Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
SKENARIO
Seorang laki-laki 41 tahun datang ke tempat praktik anda dengan keluhan
kencing bernanah sejak 3 hari yang lalu.

BAB II
KATA KUNCI
1. Laki-laki berusia 41 tahun
2. Kencing bernanah

BAB III
PROBLEM
1. Hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kencing bernanah?
2. Bagaimana caranya hal itu dapat terjadi?

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Batasan
Sistem urogenital pria dimulai dari ginjal, ureter, vesica urinaria (bulibuli), urethra, prostat, scrotum, dan penis. Untuk mendiagnosa penyakit yang
diderita pasien tersebut kita harus mengetahui terlebih dahulu anatomi, histologi,
dan fisiologi dari masing-masing organ sistem urogenital.
1. Ginjal
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, dan
panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan
tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan
115 sampai 155 g pada perempuan. Ginjal terletak di area yang tinggi yaitu pada
dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir.
Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak diantara otot-otot
punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki
kelenjar adrenal diatasnya.Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan
ginjal kiri. Hal ini dikarenakan pada ginjal kanan terdesak ke bawah oleh hati.
Nefron merupakan satuan fungsional ginjal yang bertugas menghasilkan
urine. Diantara tubulus ini tedapat pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat.
Tubulus ini bermuara ke dalam tubulus penampung (duktus koligens), kemudian
ke tubulus penampung besar (duktus papilaris Bellini), yang mencurahkan urine
ke dalam pelvis dan ureter melalui kaliks minor dan mayor.
Nefron terdiri atas:
a. Korpus renal
Yang bertugas menyaring substansi dari plasma. Dalam setiap korpus renal
terdiri atas 2 bagian, yaitu glomerulus di pusat dan suatu kapsula glomerulus.
b. Tubulus renal
Yang bertugas mengadakan resorpsi selektif terhadap substansi dari filtrate
glomerulus, sampai mendapatkan komposisi urine.
Tubulus renal terdiri atas:
1) Kapsula Bowman
2) Tubulus kontortus proksimal

3) Ansa Henle pars desnden, yang terletak dalam bagian piramid


medula dan berfungsi untuk mensekresi ion H dan kreatinin ke
dalam urin yang membalik dan membentuk
4) Ansa Henle
5) Ansa Henle pars asenden yang berfungsi resorpsi ion Na dan Ca,
menuju dan masuk kembali ke korteks dan melanjutkan disri sebagai
6) Tubulus kontortus distal yang dipengaruhi hormon aldosteron.
Mengabsorpsi kembali ion Ca, PO4, Na dan menyekresi ion K, H,
dan NH4, yang bagian akhirnya melurus dan membentuk.
7) Tubulus penghubung, yang berakhir dengan bermuara pada duktus
koligens.
Organ ini dibungkus oleh simpai jaringan ikal kuat tediri atas serat-serat
kolagen dan sedikit serat elastin. Pada potongan sagital telihat parenkim ginjal
terdiri atas:
a. Korteks (bagian luar), korteks ginjal terdiri atas banyak tubulus kontortus
dan badan-badan bulat yang dikenal sebagai korpus renal atau korpus
Malpighi. Korteks tidak hanya membentuk bagian luarginjal, tetapi pada
tempat-tempat tertentu menyusup diantara bagian medula danmembentuk
apa yang disebut kolom Bertini atau kolom Renal.
b. Medula (bagian dalam), yang sebagian meliputi suatu rongga, sinus renal,
yang membuka ke hilus
2. Ureter
Ureter merupakan saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal
ke kandung kemih. Sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak dalam rongga pelvis. Ureter terdiri dari 2 saluran pipa yang masing
masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria). Tebal ureter
seperti tebal bulu angsa dengan panjang sekitar 35 40 cm.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :

Dinding luar jaringan ikat ( jaringan fibrosa )


Lapisan tengah lapisan otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong


urine masuk ke dalam kndung kemih.

Terdapat beberapa kelainan pada ureter antara lain :


1. Obstruksi Ureteropelvic junction
Obstruksi Ureteropelvic junction adalah kelainan ureter yang paling umum.
Umumnya terjadi pada pria. Etiologi obstruksi ureteropelvic junction meliputi
segmen hipoplastik dari ureter.
2. Ureter yang melebar atau menyempit.
Air kemih bisa mengalir balik dari kandung kemih

ke dalam ureter yang

abnormal sehingga mudah terjadi infeksi ginjal ( pielonefritis ). Ureter yang


menyempit bisa
3. Ekstra ureter
4. Misplaced ureter
3. Vesica Urinaria
Vesica urinaria atau buli-buli merupakan suatu organ berongga yang
terletak dibelakang tulang simfisis pubis dan menempati sebagian besar rongga
pelvic. Dalam keadaan buli penuh, letaknya lebih tinggi dari tulang simpisis pubis
sehingga dapat diraba atau diperkusi dari luar. Bila isi buli melebihi kapasitas buli
over distensi, baik akut maupun kronis, maka usus akan terdorong ke atas dan
benjolan dapat terlihat dari luar. Dinding buli terdiri dari 3 lapisan otot detrusor
yang arah seratnya saling menyilang sedemikian rupa sehingga kontraksi otot-otot
tersebut menyebabkan buli mengkerut, dengan demikian terjadi pengosongan isi
rongga.
Ada tiga fungsi utama buli yaitu : sebagai reservoir urin, fungsi ekpulsi
urin, dan anti refluk. Sebagai reservoir buli-buli berkapasitas 200-400 cc. Fase
pengisian buli ditandai dengan penyesuaian volume buli-buli terhadap
peningkatan jumlah urin pada suatu tekanan yang rendah, kurang 20 cm H2O.
Dengan penuhnya volume buli-buli akan menyebabkan peregangan dinding yang
dapat merangsang reseptor sehingga otot buli berkontraksi, tekanan dalam buli
meningkat dan uretra posterior membuka. Keadaan ini dirasakan sebagai perasaan
ingin kemih, namun masih dapat diatur secara volunter oleh spingter eksterna.
Pada waktu ekpulsi tekanan buli meningkat 70-100 cm H2O. Kegagalan pada
mekanisme penyimpanan ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau
inkontinensia
4. Prostat

Kelenjar prostat adalah salah satu organgenitalia pria yang terletak di


sebelahinferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk
seperti piramidterbalik dan merupakan organ kelenjar fibromuskuler yang
mengelilingi uretra pars prostatica. Bila mengalami pembesaranorgan ini menekan
uretra pars prostatika danmenyebabkan terhambatnya aliran urinkeluar dari bulibuli.Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebalnya 2 cm dan
panjangnya 3 cm dengan lebarnya 4 cm, dan berat 20gram. Prostat
mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah
duktus ejakulatorius.
Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang
mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini
bermuara keuretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam
dalam stroma yangterutama terdiri dari otot polos yangdipisahkan oleh jaringan
ikat kolagen danserat elastis. Otot membentuk masa padatdan dibungkus oleh
kapsula yang tipis dankuat serta melekat erat pada stroma. Alveolidan tubuli
kelenjar sangat tidak teratur dansangat beragam bentuk ukurannya, alveolidan
tubuli bercabang berkali-kali dankeduanya mempunyai lumen yang lebar,lamina
basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis
atau bertingkat dan bervariasi dari silindrissampai kubus rendah tergantung pada
statusendokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasmamengandung sekret yang
berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan
biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil.
Fungsi prostat antara lain :

menghasilkan cairan air mani untuk membantu kelancaran penyaluran


sperma keluar dari penis

mengatur penyaluran air seni dan air mani.

Kontraksi otot prostat dan otot sekitarnya juga berperan dalam memompa
air mani pada saat ejakulasi.
5. Scrotum

Dibawah kulit skrotum terdapat tunica dartos, didalamnya terdapat 3


permukaan lapisan yang berasal dari dinding abdominal ketika testis turun.
Dibawahnya terdapat lapisan parietal dari tunica vaginalis. Skrotum dipisah jadi 2
oleh jaringan ikat. Skrotum tidak hanya membantu testis, tapi juga merelaksasi
atau mengkontraksi lapisan ototnya, membantu meregulasi temperature testis.
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Kedua buah
testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar
tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan
parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis
memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperature testis agar tetap stabil. Didalam tubulus seminiferus
terdapat sel-sel spermatogonia dan sel Sertoli, sedang di antara tubuli seminiferi
terdapat sel Leydig.
Sel-sel spermatogonium pada proses spermatogenesis akan menjadi sel
spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma,
sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sebagai sel interstitial testis berfungsi
dalam menghasilkan hormone testosterone. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi
di tubuli seminiferi testis akan disimpan dan mengalami pematangan/maturasi di
epididimis. Setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan
getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens.
Sel-sel itu setelah bercampur dengan cairan-cairan dari epididimis, vas deferens,
vesikula seminalis serta prostat membentuk cairan semen/mani.
6. Penis
Penis adalah organ seks utama yang letaknya di antara kedua pangkal
paha. Penis mulai dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang.
Dari pangkal ke ujung berbentuk cendawan dengan kepala penis seperti kepala
cendawan tetapi bagian ujungnya agak meruncing ke depan. Kadang-kadang
orang menyebut penis berbentuk ular di mana kepala penis menjadi kepala ular
atau mirip kepala ikan belut.
Pada saat istirahat, foto penis mengecil dan lembek sehingga kelihatan
tergantung tidak berdaya.

Tetapi pada saat terangsang, penis akan menegang

dan keras dan disebut ereksi. Ereksi yang penuh menyebabkan penis berdiri tegak

ke depan atau ke atas dengan seluruh permukaan menjadi keras seperti tongkat
atau batang yang tidak bisa dibengkokkan. Kondisi ini disebut ereksi penis yang
normal dimana ukuran penis yang mengalami ereksi penuh berarti penis tidak bisa
dibengkokkan atau ditekuk.
Bagian utama daripada penis adalah bagian erektil atau bagian yang bisa
mengecil atau melembek dan bisa membesar sampai keras. Bila dilihat dari
penampang horizontal, penis terdiri dari 3 rongga yakni 2 batang korpus
kavernosa di kiri dan kanan atas, sedangkan di tengah bawah disebut korpus
spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat yang
disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen yang padat dan di luarnya
ada jaringan yang kurang padat yang disebut fascia buck.
Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut
sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi
untuk menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang disebut arteria
helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang disebut trabekel. Selanjutnya
sinusoid

berhubungan

dengan

venula

(sistem

pembuluh

balik)

yang

mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirnya mengalirkan


darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh.

B. Jenis-jenis Penyakit yang Berhubungan


1. Gonore
Gonore merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bersifat purulen dan dapat menyerang
permukaan mukosa di tubuh manusia. Gonore disebabkan oleh gonokokus yang
ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879. Kuman ini masuk dalam kelompok
Neisseria sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan 3 spesies lainnya yaitu,
N.meningitidis, N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca. Gonore bisa menyebar
melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada
wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam
panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Pada pria,
gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.

Gejala gonorrhea pada pria lebih jelas daripada yang terdapat pada wanita.
Gejala yang dialami pria dimulai dengan rasa tidak nyaman pada saluran kencing,
yang diikuti dengan rasa sakit ketika kencing atau keluarnya cairan dari penis. Gejala
yang juga muncul adalah perasaan ingin buang air kecil terus menerus anyanganyangan, dan makin memburuk ketika penyakit ini menyebar ke bagian atas dari
uretra. Ujung penis juga menjadi kemerahan dan membengkak. Pada wanita, gejala
pertama kali timbul 7-21 hari setelah ia terinfeksi. Atau seringkali wanita yang
terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun sampai berminggu-minggu bahkan
berbulan-bulan setelah ia terinfeksi, dan baru ketahuan setelah pria pasangannya
diketahui terinfeksi kemudian ia ikut diperiksa. Gejala pada wanita biasanya ringan.
Pada beberapa kasus, gejala yang biasanya timbul pada wanita adalah:
1. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya
terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan
pasangan yang terinfeksi
5. Rasa sakit pada sendi
6. Munculnya ruam pada telapak tangan
7. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan anal seks dengan
pasangan yang terinfeksi)

Selain itu wanita akan merasa nyeri pada panggul bawah, dan dapat ditemukan
serviks yang memerah dengan erosi dan sekret mukopurulen.
Pada pemeriksaan, sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan
ditemukan gonokokus Gram-negatif, intraselular atau ekstraselular. Bahan duh
tubuh pada pria diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita
diambil dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum.

2. Klamidiasis

Chlamydiasis adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui kontak


seksual dengan orang yang terinfeksi. Chlamydia adalah salah satu penyakit
menular seksual yang paling umum (STD), lebih dari 50 juta kasus terjadi di

10

seluruh dunia dan sekitar tiga juta kasus terjadi di Amerika Serikat setiap
tahunnya. Setiap orang yang aktif secara seksual dapat terinfeksi dengan klamidia.
Paling sering, klamidia terjadi pada remaja dan dewasa muda (usia 15-24) yang
memiliki pasangan seks baru atau ganda dan yang tidak secara konsisten
menggunakan kondom atau kontrasepsi penghalang lainnya. Chlamydia menular
melalui kontak seksual. Ini termasuk penis ke vagina atau penis ke kontak rektum.
Hal ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kelahiran.
Karena sekitar 75 persen wanita dan 50 persen pria tidak memiliki gejala,
kebanyakan orang terinfeksi klamidia tidak menyadari infeksi mereka dan
mungkin tidak mencari perawatan kesehatan. Jika laki-laki memiliki gejala,
mereka mungkin termasuk uretritis (gatal dan / atau terbakar saat buang air kecil)
dan debit dari penis dalam jumlah kecil atau sedang. Jika perempuan memiliki
gejala, mereka mungkin termasuk keputihan dan nyeri buang air kecil.

BAB V
HIPOTESIS AWAL
1. Gonore
2. Klamidiasis

11

BAB VI
ANALISIS HIPOTESIS AWAL
1. Gonore
Gonore merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, bersifat purulen dan dapat menyerang
permukaan mukosa di tubuh manusia (Djuanda, 2005). Gonore disebabkan oleh
gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879. Kuman ini masuk
dalam kelompok Neisseria sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan 3 spesies
lainnya yaitu, N.meningitidis, N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca (Kimmit,
2008). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran
kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul
dan gangguan reproduksi. Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam
waktu 2-7 hari setelah terinfeksi (Daili, 2009).
Gejala gonorrhea pada pria lebih jelas daripada yang terdapat pada wanita.
Wanita seringkali hanya mengalami gejala ringan atau tidak ada sama sekali. Pada
pria gejala pertama biasanya timbul 2-7 hari setelah terjadinya kontak seksual dengan
seseorang yang mengidap penyakit ini. Gejala yang dialami pria dimulai dengan rasa
tidak nyaman pada saluran kencing, yang diikuti dengan rasa sakit ketika kencing
atau keluarnya cairan dari penis. Gejala yang juga muncul adalah perasaan ingin
buang air kecil terus menerus anyang-anyangan, dan makin memburuk ketika
penyakit ini menyebar ke bagian atas dari uretra. Ujung penis juga menjadi

12

kemerahan dan membengkak. Pada wanita, gejala pertama kali timbul 7-21 hari
setelah ia terinfeksi. Atau seringkali wanita yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala
apapun sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelah ia terinfeksi, dan
baru ketahuan setelah pria pasangannya diketahui terinfeksi kemudian ia ikut
diperiksa. Gejala pada wanita biasanya ringan. Pada beberapa kasus, gejala yang
biasanya timbul pada wanita adalah:
1. Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya
terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan
pasangan yang terinfeksi
5. Rasa sakit pada sendi
6. Munculnya ruam pada telapak tangan
7. Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan anal seks dengan
pasangan yang terinfeksi)

Selain itu wanita akan merasa nyeri pada panggul bawah, dan dapat
ditemukan serviks yang memerah dengan erosi dan sekret mukopurulen (Daili,
2009). Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui
anus (lubang dubur) bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan
tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di
sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding
rektum penderita. Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan
seorang penderita gonore bisa menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis
gonokokal). Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang
menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. Jika cairan yang
terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar (konjungtivitis
gonore) (Basuki, 2010).
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 5 tahapan (Djuanda, 2005) yaitu:
a) Sediaan Langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan ditemukan
gonokokus Gram-negatif, intraselular atau ekstraselular. Bahan duh tubuh pada

13

pria diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari
uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum.
b) Kultur
Pada identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media
yang dapat digunakan :
1. Media Transpor
2. Media Tumbuhan
Contoh Media Transport:
Media Stuart
Hanya untuk transport saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media
pertumbuhan
Media Transgrow
Media ini selektif dan nutritif untuk N. gonorrhoeae dan N. meningitidis: dalam
perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan media
transport dan media pertumbuhan, sehingga tidak perlu ditanam pada media
pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer Martin dengan
menambahkan trimetoprin untuk mematikan proteus spp.
Contoh Media Pertumbuhan:
Mc Leods Chocolate Agar
Berisi agar coklat, agar serum dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kumankuman yang lain juga dapat tumbuh.
Media Thayer Martin
Media ini selektif untuk mengisolasi gonokokus, mengandung vankomisin untuk
menekan pertumbuhan kuman Gram-positif, kolestimetat untuk menekan
pertumbuhan bakteri Gram-negatif, dan nistatin untuk menekan pertumbuhan
jamur.
Modified Thayer Martin agar
Isinya ditambah dengan trimetropim untuk mencegah pertumbuhan kuman
proteus sp.
c) Tes definitif
Tes definitif ini terdiri dari 2 macam yaitu :
1. Tes Oksidasi
Reagen oksidasi yang mengandung larutan

tetrametil-p-fenilendiamin

hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokokus penderita. Semua Neisseria


member reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening
berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.

14

2. Tes Fermentasi
Setelah tes oksidasi positif, dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa,
maltose, dan sukrosa. Kuman gonokokus hanya meragikan glukosa.
d) Tes Beta-Laktamase
Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc.
BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan
perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim
beta-laktamase.
e) Tes Thomson
Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah
berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada
waktu itu adalah pengobatan setempat.
Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan:
1. Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi
2. Urin dibagi dalam 2 gelas
3. Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II
Syarat mutlak adalah kandung kencing harus mengandung air seni paling
sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar dinilai
karena baru menguras uretra anterior dan belum menguras uretra posterior jadi
pengambilan air seni harus dilakukan kembali.
Kemungkinan hasil Pembacaan pada tes Thompson:
Gelas I

Gelas II

Arti

Jernih

jernih

tidak ada infeksi

Keruh

jernih

infeksi uretritis anterior

Keruh

keruh

panuretritis

Jernih

keruh

tidak mungkin

2. Klamidiasis
Chlamydiasis adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui kontak
seksual dengan orang yang terinfeksi. Chlamydia adalah salah satu penyakit
menular seksual yang paling umum (STD), lebih dari 50 juta kasus terjadi di
seluruh dunia dan sekitar tiga juta kasus terjadi di Amerika Serikat setiap
tahunnya. Setiap orang yang aktif secara seksual dapat terinfeksi dengan klamidia.
Paling sering, klamidia terjadi pada remaja dan dewasa muda (usia 15-24) yang

15

memiliki pasangan seks baru atau ganda dan yang tidak secara konsisten
menggunakan kondom atau kontrasepsi penghalang lainnya. Chlamydia menular
melalui kontak seksual. Ini termasuk penis ke vagina atau penis ke kontak rektum.
Hal ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kelahiran.
Karena sekitar 75 persen wanita dan 50 persen pria tidak memiliki gejala,
kebanyakan orang terinfeksi klamidia tidak menyadari infeksi mereka dan
mungkin tidak mencari perawatan kesehatan. Jika laki-laki memiliki gejala,
mereka mungkin termasuk uretritis (gatal dan / atau terbakar saat buang air kecil)
dan debit dari penis dalam jumlah kecil atau sedang. Jika perempuan memiliki
gejala, mereka mungkin termasuk keputihan dan nyeri buang air kecil. Seorang
laki-laki yang terinfeksi memiliki peluang 25% per seksual penularan infeksi ke
perempuan yang tidak terinfeksi. Klamidia dapat menyebar secara vertikal juga.
Tingkat penularan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang baru lahir adalah 5060%, menyebabkan konjungtivitis (dalam banyak kasus) atau pneumonia (pada
10-20% kasus).
Infeksi pada saluran genital adalah presentasi klinis yang paling umum.
Masa inkubasi 1-3 minggu. Sekitar 50% dari laki-laki yang terinfeksi dan 80%
dari perempuan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala, tetapi infeksi dapat
menyebabkan servisitis mukopurulen pada wanita dan uretritis pada laki-laki.
Ascending infeksi dapat menyebabkan PID pada wanita dan merupakan penyebab
paling umum dari epididimitis pada pria muda dari 35 tahun. Wanita dengan PID,
5-10% mengembangkan perihepatitis (yaitu, Fitz-Hugh-Curtis syndrome). Faktor
risiko spesifik untuk infeksi klamidia adalah sebagai berikut: kulit putih ras,
beberapa pasangan seksual atau pasangan seks baru, usia 15-24 tahun (terutama
usia yang lebih muda dari 19 tahun), buruk sosial ekonomi (misalnya,
tunawisma), tunggal status perkawinan, dan intercourse tanpa kontrasepsi
penghalang. Pada pria gejala-gejala klamidiasis yang timbul adalah : sensasi
terbakar saat buang air kecil, discharge dari penis atau dubur, testis nyeri atau
sakit, dan rektal debit atau sakit
Chlamydia dapat dengan mudah diobati dan disembuhkan dengan
antibiotik. HIV-positif dengan klamidia harus menerima perlakuan yang sama
dengan mereka yang HIV-negatif. Orang dengan klamidia harus menjauhkan diri

16

dari berhubungan seks selama tujuh hari setelah antibiotik dosis tunggal, atau
sampai selesai kursus tujuh hari antibiotik, untuk mencegah penyebaran infeksi
kepada mitra.

BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
Dari anamnesa, gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan
penunjang pasien maka hipotesis akhirnya adalah pasien tersebut terkena penyakit
gonore.

17

BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS

18

Kencing bernanah

Klamidiasis

Gonore

Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik

Anamnesa
KU : keluar nanah pada saat kencing

Kesadaran : Kompos mentis

RPS :

Tanda vital :

-Kencing bernanah berwarna kekuningan sejak 3 hari yang


- Tek.lalu
Darah 140/90mmHg
-Saat kencing terasa panas sejak 4 hari yg lalu
-Badan tdk enak dan pinggang terasa pegal

- Frek. Nadi 66 x/mnt


- Frek. Pernafasan 20 x/mnt

-Berhubungan seks dengan purel sekitar 1minggu yang lalu - Suhu 37o C
RPD :
-Sering sakit seperti ini

Kepala, toraks, abdomen, ekstremitas dalam batas normal


Orificium urethra externum : keluar nanah putih pekat saat penis

-Biasa minum obat Penbritin atau Super Tetra sehingga langsung sembuh
RPKeluarga :
-Tidak ada yang seperti ini
-Istri menderita keputihan lama
RPribadi dan Sosial Ekonomi :
-Amat flamboyant dan suka jaimPernah terpilih sebagai kepala desa teladan
-Tinggal dengan istri simpanan

19

BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
1. Pengobatan
Seperti penyakit menular lainnya, penderita gonore harus mendapatkan
pengobatan sejak dini. Secara epidemologis pengobatan yang dianjurkan
adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang dapat dipakai
antara lain:
1. Penisilin
Obat golongan pinisilin yang efektif adalah penisilin prokain G
akua, dengan dosis 4,8 juta unit + 1 gram probenisid. Obat ini dapat
menutupi gejala gonore. Kontraindikasinya adalah alergi pinisilin (Suharno,
1981).
2. Ampisilin dan Amoksisilin
Ampisilin dosisnya adalah 3,5 gram +1 gram probenesid, dan
amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid. Angka kesembuhan pada tahun

20

1987

hanya

bisa

mencapai

61,4%

sehingga

tidak

dianjurkan.

Kontraindikasinya adalah alergi penisilin. Pada daerah dengan Neisseria


gonorrhoeae penghasil penisilinase (N.G.P.P) yang tinggi, penisilin,
ampisilin, dan amoksisilin tidak dianjurkan.
3. Sefalosporin
Seftriakson (sefalosporin generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis
250 mg i.m. atau sefoperazon dengan dosis 0.50 sampai 1.00 g secara
intramuscular.
4. Spektinomisin
Dosis yang digunakan untuk terapi gonore adalah 2 gram i.m, baik
untuk penderita yang alergi penisilin, yang mengalami kegagalan dengan
pengobatan penisilin, dan terhadap penderita yang juga penderita sifilis
karena obat ini tidak menutupi gejala sifilis.

5. Kanamisin
Dosis yang digunakan 2 gram i.m. angka kesembuhan pada tahun
1985 adalah 85%. Baik untuk penderita yang alergi penisilin, gagal dengan
pengobatan penisilin dan penderita sifilis.
6. Tiamfenikol
Dosisnya 3,5 gram dan diberikan secara oral. Angka kesembuhan
pada tahun 1988 adalah 97,7%, namun tidak dianjurkan pada wanita hamil.
7. Kuinolon
Obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 250500 mg, dan norfloksasin 800 mg secara oral. Angka kesembuhan tahun 1992
yakni 100%. Mengingat pada beberapa tahun terakhir ini resistensi terhadap
siprofloksasin dan ofloksasin semakin tinggi, maka golongan kuinolon yang
dianjurkan adalah levofloksasin 250 mg per oral dosis tunggal.
2. Pencegahan
1. Jangan berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
2. Apabila mengalami keluhan segera periksa ke dokter
3. Apabila bila ingin melakukan sexual lebih baik menggunakan kondom

21

BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
1. Prognosis
Infeksi gonorrhea yang belum menyebar ke aliran darah atau daerah lain
hampir selalu dapat disembuhkan dengan antibiotik. Gonorrhea yang telah
menyebar merupakan infeksi yang lebih serius tetapi hampir selalu membaik
dengan pengobatan.
2. Komplikasi
Pada wanita:
-

Salpingitis (luka pada tuba fallopii), yang dapat menimbulkan masalah

pada kehamilan (kehamilan ektopik)


Pelvic inflammatory disease
Infertilitas (tidak dapat hamil)
Wanita hamil dengan gonorrhea berat dapat menularkan penyakitnya pada
bayi pada saat di rahim atau saat melahirkan

Pada pria:
-

Luka atau penyempitan urethra (striktura urethra)


Abses (nanah di sekitar urethra)

Pada pria dan wanita:


-

Infeksi persendian
Infeksi katup jantung
Meningitis

22

BAB XI
DAFTAR PUSTAKA
Daili, S.F. Sexually transmitted diseases di Indonesia. Penataran kepala rumah
sakit tipe C seluruh Indonesia (Jakarta. 2009)
Djuanda A. Hamzah M. and Aisah S. 2005, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi 4, 367-377. FKUI, Jakarta.
Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi.Perpustakaan Nasional RI :Katalog Dalam
Terbitan.2000,107-117
Suharno Josodiwondo; Tubagus Suhud and Suharto : Kanamycin therapy for
gonococcal urethritis pstient due to PPNG strain S.E. asian and Western
Pacific Region Conference and Second Regional Meeting of the
International Union Againts the Venereal Disease and Treponematosis in
Christchuch (New Zealand 23-26 October 1981).
Ganong, F.William.2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
http://nursingbegin.com/anatomi-dan-fisiologi-buli/, (20-12-2012)
http://www.scribd.com/doc/37818920/anatomi-prostat, (20-12-2012)
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001345.htm, (22-12-2012)

Anda mungkin juga menyukai