Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Disusun oleh :
GRUP B
(KELOMPOK 3)
Ghea shabrina H.B

(1443050040)

Addina humairoh

(1443050059)

Fransiska sinta M

(1443050068)

Linda sari R

(1443050105)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


FAKULTAS FARMASI
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan :

Tujuan
Tujuan pada percobaan ini dalah untuk menentukan tingkat sensitivitas dari
Cefotaxim, Nystatin, Compound sulfanamid, Tetracycline, Methycillin,
Erytromycin,Ampicilin, chlorampenicol, Ciprofloxalin dan Trimethoprim terhadap
mikroba dengan menggunakan medium Agar Muller Hinton.
Untuk mengetahui dan memahami cara penentuan sensitivitas beberapa obat
antimikroba terhadap mikroorganisme tertentu.

1.2 Prinsip : Penentuan sensivitas dari suatu antibiotik terhadap suatu mikroorganisme.
1.3 Teori :
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman sedangkan toksisitasnya
bagi manusia relatif kecil. Pada peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan
khasiat antibiotik. Akan tetapi, berhubung dengan sifat toksisnya bagi manusia, hanya
sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah Tetrasiklin,
amoxicillin, erytromisin, ampisilin, Kloramfenikol, dan Rifampisn.
Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga
untuk prevensis infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara provilaktis juga diberikan
pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi.
Jumlah antibiotika yang beredar dipasaran sekarang ini semakin banyak macamnya dan
melonjak tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu antibiotika
dalam penggunaannya membutuhkan waktu yang lama baik dalam penyimpanan dan
peredarannya. Hal ini dapat menyebabkan potensi dari antibiotika menurun dan bahkan bisa
hilang.
Istilah antibiotk untuk pertama kali digunakan oleh Waksman (1945) senagai nama
dari suatu golongan substansi yang berasal dari bahan biologis yang kerjanya antagonistic
terhadap mikroorganisme. Istilah itu berarti melawan hidup dengan klata l;ain maksud dari
antibiotic adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup, yang dapat menghambat
mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnakannya (Irianto. 2006)
Istilah resistensi itu menunjukan bahwa suatu mikroorganisme , sudah tidak peka

terhadap suatu suatu zat atau sediaan antimikroba atau antibiotic, sehingga akan membawa
masalah dalam terapi dan bahkan akan menggagalkan terapi dengan suatu antibiotic terhadap
agen penyebab infeksi. Resistensi adalah ketahanan suatu mikroorganisme terhadap
antimikroba atau antibiotic tertentu (Zaraswati. 2008)
Resistensi mikroorganisme dapat dibedakan menjadi resistensi bawaan (primer)
,resistensi dapatan (sekunder), dan resistensi episomat. Resistensi primer (bawaan)
merupakan resistensi yang menjadi sifat alami mikroorganisme.Hal ini misalnya disebabkan
oleh adanya enzim pengurai antibiotic pada mikroorganisme sehingga secara alami
mikroorganisme dapat menguraikan antibiotic.Contohya adalah Staphylococcus dan bakteri
lainnya yang mempunyai enzim penicillinase yang dapat menguraikan penicillin dan
sefalosforin (Bibiana. 1994)
Mekanisme resistensi dapat terjadi secara genetic dan nongenetik. Secara genetic
resistensi dapat terjadi dengan cara konjugasi dan transduksi antar strain yang sama,
sedangkan secara non genetic resistensi dapat terjadi melaluarutan pemberian antibiotic yang
berlebih, pemberian dosis rendah secara terus menerus atau tidak beraturan (Soeharsono.
2005)
Bakteri yang resistensi dapat mengancam kehidupan manusia atau hewan karena dapat
meningkatkan morbiditas penyakit dan mortalitas akibat kegagalan pengobatan selain itu
biaya pengobatan juga meningkat karena harus menggunakan antibakteri dosis tinggi atau
lebih dari satu macam antibakteri, etau menggunakan antibakteri baru yang harganya mahal
(Zaraswati. 2008)
Resistensi tersebut dapat berupa, Resistensi alamiah, resistensi karena adanya mutasi
spontan (resistensi kromosomal) dan resistensi karena adanya factor R pada sitoplasma
(resistensi ekstrakromosomal) atau resistensi karena terjadinya pemindahan gen yang
resistensi atau factor R atau plasmid R atau plasmid (resistensi silang) atau dapat dikatakan
bahwa suatu mikroorgananisme dapat resistensi terhadap obat-obat antimikroba, kerena
mekanisme genetic atau non genetic (Zaraswati. 2008)
Resistensi kromosomal merupakan mutasi spontan dari elemen genetic dengan frekuensi
1:107 sampai 1012 kromosom yang telah termutasi ini dapat dipindahkan sehingga terjadi
populasi yang resistensi, pada mutasi spontan terjadi seleksi oleh antibiotika, dimana
mikroorganisme yang peka akan musna dan mikroorganisme yang resistensi tetap hidup dan
berkembangbiak. Resistensi kromosomal ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu: (Zaraswati. 2008)
1.

Resistensi kromosomal primer

2.

Resistensi kromosomal sekunder

Produksi antibiotic dilakukan dalam skala besar pada tangki fermentasi dengan ukuran
besar sebagai contoh penicillin chfysogentum ditumbuhkan dalam 100.000 liter farmentor
selama kurang lebih 200 jam mula-mula suspense spora R. chrysogenum ditumbuhkan dalam
media yang bernutrisi kultur dan dimana disimpan pada temperature 240 C dan selanjutnya
ditransfer ketangki monokulum. Tangki monokulum digojlok teratur untuk fermentasi yang
disimpan hingga sampai 2 hari (Sylvia).
Perkembangan produksai penicillin dan antibitik lain secara komersial merupakan salah
satu peristiwa yang paling dramatis dalam sejarah mikrobiologi industry. Pada tahun 1941
belum ada antibiotic, tetapi 10 tahun kemudian penjualan bersih antibiotic mencapai 30 juta
dolar amerika seriakat per tahun. Menurut laporan, lebih dari 125 juta kg antibiotic telah
diproduksi pada tahun 1978 (Bibiana. 1994)
Penicilin merupakan antibiotic pertama yang dibuat dalam skala industry. Sebagai besar
dari pengalaman yang diperoleh dari transfornasi hasil pengamatan Alexander Fleming
dilaboratorium menjadi usaha skala besar yang secara ekonomis menguntungkan telah
membuka jalan bagi produksi antibiotic kemoterapeutik lain yang berhasil setelah ditemukan.
(Bibiana. 1994)
Berdasarkan mekanisme aksinya, Antibiotik dibedakan menjadi lima (5) yaitu
(Bibiana. 1994)
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
Antibiotik ini adalah antibiotic yang merusak yang merusak peptidoglikan yang menyusun
dinding sel bakteri gram positif maupun gram negative, contonya penicillin.
2. Antibiotik yang merusak membrane plasma
Membran plasma bersifat semi permiabel dan mengendalikan dari transport berbagai
metabolit kedalam dan keluar sel. Adanya gangguan atau kerusakan struktur pada membrane
plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan membrane plasma sebagai penghalang
(barier) osmosis dan mengaggu sejumlah proses biosintess yang diperlukan dalam membrane
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein
Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotic yang gula aminonya bergabung dalam
ikatan glikosida.Antibiotik ini memiliki spectrum luas dan bersifat bakterisidal dengan
mekanisme penghambatan pada sintesis protein.
4. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)
Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap transkripsi dan
replikasi mikroorganisme.
5. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial

Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya


kompelitor berupa antimetabolit yaitu substansi yang secara kompetitis menghambat
metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip dengan substrak normal bagi
enzim metabolisme.
Sebab lainnya yang menyebabkan mikroorganisme resistensi terhadap suatu obat ialah:
(Zaraswati. 2004)
1.

Meningkatkannya destruksi obat

Ini merupakan mekanisme utama resistensi terhadap penicillin, aminoglikosida dan


kloramfenikol,
2.

Berkurangnya perubahan obat menjadi bentuk aktif

Flusitosin adalah salah satu obat antifungi harus diubah dalam tubuh mikroorganisme
menjadi fluroasil, yang selanjutnya yang dimetabolisme menjadi bentuk aktif dari obat
tersebut.

BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat-alat :
Pinset 1 buah
Catton bud 2 buah
Cawan petri 2 buah
2.2. Bahan-bahan :
Agar Muller Hinton
Disck Antibiotik
Nacl faal 50 ml
Suspensi bakteri : 1. Candida Albican (Gram +)
2. Klebsiella
(Gram - )
2.3. Cara Kerja
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
Siapkan cawan petri 2 buah
Masukkan media Agar Muller Hinton kedalam petri sama rata
Tunggu beberapa saat media Muller Hinton hingga mengeras
Kemudian suspensikan bakteri gram + (Candida Albican) dan gram (Klebsiella) ,

masing-masing kedalam petri dengan menggunakan catton bud


Masukkan antibiotik Cefotaxim, Nystatin, Compound sulfanamid, Tetracycline,
Methycillin kedalam petri yang berisi suspensi bakteri gram + (Candida Albican),

dengan menggunakan pinset.


Masukkan antibiotik Erytromycin,Ampicilin, chlorampenicol, Ciprofloxalin dan
Trimethoprim kedalam petri yang berisi suspensi bakteri gram - (Klebsiella), dengan

menggunakan pinset.
Diamkan hingga 15 menit
Masukkan kedalam Inkubator.

2.4 Hasil
N

Antibiotik

Zona Hambat

o
1
Ciprofloxalin
31,7 mm
2
Trimethoprim
3
Ampicilin
4
chlorampenicol
34,9 mm
5
Erytromycin
35,3 mm
6
Nystatin
7
Sulphonamide
24,9 mm
8
Methycillin
27,8 mm
9
Tetracycline
31,9 mm
10
Cefotaxim
22,8 mm
Nb : (-) Tidak memberikan zona hambat
Keterangan :
R : Resisten
I : Intermediet (kurang sensitif)
S : Sensitif

Suspensi
Bakteri

Sensitivity
Test

Klebsiella
Klebsiella
Klebsiella
Klebsiella
Klebsiella
Candida . A
Candida . A
Candida . A
Candida . A
Candida . A

S
S
S
S
S
S
S

2.6 Pembahasan
Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman
atau juga untuk prevensis infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara
provilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan,
juga sebelum cabut gigi.
Jumlah antibiotika yang beredar dipasaran sekarang ini semakin banyak
macamnya dan melonjak tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Oleh karena itu antibiotika dalam penggunaannya membutuhkan waktu yang
lama baik dalam penyimpanan dan peredarannya. Hal ini dapat menyebabkan
potensi dari antibiotika menurun dan bahkan bisa hilang.
Berdasarkan mekanisme aksinya, Antibiotik dibedakan menjadi lima
(5) yaitu (Bibiana. 1994)
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
Antibiotik ini adalah antibiotic yang merusak yang merusak peptidoglikan
yang menyusun dinding sel bakteri gram positif maupun gram negative,
contonya penicillin.
2. Antibiotik yang merusak membrane plasma
Membran plasma bersifat semi permiabel dan mengendalikan dari transport
berbagai metabolit kedalam dan keluar sel. Adanya gangguan atau kerusakan

struktur pada membrane plasma dapat menghambat atau merusak kemampuan


membrane plasma sebagai penghalang (barier) osmosis dan mengaggu
sejumlah proses biosintess yang diperlukan dalam membrane
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein
Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotic yang gula aminonya
bergabung dalam ikatan glikosida.Antibiotik ini memiliki spectrum luas dan
bersifat bakterisidal dengan mekanisme penghambatan pada sintesis protein.
4. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)
Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap
transkripsi dan replikasi mikroorganisme.
5. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial
Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan
adanya kompelitor berupa antimetabolit yaitu substansi yang secara kompetitis
menghambat metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip
dengan substrak normal bagi enzim metabolisme.
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan Sensitivitas Antibiotik.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan tingkat sensitivitas dari
Cefotaxim, Nystatin, Compound sulfanamid, Tetracycline, Methycillin,
Erytromycin,Ampicilin, chlorampenicol, Ciprofloxalin dan Trimethoprim
terhadap mikroba.
Hasil yang didapat pada percobaan kali ini dengan uji sensitivitas
antibiotik adalah antibiotik Ciprofloxalin, chlorampenicol, Erytromycin, dapat
dikatakan sensitif terhadap bakteri Klebsiella karena daya hambat lebih besar
dari R.S , dan antibiotik Sulphonamide, Methycillin, Tetracycline, Cefotaxim,
dapat dikatakan sensitif terhadap bakteri Candida . A karena daya hambat
lebih besar pula dari R.S.
Bakteri yang diguanakan pada uji sensitivitas antibiotik yaitu bakteri
gram + (Candida.A) dan gram (Klebsiella) dengan kedua suspensi bakteri
tersebut akan dibandingkan antibiotik dengan uji sensitivitasnya pada bakteri
gram positif dan negatif, dengan menentukan zona hambatnya pada antibiotik
tersebut. Berdasarkan hasil perbandingan bahwa antibiotik Ciprofloxalin,
chlorampenicol, Erytromycin, Sulphonamide, Methycillin, Tetracycline,
Cefotaxim dapat dikatakan sensitif karena memiliki zona hambat yang cukup
bagus dalam uji sensitivitas antibiotik karena daya hambat lebih besar dari
R.S.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:

Sasaran utama dari praktikum Sensitivitas antibiotik yang diuji ini adalah untuk
mengetahui dan memahami cara penentuan sensitivitas beberapa obat antimikroba

terhadap mikroorganisme tertentu.


Pada percobaan kali ini dengan uji Sensitivitas antibiotik adalah Antibiotik
Ciprofloxalin, chlorampenicol, Erytromycin, dapat dikatakan sensitif terhadap bakteri
Klebsiella karena daya hambat lebih besar dari R.S , dan antibiotik Sulphonamide,
Methycillin, Tetracycline, Cefotaxim, dapat dikatakan sensitif terhadap bakteri
Candida . A karena daya hambat lebih besar pula dari R.S.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Ditjen Pom., (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta,

2.

Rusli, SSi, MSi, Apt. (2011), Penuntun Praktikum Mikrobiologi Terapan .

Universitas Muslim Indonesia. Makassar


3.

Bibiana,L,W., 1994 Analisis Mikroba Dilaboratorium PT Raja Grafindo

Persada: jakarta
4.

Irianto,Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama

Widya.Bandung.
5.

Zaraswati Dwyana 2004. Mikrobiologi Dasar . Universitas Hasanuddin :

Makassar
6.

Pratiwi,T.Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta

7.

Soeharsono. 2005. Zoonosis. Penyakit menular dari hewan kemanusia ; Vol 1

dan vol 2 Kanisius: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai