Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lactobacillus casei
Lactobacillus casei adalah bakteri Gram-positif, anaerob, tidak memiliki
alat gerak, tidak menghasilkan spora, berbentuk batang dan menjadi salah satu
bakteri yang berperan penting. Lactobacillus adalah bakteri yang bisa memecah
protein, karbohidrat, dan lemak dalam makanan, dan menolong penyerapan
elemen penting dan nutrisi seperti mineral, asam amino, dan vitamin yang
dibutuhkan manusia dan hewan untuk bertahan hidup (Damika, 2006). Menurut
Harti (2015), bakteri Lactobacillus casei Shirota strain adalah galur unggul yang
mudah dan cocok untuk dikembangbiakkan dalam minuman dasar susu. Selain
bakteri ini mampu bertahan dari pengaruh asam lambung, juga mampu bertahan
dalam cairan empedu sehingga mampu bertahan hidup hingga usus halus. Peranan
lain terhadap kesehatan manusia adalah untuk memperbaiki penyerapan kalsium
pada usus, melancarkan buang air besar, penyerapan bahan karsinogenik,
membunuh bakteri patogen dan bersifat anti tumor.

2.2 Susu bubuk skim


Susu bubuk skim adalah susu yang mengandung semua kandungan susu
kecuali lemaknya yang telah dikurangi hingga 0,5% sehingga susu ini cocok
untuk bayi. Karena susu skim mengandung lemak yang lebih sedikit maka
kandungan vitamin A, D, dan E juga rendah. Vitamin yang bersifat larut dalam air,
termasuk di dalamnya vitamin B kompleks dan asam askorbat (vitamin C) dapat
ditemukan dalam susu skim (Ginting dan Pasabiru, 2006).

2.3 Glukosa

Glukosa adalah salah satu monosakarida yang merupakan sumber energi


utama bagi manusia. Glukosa merupakan karbohidrat dan gula sederhana yang
paling penting dalam metabolisme manusia dengan rumus molekul C 6H12O6 yang
banyak terdapat dalam sirup jagung. Nama lain dari glukosa antara lain dekstrosa,
D-glukosa, atau gula buah karena glukosa banyak terdapat pada buah-buahan. Jika
kelebihan mengkonsumsi glukosa dapat berbahaya bagi kesehatan (Karmana,
2008).

2.4 Sukrosa
Sukrosa merupakan bentuk lain dari gula, yang juga merupakan molekul
dari karbohidrat selain bentuk molekul lainnya. Sukrosa merupakan gula alami
yang umumnya terdapat di dalam tubuh tanaman, sehingga bisa dijumpai pada
buah-buahan maupun sayur-sayuran. Sukrosa memiliki rumus kimia C12H22O11,
artinya sukrosa memiliki 12 atom Karbon, 22 Atom Hidrogen, dan 11 atom
Oksigen. Sukrosa dapat terbentuk melalui proses kimia pada tanaman, yakni
proses fotosintesis yang utamanya adalah mengolah karbondioksida. Jika
kelebihan mengkonsumsi sukrosa dapat berbahaya bagi kesehatan (Karmana,
2008).

2.5 Sirup
Sirup adalah sejenis minuman ringan berupa larutan gula kental dengan cita rasa
beraneka ragam. Sirup merupakan larutan oral yang mengandung sukrosa atau
gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh
dengan sukrosa). Kompenen dari sirup yaitu, pemanis, pengawet antimikroba,
pewarna, pelarut khusus, perasa dan pengaroma (Pusparini, 2009).

2.6 Air

Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen
(H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum (Batmanghelidj, 2008).

2.7 Pengadaan Bahan Baku


Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting.
Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat mengakibatkan terhentinya proses
produksi karena habis untuk diproses, akan tetapi terlalu besarnya persediaan
bahan baku juga dapat mengakibatkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna
menyimpan dan memelihara beban tersebut selama penyimpanan di dalam gudang
(Sayuti, 2008). Manajemen pengadaan bahan baku adalah kegiatan yang
berhubungan

dengan

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan

dan

pengawasan penentuan kebutuhan bahan baku sehingga kebutuhan operasi dapat


dipenuhi pada waktunya dan persediaan dapat ditekan secara optimal (Darmawan,
2013).
Menurut Hadi (2007) manajemen pengadaan bahan baku merupakan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan fungsi manajemen yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, tindakan dan pengendalian. Setiap industri harus mengadakan
pengadaan bahan baku. Dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu jumlah unit bahan baku yang
akan diselenggarakan dalam perusahaan, waktu dan jumlah unit bahan baku
tersebut yang akan dibeli oleh perusahaan (Rangkuti, 2009).

BAB III
PEMBAHASAN
Penanganan pengadaan bahan baku merupakan salah satu masalah bagi PT
Yakult sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk penanganan agar tidak
terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku.

Perusahaan harus dapat

mengelola persediaan yang dimiliki sebaik mungkin sesuai dengan kebijakankebijakan manajemen perusahaan. Untuk menjamin agar pengelolaan persediaan
sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, maka dibutuhkan suatu system
yang mampu menjamin tercapainya tujuan perusahaan.
Perusahaan Yakult mempunyai beberapa tipe persediaan yaitu produk jadi,
persediaan produk dalam proses, dan persediaan bahan habis pakai. PT Yakult
menggunakan system dalam menjalankan operasi perusahaannya, tujuannya agar
perusahaan dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan. Sedangkan tujuan dari
system pengadaan bahan baku adalah agar proses pengadaan bahan baku berjalan
lancer. Penerapan system pengadaan bahan baku membuat perusahaan
mendapatkan manfaat yang besar yaitu adanya keteraturan pengadaan bahan baku
sehingga tanggung jawab lebih terkontrol.
Pengendalian bahan baku di PT Yakult dilakukan dengan cara inspeksi
terhadap barang yang datang sebelum disimpan sementara di gudang atau sebelum
dipakai proses produksi. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau bahan baku yang masuk apakah sesuai dengan spec yang
distandarkan. Karena biasanya bahan baku yang masuk jumlahnya banyak maka
yang dapat dilakukan pemeriksaan adalah dengan sampling. Sampling dilakukan
dengan tingkat kepercayaan tergantung pada keadaan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Batmanghelidj, M. D. 2008. Air untuk Kesehatan, Penyembuhan dan


Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Damika. 2006. Karakteristik Lactobacillus casei. Erlangga. Bandung.
Darmawan, G. 2013. Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) dalam
Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Tepung pada Usaha Pia Arawan
di Desa Banyuning Tahun 2013. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan
Ganesha. 3(2): 22-31.
Ginting, N dan Pasabiru, E. 2006. Pengaruh Temperatur Dalam Pembuatan
Yoghurt dari Berbagai Jenis Susu Dengan Menggunakan Lactobacillus
Bulgaricus

dan

Streptococcus

Thermophilus.

Jurnal

Agribisnis

Pertenakan. 1(2): 73-77.


Hadi, A. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Harti, A.S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Karmana, O. 2008. Cerdas Belajar Biologi. Erlangga. Bandung.
Pusparini, N. M. D. 2009. Pengaruh Preparasi Bahan Baku Rosella dan
Waktu Pemasakan Terhadap Aktivitas Antioksidan Sirup Bunga
Rosella. Jurnal Agrotekno. 15(1): 20-27.
Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisa Kasus
Integrated Marketing Communication. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sayuti, M. 2008. Analisis Kelayakan Pabrik. Graha Ilmu. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai