Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ivana dewi

NIM : G3N008008
1. PATOMEKANISME NYERI NEUROPATIK:
Ada dua mekanisme nyeri neuropatik:
1. Mekanisme perifer
2. Mekanisme sentral
Mekanisme Perifer :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Aktivitas ektopik spontan


Sensitisasi nosiseptor
Sprouting kolateral neuron aferen primer
Ephaptic conduction
Perubahan pada ekspresi saluran ion
Sprouting neuron simpatik ke dalam ganglion radiks dorsalis
Sensitivitas terhadap katekolamin
Rangsagan pada nervi nervorum

Mekanisme Sentral
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sensitisasi sentral
Seorganisasi spinal
Reorganisasi kortikal
Hilangnya control inhibisi
Peningkatan jumlah reseptor (contoh 2delta presinaptik medulla spinalis)
Perubahan pada gene related C-fos
Lepasan muatan epileptic pada neuron nosiseptif kortikal
Sindrom

NYERI NEUROPATIK

Gejala

Nyeri Spontan

Mekanis

Sensitisasi Perifer
Ectopic discharge
Sprouting

Penyakit

Nyeri dibangunkan (Evoked


pain)

Sensitisasi sentral
Disinhibisi

Trauma
Metabolik
Iskemik
Bagan Etiologi, mekanisme,
dan
gejala
nyeri
Neuropatik
(Meliala 2004)
Kompresi
Infeksi
Toksik

Eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi khusus pada nyeri
neuropatik. Sensitisasi perifer terjadi pada nyeri inflamasi, dan juga pada nyeri neuropatik,

misalnya neuralgia postherpetik. Sensitisasi sentral berperan pada nyeri inflamasi, neuropatik,
dan fungsional.
Nyeri neuropatik terjadi dari cedera atau disfungsi saraf seperti berikut ini.
A. Setelah kerusakan saraf, transkripsi dan produksi saluran Natrium pada lokasi kerusakan
meningkat, disertai dengan penurunan jumlah saluran kalium. Perubahan ekspresi saluran
ion ini menyebabkan hipereksitabilitas dan terbentuknya aktivitas ektopik, yang
diperkirakan berperan pada timbulnya nyeri spontan dan paroksismal.
B. Pada badan sel neuron aferen primer di ganglion radiks dorsalis, terjadi sprouting neuron
simpatis dan diperkirakan berperan pada nyeri yang diperankan oleh system simpatis
(sympathetically maintained pain).
C. Kerusakan saraf perifer menyebabkan perubahan besar pada transkripsi gen dan aktivasi
berbagai kinase dan protein termasuk meningkatnya aktivitas reseptor N-methyl-Daspartate (NMDA). Kerusakan saraf juga menimbulkan hipertrofi dan aktivasi sel glia,
termasuk mikroglia di substansia grisea medulla spinalis. Mikroglia sitokin pronosiseptif
seperti interleukin-1 (IL-1), tumor necrosis factor alpha (TNF) dan neurotropin, termasuk
brain derived neurotrophic factor (BDNF) yang selanjutnya menyebabkan eksaserbasi
transmisi nosiseptif dan berperan pada sensitisasi dan mempertahankan nyeri neuropatik.

Catatan: A = neuron A beta, A = neuron A delta, C = nosiseptor C, 5HT = serotonin, KCC2 =


transporter klorida, NA = noradrenalin, Nav = saluran Natrium, NO = oksida nitrit, Kv = saluran
kalium, PGs = prostaglandin, P2X4 = reseptor purinergik
Gambar. Mekanisme Nyeri Neuropatik
(Wolf, 2004 dimodifikasi Meliala)

Terapi nyeri neuropatik berdasarkan mekanisme


(Beydoun, 2002;meliala,2004)

2. Komplikasi neurologis DM, gangguan fungsi tiroid dan growth hormon


KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS
Komplikasi Serebral :
Stroke
Gangguan kognitif
Encephalopathy
Komplikasi perifer :
Polineuropathy
o Kelemahan motorik :
Kelumpuhan distal (gerakan halus tangan terganggu, sulit putar
kunci/buka stoples, jari tertekuk, tersandung, kedua kaki bertabrakan)
Paresis dorsofleksi jari kaki
Atofi otot intrinsic kaki dan tangan
Kelumpuhan proksimal (sulit naik tangga, sulit bangkit dari kursi/ lantai,
terjatuh, sulit bekerja dengan atau mengangkat lengan atas diatas bahu
o Gangguan sensorik :
gejala negative: : baal, rentan cedera
gejala positif: rasa terbakar,rasa seperti ditusuk, diteakan, kesetrum,
disobek, parestesi, disestesi, hiperalgesia, alodinia
o Gangguan otonom :
Sudomotor : tidak berkeringat, keringat banyak setempat, berkeringat saat
makan, kulit kering.
Kardiovakuler : melayang pada posisi tegak, pingsan, sinkop saat
BAK/batuk/ kegiatan fisik, hipotensi ortostatik.
Seksual : impotensi, sulit ejakulasi, ejakulasi retrograde, sulit orgasme.
BAB/BAK : sulit menahan BAB/BAK, ngompol, anyang-anyangan,
muntah (terutama bila makan tertahan), diare malam hari, sulit BAB
(konstipasi).
Pupil: sulit adaptasi gelap/ terang.
o Deformitas claw toe
o Neuroartropati (charcot joint)
Pleksopati, amiotropi diabetika (neuropati motorik proksimal, neuropati femoral,
radikulo-pleksopati, pleksopati sacral)
o Khas pada usia pertengahan atau orang tua dengan NIDDM
o Awitan dalam beberapa hari-minggu.
o Timbul nyeri tajam, menusuk dalam di daerah lumbosakral serta paha yang
simetris atau hamper simetris.
o Diikuti parese dan atrofi otot proksimal tungkai quadrisep femoris, ileopsoas, dan
otot abductor paha disertai reflek patella menurun.
o Dapat ditemukan hipestesi minimal di daerah nervus femoralis.
o Prognosis cukup baik (perbaikan dalam 12 bulan, mungkin dengan gejala sisa)

Mononeuropati (diakibatkan infark pada saraf)


Neuropati cranial
o Sering pada NIDDM dengan pengendalian glukosa yang buruk
o Saraf yang mungki terkena nervus III,IV, VI, dan VII
o Paling sering terjadi oftalmoplegia nervus III akut tanpa gangguan konstriksi
pupil dan lebih 50% disertai nyeri periorbital serta dahi.
o Umumnya berusia > 50 th
o Prognosis baik (remisi terjadi dalam 3-6 bulan)
Neuropati torakoabdominal
o Jarang dijumpai
o Terutama pada orang tua yang lama menderita DM dan mungkin disertai
penurunan berat badan yang nyata.
o Timbul rasa nyeri akut di dada atau abdomen dengan hipestesi sesuai dermatom.
o Dapat disertai gangguan motorik dinding abdomen sehingga seperti hernia
o Pemeriksaan elektrodiagnostik di duga kelianan radiks saraf.
Mononeuropati kompresi/ jebakan
o Sering dijumpai pada pasien diabetes wanita usia > 40 th.
o Sindrom terowongan karpaln(Nervus medianus) paling sering dijumpai.
o Sindrom terowongan kubital (Nervus ulnaris)
o Jebakan nervus peroneus pada caput peroneal
o Sindrom terowongan tarsal (Nervus tibialis posterior)
o Meralgia parestetika (nervus kutaneus lateralis paha)
o Prognosis baik sejalan dengan berjalannya waktu
Radikulopati, poliradikulopati diabetika
o Jarang pada pasien diabetes usia < 0 th dan setengahnya disertai penurunan berat
badan
o Monoradikulopati paling sering di daerah torakal dan lumbal atas unilateral
o Gejala utama : nyeri hebat tebakar, hiperalgesia, atau nyeri dalam akut atau
subakut.
o Gejala sensoris negative minimal atau tidak ada dan mumnya tanpa kelumpuhan.
o Sebagian kecil rekurensi pada radiks berbeda setelah beberapa bulan atau tahun.
o Beberapa radiks saraf dapat saja terkena sekaligus (poliradikulopati)
o Prognosis baik.

KOMPLIKASI HIPOTIROID :
Komplikasi sentral :
Koma
Vertigo
Pada anak : gangguan kognitif, ganguan pertumbuhan dan perkembangan (Retardasi mental)
Demensia
Ataksia

Komplikasi perifer:
Kelemahan otot
Kram
Parestesia
Disartria
Myotonic jerk
Nyeri sendi
Arthritis
Hipotensi
Berdebar-debar
Myasthenia gravis
Intoleransi terhadap dingin
Kretinisme
KOMPLIKASI HIPERTIROID :
Hiperhidrosis
Peningkatan tonus otot
Tremor
Iritabilitas
Intoleransi terhadap panas

Anda mungkin juga menyukai