LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Suku
Jenis Kelamin
Agama
Tgl penerimaan
II.
: Ny. SA
: 52 tahun
: Jawa
: Perempuan
: Islam
: 19 Agustus 2016
Rumah Sakit
: Bahteramas
Rekam Medik
: 47 97 25
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penglihatan mata kanan menurun sejak 1 tahun yang
lalu
Anamnesis terpimpin :
Pasien datang ke poli mata RSUB dengan keluhan penglihatan menurun
pada mata kanan sejak 1 tahun yang lalu dan perlahan semakin memberat
dalam 2 bulan terakhir. Pasien mengatakan penglihatannya seperti terhalang
asap putih dan terasa silau apabila melihat sumber cahaya. Gejala dirasakan
terus menerus dan tidak pernah membaik. Selain keluhan tersebut, tidak ada
keluhan lain seperti mata merah, berair, mengeluarkan sekret, mual/muntah
dan nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu:
III.
Tanda Vital
TD: 160/90 mmHg
Pernapasan: 20x/menit
Nadi: 68 x/menit
Suhu: 36,6 oC
Pemeriksaan Oftalmologi
A. Inspeksi
IV.
No
Pemeriksaan
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Palpebra
App. Lakrimalis
Silia
Konjungtiva
Bola mata
Mekanisme
7.
8.
muscular
Kornea
Bilik
9.
10.
depan
Iris
Pupil
OD
OS
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Normal
Hiperemis (-)
Menonjol (-)
Edema (-)
Lakrimasi (-)
Normal
Hiperemis (-)
Menonjol (-)
Jernih
mata Normal
Jernih
Normal
RC (+)
Keruh
Lensa
RC (+)
Jernih
B. Palpasi
No.
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan
Tensi Okuler
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Glandula periaurikuler
C. Tonometri
OD
Tn
(-)
(-)
(-)
OS
Tn
(-)
(-)
(-)
: 25,3
D. Visus : VOD= 1/300
VOS = 6/6
E. Penyinaran Oblik
Pemeriksaan
Konjungtiva
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil
OD
Hiperemis (-)
Jernih
Kesan normal
Coklat, kripte (+)
Bulat,
sentral,
OS
Hiperemis (-)
Jernih
Kesan normal
Coklat, kripte (+)
Bulat,
sentral,
(+)
Keruh
Funduskopi
Laboratorium
Colour Sense
Tes Konfrontasi
Slit Lamp
RC (+)
Pseudofakia
:
:
:
:
:
V. Resume
Pasien Perempuan, 57 tahun, pekerjaan petani, datang dengan keluhan penglihatan
menurun pada mata kanan sejak 1 tahun yang lalu dan perlahan semakin
memberat dalam 2 bulan terakhir. Pasien mengatakan penglihatannya terhalang
asap putih dan terasa silau apabila melihat sumber cahaya. Gejala dirasakan terus
menerus dan tidak pernah membaik. Selain keluhan tersebut, tidak ada keluhan
lain seperti mata merah, berair, mengeluarkan sekret dan nyeri. Riwayat keluhan
yang sama dirasakan pasien pada mata sebelah kiri dan 1 tahun lalu telah
menjalani operasi dan pemasangan lensa dalam mata. Riwayat penyakit lain yang
signifikan tidak ditemukan. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/90
mmHg. Pemeriksaan oftalmologi Oculi Dextra didapatkan kekeruhan berwarna
putih pada seluruh lensa, iris shadow (-). VOD= 1/300, TOD 25,3. Nilai
laboratorium GDS 112 mg/dl.
VI.
Diagnosis
Penatalaksanaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat
disembuhkan. Asal kata katarak berasal dari bahasa Yunani katarraktes/air terjun.
Definisi menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang
menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia,
namun dapat juga terjadi pada anak-anak yang lahir dalam kondisi tersebut.
Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi, atau penyakit lainnya.
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia diatas 50 tahun. 1,2,3
B. Katarak Menurut Usia
1. Katarak Kongenital
Katarak Kongenital katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Kekeruhan sebagian pada lensa
yang sudah didapatkan pada waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang
sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung
pada saat mana terjadi gangguan pada kehidupan janin.1,2
2. Katarak Juvenil
Katarak juvenil adalah katarak yang lunak dan terdapat pada orang muda, yang
mulai terbentuknya pada usia lebih dari 1 tahun dan kurang dari 50 tahun.
Merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir yaitu kekeruhan
lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa
sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai
soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala
penyakit keturunan lain. Pembedahan dilakukan bila kataraknya diperkirakan
akan menimbulkan ambliopia.1,2
Tindakan untuk memperbaiki
tajam
penglihatan
ialah
pembedahan.
dimana
mata
akan
menjadi
miopik.
Kecembungan
ini
akan
mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata depan akan lebih
sempit.
Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit glaukoma. Uji
bayangan iris pada keadaan ini positif.
3. Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan
berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan
mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa
berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila
dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.
4. Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut dan
berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks, nukleus
lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan
mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan
gambaran pseudopositif.
Visus
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
6/6
(6/6 1/60)
(1/300-1/~)
(1/3001/~)
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan Lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Bilik Mata
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow Test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopositif
Penyulit
Glaukoma
Uveitis +
Depan
Sudut Bilik
Mata
Glaukoma
Tabel 2. Perbedaan derajat kekeruhan katarak1,2
D. GEJALA KLINIS
Selain dari itu, terdapat juga teori free radical, dimana free radical
terbentuk jika terjadi reaksi intermediate reaktif kuat. Free radical mengakibatkan
degenerasi molekul normal, dan dapat dinetralisir oleh vitamin E dan antioksidan.
Teori Across-Link dari para ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan asam
nukleat dan molekul protein sehingga terjadi gangguan fungsi.1
F. DIAGNOSIS
Diagnosa katarak dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya
penyakit-penyakit yang menyertai. Penyakit seperti Diabetes Mellitus dapat
menyebabkan perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini dan
bisa dikontrol sebelum operasi.4,7
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk
mengetahui kemampuan melihat pasien. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur
intraokuler dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis
penglihatannya.
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas
lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris,
bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran
lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil,
posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subluksasi
lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan
metabolik, atau katarak hipermatur. Kemudian lakukan pemeriksaan shadow test
untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan
oftalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas bagian belakang
harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan
penglihatan.3
G. PENATALAKSANAAN
Satu-satunya terapi katarak adalah tindakan bedah. Indikasi operasi
katarak secara umum adalah untuk rehabilitasi visus, mencegah dan mengatasi
komplikasi medis. Saat ini terapi bedah katarak sudah mengalami banyak
perkembangan.2,8
Dahulu bedah katarak dilakukan dengan teknologi yang disebut ECCE dan
ICCE masih memerlukan sayatan lebar untuk mengeluarkan lensa secara utuh,
sehingga pasien pun harus mendapatkan jahitan yang cukup banyak pada matanya
yang mengakibatkan proses pemulihan matanya menjadi lama. Sekarang dengan
teknologi fakoemulsifikasi sayatan pada mata menjadi sangat kecil dan seringkali
tidak memerlukan jahitan.2,6
I.
dewasa
muda
serta
katarak
traumatik
dengan
ruptur
kapsul.
Morgagni.
Metode Ekstraksi ekstra kapsuler (ECCE), yang saat ini masih sering
dipakai juga memerlukan insisi limbus superior. Bagian anterior kapsul
dipotong atau diangkat, nukleus diekstraksi dan korteks lensa dinuang dari
mata dengan irigasi dengan atau tanpa aspirasi, sehingga meninggalkan kapsul
posterior. ECCE diindikasikan untuk operasi katarak yang diiringi dengan
pemasangan IOL atau penambahan kacamata baca, terjadinya perlengketan
luas antara iris dan lensa, ablasi atau prolaps badan kaca. Kontraidikasi ECCE
III.
IV.
10
untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui incisi limbus yang kecil (25mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka operasi dan keluhan mata
merah tidak lama.
Setelah operasi, semua pasien membutuhkan koreksi kekuatan
tambahan untuk memfokuskan benda dekat dibandingkan untuk melihat jauh.
Akomodasi hilang dengan diangkatnya lensa. Kekuatan yang hilang pada
sistem optik mata tersebut harus digantikan oleh kacamata afakia yang tebal,
lensa kontak yang tipis atau implantasi lensa plastik (IOL) di dalam bola mata.
Metod
e
ICCE
Indikasi
Zonula lemah
Keuntungan
Phaco
Kerugian
Peralatan yang
dibutuhkan paling
vitreous (20%).
Astigmatisme.
Rehabilitasi visual terhambat.
IOL di COA atau dijahit di
posterior.
Astigmatisme.
Rehabilitasi visual terhambat.
sedikit.
Baik untuk endotel
kornea.
IOL di COP.
Sebagian besar
Rehabilitasi visual cepat. Peralatan / instrumen mahal.
Pelatihan lama.
katarak kecuali
Ultrasound dapat
katarak
mempengaruhi endotel
Morgagni dan
kornea.
trauma.
Tabel 3. Keuntungan dan Kerugian Operasi Katarak
lain. Dengan sebuah IOL kacamata baca dan kacamata untuk melihat dekat
biasanya tetap dibutuhkan dan umumnya dibutuhkan kacamata tipis untuk
penglihatan jauh.9
Kontraindikasi implantasi IOL antara lain adalah pasien menolak,
uveitis berulang, retinopati diabetik progresif, rubeosis iridis dan
glaukoma neovaskuler.9 Tentunya setiap tindakan operasi memiliki resiko,
yang paling buruk adalah hilangnya penglihatan secara permanen. Setelah
dilakukan operasi masih mungkin muncul masalah pada mata, sehingga
diperlukan kontrol post operasi yang teratur.8
KOMPLIKASI OPERASI
Infeksi, endoftalmitis
Disfotopsia
Perdarahan
Dislokasi IOL
Cystoid macular oedema
Kekeruhan pada kapsul lensa
Edema kornea
Ablasio retina
Rupture kapsul lensa
Fibrosis dan kontraksi kapsul
Ablasio retina
Ptosis
Tabel 4. Komplikasi Operasi Katarak8
H. PROGNOSIS
Sedangkan pada katarak senilis jika katarak dapat dengan cepat terdeteksi
serta mendapatkan pengobatan dan pembedahan katarak yang tepat maka
penderita dapat melihat kembali dengan baik.
12
BAB III
DISKUSI KASUS
Pasien Perempuan, 57 tahun, datang dengan keluhan penglihatan menurun
pada mata kanan sejak 1 tahun yang lalu dan perlahan semakin memberat
dalam 2 bulan terakhir. Pasien mengatakan penglihatannya terhalang asap
putih dan terasa silau apabila melihat sumber cahaya. Gejala dirasakan terus
menerus dan tidak pernah membaik. Selain keluhan tersebut, tidak ada
keluhan lain seperti mata merah, berair, mengeluarkan sekret dan nyeri.
Riwayat keluhan yang sama dirasakan pasien pada mata sebelah kiri dan 1
tahun lalu telah menjalani operasi dan pemasangan lensa dalam mata. Riwayat
penyakit lain yang signifikan tidak ditemukan. Pada pemeriksaan didapatkan
tekanan darah 160/90 mmHg. Pemeriksaan oftalmologi Oculi Dextra
didapatkan kekeruhan berwarna putih pada seluruh lensa, iris shadow (-).
VOD= 1/300, TOD 25,3. Nilai laboratorium GDS 112 mg/dl.
Berdasarkan hasil anamnesis pasien mengeluh penurunan penglihatan secara
perlahan mengarahkan pada penyakit katarak, glaukoma, atau retinopati.
Gejala seperti tertutup asap/kabut pada mata kanan dan tidak ditemui keluhan
lain seperti nyeri, serta ditambah dengan adanya kekeruhan lensa pada
13
diberi
obat
berupa
antibiotik
14
sistemik,
analgesik,
serta
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007.
Hlm 172-3, 199, 200-13
2. Lang GK. Ophtalmology A Short Textbook. New York :Thieme stutrgart,
2000.
3. World Health Organization. Health Topics: Cataracts. Available at:
http://who.int/topics/cataracts/en/
4. Bashour M, Roy H. Congenital Cataract. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1210837-clinical#showall. Updated on:
7 August 2012.
5. Ocampo VVD, Roy H. Senile Cataract. Available
at: http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview. Updated on: 22 January
2013.
6. Tanto C,dkk. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ke-4. Jakarta: Media
Aesculapius. 2014
7. Butterwick R. Cataract and Your Eyes. Available at:
http://www.webmd.com/eye-health/cataracts/health-cataracts-eyes. Updated
on: 5 July 2012.
8. Kanski J J. Clinical Ophtalmology, A Systemic Approach, second edition.
Oxford: Butterworth-Heinemann, 2014, 234-251.
9. Cataract Surgery. Available at: http://www.webmd.com/eyehealth/cataracts/extracapsular-surgery-for-cataracts. Updated on: 24 August 2011.
15