Anda di halaman 1dari 6

Journal of Research and Technologies, Vol.

1 (2015): 06-11
ISSN No. XXX XXXX XXXX

STUDI PIROLISIS BAN BEKAS MENJADI CARBON BLACK


Nove Kartika Erliyanti*, Susianto, dan Ali Altway
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111
Telp : (031) 5946240, Fax : (031) 5999282
*E-mail : evon_phe@ymail.com
Abstract
Lately the large amount of waste tires is world environmental problem, including in
Indonesia. Various studies have been carried out to overcome these problems, one of
which is a pyrolysis process. The purpose of this research is to study the effect of heating
rate, particle size, pyrolysis time, and temperature on the yield of carbon black. Pyrolysis
process is done using a semi-batch unstirred reactor, with a capacity of 1150 cm3,
equipped with a condenser. Reactor is operated at a pressure of 1 atm, rate of nitrogen at
1 liter/min, and 30 grams scrap of waste tires. The research variables are heating rate
(10-20C/min), particle size (-10/+16 mesh, -16/+20 mesh, and -20/+30 mesh), pyrolysis
time (30-90 minutes), and temperature (400-600C). Heating rate, particle size, pyrolysis
time, and temperature have a significant influence on the yield of carbon black. The
highest yield (86.80%) generated at the heating rate of 10 C/min, the particle size of
-10/+16 mesh, pyrolysis time of 30 minutes, and temperature of 400oC .
Keywords: pyrolysis, waste tires, carbon black
1.

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini limbah ban merupakan


masalah lingkungan yang cukup besar di dunia,
termasuk di Indonesia. Ban bekas ini sulit
didegradasi secara biologis, sehingga harus
didaur ulang supaya tidak menimbulkan
masalah
lingkungan.
Galvagno
(2002)
menyebutkan
bahwa
ban
mempunyai
kandungan komposisi unsur karbon sebesar
85.16%. Selain terdiri dari karbon, ban yang
merupakan hasil sintetik juga mengandung
senyawa lainnya seperti belerang, cadmium (2.9
ppm), zink oksida (ZnO), chromium (49.4
ppm), dan timah (11 ppm). Martinez dkk (2013)
menyebutkan bahwa ban terdiri dari karet alam
(NR), dan karet sintetis (SR) seperti butyl
rubber (BR), dan kopolimer stirena-butadiena
(SBR). Jumlah ban bekas di dunia dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan yang cukup
signifikan seiiring dengan bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor. Jumlah ban bekas
pada tahun 2012 diperkirakan akan meningkat
di atas 17 ton per tahun. Berdasarkan data
Depperin, total produksi ban nasional mencapai

42 juta unit per tahun dari total kapasitas 45 juta


unit. Sebagian besar ban hanya dibuang di
tempat
terbuka
dan
belum
banyak
dimanfaatkan. Selama ini pemanfaatan ban
bekas hanya untuk kerajinan, ditimbun,
divulkanisir, dan dibakar. Pemanfaatan ban
bekas tersebut tidak menyelesaikan masalah
dalam menanggulangi tumpukan ban yang ada.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha
untuk mengubah ban bekas menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat, salah satunya dengan
proses pirolisis.
Pirolisis dapat didefinisikan sebagai
dekomposisi thermal material organik pada
suasana inert (tanpa kehadiran oksigen) pada
suhu tinggi dan terurai menjadi molekul yang
lebih kecil. Produk pirolisis berupa gas, cair,
dan padat (carbon black). Konversi dan yield
dari produk pirolisis tergantung pada proses
pirolisis itu sendiri. Proses pirolisis dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu suhu pirolisis, laju
pemanasan, ukuran partikel, kadar air bahan,
waktu pirolisis, dan komposisi bahan baku.

Journal of Research and Technologies, Vol.1 (2015): 06-11


ISSN No. XXX XXXX XXXX
Beberapa peneliti terdahulu meneliti
pirolisis ban bekas untuk mengetahui pengaruh
kondisi operasi terhadap yield produk padat dan
cair. Peneliti-peneliti tersebut diantaranya yaitu
Roy dkk (1999) melakukan pirolisis dari ban
bekas truk untuk menghasilkan produk-produk
minyak dan carbon black pada suhu 480-520 oC
pada kondisi tekanan vakum dan atmosfer.
Barbooti dkk (2004) mengevaluasi kondisi
optimum pirolisis dari skrap ban untuk
memproduksi carbon black pirolitik dan
minyak yang dilakukan pada reaktor fixed bed
yang dipanaskan pada furnace. Chang (1996)
melakukan studi pirolisis dari ban bekas (dalam
dan luar) untuk mengetahui pengaruh suhu
terhadap degradasi dan yield produk.
Penelitian proses pirolisis ban bekas
untuk mengambil produk gasnya telah
dilakukan oleh Leung dkk (2002) yang
mengkaji pirolisis dari serbuk ban bekas dengan
laju pemanasan yang tinggi pada suhu 5001000 oC dengan waktu tinggal yang berbeda.
Barbooti dkk (2004) mengevaluasi kondisi
optimum pirolisis dari skrap ban untuk
memproduksi carbon black pirolitik dan
minyak yang dilakukan pada reaktor fixed bed
yang dipanaskan pada furnace.
Selain itu beberapa peneliti terdahulu
meneliti proses pirolisis untuk mengambil
produk cairnya, diantaranya yaitu Rachmat dkk
(2005) melakukan studi pengaruh temperatur
terhadap distribusi produk dan sifat fisik produk
cair pirolisis ban bekas pada kondisi vakum
yang dilakukan pada furnace silinder vertikal.
Damayanthi dkk (2007) melakukan penelitian
pirolisis untuk membuat bahan bakar cair
dengan memanfaatkan limbah ban bekas
menggunakan katalis zeolit Y dan ZSM-5 pada
temperatur pirolisis 450-600 oC dengan
menggunakan reaktor fixed bed. Lopez dkk
(2010) melakukan studi pirolisis ban bekas
secara kontinyu pada conical spouted bed
reaktor dan dibandingkan dengan menggunakan
reaktor batch terhadap yield cair. Makibar dkk
(2011) mempelajari hidrodinamik dan kinerja
perpindahan panas pada conical spouted bed
reaktor skala pilot plant serta mempelajari
pengaruh suhu, laju perpindahan panas dalam
reaktor.
Beberapa penelitian pirolisis ban bekas
yang telah dilakukan sebelumnya sebagian
besar mempelajari pengaruh suhu dan waktu
pirolisis terhadap yield produk cair. Pada
kenyataannya, selain suhu dan waktu pirolisis,
faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pirolisis adalah laju pemanasan, ukuran


partikel, kadar air bahan, dan komposisi bahan
baku. Produk pirolisis selain produk cair, juga
menghasilkan produk padat (carbon black), dan
produk gas. Dari uraian tersebut, maka akan
dilakukan penelitian pirolisis ban bekas menjadi
carbon black dengan mengkaji pengaruh laju
pemanasan, ukuran partikel, waktu pirolisis,
dan suhu pirolisis terhadap besarnya yield
carbon black yang dihasilkan.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian pirolisis ban bekas menjadi
carbon black dilakukan dalam sistem yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Ban bekas yang
digunakan adalah ban bekas luar mobil
penumpang merk bridgestone. Sistem pirolisis
terdiri dari alat utama dan alat pendukung. Alat
utama pada penelitian ini adalah sebuah reaktor
semi batch. Alat pendukung pada penelitian ini
terdiri dari (1) pemasok gas nitrogen yang
dilengkapi dengan rotameter, (2) electric
heater, (3) kondensor, (4) termokopel, dan (5)
penampung produk. Reaktor pada penelitian ini
adalah reaktor semi batch stainless steel
unstirred berbentuk silinder dengan diameter
reaktor 3 inchi dan panjang reaktor 25 cm.
Reaktor ini dilengkapi dengan tempat sampel
yang berupa gelas stainless steel yang memiliki
diameter dalam 5 cm, tebal 0.5 cm, dan panjang
10 cm.
Tahap pertama ban bekas dicuci dengan
air bersih. Ban bekas yang telah bersih,
kemudian dihilangkan dari unsur baja,
kemudian dijemur untuk menghilangkan kadar
airnya. Ban bekas yang telah dijemur dikecilkan
ukurannya dengan cara diparut. Ban bekas yang
telah diparut, diayak untuk memperoleh ukuran
-10/+16 mesh, -16/+20 mesh, dan -20/+30
mesh. Partikel ban bekas yang telah dihaluskan
selanjutnya ditimbang sebanyak 30 gram dan
dimasukkan ke dalam gelas sampel, selanjutnya
dimasukkan ke dalam reaktor. Nitrogen
dialirkan ke dalam reaktor dengan rate 1 dm 3
min-1 dengan tujuan untuk menghilangkan
oksigen yang ada dalam reaktor, selanjutnya
reaktor dipanaskan menggunakan electric
heater sampai suhu sesuai variabel (400, 500,
atau 600 oC). Proses pirolisis berlangsung
selama 30, 60, dan 90 menit serta laju
pemanasan 10, 15, dan 20 oC/menit. Waktu
7

Journal of Research and Technologies, Vol.1 (2015): 06-11


ISSN No. XXX XXXX XXXX
pirolisis dimulai pada saat suhu pirolisis
tercapai dan dipertahankan sampai waktu yang
telah
ditentukan.
Sebuah
kondensor
dihubungkan ke reaktor yang berfungsi
merubah fase uap menjadi fase cair dari produk
pirolisis. Kondensor juga terhubung ke
penampung produk cair dan penampung gas.
Uap yang dihasilkan melewati kondensor untuk
didinginkan sampai suhu sekitar 30 oC, uap
yang terkondensasi berupa produk cair dan
ditampung pada penampung produk cair.
Produk yang tidak terkondensasi dilewatkan
kondensor dan dikumpulkan secara keseluruhan
ke dalam penampung gas. Semua eksperimen
dioperasikan pada tekanan 1 atmosfir.
Pengambilan sampel dilakukan setelah
eksperimen selesai dilakukan, kemudian
dianalisis pengaruh suhu, laju pemanasan,
waktu pirolisis, dan ukuran partikel yang
digunakan terhadap yield carbon black yang
dihasilkan. Yield didefinisikan sebagai jumlah
carbon black yang dihasilkan selama proses
pirolisis terhadap jumlah sampel ban bekas
yang dinyatakan dengan persen.

3. Reaktor pirolisis
4. Sampel
5. Electric heater
6. Thermocuple
7. Panel control

10. Outlet air pendingin


11. Thermometer
12. Penampung liquid
13. Penampunga gas

3. HASIL DAN DISKUSI

3.1 Analisis Bahan Baku


Bahan baku yang berupa serbuk ban bekas
dianalisis ultimate (ASTM D-5373-08), total
sulfur (ASTM D-4239-08), dan proximate
(ASTM D-5142-09) dengan tujuan untuk
mengetahui komposisi awal yang terkandung
pada ban bekas. Hasil analisa ultimate (ASTM
D-5373-08) bahan baku yang berupa serbuk ban
bekas ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Analisis Ultimate Bahan Baku
Parameter
Analisis

Satuan

Hasil
Analisis

Standar Metode
Analisis

Moisture

1.41

ASTM D-5373-08

Ash

4.10

ASTM D-5373-08

Carbon (C)

81.93

ASTM D-5373-08

Hidrogen (H)

6.27

ASTM D-5373-08

Nitrogen (N2)

0.00

ASTM D-5373-08

Total Sulfur (S)

2.34

ASTM D-4239-08

Oksigen (O2)

3.95

By difference

Hasil analisis proximate (ASTM D-514209) bahan baku ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Analisis Proximate Bahan Baku
Parameter
Analisis

Gambar 1. Diagram Alir Sistem Eksperimental


Pirolisis Ban Bekas

Keterangan gambar :
1. Tabung Nitrogen
2. Rotameter gas

8. Kondensor
9. Inlet air pendingin

Satuan

Hasil
Analisis

Standar Metode
Analisis

Moisture
Content

1.41

ASTM D-5142-09

Volatile
Matter

59.49

ASTM D-5142-09

Ash Content

4.10

ASTM D-5142-09

Fixed Carbon

35.00

ASTM D-5142-09

3.2 Pengaruh Laju Pemanasan dan Ukuran


Partikel terhadap Yield Carbon Black
Pada penelitian proses pirolisis ban bekas
menjadi carbon black ditentukan laju
pemanasan sebesar 10, 15, dan 20 oC/menit
serta ukuran partikel yang digunakan adalah
-10/+16, -16/+20, dan -20/+30 mesh. Laju
pemanasan dilakukan dengan cara mengatur
8

Journal of Research and Technologies, Vol.1 (2015): 06-11


ISSN No. XXX XXXX XXXX

90
88
86
84

YIELD (%)

82
80
78
76

Ukuran Partikel -10/+16 mesh


Ukuran Partikel -16/+20 mesh
Ukuran Partikel -20/+30 mesh

74
72
70

10

12

14

16

18

20

22

LAJ U PEMANASAN ( C/MENIT)

Gambar 2. Pengaruh Laju Pemanasan dan Ukuran


Partikel terhadap Yield Carbon Black

3.3 Pengaruh Waktu Pirolisis dan Ukuran

Partikel terhadap Yield Carbon Black


Pada penelitian proses pirolisis ban bekas
menjadi carbon black ditentukan waktu
pirolisis 30, 60, dan 90 menit serta ukuran
partikel yang digunakan adalah -10/+16,
-16/+20, dan -20/+30 mesh. Waktu pirolisis
dimulai pada saat suhu pirolisis tercapai dan
dipertahankan sampai waktu yang telah
ditentukan sesuai variabel penelitian. Pengaruh
waktu pirolisis dan ukuran partikel ditunjukkan
pada Gambar 3.
90
89
88
87
86

Ukuran P artikel -10/+16 mesh


Ukuran P artikel -16/+20 mesh
Ukuran P artikel -20/+30 mesh

85

YIELD (%)

kuat arus listrik. Pengaruh laju pemanasan dan


ukuran partikel ditunjukkan pada Gambar 2
Pada Gambar 2 dapat diketahui bahwa
semakin tinggi laju pemanasan maka % yield
yang dihasilkan memiliki kecenderungan turun.
Pada Gambar 2 dapat diketahui juga bahwa
semakin kecil ukuran partikel, maka % yield
yang dihasilkan memiliki kecenderungan turun.
Persen (%) yield carbon black tertinggi
diperoleh pada laju pemanasan 10 oC/menit
pada ukuran partikel -10/+16 mesh yaitu
sebesar 86.80%. Hal ini menunjukkan bahwa
laju
pemanasan
mempengaruhi
proses
dekomposisi thermal selama proses pirolisis
terjadi. Selain itu, laju pemanasan juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi
pada sampel ban bekas. Semakin tinggi laju
pemanasan, maka dekomposisi thermal yang
terjadi cenderung semakin sempurna, dan panas
yang dihasilkan dapat mengalir dan menembus
sampai ke bagian dalam pori-pori ban bekas,
sehingga % yield carbon black yang dihasilkan
cenderung semakin turun.
Ukuran partikel yang besar dengan laju
pemanasan yang rendah mepengaruhi % yield
carbon black. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
ukuran partikel yang besar dan laju pemanasan
yang rendah, panas yang dihasilkan hanya dapat
mengalir dan menembus pada kedalaman
tertentu sampel ban bekas, sehingga
dekomposisi thermal kurang sempurna. Ukuran
partikel yang kecil dengan laju pemanasan yang
rendah mengalami dekomposisi thermal lebih
sempurna karena panas yang dihasilkan dapat
mengalir dan menembus sampai ke bagian
dalam pori-pori sampel ban bekas.

84
83
82
81
80
79
78
77
76
75

Gambar
3.30Pengaruh
Waktu
Pirolisis
20
40
50
60
70 dan
80Ukuran
90
PartikelWAKTU
terhadap
Yield(MENIT)
Carbon Black
PIROLISIS

100

Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa


semakin lama waktu pirolisis maka % yield
yang dihasilkan memiliki kecenderungan turun.
Pada Gambar 3 dapat diketahui juga bahwa
semakin kecil ukuran partikel, maka % yield
yang dihasilkan memiliki kecenderungan turun.
Persen (%) yield carbon black tertinggi
diperoleh pada waktu pirolisis 30 menit pada
ukuran partikel -10/+16 mesh yaitu sebesar
86.80%. Hal ini mengindikasikan bahwa waktu
pirolisis mempengaruhi proses dekomposisi
thermal dan devolatilisasi yaitu zat yang mudah
menguap (volatile matter) keluar dari dalam
sampel ban bekas selama proses pirolisis
terjadi. Semakin singkat waktu pirolisis, maka
dekomposisi thermal kurang sempurna dan
volatile matter belum menguap secara
keseluruhan.
Ukuran partikel yang besar dengan waktu
pirolisis yang singkat mempengaruhi % yield
carbon black. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
ukuran partikel yang besar dan waktu pirolisis
yang singkat dekomposisi thermal kurang
sempurna sehingga panas yang dihasilkan pada
waktu pirolisis yang tersedia hanya dapat
menembus pada kedalaman tertentu dari sampel
ban bekas serta zat yang menguap belum
9

Journal of Research and Technologies, Vol.1 (2015): 06-11


ISSN No. XXX XXXX XXXX
banyak. Ukuran partikel yang kecil dan waktu
pirolisis yang singkat mengalami dekomposisi
thermal lebih sempurna jika dibandingkan
dengan ukuran partikel yang besar karena panas
yang dihasilkan dapat menembus sampai ke
bagian dalam pori-pori sampel ban bekas.
3.4 Pengaruh Suhu Pirolisis dan Ukuran
Partikel terhadap Yield Carbon Black
Pada penelitian proses pirolisis ban bekas
menjadi carbon black ditentukan suhu pirolisis
400, 500, dan 600 oC serta ukuran partikel yang
digunakan adalah -10/+16, -16/+20, dan
-20/+30 mesh. Pengaruh suhu pirolisis dan
ukuran partikel ditunjukkan pada Gambar 4.

4.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju
pemanasan, ukuran partikel, waktu pirolisis,
dan suhu pirolisis memiliki pengaruh terhadap
% yield carbon black. Persen (%) yield carbon
black tertinggi dihasilkan pada laju pemanasan
10 oC/menit, ukuran partikel -10/+16 mesh,
waktu pirolisis 30 menit, dan suhu pirolisis 400
o
C yaitu sebesar 86.80 %.

90
85

Ukuran Partikel -10/+16 mesh


Ukuran Partikel -16/+20 mesh
Ukuran Partikel -20/+30 mesh

80
75
70

YIELD (%)

menembus sampai ke bagian dalam pori-pori


ban bekas, sehingga % yield carbon black yang
dihasilkan cenderung semakin turun.
Ukuran partikel yang besar dengan suhu
pirolisis yang rendah mempengaruhi % yield
carbon black. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
ukuran partikel yang besar dan suhu pirolisis
yang rendah, panas yang dihasilkan hanya dapat
mengalir dan menembus pada kedalaman
tertentu saja dari sampel ban bekas, sehingga
dekomposisi thermal kurang sempurna. Ukuran
partikel yang kecil dengan suhu pirolisis yang
rendah mengalami dekomposisi thermal lebih
sempurna karena panas yang dihasilkan dapat
mengalir dan menembus sampai ke bagian
dalam pori-pori sampel ban bekas.

65
60
55
50
45
40
35
30

400

450

500

550

600

PIROLISIS
( C)dan Ukuran
Gambar 4. PengaruhSUHU
Suhu
Pirolisis
Partikel terhadap Yield Carbon Black
o

Pada Gambar 4 dapat diketahui bahwa


semakin tinggi suhu pirolisis maka % yield
yang dihasilkan memiliki kecenderungan turun.
Pada Gambar 4 dapat diketahui juga bahwa
semakin kecil ukuran partikel, maka % yield
yang dihasilkan memiliki kecenderungan turun.
Persen (%) yield carbon black tertinggi
diperoleh pada suhu pirolisis 400 oC pada
ukuran partikel -10/+16 mesh yaitu sebesar
86.80%. Hal ini menunjukkan bahwa suhu
pirolisis mempengaruhi proses dekomposisi
thermal selama proses pirolisis terjadi. Suhu
pirolisis juga mempengaruhi perpindahan panas
yang terjadi pada sampel ban bekas. Semakin
tinggi suhu pirolisis, maka dekomposisi thermal
yang terjadi cenderung semakin sempurna, dan
panas yang dihasilkan dapat mengalir dan
Huang, K., Hua, G. K., Hua, T. Li., Bin, Z. Z.,
Fang, Z. C., (2005), A Comparison of
Surface Morphology and Chemistry of

DAFTAR PUSTAKA
Barbooti, M., Mohamed, J. T., Hussain, A. A,
Abas, O. F., (2004), Optimization of
Pyrolysis Conditions of Scrap Tires
Under Inet Gas Atmosphere, Journal
of Analytical and Applied Pyrolysis,
72 : 165 - 170.
Chang Min-Yu, (1996), On Pyrolysis of Waste
Tire: Degradation Rate and Product
Yields, Resources, Conservation and
Recycling, 17 : 125 - 139.
Damayanti, R., Martini, R., (2007), Proses
Pembuatan Bahan Bakar Cair dengan
Memanfaatkan Limbah Ban Bekas
Menggunakan Katalis Zeolit Y dan
ZSM 5, Skripsi Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro.
Galvagno, S., Casu, S., Casabianca, T.,
Calabrese, A., Cornacchia, G., (2002),
Pyrolysis Process for The Treatment of
Scrap Tyres : Preliminary Experimental
Results, Waste Management, 22 : 917
23.
Pyrolytic
Carbon
Black
with
Commercial Carbon Blacks, Powder
Technology, 160 : 190 -193.
10

Journal of Research and Technologies, Vol.1 (2015): 06-11


ISSN No. XXX XXXX XXXX
Lestari,

D., (2007), Pembuatan dan


Karakterisasi Karbon Aktif dari Ban
Bekas dan Penggunaannya untuk
Penyerapan Ion-Ion Logam dalam
Larutan, Skripsi Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik iBrahim.
Leung, D. Y. C., Yin, X. L., Zhao, Z. L., Xu, B.
Y., Chen, Y., 2002, Pyrolysis of Tyre
Powder : Influence of Operation
Variables on The Composition and
Yields of Gaseous Product, Fuel
Processing Technology, 79 : 141 155.
Lopez, G., Olazar, M., Aquado, R., Bilbao, J.,
(2010), Continuous Pyrolysis of Waste
Tyres in A Conical Spouted Bed
Reactor, Fuel, 89: 1946 1952.
Makibar, J., Akarregi, A. R. F., Alava, I., Cueva,
I., Lopez, G., Olazar, M., (2011),
Ivestigation on Heat Transfer and
Hydrodynamics
Under
Pyrolysis
Conditions of a Pilot Plant Draft Tube
Conical Spouted Bed Reactor,
Chemical
Engineering
and
Processing : Process Intensification, 50
: 790 798.
Martinez, J. D., Puy, N., Murillo, R., Garcia, T.,
Navarro, M. V., Mastral, A. M., (2013),
Waste Tyre Pyrolysis A Review,
Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 23: 179 213.
Miranda, M., Pinto, F., Gulyurtlu, I., Cabrita, I.,
(2013), Pyrolysis of Rubber Tyres

Waste : A Kinetic Study, Fuel, 103 :


542 543.
Naimah, S., Nuraeni, C, Rumondang, I., Jati, B.
N., Ermawati, R., (2012), Dekomposisi
Limbah Plastik Polypropylene dengan
Metode Pirolisis, Jurnal Sains Materi
Indonesia, Vol.13 : 226 - 229.
Othmer, D. F., Femstrom, G. A, (1943),
Distillation of Bagac, Inden.Chem,
35: P.297 301.
Quek, A., Balasubramanian, R., (2012),
Mathematical Modelling of Rubber
Tire Pyrolysis, Journal of Analytical
and Applied Pyrolysis, 95: 2.
Rachmat, A., Hasanuddin, A., Krisna, (2005),
Pengaruh
Temperatur
terhadap
Distribusi Produk dan Sifat Fisik
Produk Pirolisis Ban Karet Bekas pada
Atmosfir Vakun dan N2, Skripsi
Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Sriwijaya.
Roy, C., Challa, A., Darmstadst, H., (1999),
The Vacuum Pyrolysis of Used Tires
End Uses for Oil and Carbon Black
Products, Journal of Analytical
Applied Pyrolysis, 51: 201 221.
Scheirs, J., Kaminsky, W., (2006), Feedstock
Recycling and Pyrolysis of Waste
Plastics: Converting Waste Plastics Into
Diesel and Other Fuels, John Willey
and Son, Ltd., New York.

11

Anda mungkin juga menyukai