Jbptunikompp GDL Amirudinni 22293 6 Bab3
Jbptunikompp GDL Amirudinni 22293 6 Bab3
BAB III
PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1
22
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
dan bank perkreditan rakyat. Pengertian bank umum Wiroso menurut dalam
bukunya yang berjudul Jual Beli Murabahah, sebagai berikut :
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan secara
konvensional dan atau berlandaskan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(2005; 2)
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis bank berdasarkan
kegiatan usahanya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bank konvensional dan bank
syariah. Pengertian bank syariah menurut Muhammad dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Bank Syariah, dijelaskan bahwa:
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Atau dengan kata lain, bank Islam adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah.
(2005; 13)
Dari pengertian diatas, bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
adalah bank yang menggunakan hukum Islam yang bersumber dari Al Quran dan
Al Hadist dalam melaksanakan kegiatan perbankannya. Melalui produk-produk
yang dihasilkan oleh bank Islam atau bank syariah dalam produk pengumpulan
dana tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan ketentan ajaran Islam. Perbedaan
utama antara kegiatan bank berdasarkan prinsip syariah dengan bank
konvensional pada dasarnya terletak pada sistem pemberian imbalan atau jasa.
23
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
Bank Konvensional
Intermediasi, Manager Investasi,
Investor, Sosial, Jasa keuangan
antiriba dan antimaysir
24
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
3.1.3
Bunga
1.
Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi harus
selalu menghasilkan keuntungan.
2.
3.
4.
5.
6.
Besarnya
persentase
berdasarkan
pada
jumlah
dana/modal yang dipinjamkan.
Bunga
dapat
mengambang/variabel,
dan
besarnya naik turun sesuai dengan
naik turunnya bunga patokan atau
kondisi ekonomi.
Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan tanpa pertimbangan
apakah usaha yang dijalankan oleh
peminjam untung atau rugi.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun keuntungan
naik berlipat ganda.
Eksistensi bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh semua
agama.
Bagi Hasil
1.
Penentuan
besarnya
rasio/nisbah bagi hasil disepakati
pada
waktu
akad
dengan
berpedoman pada kemungkinan
untung rugi.
2.
Besarnya rasio bagi hasil
didasarkan
pada
jumlah
keuntungan yang diperoleh
3.
Rasio bagi hasil tidak
berubah selama akad masih
berlaku, kecuali diubah atas
kesepakatan bersama
4.
3.1.4
kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan, giro dan deposito dengan
prinsip wadiah dan mudharabah. Sebagai pengelola investasi bank syariah
melaksanakan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan baik dengan
menggunakan prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa. Sebagai penyedia jasa
keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah melakukan kegiatan jasa
25
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
seperti wakalah, kafalah, sharf, qardh, hiwalah, rahn dan lainnya. Sebagai
pelaksana kegiatan sosial, bank syariah melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kebajikan bentuk qardhul hasan dan zakat, infak dan shadaqah.
Menurut Islamic Studies of Economics Group dalam modul Studi Intensif
Ekonomi Syariah (SIES) I, bank syariah mempunyai fungsi sebagai berikut :
26
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
dalam
mengembangkan
perekonomian
di
Indonesia
dengan
Pengertian Pembiayaan
Penyaluran dana pada bank syariah disebut dengan pembiayaan,
27
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
Fungsi Pembiayaan
Fungsi pembiayaan menurut Muhammad dalam bukunya Manajemen
28
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
juga dengan pembiayaan. Pembiayaan pada bank Syariah dapat terbagi menjadi
beberapa jenis, yang salah satunya adalah pembiayaan jual beli. Pembiayaan jual
beli terdiri dari pembiayaan murabahah, salam dan istishna. Namun pembiayaan
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah pembiayaan murabahah.
29
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
30
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
menitikberatkan terhadap pembiayaan jual beli yaitu murabahah. Pada saat ini
pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang banyak digunakan oleh
bank dalam penyaluran dana (pembiayaan), karena mudah dimplementasikan,
pendapatan bank dapat diprediksi, tidak perlu mengenal nasabah secara
mendalam, menganalogikan murabahah dengan pembiayaan konsumtif.
Murabahah didefinisikan oleh para Fuqaha yang dikutif oleh Wiroso
dalam bukunya Jual Beli Murabahah, adalah sebagai berikut;
Murabahah merupakan penjualan barang seharga biaya/ harga
pokok (cost) barang ditambah mak-up atau margin keuntungan yang
disepakati. Karakteristik Murabahah adalah bahwa penjual harus
memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan
menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost)
tersebut.
(2005; 13)
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam bukunya Pernyataan
Standar Akuntansi (PSAK) 102, adalah sebagi berikut;
Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus
mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli.
(2007; 102.1)
Beberapa alasan menurut Saeed (2004:140) mengapa transaksi murabahah
begitu dominan dalam pelaksanaan investasi perbankan syariah yang dikutif oleh
Wiroso dalam bukunya Jual-Beli Murabahah, adalah sebagai berikut;
1. Murabahah adalah mekanisme penanaman modal jangka pendek
dengan pembagian untung atau bagi hasil/ PLS (profit and loss
sharing).
2. Mark-up (keuntungan atau margin) dalam murabahah dapat
ditetapkan dengan cara yang menjamin bahwa bank mampu
31
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
3.1.9
32
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
1.
2.
3.
4.
33
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
1. Harga pokok barang adalah harga barang ditambah dengan bebanbeban lain yang dikeluarkan sehingga barang tersebut memilki nilai
ekonomis.
Masalah yang terkait dengan harga pokok barang ini adalah;
a. Pengadaan barang yang diperjualbelikan,
b. Diskon dari pemasok (supplier),
c. Pengadaan barang jika diwakilkan,
d. Nilai harga pokok (perolehan).
2. Keuntungan yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan tidak
menganiaya salah satu pihak,
3. Harga jual murabahah, yaitu harga yang disepakati yang meliputi
harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati yang
terkait dengan harga jual murabahah adalah masalah:
a. Hutang nasabah,
b. Uang muka dari nasabah,
c. Pembayan angsuran,
d. Pembayaran pelunasan lebih awal.
(2005; 60)
Dalam prinsip jual beli ini pada prinsipnya penyerahan barang dilakukan
pada saat transaksi jual beli (akad) dan pembayarannya dapat dilakukan secara
tunai atau angsuran.
3.1.10 Jenis Murabahah
Jenis Murabahah menurut Wiroso dalam bukunya Jual Beli Murabahah
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu;
34
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
Murabahah tanpa pesanan maksudnya, ada yang pesan atau tidak, ada
yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya.
Penyediaan barang tidak terpengaruh atau terkait langung dengan ada
tidaknya pembeli.
2. Murabahah berdasarkan pesanan
Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah baru akan
melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang
memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada
pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung pada
atau terkait langsung atau pembelian barang tersebut. Dasar hukum
penjualan murabahah berdasarkan pesanan adalah jenis penjualan ini dan
aturan-aturannya sah berdasarkan dasar-dasar umum penjualan secara
syariah
Islam
yang
tercantum
dalam
Al-Quran, Al-Hadits
dan
Murabahah
35
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
36
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
dengan
bank
ini
merupakan
pembiayaan
terbesar
jumlahnya
3.2
37
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
pekerjaan yang diberikan oleh Kasie administrasi maupun oleh bagian akunting di
bagian adminirtrasi yang sebelumnya diberikan terlebih dahulu pengarahan serta
penjelasan tentang apa yang akan dikerjakan. Adapun kegiatan yang penulis
kerjakan di bagian administrasi adalah:
1. Memeriksa kartu-kartu pembiayaan murabahah
2. Memeriksa kartu-kartu pembiayaan mudharaba
3. Mengidentifikasi akun-akun dalam menyusun laporan keuangan Bank
Muamalat Capem Cihampelas
4. Menggolongkan akun-akun dalam menyusun laporan keuangan Bank
Muamalat Capem Cihampelas
5. Mengikhtisarkan akun-akun dalam menyusun laporan keuangan Bank
Muamalat Capem Cihampelas
6. Memasukan data-data nasabah
7. Meng-entry dan meregister data;
8. Mengarsipkan dokumen-dokumen serta bukti-bukti transaksi.
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
Dari hasil tinjauan yang dilakukan terhadap pembiayaan murabahah pada
bagian administrasi, pada saat melaksanakan kerja praktek lapanagn. Maka
pembhasan yang akan dipaparkan adalah sebagai beikut:
3.3.1
38
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
1.
Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri
dan pembelian ii harus sah dan bebas riba
2.
39
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
3.
Harga
3.3.2
40
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
41
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
d) Trade cheking
Bagian pembiayaan (ditangani oleh A/O)
a) Analisa keuangan
b) Analisa pembiayaan
c) Analisa proyek yang dibiayai
Hasil evaluasi ini dituangkan dalam usulan pembiayaan. Selain itu dsatadata pendukung diatas dimasukan kedalam credit file, yaitu documented
file yang berfungsi sebagai sarana hubungan nasabah BMI.
3. Usulan pembiayaan
Usulan pembiayaan dan kredit file, diajukan kepada panitia untuk
mendapat pertimbangan dan persetujuan atas pembiayaan yang diajukan
4. Panitia pembiayaan dan keputusannya
Usulan pembiayaan yang telah diterima panitis pembiayaan, kemudian
dilakukan pertimbangan dari segi aspek resiko bank, usaha yang dibiayai,
dll. Setelah hal tersebut dilaksanakan, maka panitia pembiayaan
memutuskan untuk menyetujui atau tidak usulan pembiayaan tersebut.
a) Bila tidak disetujui,
A/O memberitahukan kepada nasabah, bahwa pembiayaannya
tidak disetujui
b) Bila disetujui,
A/O membuat surat persetujuan prinsip pembiayaan murabahah
(yang telah ditanda tangani oleh direksi BMI)
5. Bagian pembiayaan (AO)
42
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek
43
Bab III Pelaksanaan Kerja Praktek