Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketersediaan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi
salah satu kebutuhan vital di tengah semakin kompleksnya kebutuhan
masyarakat saat ini. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya
hidup sehat tidak terlepas dari kemajuan IPTEK, dimana upaya edukatif akan
pentingnya hidup sehat sangat mudah ditemukan hampir di semua aspek
kehidupan. Media promotif baik cetak maupun elektronik juga sangat gencar
mengeksplorasi tentang hak-hak masyarakat atau pasien sebagai konsumen
dari jasa pelayanan kesehatan. Masyarakat menjadi paham apa yang
seharunya mereka peroleh dari suatu penyedia jasa pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas dipengaruhi oleh banyak faktor.
Beberapa diantaranya adalah kualitas sumber daya manusia, kemampuan
alat yang mengikuti perkembangan IPTEK dan sistem pengelolaan pelayanan
kesehatan yang baik. Dari aspek sumber daya manusia, ketersediaan tenaga
kesehatan dengan kemampuan yang memadai dan

jumlah yang cukup

merupakan faktor penting untuk menjamin tersedianya pelayanan yang


berkualitas. Kecukupan jumlah sumber daya manusia menjadi hal penting
karena berpengaruh kepada kecepatan pelayanan yang diberikan kepada
pasien. Beberapa masalah yang sering dikeluhkan konsumen penyedia jasa
pelayanan kesehatan adalah lambatnya pelayanan yang diberikan, sementara
mereka mengharapkan adanya pelayanan yang cepat, tepat dan berkualitas.

RSUD Dr. R. Soedjati Kabupaten Grobogan sebagai pusat pelayanan


kesehatan masyarakat di Kabupaten Grobogan juga senantiasa berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Instalasi Radiologi sebagai
salah satu sarana pelayanan penunjang medik di RSUD. Dr. R. Soedjati
Kabupaten Grobogan juga terus berupaya memperbaiki kualitas pelayanan
yang

diberikan.

Saat

ini

untuk

mencukupi

kebutuhan

pelayanan

radiodiagnostik di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten


Grobogan telah ada 1 Dokter Spesialis Radiologi, 6 radiografer, 1 operator, 1
perawat, 1 petugas kamar gelap dan 1 pelaksana administrasi. Berdasarkan
pengamatan penulis selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan II dari
tanngal 6 Juli s/d 1 Agustus 2009, jumlah radiogafer yang bertugas pada
setiap shift pagi rata-rata 3 orang dengan 1 orang merangkap sebagai kepala
ruang, pada shift siang dan malam 1 orang radiografer dan 1 orang
radiografer yang libur. Adanya rangkap tugas 1 orang radiografer pada shift
pagi sebagai radiografer dan kepala ruang sering menyebabkan radiografer
yang bersangkutan tidak dapat sepenuhnya menjalankan tugas pelayanan.
Hal ini terkadang menyebabkan pelayanan kepada pasien menjadi lebih lama,
terutama dengan adanya jumlah pasien yang fluktuatif seperti saat ada check
up kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menghitung jumlah
Personal Utilization Rate menggunakan metode perhitungan Relative Value
Unit untuk mengetahui kecukupan jumlah radiografer yang bertugas di
Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten Grobogan dalam bentuk
laporan Praktek Kerja Lapangan II dengan judul Penentuan Nilai Personal

Utilization Rate

Untuk Menegetahui Kecukupan Jumlah Radiografer di

Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupten Grobogan.


B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah Bagaimana penentuan nilai
Personal Utilization Rate untuk menegetahui kecukupan jumlah radiografer di
Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupten Grobogan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penentuan nilai Personal Utilization
Rate untuk menegetahui kecukupan jumlah radiografer di Instalasi
Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupten Grobogan?
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan II.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat penulisan Laporan PKL I bagi penulis adalah untuk
mengetahui

dan

mempelajari

cara

penentuan

nilai

Personal

Utilization Rate untuk menegetahui kecukupan jumlah radiografer di


Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupten Grobogan.
2. Manfaat penulisan Laporan PKL I bagi Program Studi Diploma IV
Teknik Radiologi Politeknik Kesehatan Depkes Semarang
untuk

menambah

referensi

mengenai

manajemen

adalah
radiologi

khususnya cara mengetahui nilai personal utilization rate guna


menentukan kecukupan jumlah radiogarfer di suatu unit pelayanan
radiodiagnostik.
3

3.

Manfaat penulisan Laporan PKL I bagi

RSUD. Dr. R. Soedjati

Kabupaten Grobogan adalah sebagai masukan upaya optimalisasi


program pengembangan sumber daya manusia khususnya pada
bagian radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten Grobogan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Manajemen Sumber Daya Manusia (Anogara, P. 1997)


1. Definisi
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang
berhubungan dengan keputusan organisasi yang berdampak pada
angkatan kerja perusahaan.
2. Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan manajemen sumber daya manusia adalah membangun
keunggulan

bersaing

karena

keunggulan

bersaing

merupakan

implementasi strategik, menciptakan suatu kapasitas untuk berubah dan


membangun kesatuan strategik.
Untuk melaksanakan ketiga hal tersebut, manajemen sumber
daya manusia dapat menggunakan 6 bidang kajian, yaitu :
a.

Desain organisasi
Desain

organisasi

meliputi

perencanaan

tugas

pekerjaan

berdasarkan pada interaksi orang-orang, teknologi dan tugastugas untuk mencapai misi, tujuan dan rencana strategik

organisasi. Aktivitas manajemen sumber daya manusia seperti


perencanaan sumber daya manusia, analisis jabatan, desain
jabatan, tim kerja dan sistem informasi dimasukkan dalam wilayah
kebijakan menejemen sumber daya manusia.

b.

Staffing
Staffing harus dilakukan dengan aliran orang ke, melalui, dan dari
organisasi. Penarikan tenaga kerja, orientasi karyawan, seleksi
dan promosi merupakan beberapa fungsi yang menjadi wewenang
manajemen sumber daya manusia.

c.

Komunikasi dan hubungan masyarakat


Komunikasi

dan

hubungan

masyarakat

adalah

mengenai

penyebaran informasi di antara pekerja, manajemen, pelanggan


dan lembaga di luar organisasi lainnya. sistelainnya. Sistem
informasi, riset karyawan, survey sikap dan publikasi perusahaan
termasuk

juga

dalam

bidang

komunikasi

dan

hubungan

masyarakat.
d.

Kinerja manajemen
Aktivitas kinerja manajemen meliputi menilai individu, unit atau
tingkat kinerja keseluruhan untuk diukur (dan ditingkatkan)
kinerjanya.

e.

Sistem reward, benefit dan pemenuhan


Sistem reward, benefit dan pemenuhan harus dilakukan dengan
beberapa tipe reward atau benefit yang mungkin tersedia bagi

pekerja, seperti kompensasi, pembayaran jasa, pembagian profit,


pemeliharaan kesehatan dan pensiun.
f.

Pengembangan karyawan dan organisasi


Keputusan manajerial dengan mempertimbangkan sistem kerja
dapat berdampak pada produktivitas dan kualitas hidup pekerja.
Program

pengembangan

karyawan

dan

organisasi

menitikberatkan pada membantu perkembangan dan memelihara


ketrampilan pekerja berdasarkan kebutuhan organisasi dan
pekerja.
3. Keunggulan Bersaing Melalui Sumber Daya Manusia
Keunggulan bersaing berkenaan dengan kemampuan

suatu

organisasi untuk merumuskan strategi untuk mengeksploitasi peluang


yang

menguntungkan,

karena

itu

memaksimalkan

pendapatan

investasinya. Dua prinsip utama adalah nilai yang diterima pelanggan


dan keunikan, menggambarkan tingkat suatu bisnis memiliki keungulan
bersaing.
a.

Nilai pelanggan
Keunggulan bersaing terjadi jika pelanggan menerima bahwa
mereka menerima nilai dari transaksi mereka dengan organisasi.
Menjamin pelanggan menerima nilai dari transaksi dengan suatu
bisnis

menunjukkan

bahwa

semua

pekerja

terfokus

pada

kompetitif

maka

memahami kebutuhan dan harapan pelanggan.


b.

Memelihara keunikan
Agar

manajemen

sumber

daya

manusia

diperlukan ketrampilan pada manajer umum, penciptaan suatu

kebutuhan bagi perubahan manajemen sumber daya manusia,


penciptaan suatu visi untuk kepentingan praktek manajemen
sumber daya manusia, menggeneralisasikan komitmen untuk
pemakaian aktivitas manajemen sumber daya manusia, belajar
dan menjadi cakap dalam hal penyampaian praktek-praktek
manajemen sumber daya manusia.
B. Program Pendidikan

dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya

Manusia Bidang Radiologi


1. Pendidikan formal untuk mencapai gelar sesuai bidang kerja
a. Dokter Spesialis Radiologi
Penanggung jawab hasil pemeriksaan radiologi adalah dokter
spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi terbatas
yang ditetapkan oleh kolegium dokter spesialis radiologi disertai
rekomendasi PDSRI (Permenkes 1014 Th. 2008).
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis radiologi, dapat
dengan secara langsung mengalokasikan formasi tersebut atau
dengan mengirim dokter umum untuk melaksanakan tugas belajar
PPDS Radiologi.
b. Radiografer
Program pendidikan formal bagi radiografer terdiri dari jenjang
diploma III dan diploma IV Teknik Radiologi. Sampai saat ini, baru
radiografer diploma III yang masuk dalam pengadaan formasi tenaga
radiografer dalam pelayanan di unit kesehatan, sementara untuk
diploma IV formasi yang ada adalah di bidang pendidikan.

Kemajuan IPTEK bidang kesehatan khususnya radiologi menuntut


adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan radiografer
dimana ilmu yang diperoleh dari program diploma III masih belum
dapat menjangkau semua hal tersebut. Oleh karena itu, pendidikan
lanjutan ke program diploma IV menjadi pilihan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan pengetahuan dan kemampuan radiografer
khususnya

pada

unit

pelayanan

kesehatan

yang

belum

mengalokasikan tenaga radiografer diploma IV.


c. Perawat Radiologi
Persyaratan

pendidikan

formal

bagi

perawat

adalah

D-III

Keperawatan dan memiliki SIP, yang ditempuh melalui uji Osca yang
telah terakreditasi
d. Pelaksana Kamar Gelap
Untuk pelaksana kamar gelap, syarat pendidikan adalah SMU /
sederajat dan mendapat bekal pelatihan mengenai pengelolaan
kamar gelap. Salah satu penyelenggara pelatihan pengelolaan kamar
gelap adalah BPFK Jakarta.
e. Pelaksana Administrasi.
Dalam menjalankan tugas administrasi, petugas dipersyaratkan
minimal SMU / sederajat dan memiliki kemampuan pengelolaan
administrasi, billing system yang dapat diperoleh melalui seminar dan
pelatihan manajemen radiologi dan pengoperasian komputer.
2. Pendidikan tambahan yang memperdalam kompetensi bidang kerja
a. Pelatihan Quality Assurance

Pendidikan staf dalam ilmu quality assurance

termasuk dalam

program pengendalian mutu. Pendidikan diutamakan terhadap


personil yang akan bertanggungjawab terhadap program quality
assurance . Sangat penting untuk mengetahui prosedur quality
assurance

yang berpengaruh langsung terhadap pemeriksaan

radiologi, Hal ini bisa dilakukan melalui in house training. Pelatihan


quality assurance

terhadap radiografer sangat essential untuk

mensukseskan program quality assurance. Pelatihan ini dilaksanakan


secara kontinyu baik individual maupun berkelompok dengan sistem
on the job training.
b. Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi
Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi biasanya diadakan setiap tahun
oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir, biasanya bekerja sama dengan
Institusi Pendidikan seperti Politeknik Kesehatan Depkes Semarang.
3. Seminar
Penyelenggaraan

seminar

dan

pelatihan

radiologi

biasanya

diselenggarakan atas dukungan organisasi profesi. Untuk dokter


spesialis radiologi biasanya oleh PDSRI dan untuk radiografer biasanya
oleh PARI. Seminar dan pelatihan tersebut sangat baik dalam rangka
peningkatan kemampuan dan wawasan dokter spesialis radiologi dan
radiografer terutama berkaitan dengan adanya modalitas canggih dan
kemajuan IPTEK bidang Radiologi.

BAB III
HASIL PENGAMATAN

Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan


Praktek Kerja Lapangan I di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten
Grobogan diketahui rencana program pengembangan staf dan program
pendidikan di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedajati Kab. Grobogan tahun
2008-2012 adalah sebagai berikut :
A. EVALUASI PROGRAM KETENAGAAN DAN PENDIDIKAN TAHUN 20042012.
Berdasarkan rencana program ketenagaan dan pendidikan pada tahun
2008, Instalasi Radiologi telah melaksanakan program sebagai berikut :
1. Ketenagaan
Selama kurun waktu 4 tahun yaitu tahun 2004-2008 Instalasi Radiologi
telah mendapat tambahan tenaga :
a. 1 tenaga Dokter Ahli Radiologi (S2)
b. 2 tenaga radiografer (D3 ATRO)
c. 1 tenaga administrasi (SLTA)

10

Dari tenaga asisten radiografer (operator) dialih tugas menjadi tenaga


administrasi.
d. 1 tenaga asisten radiografer pindah tugas ke instansi lain
2. Pendidikan
a. Dokter spesialis radiologi
1) Menghadiri kongres profesi, mengikuti temu ilmiah dan
seminar (sertifikat terdokumentasi).
2) Pengenalan dan demonstrasi peralatan USG 4 Dimensi serta
Doppler.
b. Radiografer
1) Menghadiri Musda Profesi, mengikuti temu ilmiah dan
seminar (sertifikat terdokumentasi)
2) Mengikuti

pelatihan

Petugas

Proteksi

Radiasi

dan

Rekualifikasi Petugas Proteksi Radiasi.


3) Mengikuti pelatihan Badan Layanan Umum (BLU) di Rumah
Sakit.
4) Mengikuti pelatihan Quality Assurance Radiologi.
5) Pengenalan dan uji coba pesawat Panoramic.
c. Perawat
1) Menghadiri dan mengikuti temu ilmiah dan seminar.
2) Menghadiri pengenalan dan demonstrasi peralatan USG 4
Dimensi

serta Doppler

sebagai

bekal

untuk

asistensi

pemeriksaan USG dengan dokter ahli.


3) Mengikuti pelaithan asuhan keperawatan
d. Staf yang lain

11

1) Semakin mampu mengoperasikan komputer untuk pelayanan


Billing System Radologi
2) Mampu mengooperasionalkan alat Automatic Processing Film
dan mampu melakukan perawatan alat tersebut agar dapat
selalu berfungsi dan siap pakai.
3) Mengikuti pelatihan Badan Layanan Umum (BLU) Rumah
Sakit.
B. PENGEMBANGAN STAF
Sesuai dengan program kerja tahun 2004-2008 Instalasi Radiologi
telah melaksanakan pelayanan 3 shift buka 24 jam on side, dengan
dukungan jumlah tenaga yang memadai yaitu :
1. 1 orang dokter spesialis radiologi full time
2. 6 orang radiografer
3. 2 tenaga administrasi
4. 1 tenaga kamar gelap
5. 1 tenaga keperawatan
Untuk menyongsong program Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dalam mencapai Indonesia Sehat tahun 2010 dan menghadapi
era - globalisasi dengan berbagai tantangan dan masalah yang muncul
khususnya bidang kesehatan, Instalasi Radiologi perlu berbenah dan
menyiapkan diri baik dari segi sarana dan prasarana yang lebih memadai
maupun segi ketenagaan yang mahir dan mampu dalam penguasaan
tehnologi peralatan radiologi.

12

Oleh karena itu, Instalasi Radiologi perlu menyiapkan diri dengan


rencana program ketenagaan sesuai dengan kebutuhan pelayanan radiologi
untuk tahun 2008-2012 sebagai berikut :
Kebutuhan Tenaga Instalasi Radiologi Tahun 2008-2012
No

Jenis
Tenaga

1.

Dokter
spesialis
Lanjutan
radiologi
2. Radiografer
3. Administras
i
4.
Kamar
Gelap
5.
Perawat
Radiologi

Shift
I

Shift
II

Shift
III

Yang
Ada

Kuran
g

Jumlah tenaga
yang
dibutuhkan
-

5
2

2
-

2
-

6
2

3
-

9
2

C. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


1. Dokter spesialis radiologi
a. Aktif mengikuti kegiatan temu ilmiah dan seminar ilmu radiologi terkini
b. Pelatihan USG 4 Dimensi dan Doppler
c. Diskusi dan evaluasi tentang pelayanan radiologi, USG serta
pelayanan kesehatan lain dengan spesialis lain di lingkungan Rumah
Sakit.
d. Mengikuti konggres profesi tingkat nasional dan internasional.
2. Radiografer
a.

Aktif mengikuti dan menghadiri temu ilmiah serta seminar tentang


radiologi.

b. Mengikuti pelatihan Quality Assurance Radiologi


c. Mengikuti pelatihan Administrasi Manajemen Radiologi
d. Mengikuti Pelatihan dan Rekualifikasi Petugas Proteksi Radiasi

13

e. Pengenalan peralatan canggih radiologi, diantaranya CT Scan, MRI,


CR dan lain sebagainya.
f.

Mengikuti pelatihan CT Scan

g. Menindaklanjuti Program D-4 Teknik Radiologi dan S1 Fisika Medik.


h. Mengikuti pelatihan tindak lanjut tentang Badan Layanan Umum
(BLU).
3. Pelaksana Kamar Gelap
a. Meningkatkan

kemampuan

penggunaan

peralatan

Automatic

Processing Film dan perawatan peralatan Automatic Processing Fillm


4. Pelaksana Administrasi
a. Mengikuti pelatihan administrasi menejemen radiologi.
b. Mengikuti pelatihan program penguasaan komputer tingkat lanjut.
c. Melanjutkan ke jenjang pendidikan D3 atau S1 Administrasi Negara.
d. Mengikuti pelatihan tindak lanjut tentang BLU
5. Perawat Radiologi
a. Mengikuti dan menghadiri temu ilmiah dan seminar.
b. Mengikuti pelatihan Asuhan Keperawatan.
c. Melanjutkan jenjang pendidikan D3 Keperawatan dan sarjana
Keperawatan.

14

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan pada rencana program pengembangan staf dan program


pendidikan di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten Grobogan
tahun 2008-2012, penulis menilai bahwa secara umum program pengembangan
sumber daya manusia telah dijalankan dengan baik. Pengembangan sumber
daya manusia telah dilakukan secara menyeluruh bagi seluruh sumber daya
manusia yang ada meliputi dokter spesialis radiologi, radiografer, perawat
radiologi, petugas kamar gelap dan petugas administrasi. Dengan dijalankannya
program

pengembangan

kemampuan

sumber

daya

manusia

tersebut,

kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia di Instalasi Radiologi


diharapkan akan semakin meningkat dan mampu memperbaiki kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa pelayanan radiologi.
Dengan telah dilaksanakannya beberapa program pengembangan
sumner daya manusia, analisa penulis untuk masing-masing realisasi program
tersebut adalah sebagai berikut :
A. Dokter Spesialis Radiologi
Keberadaa dokter spesialis radiologi full time memberikan nilai
tambah yang signifikan bagi peningkatan kualitas pelayanan radiologi. Hasil
pemeriksaan bisa lebih cepat diterima konsumen pelayanan radiologi.

15

Keikutsertaan dokter spesialis radiologi dalam pertemuan ilmiah, seminar


dan kongres profesi adalah program yang baik dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan mengikuti perkembagan IPTEK bidang radiologi.
Adanya tambahan ilmu tersebut, terutama yang berkaitan dengan
teknik pemeriksaan terhadap suatu obyek dengan menggunakan modalitas
baru dan teknik baru akan sangat baik apabila diteruskan kepada radiografer
di Instalasi Radiologi, sehingga pengetahuan yang dimiliki radiografer juga
bertambah.
Untuk setiap materi yang diperoleh dari seminar tersebut, sebaiknya
didokumentasikan sehingga akan mempermudah pencarian jika diperlukan
untuk pembelajaran.
Berkaitan dengan koordinasi dengan dokter pengirim mengenai
kualitas pelayanan radiologi menurut penulis sangat perlu dilakukan.
Koordinasi diharapkan akan mendukung upaya peningkatan kualitas
pelayanan, dimana ketika dokter pengirim telah puas dengan pelayanan
yang diberikan, maka yang perlu dilakukan adalah mempertahankan kualitas
pelayanan yang diberikan, namun ketika masih ada ketidakpuasan dari
pelanggan, maka perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan pada semua aspek
yang menunjang pelayanan.
B. Radiografer
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia radiografer yang
telah dijalankan dengan menghadiri Pertemuan Ilmiah Berkala, mengikuti
pelatihan Petugas Proteksi Radiasi, pelatihan BLU dan pelatihan Quality
Assurance serta pengoperasian pesawat panoramic memiliki peranan
penting dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan radiografer.

16

Keikutsertaan

dalam

Pertemuan

Ilmiah

Berkala

membantu

radiografer untuk senantiasa memperbarui dan meningkatkan wawasan dan


pengetahuan yang biasanya berkaitan dengan kemajuan IPTEK bidang
radiologi dan teknik pemeriksaan pada kasus-kasus tertentu.
Untuk keikutsertaan dalam pelatihan Petugas Proteksi Radiasi
menjadi salah satu kompetensi penting bagi radiografer karena sehari-hari
mereka bekerja di medan radiasi. Saat ini baru 1 orang radiografer di
Instalasi Radiologi RSUD. Dr. Soedjati Kabupaten Grobogan yang telah
mengikuti pelatihan Petugas Proteksi Radiasi, karena itu sebaiknya secara
bergantian diberikan kesempatan dan kemudahan bagi radiografer yang
belum mengikuti pelatihan tersebut untuk mengikutinya.
Berkaitan dengan pelatihan Quality Assurance bidang Radiologi,
pelatihan ini sangat penting dalam rangka meningkatkan pengetahuan
tentang cara pelaksanaan program Quality Assurance Radiologi untuk
menjamin kulitas pelayanan yang prima.
Berdasarkan pengamatan penulis, di Instalasi Radiologi belum
dibentuk tim Quaity Control. Hal ini seharusnya menjadi tindak lanjut dari
keikutsertaan dalam pelatihan Quality Assurance dengan membentuk tim
Quality Control untuk menjamin kualitas pelayanan prima di Instalasi
Radiologi.
Tim Quality Control terdiri dari :
1. Dokter Spesialis Radiologin (minimal 1 orang)
2. Fisikawan Medik
3. Kepala Radiografer
4. Radiografer yang mengikuti pelatihan Quality Assurance

17

5. Perwakilan dari engineering

Wewenang dan tanggung jawab tim Quality Control adalah :


1. Menetapkan standar dan indikator mutu pelayanan
2. Memasyarakatkan standar dan indikator mutu pelayanan
3. Menetapkan masalah mutu pelayanan
4. Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pelayanan
5. Menyusun serta melaksanakan saran-saran perbaikan mutu
6. Menilai pelaksanaan saran-saran perbaikan
7. Menyarankan sistem insentif sehubungan dengan pelaksanaan Program
Jaminan Mutu.
Berkaitan dengan dibukanya program pendidikan lanjutan bagi
radiografer yaitu Program Studi Diploma IV Teknik Radiologi, sebagai salah
satu langkah untuk pengembangan sumber daya manusia radiografer akan
sangat baik jika diberikan motivasi dan kemudahan bagi radiografer untuk
melanjutkan

pendidikannya.

Dalam

rangka

menghadapi

rencana

pengembangan pelayanan di Instalasi Radiologi seperti CT Scan atau


modalitas canggih lainnya, pendidikan lanjutan D IV Teknik Radiologi dapat
dijadikan bekal pengetahuan untuk memaksimalkan kualitas pelayanan.
C. Perawat
Perawat yang bertugas di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. Soedjati
Kabupaten Grobogan saat ini masih berbasis pendidikan Sekolah Perawat
Kesehatan (SPK), sementara syarat pendidikan bagi perawat menurut
Permenkes 1014 tahun 2008 adalah Diploma III Keperawatan dan memiliki
SIP. Oleh karena itu sebaiknya diberikan motivasi dan kemudahan bagi

18

perawat di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten Grobogan


untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan dan
sarjana. Keikutsertaan perawat dalam pendidikan lanjutan formal Diploma III
Keperawatan

maupun

non

formal

seperti

pelatihan

dan

seminar

keperawatan sangat baik untuk tetap dilanjutkan guna meningkatkan


kemampuan yang dimiliki dan menunjang kelancaran dalam bekerja.
D. Pelaksana Kamar Gelap
Upaya peningkatan kemampuan petugas kamar gelap sebaiknya
ditambah dengan memberikan pengetahuan mengenai pengelolaan kamar
gelap dengan baik, bukan hanya berkaitan dengan opersional penggunaan
mesin automatic processing film tapi juga berkaitan dengan bagaimana
mengelola kebersihan kamar gelap dan penataan kaset serta film box agar
terhindar dari kerusakan peralatan yang ada akibat kesalahan penyimpanan.
E. Pelaksana Administrasi
Kemampuan petugas administrasi dalam mengelola administrasi dan
pengarsipan
Keikutsertaan

sangat
dalam

penting
pelatihan

bagi

pelayanan

pengelolaan

Instalasi

Radiologi.

manajemen

khususnya

manajemen radiologi serta penguasaan teknologi komputer sangat penting


untuk kelancaran pelaksanaan administrasi, dimana saat ini sebagian besar
pengelolaan administrasi banyak memanfatakan teknologi komputer. Untuk
lebih meningkatkan kemampuan yang telah ada, sebaiknya keikusertaan
pelaksana administrasi dalam pelatihan manajemen radiologi, billing system
dan pengoperasian komputer lebih diintensifkan lagi.

19

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Secara umum telah dilaksanakan program pengembangan sumber
daya manusia di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R. Soedjati Kabupaten
Grobogan melalui program pengembangan staf dan program
pendidikan.
2. Untuk

program

pengembangan

staf

telah

dilakukan

dengan

mengikutsertakan sumber daya manusia yang ada dalam seminar dan


pelatihan yang sesuai dengan bidang kerja masing-masing.
3. Untuk program pendidikan sampai dengan saat ini baru dilakukan
dengan mengirimkan 1 orang radiografer untuk melanjutkan ke
program Diploma IV Teknik Radiologi di Poltekkes Semarang.
B. SARAN
Beberapa saran yang ingin penulis sampaikan berkaitan dengan
pengembangan sumber daya manusia di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. R.
Soedjati Kabupaten Grobogan adalah :
1. Bagi dokter spesialis radiologi dan radiografer yang mengikuti seminar
dan pelatihan bidang radiologi sebaiknya meneruskan materi yang
diperoleh kepada radiografer lainnya agar ilmu pengetahuan yang

20

diperoleh merata dan jika relevan dengan pelayanan yang ada di


Instalasi Radiologi dapat

diterapkan untuk perbaikan kualitas

pelayanan. Untuk bahan materi seminar atau pelatihan sebaiknya


didokumentasikan

secara

khusus

di

Instalasi

Radiologi

guna

mempermudah penggunaan materi tersebut untuk pembelajaran


bersama.
2. Bagi perawat radiologi sebaiknya diberikan motivasi dan kemudahan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan Diploma III Keperawatan,
disamping untuk memenuhi persyaratan pendidikan juga untuk
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.
3. Sebaiknya diberikan motivasi dan kemudahan ijin belajar bagi
radiografer dan sumber daya manusia lain di Instalasi Radiologi untuk
melanjutkan

pendidikan

ke

jenjang

yang

lebih

tinggi

guna

pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang


ada dan sebagai upaya mempersiapkan sumber daya manusia
radiologi untuk menghadapi peluang pengembangan pelayanan di
Instalasi Radiologi.
4. Mengintensifkan atau secara berkala mengikutsertaan pelaksana
administrasi dalam pelatihan manajemen radiologi, billing system dan
pengoperasian komputer guna menunjang kelancaran pekerjaan.

21

Anda mungkin juga menyukai