Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era modern merupakan suatu perkembangan di bidang ilmu pengetahuan,
dan teknologi. Kemajuan teknologi pada era modern, akan berdampak besar bagi
kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi
membuat masyarakat menjadi lebih kreatif dalam mensiasati kendala-kendala
yang ada di dalam kehidupan, karena semua informasi mengenai solusi
penyelesaian dari suatu masalah semakin mudah dicari dengan adanya kemajuan
teknologi. Hasil kreatifitas dalam memanfaatkan kemajuan teknologi dapat
memunculkan banyak teknologi tepat guna dan terbarukan, bahkan dari hasil
kreatifitas dalam memanfaatkan teknologi tersebut, masyarakat yang tadinya
gagap teknologi justru berani dan mau memanfaatkan kesempatan untuk ikut
bersaing dalam mengelola teknologi baru di masyarakat. (Sulisworo, 2010).
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah
yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan
dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat (Intan N, 2015). Sebagai suatu bentuk
perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang
terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi
ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan.
Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang mendalam
tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang dari taraf yang lebih
rendah ke taraf yang lebih maju atau modern.
Indonesia mempunyai berbagai macam bentuk modernisasi yang bisa kita
jumpai di berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik dari segi pertanian, industri,
perdagangan, maupun sosial budayanya. Salah satu bentuk modernisasi di bidang
pertanian adalah dengan adanya teknik-teknik pengolahan lahan yang baru dengan
menggunakan mesin-mesin, pupuk dan obat-obatan, irigasi teknis, varietasvarietas unggulan baru, pemanenan serta penanganannya, dan sebagainya. Semua
itu merupakan hasil dari adanya modernisasi.
Universitas Sriwijaya
1

Kemajuan teknologi di bidang pertanian menumbuhkan minat masyarakat


untuk melakukan usaha di bidang pertanian namun tanpa perlu memikirkan
ketersediaan lahan usaha, karena pada era modern ini banyak terjadi alih fungsi
lahan pertanian (Syamsu R. 2014). Lahan yang tadinya luas dan subur kini banyak
dialih fungsikan menjadi gedung-gedung bertingkat, supermarket, hotel-hotel
berbintang, dan restoran-restoran, yang kebanyakan pembangunannya masih
kurang memperdulikan dampak lingkungan akibat pelaksanaan pembangunan
tersebut. Maka dari itu masyarakat dituntut untuk peka dan mencari peluang dari
permasalahan tersebut.
Hidroponik merupakan salah satu teknologi pertanian modern yang dapat
menjadi solusi permasalahan minimnya lahan usaha pertanian, dikarenakan teknik
hidroponik tidak perlu memanfaatkan tersedianya lahan pertanian yang luas,
teknik pertaian ini dapat dilakukan dimanapun baik yang berskala sederhana
maupun komersial (Krismawati, A. 2012). Pada dasarnya kegiatan budidaya
tanaman dengan teknik hidroponik mempunyai beberapa fungsi yaitu ;
(1) Fungsi memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
(2) Fungsi alternatif tambahan pendapatan, karena produk pertanian yang
dihasilkan dari teknik hidroponik bernilai dapat ekonomis tinggi.
(3) Fungsi keindahan halaman dan aktivitas dirumah yang bersifat rekreatif untuk
menghilangkan kepenatan pikiran.
Ketersediaan lahan tidak menjadi penghalang bagi petani untuk
melaksanakan usaha pertanian, terlebih lagi teknik hidroponik saat ini sudah
sangat diminati oleh masyarakat terutama di daerah perkotaan. banyak masyarakat
perkotaan yang menjadikan hidroponik sebagai hobi pengisi waktu luang seharihari maupun menjadikannya sebagai bisnis.
Besarnya peluang pertanian dengan teknik hidroponik, perlu dimanfaatkan
dengan sebaik mungkin, karena di era modern sekarang ini kebutuhan masyarakat
akan produk-produk pertanian sehat dan berkualitas tinggi sangatlah pesat.
Kebanyakan orang berduit sudah tak ragu lagi untuk mengkonsumsi produk
pertanian yang mengutamakan kualitas. Mereka berani membayar mahal untuk
produk tersebut. Salah satu cara memanfaatkan peluang bisnis hidroponik adalah
dengan menjadi petani plasma dari supermarket-supermarket besar di daerah

Universitas Sriwijaya

perkotaan. Dengan menjadi mitra perusahaan petani hidroponik menjadi lebih


terpacu untuk mengembangkan usahanya. Jalinan kerjasama yang dilaksanakan
dapat berupa penyediaan benih, nutrisi, bahkan perakitan sarana produksi.
Sehingga para petani plasma hidroponik tinggal menjalankan sistem budidaya
hidroponiknya dengan pendampingan. (Wibowo, S. & Asrianti, A. 2013).
Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam
larutan nutrisi tanpa menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains,
hidroponik

telah

membuktikan

bahwa

tanah

tidak

diperlukan

untuk

menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral dan zat- zat makanan
seperti dalam tanah (Hartus, 2008). Dalam larutan hidroponik telah tersedia zatzat makanan untuk tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat
mengurangi stress pada tanaman, lebih cepat matang dan panenpun akan lebih
bagus kualitasnya. Media tanam hidroponik berfungsi sebagai penegak tanaman
agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada
beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti pasir, sekam, rockwoll,
tembikar, arang, dan sabut kelapa. Sedangkan beberapa jenis tanaman yang biasa
digunakan untuk pertanian hidroponik berupa sayuran, dan buah-buahan.
Kegiatan parktik lapangan kali ini memilih tanaman selada (Lactuca
sativa) sebagai tanaman yang akan di budidayakan dengan teknik hidroponik. Hal
ini dikarenakan selada merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat diminati di
masyarakat. Tanaman selada biasanya digunakan sebagai lalapan atau sebagai
bahan untuk pembuatan makanan khas orang barat seperti hamburger, dan
sandwich. Untuk nilai ekonomis sendiri, selada merupakan tanaman yang bernilai
ekonomis tinggi, harga selada merah maupun hijau dipasaran berkisar antara Rp.
20.000- Rp. 25.000 per kilogram. Dalam hal ini juga praktikan menyadari bahwa,
selain bisa digunakan sebagai tanaman konsumsi, selada juga bisa digunakan
sebagai tanaman penghias rumah, hal ini dikarenakan bentuk tanaman yang
menarik apabila siap panen, serta dengan penataan media tanam hidroponik yang
tersusun rapi menjadi daya tarik tersendiri apabila melihatnya secara langsung.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik pertanian
hidroponik adalah produk yang dihasilkan berkualitas lebih bagus dibandingkan
dengan produk pertanian konvensional dikarenakan tanaman hidroponik jarang

Universitas Sriwijaya

terkena serangan hama penyakit tanaman, kalaupun ada jumlahnya tidak sampai
mengurangi produktifitas tanaman (Lingga, P. 2011). Pada pertanian konvensional
petani menggunakan tanah sebagai media tanam, tentunya hal ini dapat
menyebabkan hama atau virus pengganggu yang terdapat di dalam tanah dapat
dengan mudah merusak tanaman tersebut, namun dengan hidroponik yang
memanfaatkan air sebagai pemasok aliran nutrisi serta media alternatif seperti
rockwoll ataupun pipa sebagai media tanam, membuat hasil tanaman hidroponik
bisa lebih bagus, segar, dan subur. Perawatan tanam hidroponik juga lebih mudah
dengan mengontrol kadar nutrisi secara teratur. Penataan sarana produksi
hidroponik yang baik juga bisa dijadikan sebagai penghias rumah yang terkesan
modern dan kreatif (Untung, O. 2000).
Penerapan teknik pertanian hidroponik membuat masyarakat berfikir peka
terhadap kemajuan teknologi dibidang pertanian dan memanfaatkan peluang besar
tersebut sebagai bisnis pertanian yang menjajikan, karena tingginya nilai
ekonomis yang dihasilkan dari produk pertanian hidroponik dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktek lapangan ini adalah untuk :
(1) Melakukan serta mempelajari budidaya tanaman selada (Lactuca sativa)
dengan teknik hidroponik pada media sterofoam.
(2) Menghitung biaya dan pendapatan usaha budidaya tanaman selada (Lactuca
sativa) dengan teknik hidroponik pada media sterofoam.

1.3. Kegunaan
Kegunaan praktek lapangan ini adalah agar penulis:

Universitas Sriwijaya

(1) Berpengalaman dan terampil, serta memahami lebih jauh mengenai kegiatan
pertanian dengan teknik hidroponik;
(2) Terampil dalam menghitung biaya dan pendapatan dari usaha budidaya
tanaman selada dengan teknik hidroponik.
(3) Dengan pengalaman dan berbagai keterampilan diatas, maka penulis dapat
mengetahui potensi yang bisa dikembangkan dari teknik pertanian hidroponik
sebagai suatu bentuk peluang usaha.
(4) Hasil praktik lapangan ini juga dapat dijadikan sebagai bahan tambahan
kepustakaan bagi yang berkepentingan.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai