FGHFG PDF
FGHFG PDF
id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Telah dipertahankan di hadapan Tim Dosen Penguji pada hari Jumat, tanggal 30
Juli 2010:
1. Wijang Wisnu Raharjo, Ir.,MT.
NIP. 19681004 199903 1 002
:..
:..
:..
Mengetahui,
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
PERSEMBAHAN
GEMAPALA
Kawan-kawan semua
Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK ........................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR NOTASI ...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1.1. Latar Belakang...................................................................................
1.2. Perumusan Masalah...........................................................................
1.3. Batasan Masalah ................................................................................
1.4. Tujuan Penelitian...............................................................................
1.5. Manfaat Penelitian.............................................................................
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................
2.1. Studi Penelitian Terdahulu ................................................................
2.2. Dasar Teori ........................................................................................
2.2.1. Komposit ......... ....................................................................
2.2.2. core ......... .............................................................................
2.2.3. Serat .....................................................................................
2.2.4. Matrik / Pengikat ......... ........................................................
2.2.5. Kanji ......... ...........................................................................
2.2.6. Ikatan Antar Material ...........................................................
2.2.7. Sifat Tarik Komposit ......... ..................................................
2.2.8. Densitas Komposit ...............................................................
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................
3.1. Bahan Penelitian ...............................................................................
3.2. Alat Penelitian ..................................................................................
3.3. Pelaksanaan Penelitian .....................................................................
3.4. Uji Tarik ...........................................................................................
3.5. Uji Densitas .......................................................................................
3.6. Tabel Proses Pembuatan Panel Komposit ........................................
3.7. Alur Penelitian ..................................................................................
BAB IV HASIL DAN ANALISA. ....................................................................
4.1. Pengujian Tarik Komposit ...............................................................
4.1.1. Kekuatan Tarik Komposit .......................................................
4.1.2. Regangan Tarik Komposit ......... .............................................
4.1.3. Modulus Tarik Komposit ........................................................
4.1.4. Pengamatan Permukaan Patah Uji Tarik ......... .......................
4.2. Densitas Komposit...................................... ......................................
BAB V KESIMPULAN.....................................................................................
5.1. Kesimpulan........................................................................................
5.2. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
commit to user
LAMPIRAN.......................................................................................................
vii
iv
vi
vii
viii
ix
x
xi
1
1
2
3
3
3
4
4
5
5
6
6
7
8
8
9
11
12
12
12
13
13
14
14
15
16
16
16
17
18
19
21
23
23
23
24
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
commit to user
viii
14
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
commit to user
ix
9
10
12
13
15
16
17
17
18
19
20
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI
P
l
w
t
A
m
L
L
c
E
c
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
commit to user
xi
27
28
29
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kata kunci : komposit, koran bekas, sifat tarik, densitas, foto makro.
commit to user
iv
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
pengaruhnya terhadap
lingkungan. Salah satu contoh adalah kualitas udara yang semakin menurun akibat
pesatnya pertumbuhan industri dan otomotif. Keadaan semakin buruk dengan
adanya penebangan pohon atau penggundulan hutan untuk mencukupi kebutuhan
kayu yang semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan kebutuhan kayu di
Indonesia yang setiap tahunnya defisit 45 juta meter kubik (Priyono, 2003). Saat
ini sudah cukup banyak penelitian tentang panel komposit sebagai material
pengganti kayu, tetapi panel komposit ini masih banyak tergantung pada kayu itu
sendiri sebagai material pengisi (filler). Pemanfaatan kertas koran bekas dengan
pengikat tepung kanji merupakan solusi kreatif sebagai material komposit
pengganti kayu.
Semakin meningkatnya peredaran media masa dengan segala daya tariknya
akan meningkatkan minat baca masyarakat. Salah satu media baca yang populer
yaitu koran. Pada tahun 2006 terdapat 270 penerbit pers nasional dengan
kebutuhan kertas sekitar 13.047.895 eksemplar per hari. Jawa pos memproduksi
surat kabar sekitar 0,9 juta eksemplar per hari dengan jumlah kebutuhan 1.332,5
ton kertas per tahun (Irawan,2006). Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk
memanfaatkan koran bekas menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis
lebih.
commit to user
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Koran bekas dapat dihancurkan dengan air, kemudian dengan pengikat air
atau zat pengikat lain dapat dijadikan panel komposit. Pemakaian koran bekas
sebagai
mudah didapat dan harganya murah. Kertas koran merupakan jenis serat alam
sehingga penggunaannya tentu ramah terhadap lingkungan dan tidak berbahaya.
Material kertas koran mampu didaur ulang dan merupakan bahan organik yang
dapat diuraikan oleh alam.
Serat alam mempunyai beberapa keunggulan. Serat alam mampu meredam
suara, isolasi temperatur, memiliki densitas rendah dan kemampuan mekanik
tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri (Felix, dkk.1991; Karnani,
dkk. 1997 dan Raharjo, 2002). Meskipun dapat menggantikan peran serat buatan
tetapi jika ditinjau dari segi kekuatan dan rekayasa serat alam masih tertinggal.
Oleh karena itu komposit serat alam dapat diterapkan pada struktur yang tidak
memerlukan kekuatan tinggi. Meskipun begitu komposit ini pasti tidak akan lepas
dari beban tarik.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan penelitian untuk
mendapatkan data sifat tarik dari panel komposit kertas koran. Dari penelitian ini
akan diperoleh sifat tarik yang optimal pada variasi kandungan lem kanji. Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat berguna secara aplikatif di lapangan.
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
macam produk, seperti makanan, bahan perekat kertas / lem , konveksi dan
farmasi. Kanji yang sudah dijadikan lem akan berubah dalam bentuk gel. Gel
adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Penggunaan kanji
sendiri mempunyai beberapa karaketristik yang baik antara lain; viskositas rekat
tinggi, kejernihan tinggi, dan stabilitas pembekuan tinggi (Aris, 2007).
Arofah (2008) meneliti karakteristik pada core sampah kota. Nilai
densitas, kekuatan tarik, kekuatan desak, dan kekuatan geser komposit naik
seiring dengan bertambahnya tekanan pengepresan komposit. Pada pengamatan
foto SEM menunjukkan bahwa semakin meningkat tekanan pengepresan maka
ikatan antar materialnya juga semakin meningkat.
Komposit
Komposit dapat didefinisikan gabungan dua bahan atau lebih yang berbeda
dalam bentuk atau komposisi bahan yang masing-masing tidak larut satu sama
lain
sehingga bisa dibedakan secara visual. Penggabungan bahan dilakukan secara fisis
dan mekanis, serta dapat dipisahkan secara fisis dan mekanis pula.
Penggabungan material yang berbeda bertujuan untuk menemukan material
baru yang mempunyai sifat antara (intermediate) material penyusunnya yang tidak
akan diperoleh jika material penyusunnya berdiri sendiri. Sifat material hasil
penggabungan ini diharapkan saling memperbaiki kelemahan dan kekurangan
material penyusunnya. Sifat-sifat yang dapat diperbaiki : kekuatan, kekakuan,
ketahanan bending, berat jenis, pengaruh terhadap temperatur, isolasi termal, dan
isolasi akustik (Jones, 1975).
Karakteristik dan sifat komposit dipengaruhi oleh material penyusunnya,,
susunan struktur dan interaksi antar unsur-unsur penyusunnya. Interaksi antar
unsur penyusun komposit, yaitu serat dan matrik sangat berpengaruh terhadap
kekuatan ikatan antarmuka (interfacial strength) (Gibson, 1994). Kekuatan ikatan
antar muka (interfacial strength) yang optimal antara matrik dan serat merupakan
aspek yang penting dalam penunjukan sifat-sifat mekanik komposit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6
digilib.uns.ac.id
2.2.2
Core
Core merupakan penyusun komposit sandwich yang terletak diantara skin.
2.2.3
Serat
Salah satu unsur penyusun bahan komposit adalah serat. Serat inilah yang
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelapa, ijuk, nanas, serat kenaf serta juga termasuk serat kayu dan kertas.
Sedangkan serat sintetis yang sering digunakan manusia seperti rayon, polyester,
akril, dan nilon (Schwartz,1984).
Serat alam (natural fiber) sebagian besar mengandung selulosa. Keunggulan
yang dimiliki serat alam apabila dibandingkan dengan serat anorganik adalah :
berat jenis rendah, kekuatan dan modulus tinggi, dapat diperbaiki dan biaya untuk
memperolehnya murah (George, dkk, 2001). Serat alam diperoleh dari tanaman
serat yang banyak sekali terdapat di daerah tropis. Sehingga peluang
pengembangan komposit serat alam terbuka lebar dan merupakan sumber yang
potensial untuk pengembangan agro industri .
2.2.4
Matrik / Pengikat
Gibson (1994) mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa
berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik secara umum
berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit. Matrik memiliki
fungsi :
a. Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur
b. Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan
c. Mentransfer dan mendistribusikan beban ke filler.
d. Menyumbangkan beberapa sifat seperti, kekakuan, ketangguhan dan tahanan
listrik.
Berdasarkan bahan penyusunnya matrik terbagi atas matrik organik dan
anorganik. Matrik organik terbentuk dari bahan bahan organik yang diproses
dengan cara sintesis. Matrik commit
organikto user
banyak digunakan karena proses
perpustakaan.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
pembentukan menjadi komposit cepat dan sederhana dengan biaya yang murah.
Salah satu matrik organik konvensional yang banyak digunakan adalah resin
polyester. Beberapa jenis matrik anorganik proses pembentukan menjadi komposit
sangat lama dan komplek dengan biaya yang mahal, diantaranya adalah matrik
logam dan matrik keramik. Meskipun demikian, sifat mekaniknya lebih baik
dibanding matrik organik. Sebagai alternatif banyak digunakan matrik yang lebih
ramah terhadap lingkungan (Gibson,1994).
Berdasarkan sifatnya, terdapat dua jenis matrik
digunakan sebagai unsur penyusun komposit serat, yaitu matrik termoset dan
termoplastik. Matrik termoset bersifat tidak mencair pada suhu tinggi dan bersifat
lebih stabil serta tidak mampu balik (irreversible). Matrik termoplastik dapat
mencair apabila mengalami pemanasan dan akan mengeras kembali setelah
didinginkan (Gibson,1994).
2.2.5
Kanji
Tepung tapioka di pasaran sering dikenal dengan nama tepung kanji
merupakan tepung yang terbuat dari ubi kayu / singkong. Pembuatan tepung kanji
dilakukan dengan cara memarut singkong kemudian diperas, dicuci, diendapkan,
diambil sari patinya, lalu dijemur / dikeringkan. Sifat tepung kanji apabila
dicampur dengan air panas akan menjadi liat / seperti lem (KumpulBlogger,2009).
2.2.6
Hal itu menyebabkan munculnya daerah perbatasan antara serat dan matrik seperti
ditampilkan pada gambar 2.3. Daerah pencampuran antara serat dan matrik
disebut dengan daerah interphase (bonding agent), sedangkan batas pencampuran
antara serat dan matrik disebut interface ( George, 2005).
Ikatan antarmuka (interface bonding) yang optimal antara matrik dan serat
merupakan aspek yang penting dalam penunjukan sifat-sifat mekanik komposit.
Transfer beban/tegangan diantara dua fase yang berbeda ditentukan oleh derajat
adhesi. George, dkk (2005) mengungkapkan bahwa adhesi yang kuat diantara
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
permukaan antara matrik dan serat diperlukan untuk efektifnya perpindahan dan
distribusi beban melalui ikatan permukaan.
Pada komposit kegagalan yang sering terjadi adalah debonding.
Debonding merupakan mekanisme lepasnya ikatan interface antar material
penyusun komposit saat terjadi pembebanan dan terkelupasnya serat dari matriks.
Hal ini disebabkan ikatan antar muka (interfacial bonding) yang lemah antara
serat dan matriks. Kondisi ikatan antar serat dan matrik yang lemah apabila diberi
beban tarik, ikatan antara serat dan matrik mudah terlepas atau mengalami
debonding sebelum dapat mendistribusikan beban pada core secara sempurna dan
mengurangi performa komposit secara keseluruhan. Oleh sebab itu diperlukan
adhesi yang kuat pada permukaan
Gambar 2.1. Debonding pada Fiber Reinforced Plastic (FRP) ( Niu, 2001)
2.2.7
tersebut akan melawan regangan tersebut sampai pada suatu tingkat tertentu.
Gambar 2.1 melukiskan gaya P yang menarik spesimen, sebagai akibat adanya
gaya P, di dalam spesimen timbul tegangan-tegangan tarik yang besarnya sama
to membesar
user
dengan gaya P, tetapi tegangan commit
ini dapat
sedemikian rupa sehingga
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
P
Gambar 2.2. Skema pengujian tarik material (ASTM D-1037)
Uji tarik yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada standar ASTM
D-1037. Dari pengujian tarik akan diperoleh data berupa beban maksimum yang
dapat ditahan komposit sebelum patah dan pertambahan panjang. Dari data-data
tersebut dapat dicari nilai kekuatan tarik (tegangan). Besarnya nilai kekuatan tarik
komposit dapat dihitung dengan persamaan:
c
dimana:
P
A
.......................................................................... (1)
MPa
P = beban maksimum,
mm2
dimana:
L
L
.......................................................................... (2)
= regangan
= pertambahan panjang,
mm
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimana:
2.2.8
......................................................................... (3)
E
= Modulus elastisitas,
MPa
MPa
= Regangan
Densitas komposit
Sesuai dengan ASTM D-1037 untuk panel komposit, pengukuran densitas
dilakukan dengan mencari berat kering, yaitu menimbang spesimen pada kondisi
kering, kemudian dilakukan pengukuran panjang, lebar dan tebal spesimen.
Pengukuran densitas dilakukan untuk mengetahui kerapatan panel komposit.
Densitas dapat dirumuskan sebagai berikut :
dimana :
m
lxwxt
.......................................................................(4)
= densitas komposit
kg/m3
= masa komposit
kg
= panjang
= lebar
= tebal
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Cetakan
b. Dongkrak hidrolik
d. Oven
c. Timbangan digital
e. UTM
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit toSpesimen
user
Gambar 3.2. Dimensi
Uji Tarik (mm)
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel tetap
Variabel peubah
penelitian
Pengaruh
Pengujian /
acuan
- Tekanan =
kandungan lem
4,5 MPa
kanji terhadap
- Komposisi
- variasi
- Uji Tarik
kandungan lem
(ASTM D-
kanji 5%,
1037)
air:kertas = 4:1
10%,15%,20%
- Uji Densitas
densitas
(Wa/Wk)
(ASTM D-
koran.
1037)
komposit..
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persiapan
Menghancurkan kertas dengan air, kemudian mencampur dengan lem kanji.
Perbandingan air:kertas adalah 4:1. Variasi kandungan lem kanji adalah 5%,
10%, 15%, dan 20% dari berat kertas koran kering.
Uji tarik
Uji densitas
Analisa data
kesimpulan
Selesai
Gambar 3.3. Diagram alir penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Pengujian Tarik Komposit
4.1.1 Kekuatan Tarik Komposit
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0
10
15
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
pengikat polystyrene (S-P) memiliki kekuatan tarik 0,34 MPa. Nilai tersebut lebih
kecil dibandingkan dengan panel core kertas koran bekas tanpa kandungan lem kanji.
panel core styrofoam brand (SB) memiliki kekuatan tarik 0,59 MPa (The Dow
chemical company, 2000).
2
Kekuatan Tarik (MPa)
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0%
5%
10%
15%
20%
S-P
SB
Variabel Pembanding
Gambar 4.2 Grafik pembanding kekuatan tarik panel core koran bekas-core lain
0,0025
0,002
0,0015
0,001
0,0005
0
0
10
15
commit to user
Gambar 4.3 Kurva hubungan regangan tarik komposit-kandungan kanji
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0
10
15
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
5%
0%
50 mm
Permukaan patah benda uji rata-rata terdapat di daerah panjang ukur (gage
length). Hal tersebut disebabkan distribusi komposisi penyusun komposit homogen,
dan distribusi gaya tersebar merata. Pada komposit dengan kandungan lem kanji 20%
mempunyai kekuatan tarik lebih besar, karena mengandung jumlah pengikat yang
paling banyak sehingga ikatan antar partikel kertas koran juga semakin baik.
Debonding
a) Kandungan lem kanji 0%
Debonding
b) Kandungan lem kanji 5%
commit to user
10 mm
10 mm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Debonding
10 mm
Debonding
10 mm
Debonding
10 mm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
densitas (gr/cm3)
0.66
0.64
0.62
0.6
0.58
0.56
0
10
15
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari analisa hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Komposit tanpa kandungan lem kanji mempunyai nilai kekuatan tarik sebesar
0,57 MPa, nilai regangan tarik sebesar 0,0009804 mm/mm, dan nilai modulus
tarik sebesar 719,02 MPa. Komposit dengan kandungan lem kanji 20%
mempunyai
sebesar 0,0006863 mm/mm, dan nilai modulus tarik sebesar 2965,64 MPa.
2. Pada komposit hingga kandungan lem kanji 20%, semakin banyak kandungan
lem kanji menyebabkan semakin sedikit debonding yang terjadi.
3. Densitas Komposit Koran Bekas hingga kandungan lem kanji 20% naik
seiring dengan semakin banyak kandungan lem kanji. Komposit tanpa
kandungan lem kanji mempunyai nilai densitas sebesar 0,6082 gram/cm 3 .
Komposit dengan kandungan lem kanji 20% mempunyai
nilai densitas
5.2 SARAN
Untuk lebih mengembangkan pemanfaatan koran bekas, maka penulis
memberikan saran :
1. Perlu diteliti lebih lanjut tentang pengaruh penambahan skin pada komposit
koran bekas terhadap sifat mekanik dan karakteristiknya.
2. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variasi tekanan pengepresan.
commit to user
23
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Aris, 2007,Pengaruh Tekanan Pembriketan, Jenis Binder, Dan Persentasi Binder
Terhadap Karakteristik Sifat Fisik Dan Mekanik Briket Biomasa, Skripsi,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Arofah.2008.Pengaruh Variasi Tekanan Pengepresan Terhadap Sifat Mekanik
Core Sampah Kota.Skripsi S1.
ASTM D1037, 1996, Standard Test Methods for evaluating properties of Woodbase fibre and particle panel materialsm, American Society for Testing
and Material. Book of Standard Vol 4.10 Wood. West Chonshohoken, PA.
USA.
Felix, J. M dan Gatenholm, P. 1991. The Nature of Adhesion in Composites of
Modified Cellulosa Fibers and Polypropylene. Journal of Applied Polymer
Science, Vol. 42, pp. 609 620.
Gay, dkk., 2003, Composite Material, Desaign and Applications, Boca Raton:
CRC Press.
George, J., dkk.2001. A Review of interface modification and characterization of
natural fiber reinforced plastic composites. Polymer Engineering and
science, Vol 41, pp. 1471 1486.
George, J., dkk., 2005, Short Pineapple-leaf Reinforced Low-DensityPolyethylene,
Journal of Applied Polymer Scienced, Vol. 57, pp. 843-854.
Gibson, R.F., 1994, Principles of Composites Material Mechanics, ed., p.p. 115155, Mc Graw Hill Book Co., Singapore.
Irawan, B, 2006, Handout penjelasan tentang mekanisme produksi kertas, PT
Adiprima Suraprinta, Gresik.
Jones R.M, 1975. Mechanics of Composite Materials, Scripta Book Company,
Washington D.C., USA.
Karnani, R., 1997. Biofiber Reinforced Polypropylene Composites. Polymer
Engineering and Science, Vol. 37 No. 2, pp. 466 482.
Krzysik,
A.
M.;
Youngest,
J.A.
1991,
Bonding
of
airformed
wood
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user