Anda di halaman 1dari 17

BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Sejarah Berdirinya Ecogreen

Asal kata Ecogreen terdiri dari Eco yang berarti lingkungan dan Green yang
berarti hijau dan jika di gabungkan berarti lingkungan hijau. Berdiri pada tahun 1990,
yang dimana perusahaan ini bertujuan untuk ramah lingkungan.
PT. Ecogreen

Oleochemichals

sebelumnya

bernama

PT. Aribhawana

Utama Belawan yang didirikan oleh salah seorang pengusaha Indonesia yang
bergabung

dalam

kelompok

usaha

Salim

Group

yang

berlokasi

di

Belawan, Sumatra Utara. Seiring dengan perkembangan industri yang terjadi dan
permintaan pasar yang semakin meningkat, maka dilakukan ekspansi di Pulau Batam.
Dipilihnya Pulau Batam sebagai lokasi pabrik oleokimia karena selain merupakan
salah satu pusat perindustrian terbesar di Indonesia, Pulau Batam juga terletak di
daerah segitiga emas yaitu Indonesia (Batam), Singapura dan Malaysia (Johor).
Pabrik Oleochemichal di Batam mulai beroperasi pada bulan Oktober tahun
1994 dengan nama perusahaan PT. Batamas Megah. Pada tahun 2000 terjadi
pengalihan kepemilikan dari Salim Group ke sebuah konsorsium yang terdiri dari PT.
Wings Lautan Luas dan PT. Djarum. Sehingga terjadi penggantian nama pada tanggal
21 April 2001 menjadi PT. Ecogreen Oleochemicals Batam Plant.
PT Ecogreen Oleochemicals yang berkedudukan di Indonesia, adalah salah satu
produsen natural fatty alcohol terkemuka di dunia dengan kapasitas produksi
seluruhnya 110.000 metrik ton fatty alcohol per tahun. Hampir 95% produk produk
tersebut di ekspor, pasar utamanya adalah Asia (sekitar 50% ke Jepang, Cina dan
Korea), Eropah dan Amerika (masing-masing 20%). Olechemical digunakan untuk

industri-industri perawatan tubuh, sabun dan deterjen, makanan, plastik, farmasi dan
berbagai industri lainnya. Pertumbuhan permintaan pasar global untuk produk
oleochemical diperkirakan 3% per tahun
Pabrik yang memproduksi Fatty Alcohol (Lemak Alkohol) ini bahan dasarnya
berupa minyak inti kelapa sawit atau yang dikenal dengan CPKO(Crude Palm Kernel
Oil) atau minyak kelapa yang dikenal dengan CNO (Crude Nature Oil) yang
didatangkan dari Pulau Sumatera, Sulawesi atau Filipina. Selain itu didatangkan dari
Pulau Sumatera dan Methanol yang didatangkan dari Kalimantan dan Singapura.
PT. Ecogreen Oleochemichals Batam tidak hanya memproduksi Fatty
Alcohol (Lemak Alkohol) saja, tetapi juga memproduksi Methylester dan Glycerine.
Dalam menghasilkan produk-produk tersebut, PT. Ecogreen Oleochemichals Batam
sangat menjaga kualitas produksinya. Hal ini terbukti dengan diterimanya sertifikat
ISO 9002 : 1994 (Quality Management Sistem atau Sistem Manajement Mutu) dan
yang telah dikonvermasi ke ISO 9000 : 2000, karena versi 1994 expired pada 15
Desenber 2003. Selain itu, PT. Ecogreen Oleochemichals Batam juga peduli pada
lingkungan dan telah disertifikasi dengan ISO 14001 : 2000 (Environmental
Management System) yaitu standarisasi internasional tentang lingkungan.

1.2 Visi Dan Misi Perusahaan


Visi :
Menjadi perusahaan yang terkemuka dalam industri oleokemia.
Misi :
1. Memproduksi dan memasok produk bermutu tinggi yang berdaya saing
atau melebihi harapan pelanggan.
2. Meningkatkan efisiensi dan mempertahankan pertumbuhan keuntungan.

3. Mengembangkan kemampuan sumber daya manusia melalui perbaikan


berkesinambungan.

1.3 Bidang Usaha


Bidang usaha yang dihasilkan oleh Perusahaan Ecogreen Oleochemicals adalah
memproduksi berbagai macam dimana akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Fatty Acids (Asam Lemak)
Secara umum Fatty Acids dihasilkan dari proses berikut:
Raw Material (CPKO, RBDPS, PKO, RBDPO) dipompakan ke splitting dimana
terjadi proses Hidrolisis yang menghasilkan Fatty Acids dan Glyserin setelah itu
proses Hidrogenasi yaitu untuk menghasilkan Fatty Acids yang jenuh dengan
memberikan Hydrogen, kemudian proses Destalasi selanjutnya proses Fraksinasi dan
akhirnya dihasilkan Fatty Acids.
b. Fatty Alkohol (Lemak Alkohol) Fatty Alkohol merupakan hasil lanjut dari
pengolahan Fatty Acids yang terlebih dahulu di proses melalui Methylester.
c. Fatty Amino(Lemak Amino)
Fatty Amino digunakan sebagai bahan industri plastik, pelumas, tekstil dan
surfaktan.
d. Methylester
Methylester dihasilkan

melalui

proses

Waterifikasi

pada

lemak

yang

diberi Methanol atau Etanol dengan katalisator Nametoksi. Contohnya bahan


pembuatan sabun.
e. Gliserin

Gliserin merupakan pemisahan dari Fatty Acids pada proses Hidrolisasi.


Contohnya untuk industri kosmetik, bahan pelarut, pengatur kekenyalan shampoo,
obat kumur, pasta gigi, industri rokok, permen karet, cat, adesip, plester dan sabun.

1.4 Hasil Produksi Beberapa Negara


1. Di Indonesia: Memproduksi alkohol lemak jenuh dan tidak jenuh, asam lemak
rangkaian pendek dan gliserin.
2. Di

Jerman:

Memproduksi

alkohol

manis

dan

cair,

lemak

utama

amines, alcohol lemak tidak jenuh, dan metylester istimewa


3. Di Singapura: Memproduksi alkohol alami dan nonyl phenol ethoxylates
Untuk memenuhi standar kualitas operasi, pabrik di Batam dan Medan
mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari Sgs Yarsley International Certification Services
Limited sementara pabrik yang ada di Jerman mendapatkan sertifikat ISO 9001
dari Llyod's Quality Assurance.

1.5 Profil Perusahaan


Didirikan pada tahun 1990. PT. Ecogreen Oleochemicals merupakan salah satu
industri oleokimia yang mengolah bahan baku minyak inti kelapa sawit / CPKO
(Crude Palm Kernel Oil) atau minyak kelapa yang dikenal dengan CNO (Crude
Nature Oil) yang didatangkan dari Pulau Sumatera, Sulawesi atau Filipina. Selain itu
didatangkan dari Pulau Sumatera dan Methanol yang didatangkan dari Kalimantan
dan Singapura.
Lalu bahan tersebut diolah menjadi produk-produk seperti asam lemak (Fatty
acid), lemak alcohol (Fatty alcohol), dan gliserin (Glycerine).

Di Indonesia

memproduksi alkohol lemak jenuh dan tidak jenuh, asam lemak rangkaian pendek
dan gliserin. Sedangkan di Jerman memproduksi alkohol manis dan cair, lemak utama

amines, alcohol lemak tidak jenuh, dan metylester istimewa. Dan di Singapura
memproduksi alkohol alami dan nonyl phenol ethoxylates.
1.6 Organisasi Dan Manajemen Perusahaan
Struktur organisasi PT. Ecogreen Oleochemichals Batam masing-masing bagian
memiliki fungsi dan tugas tersendiri. Manufacturing division berpusat di Batam.
Deskripsi pekerjaan masing-masing department dan section yang dibawahinya.
1. Quality Asurance : Memeriksa dan memastikan kualitas bahan baku dan produk
dalam batas yang dikehendaki.
2. Production EOB I : Bertanggung jawab atas proses produksi pada plant EOB I
(LURGI).
3. Production EOB 2 : Bertanggung jawab atas proses produksi pada plant EOB 2
(DAVY)
4. Utility : Bertanggung jawab atas system utilitas yang menunjang keseluruhan
pabrik.
5. Maintenance : Bertanggung jawab memperbaiki kerusakan yang terjadi dalam
pabrik.
6. Preventive Maintenance : Bertanggung jawab memelihara alat-alat pabrik agar
tidak terjadi kerusakan.
7. Process Engineering : Merancang desain proses sesuai permintaan dan
melakukan analisis ekonomi atas desain tersebut.
8. Project Engineering : Mengaplikasikan desain yang dibuat proses engineering
dalam pabrik.
9. Health,Safety and Environmental : Bertanggung jawab atas keamanan dan
keselamatan pabrik dan pekerjanya serta mencegah kerusakan lingkungan yang
tidak diharapkan.

CureLogistic and Pronment Divisionberpusat di Batam, Deskripsi pekerjaan


masing-masing department dan sectionyang dibawahinya.
1. Strategicic

Material

Procurement :Bertanggung

jawab

atas

pembelian

bahanbaku yang bersipat curah (COKO,CNO,DLL)


2. Procurement : Bertanggung

jawab atas pembelian peralatan dan bahan

bakuyang dijual dalam bentuk satuan.


3. Warehous :Bertanggung jawab dalam menyimpan peralatan , suku cadang dan

produk jadi.
Finance and Accounting Departementberpusat di medan, departemen ini hanya
membawahi satu bagian yaitu Finance and Acounting Section. Marketing
Division berpusat di Singapura, Deskripsi pekerjaan masing-masing Departemen
dan section yang dibawahinya.
A. Costomer service : Melayani konsumen perihal pembelian,komplain produk dan
sebagainya yang berkaitan dengan PT. Ecogreen Oleochemichals.
B. Production Planning and shipping : Menentukan jumlah produksi dan
mengkoordinir pengkapalan produk.
Tingkat jabatan (job level) PT. Ecogreen Oleochemichals Batam :
1. Level 16 : President Directur
2. Level 15 14 : Directur
3. Level 13 : Senior Maneger
4. Level 12 11 : Departement Head Manager
5. Level 10 : Assistant Maneger / Superintntendent
6. Level 9 8 : Supervisor
7. Level 7 1 : Rank and File / Staff
1.7 Isu Lingkungan Hidup dan Sosial

Ini adalah sebuah proyek kategori B menurut Prosedur IFC untuk Kajian
Lingkungan Hidup dan Sosial terhadap proyek karena tidak banyak dampak
lingkungan hidup dan sosial yang spesifik yang mungkin timbul, yang mana dapat
dicegah atau ditangani dengan melaksanakan standar kinerja yang diakui, pedoman
atau perancangan yang baik. Kajian atas proyek ini berupa penilaian teknis dan
penilaian lingkungan hidup/sosial berdasarkan informasi yang diberikan oleh sponsor
proyek. Berikut ini adalah potensi dampak terhadap lingkungan hidup, kesehatan, dan
keselamatan kerja yang telah dianalisa.
Isu lingkungan meliputi: pengembangan program pengelolaan lingkungan
hidup, kesehatan dan keselamatan kerja, pengadaan bahan baku, dampak mutu udara
(termasuk bau) dan pengurangan bau , mutu limbah cair, suhu dan perbaikannya jika
diperlukan, efisiensi energi secara umum, prosedur pengelolaan limbah padat di
lokasi proyek, penanganan dan penyimpanan bahan bakar, minyak dan bahan
berbahaya, dan kebisingan di tempat kerja.Isu kesehatan dan keselamatan kerja
meliputi: Kebakaran dan tanggap darurat, integritas bejana bertekanan tinggi,
pelatihan keselamatan kerja,dan kebersihan. Isu sosial meliputi hubungan
kemasyarakatan dan kegiatan pengembangan kemasyarakatan.
1.8 Usulan Penanganan untuk Isu Lingkungan Hidup dan Sosial
Pengelolaan lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja. Kedua pabri
milik PT. Ecogreen Oleochemicals memiliki sertifikat sistim manajemen mutu ISO
9001-2000. Sebagai tambahan, Pabrik di Batam telah mendapatkan sertifikat sistim
manajemen lingkungan ISO 14001. Pabrik di Belawan, Medan sedang mengambil
langkah-langkah penereapan SML dan akan disertifikasi pada akhir tahun 2004.
Ecogreen telah mengemukakan keinginannya untuk mengintegrasikan sistim
manajemen mutu, lingkungan, kesehatan, keselamatan dan tanggung jawab sosial.
Pengadaan Bahan Baku. Ecogreen utamanya menggunakan minyak kelapa
sawit dalam proses-prosesnya, terkadang menggunakan minyak kelapa. Bahan baku
dibeli dari berbagai sumber di pasar terbuka kemudian dikirim melalui darat atau laut

ke pabrik-pabrik milik Ecogreen. Minyak curah dikapalkan di pelabuhan umum yang


berdekatan dengan lokasi kedua pabrik, kemudian dipompakan ke pabrik melalui
jalur pipa.
Dampak Mutu Udara (termasuk kebauan) dan Pengurangan Bau. Ecogreen
memiliki semua fasilitas yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap
persyaratan pemerintah dan IFC. Bau tidak menjadi masalah di pabrik ini. Perusahaan
telah memberikan kepada IFC semua informasi dan dokumentasi yang berhubungan
dengan pengelolaan mutu udara dan emisi.
Mutu Air Limbah, Suhu dan Pengolahan. Ecogreen memiliki fasilitas
pengolahan limbah yang memadai di kedua pabriknya, air limbah buangan mematuhi
peraturan pemerintah yang ketat dan jauh dibawah persyaratan IFC. Pabrik di Batam
sedang menguji coba reactor anaerobic untuk mengurangi COD dari airlimbah
buangan akhir. Lumpur dari unit IPAL digunakan sebagai bahan kompos penghijaua
di dalam pabrik
1.9 Penanganan Limbah Pabrik Ecogreen
Secara umum cara penanganan limbah pada pabrik Ecogreen diatur oleh
pemerintah dari Menteri Lingkungan Hidup yang menjadi pedoman bagi Ecogreen
dalam mengelola limbah juga terdapat sertifikatnya yaitu ISO 14001:2004
Certifiaction in December 2004 from BVQI Singapore. Limbah yang yang dihasilkan
Ecogreen ini berupa air atau cairan, perusahaan ini memiliki sebuah Instalasi
Pengelolaan Limbah Cair, diproses dimulai dari pengolahan secara fisik, lalu
dilanjutkan dengan pengolahan secara kimia dan selanjutnya dilakukan pengelolaan
secara biologi yang menggunakan tenaga kerja bakteri aerob. Lalu semua limbah
organik yang ada didalam air limbah dikembalikan pada kondisi yang telah
ditentukan oleh pemerintah. Air limbah itu COD nya harus dibawah 300 ppm, jika
air limbah itu dibawah 300 ppm maka limbah itu diperbolehkan untuk dibuang ke
laut atau daerah perairan lainnya.
Namun dapat diliat secara khusus penangan limbah cair yaitu sebagai
berikut:

Kelestarian Lingkungan: Ecogreen menghasilkan air limbah 1,050 m3/hari,


yang dibuang ke badan air permukaan setelah diolah terlebih dahulu. Paramater
keluaran air limbah yang dipantau saat ini memenuhi dan akan terus memenuhi
ketentuan pemerintah dan panduan WBG/IFC. Emisi udara dari pembagkit listrik dan
berbagai proses lainnya akan mematuhi ketentuan pemerintah dan panduan
WBG/IFC.
Limbah Padat dan Limbah B3: Limbah padat utama yang dihasilkan adalah
sampah penyaringan pada proses pengolahan awal CPKO diperkirakan sebanyak
2,000 ton/tahun termasuk limbah pabrik baru nantinya. Sekarang ini, limbah sampah
penyaringan (filter cake) dibakar dalam lokasi pabrik. Akan tetapi setelah pembangkit
listrik yang baru beroperasi, filter cake akan digunakan sebagai bahan bakar
tambahan dalam unit pembangkit listrik tersebut, karena masih mengandung kalori
panas. Limbah B3 utama yang dihasilkan berasal dari katalis sebanyak 31 ton/tahun.
Semua katalis bekas dikembalikan kepada pembuatnya untuk daur ulang seperti yang
telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dan atau dikirim kepada pengolah resmi.
Penanganan limbah non B3 yang dihasilkan, termasuk limbah industri dalam jumlah
yang banyak seperti gliserin pitch dilakukan dengan cara-cara yang baik. Limbah
dipilah-pilah dan dibuang sebagaimana mestinya. Sekarang ini Ecogreen menjual
glicerine pitch kepada industri sabun. Oli bekas dan Limbah B3 yang lain sesuai
dengan Pedoman Pengelolaan Bahan-Bahan Berbahaya dari IFC. Perusahaan yang
telah diakrediatsi oleh Pemerintah mengumpulkan limbah B3 dari Ecogreen secara
berkala.
Bahan Berbahaya dan Bahaya Kegiatan: Bahan baku, produk menengah, dan
produk-produk Ecogreen terdiri dari sejumlah bahan berbahaya. Proses pembuatan,
penyimpanan, penanganan, dan pengangkutan bahan tersebut memiliki potensi
bahaya bagi karyawan. Ecogreen melakukan tinjauan K3 internal terhadap prosesproses itu setiap tahun. Gas alam dikirim ke pabrik melalui jalur pipa. Hidrogen yang
diproduksi dari gas alam, digunakan langsung untuk reaksi hidrogenasi. Baik gas
alam maupun gas hydrogen tidak disimpan di dalam pabrik. CPKO dan semua

produk dihubungkan ke jetty terdekat melalui pipa secara langsung, untuk


mengurangi tingkat bahaya.
Pencegahan dan Tanggap Darurat Kebakaran: Terdapat berbagai alat
pemadam kebakaran yang terpelihara dengan baik di dalam pabrik. Tersedia klinik 24
jam di dalam pabrik untuk kebutuhahan P3K dan keadaan darurat. Tersedia juga 1
(satu) unit mobil pemadam kebakaran dan tim penanggulangan kebakaran di dalam
pabrik. Apabila diperlukan, mobil pemadam kebakaran dan ambulans dari luar dapat
didatangkan dalam waktu lima menit.
Gas Rumah Kaca (GHG): Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan saat ini
berasal dari pembangkit listrik dan produksi hydrogen dari gas alam. Tambahan CO 2
yang akan dihasilkan berasal dari unit produksi baru dan pembangkit listrik yang
baru. Perkiraan CO2 yang akan dihasilkan setelah proyek selesai berkisar 448,388
metrik ton/tahun. Ecogreen memiliki program efisiensi energi, melalui pemantauan
harian perbandingan konsumsi bahan bakar dan daya listrik dengan produk. Sesuai
dengan ESAP, Ecogreen akan bekerjasama dengan ahli dari luar untuk melaksanakan
audit energi terpadu dan mengajukan rencana efisiensi energi.

1.10

Dampak Limbah Terhadap Lingkungan Biotik Dan Abiotik

Dampak Limbah terhadap lingkungan abiotik : Limbah cair tidak memiliki


dampak buruk karena sudah melalui pengolahan terlebih dahulu sesuai standar,
sehingga tak mencemari terhadap lingkungan abiotik sekitar. Dan Limbah padat dan
Limbah B3 tidak memiliki dampak, namun hal ini diolah langsung menjadi bahan
bakar kembali, mungkin persentase emisi gas dan pencemarannya tak sebesar yang
diduga.
Dampak limbah terhadap lingkungan biotik : Sedangkan bagi makhluk hidup,
tentu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan semua
proses tersebut, sehingga dapat meningkatkan mutu perekonomian masyarakat dan
tidak berpengaruh buruk bagi masyarakat lainnya, seperti pada pencemaran air, dll.

10

BAB II
METODOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN (EPA)

B.1

Konsep Pencegahan Pencemaran


Pencegahan Pencemaran atau sering disebut dengan Produksi Bersih (PB).

Definisi PB berdasarkan UNEP (1992) Aplikasi secara kontinyu dari suatu strategi
pencegahan lingkungan terhadap proses dan produk untuk mengurangi resiko
terhadap manusia dan lingkungan Merupakan pencegahan kerusakan lingkungan
secara proaktif bukan reaktif Ruang lingkup Produksi Bersih : reduksi pada sumber
(source reduction) dan pemanfaatan limbah.
Reduksi pada sumber upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan
tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke Lingkungan secara preventif langsung
pada sumbernya Bahan Baku (raw material); substitusi, pemurnian, Operasi ; goodhousekeeping, tata letak, prosedur kerja, Teknologi Proses; modifikasi, substitusi,
Modifikasi Produk; Keuntungan yang utama : Peningkatan Efisiensi dan pengurangan
biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya relatif murah.
Pemanfaatan limbah Memberikan nilai tambah pada limbah sehingga
memiliki nilai ekonomi Pelaksanaan on-situ dan off-situ Dibedakan menjadi : 1. Daur
Ulang (Recycle); ada pengolahan fisik dan kimia 2. Penggunaan Kembali (Reuse);
tanpa pengolahan/perubahan fisik dan kimia 3. Perolehan kembali (Recovery);
mengambil satu unsur dalam limbah
Manfaat penerapan produksi bersih 1. Lebih efektif dan efisien dalam
penggunaan Sumberdaya Alam 2. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar
3. Memberikan peluang pencapaian SML ISO-14000 4. Mengurangi biaya-biaya
yang berkenaan dengan lingkungan 5. Keunggulan daya saing di pasar domestik dan
internasional 6. Meningkatkan kualitas produk

11

Kendala penerapan PB 1. Kurangnya pengetahuan mengenai limbah 2.


Adanya anggapan efisiensi sudah maksimal dan selalu terbentuk limbah 3.
Kurangnya tempat untuk penambahan fasilitas PB 4. Komitmen manajemen yang
kurang dan kekakuan pelaksanaan organisasi 5. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi
PB 6. Modal investasi yang seringkali tidak terjangkau/tinggi 7. Menurunkan resiko
kesehatan para pekerja 8. Meningkatkan citra pada masyarakat sekitar 9.
Kemungkinan perolehan Hak Paten pada teknologi baru yang dikembangkan
10.Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
B.2

Tahapan Produksi Bersih Berdasarkan Metode EPA

Tahapan Penerapan
Produksi Bersih

Perencanaan Dan
Pengorganisa

Kajian

Analisis Kelayakan

Implementasi/Pelaksana

Gambar 2.1 Diagram Proses Produksi Bersih

12

Perencanaan dan pengorganisasian 1. Memperoleh komitmen manajemen;


Kebijakan Lingkungan Perusahaan/Pabrik dengan penekanan pada minimisasi limbah
2. Membentuk Tim Penerapan Produksi Bersih - memiliki tanggung jawab terhadap
keberhasilan PB - Minimal berasal dari bagian Teknik, Produksi, dan Spesialis
Lingkungan 3. Menetapkan Tujuan dan Lingkup PB - Kualtitatif, Fleksibel, Terarah,
Sesuai dengan komitmen manajemen - Mudah dimengerti dan dapat dicapai dengan
metode yang ada saat ini 4. Identifikasi Sumber Pencemaran/ Permasalahan mencatat semua masalah yang berkaitan dengan limbah - Identifikasi kemungkinan
penyebab terjadinya masalah - Memilih dan menentukan penyebab utama
permasalahan
Kajian Ada pengumpulan informasi mendalam terhadap sumber-sumber
pencemar, Identiifkasi dan evaluasi peluang 1. Seleksi Anggota Tim Kajian Fokus
pada aliran limbah tertentu didalam kegiatan/aktivitas 2. Kumpulkan Data Proses dan
Fasilitas Identifikasi, Inventarisasi dan Dokumentasi untuk memudahkan evaluasi
masalah 3. Prioritas Limbah dan Emisi untuk ditangani 4. Kaji Data dan Periksa
Lokasi - Kunjungan Lapang - Observasi dan wawancara 5. Penetapan Peluangpeluang untuk penerapan PB Memperhatikan sifat limbah, potensi reduksi limbah,
pemanfaatan limbah, biaya pengolahan limbah dan anggaran
Macam informasi yang dibutuhkan Proses : Diagram alir, neraca massa,
neraca energi, penjelasan proses dan operasi, daftar dan spesifikasi peralatan, diagram
perpipaan dan instrumen, peta lokasi dan ketunggian Lingkungan Hidup : Daftar
Limbah B3, daftar emisi, laporan tentang lingkungan, hasil analsis limbah, hasil studi
lingkungan, izin penggunaan lahan Produksi/Bahan : komposisi produk, diagram
penggunaan bahan dan bahan kimia pembantu, laporan bahan baku dan produksi,
lembar catatan produksi, prosedur pelaksanaan operasi, jadwal produksi Ekonomi :
Biaya pengolahan dan pembuangan limbah, biaya bahanproduk-utilitas, biaya O&M,
laporan keuangan Lainnya : Kebijakan Lingkungan, SOP, diagram organisasi

13

Analisis kelayakan 1. Evaluasi Kelayakan Teknis Evaluasi terhadap proses,


bahan, peralatan dan tata letak, tenaga kerja, dan lainnya 2. Evaluasi Kelayakan
Ekonomi

Metode-metode

penghitungan

keuntungan/penghematan

dengan

memperhatikan investasi, biaya, dll 3. Seleksi Pilihan untuk Implementasi


Pemenuhan kelayakan teknik dan ekonomis dapat direkomendasikan untuk
diimplementasikan
Implementasi 1. Justifikasi Proyek dan Perolehan Dana 2. Pelaksanaan
Produksi Bersih 3. Evaluasi Kinerja
B.3

Teknologi Produksi Bersih (EPA) PT.Ecogreen


Indentifikasi dan Inventarisasi Limbah yang terbentuk pada Industri Kelapa

Sawit :
1. Proses Sterilisasi dan Perontokkan/Penebahan - Limbah padat berupa
Tandan Kosong Basah - Limbah Cair bekas Perebusan Buah
2. Proses Pengempaan -Limbah padat berupa Serat buah dan tempurung
Kering -Buangan uap air panas
3. Proses Pemisahan cangkang dengan inti sawit (kernel) - Air bekas cucian
bak Hydrocyclone
4. Proses perebusan Minyak Kasar - Air bekas rebusan minyak - Limbah
padat berupa Lumpur
5. Proses Penjernihan (Klarifikasi) - Limbah Cair/Sludge 6. Proses
Penyaringan - Limbah cair dan kotoran
Pilihan aplikasi teknik pb pada pt.ecogreen :
1. Aplikasi limbah cair pada lahan perkebunan - Syarat aplikasi nilai BOD <
5000 ppm dan nilai ph berkisar 6-9 - Membutuhkan pengolahan limbah
sampai nilai BOD yang disyaratkan - Penghematan pada biaya pupuk dan
peningkatan produksi TBS
2. Pemanfaatan tandan kosong untuk tanaman menghasilkan - Sebagai mulsa
pada areal tanaman - Penghematan dalam biaya pupuk - Peningkatan
produksi TBS
3. Pemanfaatan limbah serat dan cangkang sebagai bahan baku boiler Sebagai substitusi penggunaan bahan bakar pada boiler

14

4. In-house keeping - mengurangi jumlah bahan yang tercecer dan berpotensi


menjadi limbah - Perbaikan prosedur kerja dan tata letak
5. Pengawasan bahan baku lebih efektif - mengurangi jumlah buah mentah
ataupun terlalu matang
6. Daur ulang limbah (water recycle) - Segregasi limbah cair yang terbentuk penggunaan kembali air rebusan
7. Pengomposan - Tandan kosong dikonversi menjadi pupuk organik Membutuhkan areal tersendiri untuk pengomposan - Penghematan biaya
pembelian pupuk
Sistem manajemen lingkungan merupakan bagian dari keseluruhan sistem
manajemen yang ditekankan kepada Perbaikan Berkelanjutan Dokumentasi SML di
nyatakan dengan Standar ISO 14001 yang memiliki tujuan utama mendukung
perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan
kebutuhan sosiao-ekonomis Sistem Manajemen Lingkungan meliputi: kebijakan
lingkungan; perencanaan, penerapan dan operasional; pemantauan dan tindakan
koreksi; tinjauan manajemen Unsur-unsur Sistem Manajemen Lingkungan :
1. Adanya komitmen dan kebijakan lingkungan yang merupakan dasar dari
semua unsur SML
2. Tujuan dan sasaran lingkungan
3. Program manajemen lingkungan yang meliputi proses, praktek, prosedur,
dan garis tanggung jawab
4. Audit SML; yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa SML
tetap terpelihara dan dijalankan seperti seharusnya
5. Peninjauan manajemen; untuk menentukan kecukupan, kesesuaian dan
keefektifan SML
6. Mencaoai perbaikan berkelanjutan SML; untuk memberikan keyakinan
bahwa perusahaan secara konsisten dan dapat dipercaya memenuhi
kewajiban lingkungan dan melindungi lingkungan
Baku mutu lingkungan sering juga disebut sebagai standar lingkungan Baku
mutu adalah suatu peraturan pemerintah yang resmi dan harus dilaksanakan, yang
berisi spesifikasi dari jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah
kandungan bahan pencemar yang diperkenankan berada dalam media ambien Standar

15

adalah suatu kumpulan nilai mumerikal dari konsentrasi atau jumlah suatu bahan
kimia atau pencemar, suatu keadaan fisik atau lainnya yang terdapat pada media
ambien atu media limbah Baku mutu lingkungan dibedakan menjadi :
1. Baku mutu kualitas lingkungan (ambien)
2. 2. Baku mutu kualitas limbah (emisi)
Penyusunan baku mutu :
1. Identifikasi dari penggunaan sumberdaya atau media amien yang harus
dilindungi
2. Merumuskan formulasi dan kriteria dengan menggunakan sekumpulan data
dan pengolahannya dai berbagai informasi ilmiah
3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria
4. Merumuskan baku mutu limbah (emisi) berdasarkan baku mutu ambien
yang telah ditetapkan
5. Membentuk program pemantauan dan evaluasi, yang berfungsi sebagai
feed back Adanya perbedaan baku mutu pada setiap daerah/negara:
Pengaruh kondisi ambien (lingkungan) daerah/negara tersebut. Kondisi
geografis; tropis, non-tropis, kutub (3)Tuntutan masyarakat => tingkat
ekonomi
Resiko lingkungan adalah suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang
memiliki kementakan (probabilitas) tertentu untuk mengakibatkan konsekuensi yang
merugikan kepada manusia dan lingkungan Resiko mengandung unsur ketidakpastian
Metode Prakiraan Resiko: 1. Prakiran langsung 2. Prakiraan tidak langsung
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum pengolahan limbah industri kelapa sawit di PT.Ecogreen adalah
dengan menggunakan metode epa, yang diawali dengan perencanaan dan
pengorganisasian, kajian, analisis kelayakan, dan implementasi/pelaksanaan.
Dimana limbah dari pabrik tersebut diaplikasikan pada lahan perkebunan,
pemanfaatan tandan kosong untuk tanaman, pemanfaatan limbah serat dan
cangkang sebagai bahan baku boiler, in-house , pengawasan bahan baku lebih
efektif, daur ulang limbah (water recycle, dan pengomposan

16

17

Anda mungkin juga menyukai