguapan awal air pada dinding pipa yang menerima
panas radiasi langsung dari ruang pembakaran. Wall tube mempunyai dua header
pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan air dari downcomers.
Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian
bawah low header.Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar
melalui wall tube, maka disisi luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang
terbuat dari mineral fiber.
Steam Drum
Steam

Drum

adalah

bagian

dari

boiler

yang

berfungsi

untuk

1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube),dan
menampung uap air dari pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
2. Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar ( furnace ).
3. Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran terlarut di dalam
boiler melalui continuous blowdown.

4. Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi
yang dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler.
Bagian-bagian dari steam drum terdiri dari : feed pipe, chemical feed pipe,
sampling pipe, baffle pipe, sparator, scrubber, dryer, dan dry box.
Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap setengah dari tinggi
drum. Sehingga banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus sebanding
dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, supaya level air tetap konstan.
Batas maksimum dan minimum level air dalam steam drum adalah -250 mm s/d 250
mm dari titik 0 ( setengah tinggi drum ).
Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur Flow Control Valve. Jika
level air di dalam drum terlalu rendah, akan menyebabkan terjadinya overheating

pada pipa boiler, sedangkan bila level air dalam drum terlalu tinggi, kemungkinan
butir-butir air terbawa ke turbine dan akan mengakibatkan kerusakan pada turbine.
Superheater
Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap
panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke
Superheater berasal dari steam drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary
Superheater dan Secondary Superheater.
a. Primary Superheater
Primary Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh yang
berasal dari steam drum menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas
hasil pembakaran. Temperatur masuk primary superheater adalah 304oC dan
temparatur keluarnya 414oC.
b. Secondary Superheater
Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas
yaitu diatas ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar .
Temperatur uap masuk secondary superheater adalah 414o C dan temperatur keluar
sebesar 541oC, dan tekanan 169 kg / cm2. Uap yang keluar dari secondary
superheater kemudian digunakan untuk memutar HP Turbine.
Reheater
Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP
Turbine dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya relatif
masih tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara
keseluruhan . Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater adalah
perpindahan panas konveksi.
Perpindahan panas radiasi pada reheater memberikan efek yang sangat kecil
sehingga proses ini biasanya diabaikan.Temperatur uap masuk reheater adalah 335oC
dengan tekanan sebesar 42,8 kg/cm2, sedangkan temperatur keluarnya adalah 541oC
dengan tekanan 39 kg/cm2. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakkan IP
Turbine, dan setelah uap keluar dari IP Turbine, langsung digunakan untuk memutar
LP Turbine tanpa mengalami pemanasan ulang.
Economizer
Economizer menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah melewati
superheater, untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum. Panas

yang diberikan ke air berupa panas sensibel. Pemanasan air ini dilakukan agar
perbedaan temperatur antara air pengisi dan air yang ada dalam steam drum tidak
terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi karena
adanya pemanasan) di dalam main drum. Selain itu dengan memanfaatkan gas sisa
pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses pembentukan
uap lebih cepat.
Economizer berupa pipa-pipa air yang dipasang ditempat laluan gas hasil
pembakaran sebelum air heater. Perpindahan panas yang terjadi di economizer terjadi
dengan arah aliran kedua fluida berlawanan (counter flow). Air pengisi steam drum
mengalir ke atas menuju steam drum, sedangkan udara pemanas mengalir ke bawah.

Komponen Pendukung Boiler


Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air
Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety
Valve.
1. Forced Draft Fan
Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara
pembakaran secara paksa ke dalam furnace, terpasang pada bagian ujung
saluran air intake boiler dan digerakkan oleh motor listrik.
2. MFO Heater
MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan bahan
bakar berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas dari MFO. Hal
ini perlu dilakukan karena MFO memiliki viskositas yang relatif tinggi
(satu tingkat di bawah aspal) sehingga sulit untuk teratomisasi di burner.
Dengan proses pemanasan maka viskositas MFO dapat diturunkan
sehingga dapat teratomisasi dengan baik dan menghasilkan pembakaran
yang baik.
3. Air Preheat Coil
Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki Air
Heater dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang akan

memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak terjadi
thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim.
4. Air Heater
Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas
buang hasil pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack). Dengan
pemanfaatan gas buang ini, maka dapat menghemat biaya bahan bakar
sehingga bisa meningkatkan efisiensi pembakaran. Air Heater yang
digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom. Tipe ini paling banyak
digunakan di dunia karena performa dan ketahanannya yang telah teruji.
Selain itu tipe ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sebelum
dilakukan overhaul. Perbaikan dan perawatan berkala mudah dilakukan
pada Air Heater tipe ini karena desainnya yang sederhana. Air Heater
terdiri dari hot end element dan cold end element. Air Heater yang
digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis Regenerative, yaitu gas
sisa pembakaran dilalukan pada sebuah selubung tertutup untuk
memanaskan sebagian dari elemen air heater, dan elemen yang dipanaskan
ini, diputar ke selubung yang lain dimana disini dilalukan udara yang akan
dipanaskan, sehingga terjadi perpindahan panas secara konduksi.
5. Burner
Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel)
dengan udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler.
6. Gas Recirculating Fan
Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa
pembakaran) kembali ke furnace untuk meningkatkan efisiensi boiler.
7. Soot Blower
Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi untuk
membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses pembakaran yang
menempel pada pipa-pipa wall tube, superheater, reheater, economizer,
dan air heater . Tujuannya adalah agar perpindahan panas tetap
berlangsung secara baik dan efektif . Sebagai media pembersih digunakan
uap. Suplai uap ini diambil dari primary superheater melalui suatu
pengaturan tekanan PVC yang diset pada tekanan 40 kg/cm 2. Setiap
sootblower dilengkapi dengan poppet valve untuk mengatur kebutuhan

uap sootblower. Katup ini membuka pada saat sootblower dioperasikan


dan menutup kembali saat lance tube dari sootblower tersebut mundur
menuju stop. Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya
sootblower dibagi atas :
1. Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower , digunakan
untuk membersihkan pipa-pipa penguap (wall tube) pada daerah furnace.
2. Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan pipapipa superheater, dan reheater.
3. Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan elemenelemen air Heater.
8. Safety Valve
Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang
berlebih yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi
karena panas boiler yang berlebihanatau adanya penurunan beban turbine
secara drastis.
TURBINE
Turbine adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang
bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi
uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan sudu-sudu
putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar adalah sebagai pengatur distribusi
tekanan dan kecepatan uap yang masuk ke Turbin. Turbin uap berkapasitas besar
memiliki lebih dari satu silinder cashing. Hal ini dapat kita lihat dari macam silinder
casing pada Turbin:
1. Cross Compound
Dimana HP (High Pressure) dan LP (Low Pressure) turbinnya terpisah dan
masing-masing dikopel dengan satu generator.
2. Tandem Compound
Dimana HP dan IP (Intermediet Pressure) turbinnya terpisah dengan LP
Turbin tetapi masih dalam satu poros.Prinsip Kerja Steam Turbine
Steam Turbine adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi
panas dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Konstruksinya

terdiri dari rumah turbin dan rotor. Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian sudusudu jalan secara berjajar. Dalam pemasangannya, rangkaian sudu tetap dan
rangkaian sudu jalan dipasang berselang-seling. Energi panas dalam uap mula-mula
diubah menjadi energi kinetik oleh nozzle, selanjutnya uap dengan kecepatan tinggi
ini akan mengenai sudu-sudu jalan pada rotor turbin yang akhirnya mengakibatkan
putaran rotor.
Pada PLTU, Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. High Pressure (HP) Turbine
HP Turbine mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater
dengan tekanan 169 kg/cm2 dan temperatur 538oC, kemudian uap keluar HP Turbin
(41 kg/cm2) dengan temperatur 336oC dipanaskan kembali pada bagian reheater
diboiler untuk menaikkan entalpi uap. Uap reheat lalu diekspansikan di dalam
Intermediate Pressure (IP) turbine.
2. Intermediate Pressure (IP) Turbine
IP Turbine mengekspansikan uap reheat dengan tekanan 39 kg/cm2 dan
temperatur 538oC, sedang uap keluarnya bertekanan 8 kg/cm2 dan suhunya sekitar
330oC.
3. Low Pressure (LP) Turbine
LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm2 dan temperatur
330oC, dan tekanan uap keluar dari LP Turbin pada tekanan 56 mmHg (Vaccum),
kondisi vakum ini diciptakan di dalam condenser dengan temperatur 40oC.

2.5 SKEMA PROSES KERJA PLTU

1. Air dari laut dipompa kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke proses
desalinasi. Dalam proses ini air laut yang mengandung garam-garam maka akan
dipisahkan garamnya, sehingga air yang sudah didesalinasi tidak mengandung
garam-garam.
2. Setelah air tidak mengandung garam maka air akan dipompa menuju tanki make
up water tank. Setelah dari Make Up water tank kemudian air dipompa menuju
Demin Water Tank.
3. Dari demin water tank maka air akan dipompa kemudian melewati kondensor,di
dalam kondensor air

yang berasal dari water demin tank kemudian akan

bercampur dengan air yang berasal dari uap air sisa turbin.
4. Setelah air keluar dari kondensor kemudian air dipompa menuju LP Heater. LP
Heater adalah Low Pressure Heater,fungsinya untuk memanaskan air supaya
suhunya layak untuk dip roses di Daerator. Agar proses pelepasan ini berlangsung
sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah
selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan
oleh peralatan yang disebut LP (Low Pressure Heater). Daerator biasanya terletak
di lantai atas PLTU,tapi bukan lantai yang paling atas.
5. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor,
air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi)

menuju Boiler atau tempat memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti
panci, tetapi panci berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang
bertekanan tinggi, karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan
tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan
BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian
membuat air menjadi bertekanan tinggi.
6. sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High
Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler untuk dilakukan pemanasan
lebih lanjut.
7. Setelah air masuk ke dalam Boiler maka air akan dipanaskan sampai terbentuk
uap. Untuk menguapkan air tersebut maka dibutuhkan Boiler,boiler tersebut untuk
menghasilkan api menggunakan bahan bakar,bahan bakar tersebut bisa berupa
batu bara / minyak & gas. Untuk membantu proses pemanasan digunakan juga
FDF ( Force Draft Fan),FDF akan menghisap udara luar,udara tersebut kemudian
dipanaskan dan udara tersebut akan disemprotkan di sekitar boiler,sehigga
pemanasan akan lebih optimum. Dari pemanasan tersebut akan terdapat sisa-sisa
pembakaran yang berua gas,gas sisa tersebut akan dibuang melalui cerobong
asap.
8. Setelah terbentuk uap,maka uap tersebut masih berupa uap jenuh,uap tersebut
tidak akan kuat untuk menghasilkan turbin. Sebelumnya uap tersebut akan
disimpan di dalam steam drum yang berfungsi sebagai penampungan uap air
sebelum menuju super heater.Supaya uap tersebut bisa menggerakan turbin
sehinngga uap akan dialirakan menuju Super Heater. Dalam Super heater uap
tersebut akan dihilangkan kadar airnya,sehingga uap tersebut benar-benar kering.
Di dalam boiler juga terdapat economizer,economizer berfungsi untuk menyerap
gas hasil pemanasan super heater yang akan digunakan untuk memanaskan air
pengisi sebelum masuk ke main drum.
9. Setelah itu uap dari Super heater akan mengalir menuju HP Turbin dan kemudian
menggerakan turbin tersebut,setelah itu sisa uap akan kembali menuju reheater
dalam boiler untuk kembali dipanaskan supaya uapnya kuat untuk menggerakkan
LP Turbin.

10. Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan menggeerakan
turbin tersebut,karena poros-poros HP Turbin & LP Turbin terhubung ke
Generator maka jika kedua turbin ikut berputar maka generator juga ikut berputar.
Putaran generator inilah yang akan menghasilkan perbedaan potensial listrik yang
kemudian menghasilkan listrik. Kemudian listrik akan ditampung dan kemudian
akan disalurkan.
11. Dari LP Turbin masih terdapat sedikit sisa uap,dari sisa tersebut maka uap air
akan dikondensasi oleh kondensor,sehingga akan menjadi cair kembali dan akan
digunakan kembali dan ada yang dibuang kembali ke laut.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai