ABSTRAK Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki populasi itik terbesar di dunia dan bisnis itik
pedaging dewasa ini mulai beranjak naik . Selama periode 2005-2009, produksi daging itik meningkat
hingga 50% dengan laju pertumbuhan 12,5%/tahun . Tujuan tulisan ini adalah untuk memaparkan
beberapa temuan dan pemikiran tentang pengembangan inseminasi buatan (IB) dalam upaya
meningkatkan produktivitas itik hibrida serati untuk mendukung program penyediaan daging
nasional . Daging itik yang beredar di pasaran umumnya bersumber dari itik betina yang tidak produktif
atau afkir, itik jantan muda, dan itik serati . Itik serati yang merupakan persilangan antara entok jantan
(Cairina moschata) dan itik betina (Anas platyrhynchos) merupakan sumber daging yang potensial .
Pembentukan itik hibrida serati merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi dan
kualitas daging itik di Indonesia . Itik serati memiliki pertumbuhan cepat, bobot akhir yang seragam
antara jantan dan betina dengan daging dada yang lembut, besar, dan kandungan lemak rendah . Namun,
pengembangan itik serati oleh petani mengalami kesulitan karena rendahnya fertilitas hasil perkawinan
alami antara entok jantan dan itik betina, akibat perbedaan karakter fisik antara kedua jenis itik
tersebut . Perkawinan alami antara entok jantan dan itik betina hanya menghasilkan fertilitas 2030%, sedangkan penerapan teknologi IB menghasilkan fertilitas 76-85% . Hal ini menunjukkan
bahwa teknologi IB mampu meningkatkan fertilitas dalam pembentukan itik hibrida serati dibandingkan dengan kawin alami . Arah pengembangan itik hibrida serati dengan teknologi IB ke depan
difokuskan kepada dua sasaran yang saling terkait, yaitu pengembangan iptek dan komersialisasi .
Untuk itu perlu strategi antara lain perbaikan mutu genetik bibit induk itik serati, sosialisasi teknologi
IB kepada petani dan pembentukan penangkar bibit yang profesional di sentra produksi itik potong .
Untuk mengembangkan itik serati melalui IB pemerintah perlu menyediakan modal, invensi, dan
inovasi teknologi agar pengembangan itik hibrida serati ini dapat berjalan lancar dan lebih cepat .
Kata kunci : Itik serati, fertilitas, daging itik, inseminasi buatan
"Naskah disarikan dari bahan Orasi Profesor Riset yang disampaikan pada tanggal 11 Oktober 2011 di
Bogor.
71
109
ABSTRACT
Technology of Artificial Insemination to Increase Productivity of Hybrid Mule Duck
for Meat Production
Indonesia is one of the largest duck population in the world and recently. duck meat busines has been
increasing . During the period of 2005-2009 duck meat production increased up to 50% with the
average of 12.5% per year. The objective of this paper is to describe some research findings on the
development of artificial insemination (Al) to increase the productivity of mule duck in supporting
national meat supply program . Currently, duck meat available in the n rket generally come from the
spent layer ducks, young male ducks, and mule ducks . Mule duck is a crossing between muscovv
(Cairina moschata) and common duck (Anas platyrhynchos) . This is considered to be potential meat
producer. Production of hybrid mule duck is one of the alternative ways to increase duck meat
production and quality in Indonesia . Mule duck has faster growth, uniform weight between male and
female, and the brest muscle are soft, big, and low fat content . However, farmers have difficulties to
develope this duck due to low fertility obtained from natural mating . This because of the physical
characteristic differences between the two breeds . Fertility rate obtained from natural mating was only
20-30%, while application of AI technology could increase fertility up to 76-85% . This indicates that
AI technology has capability to improve fertility rate in the production of mule duck compared to
natural mating. The development of mule duck using AI technology will be focused on two major
targets, for science and technology and for commercials. The strategic for mule duck development
consists of genetic improvement of parent stock, socialization of AI technology to the farmers, and
improve profesional breeder at the central areas of duck meat production . To develop mule duck
using Al technique, the government should be responsible to provide capital, invention and innovation
technologies so that the development of hybrid mule duck can be faster.
Keywords : Mule ducks, fertility, duck meat, artificial insemination
PENDAHULUAN
Populasi itik dunia pada tahun 2009 tercatat 1,07 miliar ekor dan 75% di antaranya
terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara
(FAOSTAT 2009) . Di Indonesia, tambahan
populasi itik dalam tiga tahun terakhir
mencapai 11 juta ekor (Ditjennak 2010)
sehingga Indonesia termasuk negara
terbesar keempat yang memiliki populasi
itik tertinggi di dunia setelah China,
Vietnam, dan India (FAOSTAT 2009) .
Jumlah rumah tangga yang terlibat
dalam usaha peternakan itik di Indonesia
dewasa ini hanya 285 .000 atau 6,34% dari
total rumah tangga peternak (Ditjennak
2010) . Itik umumnya dipelihara sebagai
penghasil telur dan hanya sebagian kecil
sebagai penghasil daging .
1 10
et al.
2003) .
nasional .
et al.
2010) .
Anas
Cairina, suku
al.
11 1
1 12
PROSPEK PENGEMBANGAN
ITIK HIBRIDA SERATI
Keunggulan
1 13
Peluang
Perkembangan IB pada Itik
114
Penampungan Semen
1 15
1 16
Pembekuan Semen
Proses Inseminasi
Dosis Inseminasi
1 17
Strategi Pengembangan
1 18
Implikasi Kebijakan
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1 19
1 20
121
1 22
1 23